Penelitian Terdahulu Landasan Teori

digunakan diantaranya adalah urea, TSPSP36, KCl, atau pupuk majemuk NPK. Selain pupuk, juga diperlukan obat-obatan kimia untuk memberantas hama dan penyakit yang muncul selama budidaya jambu biji. Obat-obatan kimia yang sering digunakan oleh petani diantaranya decis, antracol, curacron, dan dithane Septiani, 2009.

2.2 Penelitian Terdahulu

Maruli Tumpal 2010 dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial Usaha Tani Jambu Biji di Desa Sembahe Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan petani jambu biji di daerah penelitian menguntungkan dan layak diusahakan dari segi analisis finansial.

2.3 Landasan Teori

Soekartawi 2002 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja dan aspek Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input Soekartawi, 1995. Universitas Sumatera Utara manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi input dan produksi output biasanya disebut dengan fungsi produksi. Untuk menghasilkan produksi output diperlukan bantuan kerjasama beberapa faktor produksi sekaligus. Masalah ekonomi yang kita hadapi kini adalah bagaimana petani dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut agar tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya baik secara fisik maupun secara ekonomis Mubyarto, 1986. IRR Internal Rate of Return merupakan sebuah tingkat pengembalian yang dinyatakan dalam persen yang identik dengan ongkos investasi. Dapat disebut sebagai nilai discount rate i yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Jadi bila IRR discount factor proyek dikatakan layak, dan sebaliknya IRR discout factor proyek dikatakan tidak layak Prawirokusumo, 1990. Karakteristik dari petani dalam usahatani yaitu sebagai berikut : 1. Umur Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja. Bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006. Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah, 2008. Universitas Sumatera Utara 2. Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah Kartasapoetra, 1994. 3. Pengalaman Bertani Pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada pemula Soekartawi, 1999. 4. Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim 2006 jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lain- lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut Ahmadi, 2001. Universitas Sumatera Utara 5. Luas Lahan Sudaryanto dkk 2003 menjelaskan secara sosiologis, luas lahan yang dimiliki seseorang menunjukkan tingkatan struktur sosial seseorang dalam masyarakatnya. Sajogyo 1999 lahan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang lebih tinggi taraf hidupnya. Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani maka semakin tinggi tingkat produksi dan pendapatan yang diterima.

2.4 Kerangka Pemikiran