Pemeriksaan mikroskopik Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tanaman

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI dan Pusat Penelitian Oseanografi di Jakarta.Hasil dari identifikasi tersebut adalah talus rumput laut coklat Sargassum ilicifoliumTurner C. Agard, divisi Phaeophyta, kelas Phaeophyceae, bangsa Fucales, suku Sargassaceae dan marga Sargassum. 4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik rumput laut coklat Sargassum illicifolium Turner C. Agard adalah berbentuk talus, berwarna coklat kehitaman, berbau khas dan tidak berasa.

4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rumput laut coklat Sargassum illicifolium Turner C. Agardmemperlihatkan adanya sel parenkim, sel parenkim berisi pigmen coklat, sel propagule bersel satu, sel propagule bersel dua dan sel propagule bersel tiga.

4.2.3 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia

Hasil karakteristik serbuk simplisia rumput laut coklat Sargassum illicifolium Turner C. Agardmeliputi pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Universitas Sumatera Utara 30 Tabel 4.1Hasilpemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia rumput laut coklat Sargassum illicifolium Turner C. Agard No. Parameter Hasil Hasil penelitian oleh Caroline 2010 1. Kadar air 7,20 7,26 2. Kadar sari larut air 64,59 5,89 3. Kadar sari larut etanol 5,38 1,72 4. Kadar abu total 28,06 13,56 5. Kadar abu tidak larut asam 1,86 0,88 Kadar air simplisia yang diperoleh tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Perbedaan ini disebabkan proses pengeringan dan tempat pengambilan rumput laut coklat Sargassum ilicifolium Turner C. Agard yang berbeda.Penetapan kadar air dilakukan untuk menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Penetapan kadar air dilakukan untuk memberikan batasan kandungan air yang masih dapat ditolerir untuk menjaga stabilitasnya Depkes RI, 2000. Kadar sari larut dalam air simplisia adalah 64,59 sedangkan Caroline 2010 memperoleh 5,89. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena waktu, umur, dan tempat pengambilan rumput laut coklat Sargassum ilicifolium Turner C. Agard yang berbeda. Penetapan kadar sari larut dalam air untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang larut dalam air dari suatu simplisia dan memberikan gambaran awal jumlah senyawa kandungan. Senyawa yang bersifat polar larut dalam air akan tersari oleh air diantaranya adalah senyawa metabolit primer yaitu karbohidrat dan protein. Kadar sari larut dalam etanol simplisia adalah 5,38 sedangkan Caroline 2010 adalah 1,72. Penetapan kadar ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal kandungan atau jumlah senyawa kimia yang larut dalam etanol dari suatu simplisia Depkes RI, 2000. Universitas Sumatera Utara 31 Kadar abu total simplisia adalah 28,06 sedangkan Caroline 2010 13,56. Tingginya kadar abu yang diperoleh karena umumnya alga coklat mengandung mineral yang tinggi Sulistijo dan Rachmaniar, 1996. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak Depkes RI, 2000. Kadar abu tidak larut asam simplisia adalah 1,86 sedangkan Caroline 2010 adalah 0,88. Penetapan kadar ini dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam, misalnya silikat Fitrya, 2010.

4.3 Hasil Skrining Fitokimia