Prevalensi Konstipasi Fungsional Etiologi Konstipasi Fungsional

Tabel 2.1.2 Tanda dan gejala kelainan organik penyebab terjadinya konstipasi pada bayi dan anak. Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai kemungkinan diagnosis 13 Keluarnya mekonium lebih dari 48 jam setelah lahir, kesulitan buang air besar sejak lahir, gagal tumbuh, penyakit diare bercampur darah, muntah berwarna hijau, spinkter Hirschprung anus sempit, rektum tidak terisi feses pada colok dubur dengan terabanya massa feses di perut. Perut distensi, muntah berwarna hijau, ileus Pseudo-obstruksi Menurunnya reflek anggota gerak bawah, berkurangnya Gangguan tulang tonus otot, hilangnya reflek anus belakang Tampak lemah, tidak tahan udara dingin, bradikardi, Hipotiroidsm gangguan tumbuh Posisi dan bentuk anus yang abnormal pada Malformasi pemeriksaan fisik anorektal kongenital ____________________________________________________________

2.2. Prevalensi Konstipasi Fungsional

Prevalensi konstipasi pada anak bervariasi dari 0.7 sampai 29.6 . Konstipasi terjadi pada anak usia empat sampai 17 tahun, 18 adalah konstipasi fungsional dan 4.6 adalah konstipasi akut. 14,15 Pada anak usia empat sampai 11 tahun 5 nya mengalami konstipasi kronik lebih dari 6 bulan, sedangkan untuk anak usia di bawah empat tahun prevalensi kejadian konstipasi sebesar 16. 15 Universitas Sumatera Utara Hampir sebagian besar 90 sampai 95 konstipasi pada anak di atas usia 1 tahun merupakan konstipasi fungsional, hanya 5 sampai 10 yang mempunyai penyebab organik atau kelainan patologi. 2,3

2.3 Etiologi Konstipasi Fungsional

Kurangnya asupan serat dietary fiber sebagai kerangka feses stool bulking, kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan merupakan faktor penyebab terjadinya konstipasi fungsional. Jika anak sering menahan buang air besar, maka rektum pada akhirnya akan meregang dan menahan massa feses sehingga lama kelamaan akan menyebabkan konsistensi feses menjadi keras. Hal ini menyebabkan ukuran feses menjadi lebih besar dan keras menyebabkan timbulnya fisura ani yang terasa nyeri. Konstipasi fungsional paling sering dimulai dari adanya rasa nyeri saat buang air besar, biasanya disertai fisura ani, sehingga anak akan menahan buang air besar. Keadaan tersebut seperti lingkaran setan, semakin anak menahan keinginannya untuk buang air besar maka feses yang tertahan di kolon akan terus mengalami reabsorbsi air dan elektrolit dan membentuk feses yang besar dan keras sehingga menjadi lebih sulit dikeluarkan melalui kanal anus, menimbulkan rasa nyeri dan kemudian retensi feses selanjutnya. 1 1,4 Penyebab konstipasi fungsional yang paling sering pada anak terlihat pada tabel 2.3.1 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3.1 Penyebab konstipasi pada anak Penyebab 1,2,4 Fungsional 95 Sekunder karena lesi anal fisura ani, stenosis anal, anus letak anterior lesi medulla spinalis, palsi serebral, penyakit hirschprung Endokrinmetabolic hipotiroid, asidosis tubulus renal, diabetes insipidus, Hiperkalsemia Obat-obatan antikonvulsan, antipsikotik, kodein, anti diare, antasida Diet pola makan kurang serat Infeksi virus dengan ileus

2.4 Gejala klinis Konstipasi Fungsional