76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengaturan tentang pencemaran udara dalam hukum nasional dan
internasional dapat dilihat dari beberapa undang – undang dan beberapa deklarasikonvensi yang telah ada. Untuk hal pencemaran udara dalam
hukum nasional diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, dan Undang – undang No. 24
Tahun 2014 tentang Pengesahan Asean Agreement on Transboundary Haze Pollution Persetujuan Asean Tentang Pencemaran Asap Lintas
Batas . Pencemaran udara juga berhubungan dengan masalah lingkungan hidup. Jadi, hal ini juga dapat mengacu pada Undang – undang No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada tingkat hukum internasional, dapat dilihat pada beberapa konvensi
dan deklarasi. Seperti halnya dalam Konferensi Stockholm 1972 yang menjelaskan bahwa setiap negara berhak untuk mengeksploitasi sumber
daya alamnya dan memastikan juga tidak merusak linmgkungannya. Hubungannya dengan Indonesia adalah bahwa untuk mengeksploitasi
hutan haruslah dengan cara yang baik dan tidak merusak dengan cara membakar hutan. Deklarasi Rio 1992 juga menjelaskan dalam prinsip
kehutanan bahwa untuk mengeksploitasi hutan harus dengan
Universitas Sumatera Utara
77
caraberkelanjutan. Dalam Konvensi Jenewa 1979 yang dimaksud dalam Pasal
2yaitu setiap negara harus menghindaridan melindungi lingkungan hidup dari pencemaran udara lintas batas.AATHP, persetujuan Asean ini sangat
penting bagi Indonesia dalam hal pengaturan pencemaran udara lintas batas.
2. Akibat yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
sangat banyak. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia selalu menghasilkan kabut asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kabut asap yang sangat besar yang dihasilkan akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia ini jauhnya mencapai sampai negara – negara
tetangga, yang kemudian disebut sebagai pencemaran udara lintas batas. Berakibat buruk juga bagi negara – negara yang terkena dampak polusi
udara. Pencemaran udara lintas batas menimbulkan dampak negatif bagi sosial dan ekonomi bagi negara yang terkena hal tersebut.
3. Tanggung jawab Indonesia dalam hal kebakaran hutan dan lahan yang
mengakibatkan pencemaran udara lintas batas sudah dilakukan dengan berbagai langkah – langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Salah satu kebijakan terbaru yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan mengeluarkan Inpres Nomor 11 Tahun 2015 yang pada intinya
menginstruksikan kepada instansi pemerintahan untuk bekerjasama dalam menanggulangi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan
lahan di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga membentuk suatu badan
Universitas Sumatera Utara
yang melakukan koordinasi dan memfasilitasi wilayah gambut di berbagai Provinsi Indonesia yang disebut sebagai Badan Restorasi
Gambut.
B. Saran