Perlindungan terhadap Lingkungan Hidup melalui Izin Lingkungan

B. Perlindungan terhadap Lingkungan Hidup melalui Izin Lingkungan

Manusia memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Aktivitasnya mempengaruhi lingkungannya, sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Hubungan timbal-balik demikian terdapat antara manusia dengan individu atau kelompok atau masyarakat dan lingkungan alamnya. 101 Masalah lingkungan telah ada dan berkembang sedemikian cepatnya, baik di tingkat nasional maupun internasional global dan regional sehingga tidak ada suatu negara pun dapat terhindar daripadanya. Setiap keputusan yang diambil terhadapnya menyangkut kehidupan setiap anak yang sudah lahir dan menjangkau nasib setiap anak yang lahir kemudian. Hanya ada satu dunia dan penumpangnya adalah manusia seutuhnya. 102 Salah satu sarana untuk memberikan perlindugan hukum preventif adalah dengan menempatkan instrumen perizinan pada posisi yang kuat. Selama ini instrumen perizinan khususnya yang berkaitan dengan lingkungan sering dalam posisi yang tidak tepat atau dapat dikatakan lemah, serta tidak memperhatikan terhadap kepentingan lingkungan itu sendiri. Dengan kedudukan yang demikian maka perlindungan lingkungan tidak maksmal dan tanpa disadari mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan ekologis yang sulit dipulihkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu menegaskan kembali peran dan posisi Analsis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut Amdal dalam sistem hukum sehingga memperbaiki kedudukannya di mata hukum. 103 1. Kewajiban dokumen analisis mengenai dampak lingkungan Pengertian Amdal sebagaimana dikemukakan oleh Otto Soemarwoto, berasal dari National Environmental Policy Act NEPA 1969 Amerika Serikat, Environmental Impact 101 Daud Silalahi, Op.Cit, Hal 8. 102 Ibid, Hal 9. 103 Taufik Iman Santoso, Politik Hukum Amdal, Amdal dalam perspektif Hukum Lingkungan dan Administrasi, Malang: Setara Press. 2009, Hal 4. Universitas Sumatera Utara Assessment Amdal dimaksud sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin timbul oleh suatu aktivitas pembangunan. 104 Konsep Amdal merupakan bagian dari ilmu ekologi pembangunan yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan. Secara fundamental fungsi Amdal adalah dalam rangka internalisasi pertimbangan lingkungan dalam proses perencanaan, pembuatan program, dan pengambilan keputusan. Hal tersebut dikuatkan seperti ungkapan dalam buku pegangan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat US Agency for International Development AID menyatakan bahwa tujuan Amdal adalah untuk menjamin bahwa pertimbangan lingkungan telah diikutsertakan dalam perencanaan, rancang bangun design dan pelaksanaan proyek. 105 Dengan demikian Amdal merupakan bagian dari sistem perencanaan, Amdal seharusnya dapat memberikan landasan bagi pengelolaan lingkungan. Sebagai “scientific prediction”, Amdal memberikan gambaran yang jelas secara ilmiah tentang analisis kegiatan dan dampak yang mungkin akan ditimbulkan oleh sebuah kegiatan. Amdal seharusnya ditempatkan pada posisi yang strategis dalam upaya memberikan perlindungan preventif dalam perizinan suatu kegiatan yang berwawasan lingkungan. Admal sudah seharusnya instrumen pencegahan dan penataan serta pengendalian masalah lingkungan yang utama dalam komponen pemberian izin, hal ini karena Amdal memberikan antisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi terhadap lingkungan. Amdal merupakan suatu instrumen preventif yang menganalisa secara kompherensif seluruh komponen lingkungan dan kegiatan serta dampaknya. Berbagai aspek dianalisa secara terpadu dalam dokumen Amdal, oleh karena itu penetapan perizinan sebagai upaya perlindungan preventif selayaknya mengacu pada hasil analisis Amdal. 106 104 Otto Soemarwoto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1999, Hal 36. 105 Taufik Iman Santoso, Op.Cit, Hal 4. 106 Ibid, Hal 5-6. Universitas Sumatera Utara Daud Silalahi menyatakan bahwa implikasi terhadap penerapam hukum lingkungan telah memberikan nuansa hukum baru dimana ketentuan hukum mengenai Amdal dalam perundang-undangan Amerika Serikat memperlihatkan sifat-sifat teknis dan ilmiah yang mempengaruhi penafsiran kaidah hukumnya, sehingga tidak terbatas pada prinsip legalitas saja, akan tetapi juga analisis yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekologi yang menekankan pada analisis ilmiah. 