BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kegiatan penanaman modal merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah
dalam usaha pembangunan di Indonesia. Untuk menjaga keseimbangan iklim penanaman modal makan pemerintah membentuk kebijakan pengendalian pelaksanaan penanaman
modal. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal diatur melalui Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal meliputi pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan
penanaman modal dan lebih menekankan diri untuk memperoleh data perkembangan realisasi penanaman modal serta informasi masalah dan hambatan yang dihadapi
perusahaan, membimbing dan memfasilitasi penye,esaian masalah dan hambatan yang dihadapi perusahaan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan proyek penanaman modal
sesuai ketentuan yang berlaku. Termasuk pula mengawasi penggunaan fasilitas fiskal serta melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang dilakukan perusahaan. Lembaga
yang berwenang untuk melaksanakan pengendalian penanaman modal adalah BKPM, PDPPM, PDKPM, Badan Pengusahaan KPBPB, atau Administrator KEK sesuai dengan
kewenangannya. Pelaksanaan pengendalian penanaman modal diatur dalam UUPM Nomor 25 Tahun 2007, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, dan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal. 2.
Kegiatan penanaman modal seringkali memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup, yaitu pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan. Pengendalian
Universitas Sumatera Utara
penanaman modal menjadi salah satu upaya terhadap perlindungan lingkungan hidup dengan mengendalikan setiap usahakegiatan penanaman modal dengan melakukan
pemantauan, pembinaan, serta pengawasan penanaman modal. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal berperan dalam rangka perlindungan lingkungan hidup karena dalam
setiap kegiatanusaha penanaman modal, penanam modal berkewajiban untuk mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar
kelayakan lingkungan hidup bila perusahaannya mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan, sesuai peraturan yang berlaku Pasal 5 huruf j Perka BKPM Nomor 3
Tahun 2012. Pemerintah melakukan deregulasi yaitu melalui pementukan Pelayanan Terpadu Pintu PTSP yang menyelenggarakan Perizinan dan Non-Perizinan bagi bidang
usahakegiatan penanaman modal. PTSP dibentuk sebagai sebuah sistem pelayanan terpadu yang memberikan jaminan untuk mencegah terjadinya pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat pelaksanaan usahakegiatan. Di samping itu, izin lingkungan juga menjadi “pintu” pengendalian yang dibentuk guna menciptakan
penanaman modal yang menjamin perlindungan lingkungan hidup. Upaya ini dilakukan melalui penerapan kewajiban Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan
penerbitan Izin Lingkungan. 3.
Kegiatan penanaman modal yang tidak memenuhi kegiatan perlindungan lingkungan hidup akan melahirkan akibat hukum. Akibat hukum tersebut lahir apabila kegiatan
penanaman modal menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Akibat dampak negatif yang timbul, maka akan melahirkan sengketa lingkungan hidup. Sengekta
lingkungan hidup environmental disputes tidak terbatas pada sengketa-sengketa yang timbul karena peristiwa pencemaran atau perusakan lingkungan hidup, tetapi juga
meliputi sengketa-sengketa yang terjadi karena adanya rencana-rencana kebijakan pemerintah. Upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat dilakukan melalui dua
Universitas Sumatera Utara
jalur, yaitu jalur pengadilan litigasi dan jalur di luar pengadilan non-litigasi. Bagi setiap orang atau badan hukum yang terbukti melakukan pelanggaran perlindungan
lingkunan hidup tersebut maka akan dikenai sanksi. Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi administrasi danatau sanksi pidana.
B. Saran