Saran Tinjauan Pustaka Analisis Usahatani Jambu Biji

6.2 Saran

6.2.1 Kepada Petani Agar menjaga dan meningkatkan kualitas dan kesegaran buah jambu biji saat pasca panen atau penyortiran buah jambu biji hingga sampai ke tangan konsumen. Agar membentuk kelompok tani dan koperasi agar petani bisa meningkatkan produksinya dan meminimumkan biaya produksi usahatani jambu biji. 6.2.2 Kepada Pemerintah Perlunya peran pemerintah untuk memperbaiki dan menjaga kestabilitas harga di pasar tradisional maupun pasar internasional. Dan perlunya peran pemerintah untuk memberikan bantuan sarana maupun prasarana guna mendukung perkembangan usahatani jambu biji. Agar pemerintah dapat memberikan bantuan seperti berikut : a Menyediakan sarana produksi yang bersubsidi dan lebih murah sehingga petani dapat memenuhi ketersediaan sarana produksinya dengan harga yang terjangkau dan efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. b Pemerintah seharusnya memberikan bantuan dengan sepenuh hati berupa bibit dan obat-obatan untuk usahatani jambu biji sehingga produksinya lebih berkualitas dan meningkat. c Menampung produksi jambu biji dengan harga beli yang sesuai dan memasarkannya. Sehingga harga jual petani dapat lebih tinggi daripada harus menjual kepada agen. Serta memberikan informasi harga sarana produksi dan harga produk nasional sehingga dapat menjadi acuan petani dalam usahanya. Universitas Sumatera Utara 6.2.3 Kepada Peneliti Selanjutnya Agar peneliti selanjutnya hendaknya dapat meneliti bagaimana saluran pemasaran jambu biji dan efisiensi saluran tataniaga tersebut. Baik di pasar tradisional maupun pasar internasional karena usahatani jambu biji sangat menjanjikan dikemudian hari. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk Bahasa Jawa, Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang mampu menghasilkan buah sepanjang tahun dan mampu tahan terhadap beberapa hama dan penyakit. Tanaman jambu biji telah dikembangkan dibanyak negara, seperti India, Malaysia, Brazil, Filipinha, Australia, Jepang, dan Taiwan. Negara dengan jumlah Ekspor jambu biji terbanyak adalah Thailand Rahyu, 2007. Produk utama jambu biji adalah buahnya. Buah jambu biji memiliki bentuk, ukuran, dan rasa yang beragam. Bentuknya ada yang bulat atau agak bulat dan bulat lonjong. Ada yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Demikian pula rasanya, ada yang manis, agak manis, dan hambar tergantung dari varietasnya. Buah yang sudah masak enak dimakan sebagai buah segar, bahkan agak matang pun sudah enak dimakan Cahyono, 2010. Selain sebagai buah meja, jambu biji Psidium guajava kerap dikonsumsi dalam bentuk jus. Kandungan vitamin C-nya yang tinggi membuat buah ini digemari banyak konsumen. Jus jambu biji, terutama yang daging buahnya berwarna merah, juga banyak dijual di supermarket sebagai jus dalam kemasan. Selain buahnya, beberapa orang kerap memanfaatkan daunnya untuk obat diare Sobir dan Mega, 2011. Universitas Sumatera Utara Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak dengan tinggi mencapai 3-10 m. Pada umumnya umur tanaman jambu biji hingga 30-40 tahun, dimana tanaman yang berasal dari biji relatif berumur lebih panjang dibandingkan hasil cangkokan atau okulasi. Batang jambu biji memiliki ciri khusus yaitu berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Sedangkan kulit kayunya halus dan mudah terkelupas. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung tumpul atau lancip. Panjang helai daun sekitar 5-15 cm dan panjang tangkai berkisar 3-7 mm Septiani, 2009. Jambu biji sebagai bahan makanan mengandung nutrisi yang lengkap dan memenuhi standar gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh untuk kesehatan. Jambu biji merupakan sumber vitamin C yang sangat baik untuk antioksidan. Kandungan nutrisi atau komposisi kimia jambu biji secara lengkap seperti disajikan pada tabel 2.1. Tabel 3. Kandungan Nutrisi dalam Buah Jambu Biji Setiap 100 Gram Bahan yang Dapat Dimakan No Jenis Zat Gizi Banyaknya Kandungan Gizi 1 Energi 49,00 kal 2 Protein 0,90 gram 3 Lemak 0,30 gram 4 Karbohidrat 12,20 gram 5 Kalsium 14,00 mg 6 Fosfor 28,00 mg 7 Serat 5,60 gram 8 Besi 1,10 mg 9 Vitamin A 4,00 RE 10 Vitamin B ₁ Thiamin 0,05 mg 11 Vitamin B ₂ Riboflavin 0,04 mg 12 Vitamin C 87,00 mg 13 Vitamin B ₃ Niasin 1,10 gram Sumber : Emma S. Wirakusumah, 1994 Universitas Sumatera Utara Jambu biji dapat tumbuh ditanah-tanah yang banyak mengandung pasir hingga yang berat. Namun, tampak jelas bahwa jambu biji tumbuh lebih subur ditanah yang banyak mengandung bahan organik dan dapat menyerap air dengan baik. Jambu biji dapat tumbuh subur ditanah yang tanahnya berada 50-200 cm dibawah tanah. Di daerah Pasar Minggu yang tanahnya merah tanah latosol dan air tanahnya sedalam 10 m lebih, hasil jambu biji dari tahun ke tahun tetap memuaskan. Keadaan curah hujan yang tinggi lebih dari 2000 mm pertahun merupakan faktor yang dapat mengimbangi kedalaman air tersebut Rismunindar, 1989. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh didaerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang diperlukan berkisar antara 1000- 2000 mmtahun dan merata sepanjang tahun serta ketinggian antara 5-1200 m dpl. Dalam budidaya tanaman jambu biji angin berperan dalam penyerbukan, namun angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokan pada bunga. Tanaman ini dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23- 28°C disiang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna kerdil, kondisi yang ideal adalah musim berbunga dan berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedangkan musim buahnya terjadi bulan November-Februari bersamaan dengan musim penghujan Septiani, 2009. Pemupukan dilakukan untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil. Pupuk yang digunakan dalam budidaya jambu biji dapat dibedakan menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik atau kimia. Pupuk organik dapat berupa kompos dan pupuk kandanghewan. Semetara pupuk kimia yang Universitas Sumatera Utara digunakan diantaranya adalah urea, TSPSP36, KCl, atau pupuk majemuk NPK. Selain pupuk, juga diperlukan obat-obatan kimia untuk memberantas hama dan penyakit yang muncul selama budidaya jambu biji. Obat-obatan kimia yang sering digunakan oleh petani diantaranya decis, antracol, curacron, dan dithane Septiani, 2009.

2.2 Penelitian Terdahulu