107 Dari pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa Amdal adalah bagian sistem perizinan yang mempertemukan masalah hukum dan teknis lingkungan yang diintegrasikan dalam suatu sistem hukum lingkungan yang baru. Oleh karena itu, Amdal dan izin harus menjadi satu kesatuan hukum, Amdal dan izin harus menjadi satu kesatuan hukum, Amdal sebagai teknis analisa lingkungan dengan izin sebagai legalitasnya. 108 Hal ini karena dari fungsinya menurut Philipus M.Hadjon bahwa izin adalah instrumen yuridis preventif, dimana fungsinya izin dapat mengarahkanmengendalikan terhadap aktifitas tertentu, di samping itu izin juga dapat melindungi obyek tertentu serta mencegah adanya bahaya. 109 Dalam konteks perlindungan represif untuk masyarakat adalah putusan kelayakan lingkunganAmdal yang menjadi landasan keputusanbeschiking, Badan atau pejabat Tata Usaha Negara dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam penetapan sanksi dan standar perbuatan yang sepatutnya harus dilaksanakan sehingga dapat dilakukan pembatalan perizinan kegiatan atau usaha. Apabila secara tegas pemrakarsa telah melanggar ketentuan teknis pengelolaan lingkungan sebagaimana yang telah dijelaskan secara jelas dan tegas dalam dokumen Amdal yang direkomendasikan dan sebagai batu uji atau tolok ukur bahwa pemrakarsa telah sepatutnya diduga melakukan perbuatan melawan hukum. 110 107 Daud Silalah, AMDAL Dalam Sistem Hukum Lingkungan di Indonesia, Bandung: Alumni. 2002, Hal 29. 108 Ibid, Hal 6. 109 Philipus M. Hadjon, Aspek-aspek Hukum Administrasi dari Keputusan Tata Usaha Negara, KTUN Izin, Bandung: Makalah di Pelatihan Hakim PTUN. 1995. 110 Taufik Iman Santoso, Op.Cit, Hal 8-9 Universitas Sumatera Utara a. Amdal sebagai dokumen hukum Kata dokumen terdiri dari dua kata. Menurut kamus hukum, pengertian “dokumen” yang berasal dari bahasa Belanda “document” mempunyai arti surat asli sebagai simpanan yang dianggap sebagai surat yang bernilai. Sedangkan pengertian hukum menurut Land adalah keseluruhan daripada peraturan-peraturan yang mana tiap-tiap orang yang bermasyarakat wajib menaatinya, dan bagi pelanggaran terdapat sanksi. Oleh karena itu, hukum adalah hukum negara yang mempunyai peran untuk membimbing tingkah laku para pejabat negara dalam menjalankan tugasnya dan untuk menghukum pelanggar. Sedangkan apabila kata dokumen dihubungkan dengan kata ilmiah, maka dapat diartikan sebagai suatu dokumen yang tertulis yang berisi keterangan ilmiah, sedangkan apabila dikaitkan dengan kata hukm dokumen hukum maka dapat diartikan sebagai keterangan tertulis yang secara resmi dan mengikat siapapun yang terkait dengan keterangan- keterangan tersebut. Oleh karena itu pengertian dokumen hukum berarti suatu surat asli dan yang mempunyai arti sebagai simpanan yang berisi tentang ketentuan-ketentuan dimana setiap orang wajib untuk mentaatinya dan dapat memberikan sanksi apabila orang tersebut melanggarnya. Pengertian “dapat” mengandung arti atau keterangan-keterangan atau ketentuan-ketentuan b. Amdal sebagai kajian ilmiah dalam upaya perlindungan Amdal telah merubah konsep hukum pengelolaan yang bersifat ekologis dan bersifat komprehensif. 111 111 Daud Silalahi, AMDAL Op.Cit, Hal 23 Perubahan konsep ini didasarkan pada peran Amdal sebagai alat prediksi scientifi prediction. Sebagai “scientific prediction” dalam konsep hukum Indonesia Amdal diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999, dimana dinyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara Amdal adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. 2. Permohonan dan Penerbitan Izin Lingkungan Sesuai dengan makna Pasal 1 angka 35 UUPPLH , izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha danatau kegiatan.Setelah memiliki Amdal, perusahaan wajib memiliki izin lingkungan yang merupakan prasayratan untuk memperoleh izin usaha atau kegiatan. Aturan ini mendorong perusahaan harus mengikuti ketentuan baku mutu udara, baku mutu air, baku mutu air laut, dan baku kerusakan lingkungan hidup. Undang-Undang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup mengamanatkan peraturan pemerintah tentang izin lingkungan. Pada tahun 2010, Kementrian Lingkungan Hidup menyusun rancangan peraturan pemerintah tenag izin lingkungan seperti diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Izin lingkungan sebagai syarat pemberian izin usaha atau kegiatan bukan ancaman bagi bisnis dan investasi, sebaliknya menjamin kepastian hukum bagi perusahaan. Penyususan Rancangan Peraturan Pemerintah RPP sempat dipertanyakan. Izin lingkungan dikhawatirkan memperumit proses perizinan. Izin itu justru memberikan kepastian hukum bagi pengusaha, bahwa sejak awal mereka telah memenuhi semua ketentuan di bidang lingkungan hidup. 