Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara
IV Unit Usaha Bah Butong”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah “Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang hendak penulis akan teliti tersebut seperti yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan yaitu: 1.
Untuk mengetahui pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong
2. Untuk mnegetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kinerja karyawan padap PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil yang nanti akan dicapai pada penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penullis untuk meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan pengetahuan, wawasan, serta kemampuan berfikir khususnya dalam menulis karya ilmiah tentang program keselamatan dan
kesehatan kerja dan kenyamanan kinerja karyawan. 2. Bagi Akademis
Bahan tambahan bacaan khusus untuk mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan program keselamatan dan kesehatan kerja dan
upaya meningkatkan kenyamanan kinerja karyawan. Dan hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang selanjutnya dapat dijadikan dasar
masukan bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan.
Memeberikan informasi tambahan untuk perusahaan tentang program keselamatan dan kesehatan kerja sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan baik.
1.5 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yangdidefinisikan sebagai masalah yang
penting. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep Singarimbun, 1995.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 1.5.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa Suma’mur,
1996. Berikut ini adalah beberapa pendapat ahli tentang keselamatan kerja,
diantaranya: 1.
Menurut Suma’mur 2001 p.104, keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. 2.
Mathis dan Jackon 2002, p.245, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan tehadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
3. Rivai mengemukakan 2005:413 “keselamatan kerja safety adalah suatu
perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan”.
4. Tim Mitra Bestari 2005:161 mengemukakan bahwa “keselamatan kerja
menunjukkan kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakaan atau kerugian di tempat kerja.
5. Menurut Megginson 2005:211, keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Aman atau selamat dari penderitaan
b. Bebas dari kerusakan atau kerugian ditempat kerja.
6. Menurut Husni 2005:136 Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan
kerja yaitu kecelakaan industri. Kecelakaan ini secara umum dapat diartikan: “suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas”. Ada 4 faktor penyebabnya yaitu:
a. Faktor manusianya
b. Faktor materialbahanperalatan
c. Faktor bahayasumber cahaya
d. Faktor yang dihadapi pemeliharaan mesin.
7. Menurut Swasto 2011:107 “keselamatan kerja menyangkut segenap proses
perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya yang timbul dalam lingkungan pekerjaan”. Swasto 2011:108 juga mengemukakan ada
faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja, sehingga berakibat terhadap kecelakaan kerja.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah suatu bentuk perlindungan yang berkaitan dengan upaya pencegahan
kecelakaan kerja maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri. Keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang
didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan
keselamatan kerja, peralatan yang dipergunakan, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang didapat bekerja.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja
Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah :
1. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktifitas nasional. 2.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja. 3.
Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 tentang keselamatan kerja:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya-bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya 5.
Memberikan pertolongan pada kecelakaan 6.
Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja 7.
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara, dan getaran 8.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yag cukup
Universitas Sumatera Utara
12. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara teaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara, dan proses kerjanya 14.
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
15. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal 108 yaitu:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja
2. Moral dan kesusilaan
3. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia
serta nilai-nilai agama.
1.5.1.3Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga
secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Menurut Suma’mur 1988 kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatankedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerjamasyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
Universitas Sumatera Utara
penyakit-penyakitgangguan–gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Menurut Husni 2005:140 Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang
sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.
Menurut Moenir 2006:207 yang dimaksud kesehatan kerja adalah suatu usaha dan keadaan yang memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi
kesehatannya dalam pekerjaan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Konradus, 2006:53,
ruang lingkup kesehatan kerja meliputi: a.
Kapasitas kerja Kapasitas yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik
serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
b. Beban kerja
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat ataau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. c.
Lingkungan kerja Kondisi lingkungan kerja dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja.
Tetapi kondisi lingkungan kerja yang baikdan tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai akan mendorong pekerja untuk melakukan pekerjaannya
dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mangkunegara 2011:161 Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,
lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Adapun usaha- usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja Mangkunegara, 2011:162 adalah
sebagai berikut: a.
Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan
mencegah kebisingan. b.
Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit. c.
Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja. Menurut Swasto 2011:110 “kesehatan kerja menyangkut kesehatan fisik
dan mental”. Kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia termasuk lingkungan kerja. Swasto 2011:110 juga mengemukakan bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja antara lain: 1.
Kondisi lingkungan tempat kerja a. Kondisi fisik
Berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruangan tempat kerja, tingkat kebisingan, getaran mekanis, radiasi dan tekanan udara
b. Kondisi fisiologis Kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi mesinperalatan, sikap badan
dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kelelahan fisik dan bahkan dapat mengakibatkan perubahan fisik tubuh karyawan
c. Kondisi Khemis Kondisi yang dapat dilihat dari uap gas, debu, kabut, asap, awan, cairan
dan benda padat . 2.
Mental psikologis Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam kelompokteman sekerja,
hubungan kerja antara bawahan dengan atasan dan sebaliknya, suasana kerja dan lain-lain.
Dari beberapa pengertian kesehatan kerja di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah kondisi di
mana para karyawan terbebas dari berbagai penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukannya.
1.5.1.4 Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja menurut Manullang 2000:87 adalah: 1.
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja. 3.
Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.
4. Meningkatkan produktifitas kerja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mangkunegara 2011:162 tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu: 1.
Agar setiap karyawan mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik, social dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,
seefektif mungkin. 3.
Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya. 4.
Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan penungkatan kesehatan gizi karyawan.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja. 7.
Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
1.5.1.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja melindungi karyawan mewujudkan kinerja yang optimal. Upaya tersebut dilakukan dengan tindakan pencegahan
untuk memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta peningkatan gizi serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan
produktifitas manusia sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan tidak meninggalkan masalah. Kemudian perlindungan terhadap masyarakat di
sekitar lingkungan perusahaan agar terbebas dari polusi dan limbah produksi. Husni, 2005:139
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rivai 2005:411 keselamatan dan kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Menurut Mathis Yuli, 2005: 211, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui peminaan dan pelatihan, pengarahan, dan
kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja. Menurut Sculler dan Jackson Yuli, 2005:214, Apabila perusahaan dapat
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktifitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang. 2.
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen. 3.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi. 4.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan. 6.
Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial. Menurut Mangkunegara 2010:161, istilah keselamatan mencakup dua
istilah yaitu resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua
Universitas Sumatera Utara
istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Sedangkan
kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
Menurut Sunyoto 2013:240menyebutkan bahwa indikator dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Pembiayaan kesehatan
b. Pelayanan kesehatan.
c. Perlengkapan.
d. Prosedur.
e. Tempat penyimpanan barang.
f. Wewenang pekerjaan.
g. Kelalaian.
Perwujudan program K3 yang ditujukan sebagai program perlindungan khusus bagi tenaga kerja adalah Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek atau
sekarang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan. Program Jamsostek harus diimplementasikan perusahaan
karena memiliki konsekuensi hukum apabila dilanggar. www.Indonusa.ac.id Dari penjelasan mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu cara untuk melindungi
para karyawan dari bahaya atau ancaman kecelakaan kerja selama bekerja yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat yang
mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1.6Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Kinerja
Suatu lingkungan kerja yang aman membuat pekerja menjadi sehat dan produktif. Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan
kerja, penyakit, dan hal yang berkaitn dengan stres, serta mampu meningkatkan kualitas kehiupan karyawan, maka perusahaan akan semakin efektif. Kesehatan
kerja dari setiap karyawan perlu mendapat perhatian sehingga mereka dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya maupun masyarakat di sekitar
lingkungannya sehingga kinerja yang optimal dapat dicapai sesuai dengan program tersebut. Demi peningkatan kinerja, pekerjaan harus dilakukan dengan
cara yang memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan. Jika persyaratan tidak terpenuhi, maka terjadi ketidaknyamanan kerja, gangguan kesehatan dan
kecelakaan yang menyebabkan menurunnya daya kerja. Faktor-faktor tersebut jika tdak dicegah dapat berakibat terjadinya kecelakaan, penyakit, dan gangguan
kesehatan, oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dikendalikan. www.Indonusa.ac.id.
Menurut Hasibuan Yuli, 2005:219, apabila perusahaan memberikan perhatian kepada keselamatan dan kesehatan kerja maka perhatian tersebut selaras
dengan fungsi manajemen pemeliharaan sumber daya manusia, yaitu: “mempertahankan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tujuan perusahaan”. Sehingga manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada
dasarnya mencari dan mengungkapkan keselamatan optimal yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan meneliti apakah pengendali secara cermat dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
atau tidak. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja membutuhkan satu asas tersendiri sebagaimana digambarkan dibawah ini:
Gambar 1.1 Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Terhadap Kinerja
Sumber: Yuli 2005:219 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diaktakan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja K3 tiak hanya sekedar bertujuan meraih tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi, atau hanya untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja, maupun penyakit akibat kerja. Lebih jauh dari itu K3 memiliki visi dan misi jauh kedepan yaitu mewujudkan tenaga kerj yang sehat, selamat,
produktif serta sejahtera dan kinerja prestasi kerja yang baik. Kebijakan
Manajemen
• Pretasi kerja
• Kondisi kerja
Operasional
• Pretasi kerja
• Kondisi kerja
• Perbuatan yang
tidak selamat •
Kondisi yang tidak selamat
Kecelakaan •
Fatal •
Luka-luka
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Kinerja 1.5.2.1 Pengertian Kinerja
Istilahkinerjaberasaldarikatajobperformanceatauactualperformance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang.Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
MenurutRobbins1989:439,bahwakinerjaadalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. MenurutPrawirosentono1999:2,mengatakan kinerjaadalah hasilkerja
yangdapatdicapaioleh pegawai atau sekelompok pegawaidalamsuatu organisasi, sesuaidenganwewenang dantanggungjawabmasing-masing,dalamupaya
mencapaitujuanorganisasibersangkutan secaralegal,tidak melanggarhukumdan sesuaidengan moraldan etika.
MenurutDessler 2000:41,Kinerjamerupakan prestasikerja,yakni perbandinganantarahasilkerjayang
nyatadenganstandarkerjayangditetapkan. Dengan demikian kinerja memfokuskan padahasilkerjanya.
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama Rivai dan
Basri, 2005:50.
Universitas Sumatera Utara
MenurutAnwarPrabu Mangkunegara2011:67,Kinerjaadalah
hasilkerjasecarakualitasdankuantitas yangdicapaiolehseorangpegawaidalammelaksanakantugasnyasesuaidengan
tanggungjawabyangdiberikan kepadanya. MenurutSedarmayanti2011:260, Kinerja merupakan terjemahan dari
performanceyangberartihasilkerjaseorangpekerja,sebuahprosesmanajemen atausuatuorganisasisecarakeseluruhan,dimanahasilkerjatersebutharus
dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur dibandingkan dengan
standar yangtelah ditentukan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seorang karyawan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam kurun waktu tertentu.
1.5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
a. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien Prawirosentono, 1999:27.
b. Otoritas wewenang
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi
Universitas Sumatera Utara
kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya Prawirosentono, 1999:27. Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku Prawirosentono, 1999:27. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.
1.5.2.3 Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut
Mangkunegara, 2002:68 :
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
5. Memanfaatkan umpan balik feed back yang konkrit dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukannya. 6.
Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
1.5.2.4 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson 2006tujuan administratif penilaian kinerja adalah:
1. Untuk menentukan penyesuaian pembayaran gaji
2. Untuk membuat keputusan mengenai penempatan kerja seperti promosi,
mutasi dan demosi 3.
Memilih tindakan disipliner yang harus dilakukan termasuk pemutusan hubungan kerja.
Sementara tujuan pengembangan penilaian kinerja bagi karyawan adalah sebagai umpan balik terhadap kinerja mereka yang mana merupakan kunci dari
pengembangan masa depan mereka. Beberapa manfaat dan tujuan penilaian kinerja antara lain: Wukir, 2013: 104
1. Untuk pengembangan karir.
2. Sarana untuk konseling mengenai karir, merencanakan pengembangan
karir, mendiskusikan tujuan karir dan membuat strategi untuk meningkatkan potensi karir.
3. Untuk mengetahui pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.
4. Untuk menilai dan mengembangkan kemampuan individu termasuk
kelemahan dan kekuatan.
Universitas Sumatera Utara
5. Untuk menyediakan informasi yang objektif sebagai dasar pengambilan
keputusan mengenai pelatihan dan promosi. 6.
Sebagai bentuk umpan balik feedback. 7.
Untuk memberikan umpan balik yang membangun terkait kinerja karyawan.
8. Sebagai sarana formal dan terstruktur untuk mendiskusikan kinerja.
9. Umpan balik untuk memperkuat kinerja.
10. Mengidentifikasi permasalahan kinerja dan mendiskusikan perbaikan yang
dapat dilakukan. 11.
Mendorong atau memberikan semangat agar mencapai kinerja yang lebih baik lagi di masa mendatang.
1.5.2.5 Indikator Kinerja Karyawan
Indikator kinerja performance indicators sering disamakan dengan ukurankinerjaperformancemeasure, namunsebenarnya,meskipunkeduanya
merupakankriteriapengukurankinerja, terdapatperbedaan makna.Indikator kinerja mengacupadapenilaiankinerjasecara tidak langsungyaituhal-halyang sifatnya
hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkanukuran kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada
penilaian kinerja secara langsung, sehingga bentuknya lebih bersifatkuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat
ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi Mohammad Mahsun, 2006:71.
Tolak ukur kinerja atau performance standart disusun berdasarkan tiga kriteria umum, yaitu QQC atau singkatan dari Quantity, Quality, Cost. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penerapannya, ketiga kriteria tersebut dapat digunakan seutuhnya secara bersama- sama, atau cukup dipakai dua kriteria saja atau bahkan untuk alasan kemudahan
dalam penerapannya, maka dapat digunakan satu kriteria saja. Perincian penjelasan mengenai ketiga kriteria umum QQC yang dapat digunakan dalam
penetapan tolak ukur kinerja jabatan job performance standart atapun tolak ukur kinerja unit kerja organisasi organizational unit performance standart tersebut
adalah: 1.
Quantity kuantitas, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau yang dapat
dipadankan dengan angka. 2.
Quality kualitas, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau yang
dapat dipadankan dengan angka. 3.
Cost biaya, yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah biaya, peralatan, bahan, waktu atau sumber daya perusahaan yang terpakai
untuk menghasilkan satu satuan hasil kerja. Wungu, 2003:56 Alasan digunakannya indikator ini adalah agar dapat disesuaikan dengan
objek yang diteliti dalam hal ini pegawai di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Hipotesis MenurutSugiyono2005:70hipotesisadalahjawabansementara