26 dan kemudian ditimbang. Bagan isolasi dan karakterisasi natrium alginat dapat
dilihat pada Lampiran 6halaman48. Rendemen dari natrium alginat dapat dilihat pada Lampiran7 halaman49 dan warna natrium alginat dapat dilihat pada
Lampiran8 halaman50.
3.9 Identifikasi Alginat Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995
1. Pada 5 ml larutan dalam natrium hidroksida 0,1N, ditambahkan 1 ml kalsium
klorida terbentuk endapan ruah berupa jeli. 2.
Pada 5 ml larutan dalam natrium hidroksida 0,1 N, ditambahkan 1 ml asam sulfat 4N terbentuk endapan berat berupa jeli.
3.10 Pemeriksaan Karakterisasi Natrium Alginat
Karakterisasi natrium alginat meliputi cara fisika dan fisikokimia. Pemeriksaan fisika meliputi penetapan viskositas, penetapan kadar abu dan
penetapan susut pengeringan. Pemeriksaan fisikokimia meliputi analisis spektrofotometri inframerah dan spektrofotometri ultraviolet.
3.10.1 Penetapanviskositas
Viskositas natrium alginat diukur dengan menggunakan viskosimeter Brookfield Brookfield Engineering Laboratories, yaitu dengan cara: beaker
glass berisi sampel diletakkan di bawah tempat spindel, dipasang spindel sesuai nomor, lalu spindel diturunkan hingga permukaan cairan mencapai batas spindle.
Diatur kecepatan, kemudian tekan tombol ON untuk menghidupkan. Lihat dengan
teliti jarum yang bergerak pada skala hingga jarum stabil pada skala tertentu, viskositas ditentukan dengan: viskositas = faktor koreksi x skala terbaca.
Pengukuran viskositas dilakukan pada konsentrasi natrium alginat 1 bv dalam
Universitas Sumatera Utara
27 air suling dan dinyatakan dengan sentipois cps.Conttrell dan Konvacs,
1980.Perlakuan diulang 3 kali triplo.Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 51.
3.10.2 Penetapan kadarabu total
Penetapan kadar abu total dilakukan sama seperti penetapan kadar abu simplisia Materia Medika Indonesia, 1989;; WHO, 1992. Hasil penetapan kadar
abu dapat dilihat pada Lampiran 9halaman51.
3.10.3Penetapan kadarabu tidak larut asam
Penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan sama seperti penetapan kadar abu tidak larut asam simplisia Materia Medika Indonesia, 1989; WHO,
1992. Hasil penetapan kadar abu dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman51.
3.10.4 Penetapan susut pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Sebanyak 1 g serbuk kering ditimbang seksama dalam cawan dangkal bertutup
yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 C selama 30 menit. Zat
diratakan dalam cawan hingga merupakan lapisan setebal 5-10 mm, dimasukkan ke dalam ruang pengering, dibuka tutupnya lalu dikeringkan pada suhu 105
C selama 5 jam hingga bobot tetap. Susut pengeringan dihitung terhadap bahan awal
Materia Medika Indonesia, 1989; WHO, 1992. Hasil penetapan susut pengeringan dapat dilihat pada Lampiran9 halaman 52.
3.11 Karakterisasi dengan Spektrofotometri Ultraviolet