112 Izin lingkungan yang termuat dalam UUPPLH menggabungkan proses pengurusan keputusan kelayakan lingkungan hidup, izin pembungan limbah, dan izin limbah bahan beracun berbahaya B3. Sebelumnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, keputusan kelayakan lingkungan hidup diurus di awal kegiatan usaha. Izin bidang 112 Koran Harian Kompas, Selasa 13 April 2010, Hal 14 Universitas Sumatera Utara pertambangan, misalnya diurus sebelum pembangunan konstruksi tambang. Setelah konstruksi selesai, pengusaha harus mengurus surat izin pembuangan limbah cair dan B3. Sekarang ketiga perizinan itu digabungkan, diurus menjadi satu kali dalam menjadi izin lingkungan. Syaratnya yaitu analisis mengenai dampak lingkungan Amdal, atau upaya pengelolaan lingkungan hidup UKL, dan upaya pemantauan lingkungan hidup UPL. Tanpa ketiga dokumen tersebut, izin lingkungan tidak akan diberikan. 113 Pada UUPPLH, izin lingkungan bukan birokrasi perizinan, tetapi merupakan intrumen pengendalian dan pengawasan risiko lingkungan dari berbagai kegiatan. Izin lingkungan justru menghindarkan pengusaha dari ekonomi biaya tinggi karena cukup mengurus satu isi satu kali saja. Perusahaan tidak bisa “main-main” dengan UU ini, karena pelanggaran izin ingkungan mengakibatkan sanksi adinistratif dan pidana. Sanksi administratif bisa berupa teguran tertulis, paksaan, hingga pembekuan, dan pencabutan izin lingkungan. Tanpa izin lingkungan, tentu perusahaan tidak bisa menjalankan usahanya. Sedangkan sanksi pidana bisa berupa penjara belasan tahun dan denda hingga puluhan miliar rupiah. 114 Sebelum pemberlakuan UU Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997 UULH, Indonesia belum mengenal jenis “izin lingkungan” milieuvergunig atau environmental licence sebagaimana umumnya diterapkan di negara maju. Misalnya, pada saat merumuskan ketentuan Pasal 7 UULH para konseptor undang-undang tidak menambah jenis izin baru ke dalam sistem hukum Indonesia, mengingat sudah cuku banyak jenis izin yang berlaku. 115 113 Ibid, Kompas Harian Perumusan Pasal 7 UULH menyebutkan bahwa kewajiban memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan dicantumkan dalam setiap izin yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. 114 Menteri Negara Lingkungan Hidup, www.MenLH.go.id , 2010. 115 Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Surabaya: Airlangga University Press. 2005, Hal 165. Universitas Sumatera Utara Setelah berlakunya UULH dalam perkembangannya tak dapat dihindari muncul jenis izin baru di bidang pengelolaan lingkungan, yaitu izin pembuangan limbah cair, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Menurut Siti Sundari Rangkuti, ketentuan tentang jenis izin lingkungan yang sebelumnya tidak mempunyai landasan undang-undang yaitu UULH, sehingga perlu ditingkatkan kekuatan hukumnya dalam bentuk undang-undang. Perizinan menyangkut pembatasan hak dan kewajiban warga negara, sehingga hanya layak diatur sebagai muatan undang-undang seperti yang termaktub dalam PP No.20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Secara yuridis, hukum positif yang mengatur izin lingkungan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan atau yang selanjutnya disebut UU Izin Lingkungan. Dalam pasal 1 ayat 1 UU Izin Lingkungan disebutkan bahwa izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan Usaha danatau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL, dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha danatau Kegiatan. Ketentuan mengenai permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan diatur dalam Bab IV Pasal 42-53 peraturan ini. Permohonan Izin Lingkungan diajukan secara tertulis oleh penanggungjawab Usaha danatau Kegiatan selaku Pemrakarsa kepada Menteri, Gubernur, atau BupatiWalikota sesuai dengan kewenangannya. Permohonan Izin Lingkungan disampaikan bersamaan dengan pengajuan penilaian Andal dan RKL-RPL atau pemeriksaan UKL-UPL. Permohonan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat 1, harus dilegkapi dengan: a. Dokumen Amdal atau formulir UKL-UPL; b. Dokumen pendirian Usaha dan atauatau Kegiatan c. Profil Usaha danatau Kegiatan. Universitas Sumatera Utara Setelah menerima permohonan Izin Lingkungan tersebut, Menteri. Gubernur, dan bupatiwalikota wajib mengumumkan permohonan Izin Lingkungan yang dilakukan melalui multimedia dan papan pengumuman di lokasi UsahaKegiatan paling lama 5 lima hari kerja terhitung sejak dokumen Andal dan RKL-RPL yang diajukan dinyatakan lengkap secara adminisrtasi. Terhadap hasil pengumuman tersebut, masyarakat dapat memberikan saran, pendapat, dan tanggapan dalam jangka waktu paling lama 10 sepuluh hari sejak diumumkan, yang disampaikan melalui wakil masyarakat yang terkena dampak danatau organisasi masyarakat yang menjadi Komisi Penilai Amdal. Dalam rangka penerbitan Izin Lingkungan, maka Izin Lingkungan diterbitkan oleh : a. Menteri, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh Menteri; b. Gubernur, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang dterbitkan oleh gubernur; dan c. Bupatiwalikota, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh bupatiwalikota. Setelah pemohon izin lingkungan tersebut memperoleh izin lingkungan, maka pemegang izin lingkungan memiliki kewajiban : a. Menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan da izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; b. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupatiwalikota, dan c. Menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan. d. Penyelenggaraan izin lingkungan merupakan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengelolaan sumber daya lingkungan hidup memperhitungkan kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup itu sendiri. Di sisi lain, penyelenggaraan izin lingkungan justru dianggap mempersulit aktivitas investasi di Indonesia. Izin Universitas Sumatera Utara lingkungan merupakan hambatan bagi pengusaha melakukan akivitas sementara oleh beberapa instansi pemerinta, izin lingkungan dianggap penyelenggaraan kewenangan untuk mendapatkan pemasukan pendapatan bagi keuangan negara, sehingga pemberlakuan UUPPLH yang mengintegrasikan beberapa izin lingkungan menjadi satu sistem izin lingkungan terpadu memunculkan pertentangan antar institusi di Pemerintahan. 116 Berdasarkan makna lingkungan hidup dan makna perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup sangat luas. Tidak saja tentang kualitas air, polusi udara, tanah, dan kebisingan, juga tentang pengeloaan sumber daya alam seperti kehutanan, pertambangan, perkebunan, perikanan, dan lain sebagainya. Di dalam UUPM, penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penyelenggaraan izin lingkungan merupakan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup akibat usahakegiatan yang wajib Amdal dan UKL-UPL. Demikian hal nya dalam pelaksanaan penanaman modal juga harus menjamin kelestarian lingkungan hidup, sebagaimana yang menjadi tanggung jawab penanam modal. Kegiatan penanaman modal sangat rentan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup, yaitu pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan. Untuk itu, izin lingkungan juga menjadi “pintu” pengendalian yang dibentuk guna menciptakan penanaman modal yang menjamin perlindungan lingkungan hidup. Upaya ini dilakukan melalui penerapan kewajiban Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan penerbitan Izin Lingkungan yang telah diuraikan sebelumnya. 116 Helmi, Op.Cit, Hal 199. Universitas Sumatera Utara Pengelolaan sumber daya lingkungan hidup memperhitungkan kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup itu sendiri. Di sisi lain, penyelenggaraan izin lingkungan justru dianggap mempersulit aktivitas investasi di Indonesia. Izin lingkungan merupakan hambatan bagi pengusaha melakukan akivitas sementara oleh beberapa instansi pemerintah, izin lingkungan dianggap penyelenggaraan kewenangan untuk mendapatkan pemasukan pendapatan bagi keuangan negara, sehingga pemberlakuan UUPPLH yang mengintegrasikan beberapa izin lingkungan menjadi satu sistem izin lingkungan terpadu memunculkan pertentangan antar institusi di Pemerintahan. 117 117 Ibid, Hal 199. Upaya perlindungan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan melalui pelaksanaan penanaman modal agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta mahkluk hidup lain. Pemerintah harus mengedepankan upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup akibat kegiatanusaha penanaman modal, sehingga perlu mendayagunakan secara maksimal instrumen pengawasan dan perizinan lingkungan hidup, salah satunya melalui instrumen izin lingkungan. Universitas Sumatera Utara BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP KEGIATAN PENANAMAN MODAL YANG TIDAK MEMENUHI KEGIATAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Kegiatan Penanaman Modal dan Sengketa Perlindungan Lingkungan Hidup