Tabel 2.3.1 Penyebab konstipasi pada anak Penyebab
1,2,4
Fungsional 95
Sekunder karena lesi anal fisura ani, stenosis anal, anus letak anterior
lesi medulla spinalis, palsi serebral, penyakit hirschprung
Endokrinmetabolic hipotiroid, asidosis tubulus renal, diabetes insipidus, Hiperkalsemia
Obat-obatan antikonvulsan, antipsikotik, kodein, anti diare,
antasida Diet
pola makan kurang serat Infeksi virus dengan ileus
2.4 Gejala klinis Konstipasi Fungsional
Beberapa gejala klinis konstipasi fungsional dapat ditentukan oleh dua atau lebih gejala kriteria diagnostik Rome III paling sedikit 12 minggu, boleh tidak berurutan
selama satu tahun. Konstipasi fungsional adalah berkurangnya frekuensi buang air besar
menjadi kurang dari tiga kali dalam seminggu. Bila konstipasi fungsional menjadi kronik, frekuensi buang air besar bukan menjadi indikator yang terpercaya untuk
konstipasi pada anak. Upaya menahan feses sering disalahtafsirkan sebagai upaya mengejan untuk buang air besar. Berbagai posisi tubuh, menyilangkan kedua kaki,
menarik kaki kanan dan kiri bergantian ke depan dan belakang seperti berdansa merupakan manuver menahan feses dan kadangkala perilaku tersebut menyerupai
kejang.
12-17
4
Universitas Sumatera Utara
2.5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah menilai tonus sphingter ani dan ada tidaknya lesi stenosis, obstruksi, atau hemoroid. Pemeriksaan rektal pada
konstipasi fungsional dapat ditemukan berupa massa tinja yang besar di bawah sphingter ani. Temuan konsisten yang harus diperhatikan dalam menegakkan
konstipasi fungsional seperti pada Tabel 2.5.
13
Tabel 2.5. Temuan konsisten pada konstipasi fungsional.
Temuan konsisten pada konstipasi fungsional
13
Riwayat
Pasase feses paling sedikit 48 jam setelah kelahiran Tinja keras, tinja besar
Enkopresis gerakan usus yang tidak disengaja Nyeri dan tidak nyaman saat defekasi, pemutusan tinja
Darah pada tinja, fisura periannal Penurunan nafsu makan
Diet rendah serat atau cairan, dan tinggi produk susu yang dikonsumsi Menghindari dari toilet
Pemeriksaan fisik
Distensi ringan pada abdomen ; palpasi dijumpai massa feses pada kuadran Kiri bawah
Anus normal ; tonus sphingter anus normal Rektum penuh dengan tinja ; rektum distensi
Ditemukan kedutan anus dan reflek kremaster
Universitas Sumatera Utara
2.6. Diagnosis Konstipasi Fungsional
Diagnosis konstipasi fungsional ditegakkan jika telah memenuhi kriteria Rome III serta setelah disingkirkannya kemungkinan kelainan organik sebagai penyebab
terjadinya konstipasi pada anak.
2.7. Pemeriksaan Penunjang Konstipasi Fungsional