deposito dan bunga kredit yang berlaku yaitu 7 dan 13. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H
1
diterima, artinya usahatani jambu biji yang baru menghasilkan layak untuk diusahakan.
Sedangkan total nilai NPV untuk usahatani jambu biji yang sudah lama menghasilkan adalah Rp 394.187.425 ,- dengan nilai IRR 38,2. Nilai NPV
bernilai positif dan nilai IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga deposito dan bunga kredit yang berlaku yaitu 7 dan 13. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak atau H
1
diterima, artinya usahatani jambu biji yang sudah lama menghasilkan layak untuk diusahakan.
5.6 Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi Petani Jambu Biji
Permasalahan usahatani di Indonesia pada umumnya disebabkan antara lain karena aspek teknologi yang belum memadai, kurangnya permodalan, perubahan
iklim, luas kepemilikan lahan yang rata-rata sempit, infrastruktur, sarana prasarana lahan dan air yang kurang mendukung jalannya usahatani, harga jual
petani yang rendah dan juga belum mantapnya sistem dan pelayanan penyuluhan. Usahatani merupakan satu-satunya ujung tombak pembangunan nasional yang
mempunyai peran penting. Upaya mewujudkan pembangunan nasional bidang pertanian agribisnis masa mendatang merupakan sejauh mungkin mengatasi
masalah dan kendala yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara tuntas sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius. Satu hal yang sangat
kritis adalah bahwa meningkatnya produksi pertanian agribisnis atau ourput selama ini belum disertai dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
petani secara signifikan dalam usahataninya. Petani sebagai unit agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala usahatani terpadu
Universitas Sumatera Utara
integrated farming system. Oleh karena itu persoalan membangun kelembagaan institution di bidang pertanian dalam pengertian yang luas menjadi semakin
penting, agar petani mampu melaksanakan kegiatan yang tidak hanya menyangkut on farm bussiness saja, akan tetapi juga terkait erat dengan aspek-aspek off farm
agribussinessnya Tjiptoherijanto, 1996. Dari pendapat di atas, adapun yang menjadi kesulitan-kesulitan para petani untuk
usahatani jambu biji di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang adalaha sebagai berikut :
1. Luas Lahan Yang Terbatas
Sajogyo 1999, lahan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang lebih
tinggi taraf hidupnya. Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani maka semakin tinggi
tingkat produksi dan pendapatan yang diterima. Di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, luas lahan
para petani jambu biji di desa tersebut masih terbatas, dilihat dari aspek lokasi dan wilayah bahwa daerah tersebut sudah padat penduduk, dekat dengan kota, antara
kota Medan dan Kota Binjai serta terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Penyebab
sempitnya lahan yang digunakan adalah karena bukan komoditi jambu biji saja yang ditanam oleh petani di daerah tersebut, tetapi masih banyak komoditi-
komoditi lain yang di usahakan oleh petani di daerah tersebut seperti jagung, ubi kayu dan padi sawah. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa terbatasnya
lahan untuk usahatani jambu biji di daerah tersebut. Terjadinya alih fungsi lahan
Universitas Sumatera Utara
juga dikarenakan bahwa daerah ini sudah banyak dibangun perumahan serta gedung-gedung baru, sehingga lahan yang digunakan untuk bertani diganti dengan
pemukiman yang ada oleh pemilik lahan itu sendiri. 2.
Pemasaran Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani
adalah pemasaran. Menurut Kotler 1997 pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan yang bernilai dengan pihak lain. Definisi pemasaran ini pada
konsep intinya adalah kebutuhan needs, keinginan wants, dan permintaan demands.
Dari penjelasan di atas, pemasaran juga merupakan kesulitan yang sering dihadapi oleh petani di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
Penyebab yang sering terjadi dalam hal pemasaran adalah pada waktu bulan puasa, karena berkurangnya konsumen untuk mengkonsumsi buah seperti jambu
biji, dan ketika terjadi banjirnya produksi buah menyebabkan turunnya harga jual jambu biji dikalangan petani. Seperti biasa harga jual jambu biji adalah Rp. 3000,-
kg, bahkan terkadang mencapai Rp. 5000,- kg. Tetapi jika terjadi banjir buah maka harganya turun menjadi Rp. 2000,- kg. Inilah yang kerap terjadi dan sering
dikeluhkan oleh petani jambu biji di daerah tersebut. Fungsi pemasaran ditujukan untuk memperlancar arus barang dari
produsen ke konsumen dengan melakukan tindakan atau perlakuan terhadap barang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan