E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian penanaman modal
Investasi atau penanaman modal merupakan istilah yang dikenal baik dalam kegiatan bisnis maupun dalam bahasa perundang-undangan. Investasi merupakan istilah
populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-undangan. Pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian yang sama sehingga kadang-kadang digunakan bersamaan secara bergantian.
8
Kedua istilah tersebut terjemahan bahasa Inggris dari kata invest yang berarti menanam atau menginvestasikan uang atau modal.
9
Penanaman modal dapat dilakukan melalui penanaman modal asing. Hal ini djabarkan dalam Pasal 1 ayat 3, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri.
10
Berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis menguraikan terminologi penanaman modal dapat berarti penanaman modal yang dilakukan secara langsung oleh
investor lokal domestic investor, investor asing Foreign Direct Investmen, FDI, dan penanaman modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing Foreign Indirect
Investmen, FII. Untuk yang terakhir ini dikenal dengan istilah penanam modal dalam bentuk portofolio, yakni pembelian efek lewat lembaga pasar modal capital market.
11
8
Ida Bagus Rahmadi Supacana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 2006, Hal 5-6
9
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. 2000, Hal 300
10
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Bandung: Nuansa Aulia. 2010, Hal 134
11
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012, Hal 34
Universitas Sumatera Utara
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI menyebutkan, investasi berarti pertama, penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan; kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam.
12
Kamus Istilah Keuangan dan Investasi menggunakan istilah investment investasi yang mempunyai arti penggunaan modal untuk mencipatakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko yang dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula berarti menunjuk ke suatu
investasi keuangan di mana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana atau investasi menunjuk ke suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari
keberhasilan pekerjaannya.
13
Kamus Hukum Ekonomi menggunakan terminologi, Investment, penanaman modal, investasi yang berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang
misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud untuk memperoleh keuntungan.
14
Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan menjelaskan istilah investment atau investasi, penanaman modal digunakan untuk penggunaan atau pemakaian sumber-sumber
ekonomi untuk produksi barang-barang produsen atau barang-barang konsumen. Dalam arti yang semata-mata bercorak keuangan, investment mungkin berarti penempatan dana-dana
kapital dalam suatu perusahaan selama jangka waktu yang relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dengan maksimum keamanan.
15
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Jakarta: Balai Pustaka. 1995 Edisi Ke empat, Hal. 386
13
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan Investasi. Alih bahasa oleh Susanto Budhidarmo, Jakarta: Elex Media Komputendo. 1994, Hal 300
14
A.F.Elly Erawaty dan J.S.Badudu, Kamus Hukum Ekonomi Indonesia Inggris, Jakarta: ELIPS, edisi pendahuluan. 1996, Hal 69
15
A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Jakarta: Radnya Paramita. 1991 Cetakan ke enam, Hal 340
Universitas Sumatera Utara
Istilah penanaman modal atau investment menurut kamus Black’s Law, mempunyai pengertian :
a. An expenditure to acquire property or assets to produce revenue; a capital outlay
b. The asset acquired or the sum invested
c. Investiture
d. Livery of seisin.
16
Secara umum investasi diartikan kegiatan yang dilakukan orang pribadi natural person atau badan hukum juridical person dalam upaya meningkatkan atau
mempertahankan nilai modalnya baik berbentuk uang tunai cash money, peralatan equipment, aset tak bergerak, hak kekayaan intelektual, maupun keahlian.
Merujuk uraian di atas, unsur kegiatan investasi yaitu : a.
Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai modalnya ;
b. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan dapat
diraba tangible, tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidk kasat mata dan tidak dapat diraba intangible.
17
Setelah diuraikan beberapa pengertian Penanaman Modal diatas, dapat dijelaskan pengertian Penananaman modal sebagaimana dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM, dikemukakan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam modal maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Repubik Indonesia. Dari pengertian yang dijabarkan dalam undang-undang ini, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
penanaman modal dalam undang-undang ini adalah penanaman modal secara langsung yaitu kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
16
Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary. Eight Edition. West, St. Paul: Thomson. 2004, Hal 844- 845
17
Ida Bagus Rahmadi Supacana, Op.Cit., Hal 1
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya atau yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
18
Kegiatan penanaman modal dilakukan dalam bentuk pertama, penanaman modal dalam negeri. Pengertian penanaman modal dalam negeri sendiri dijabarkan dalam Pasal 1
ayat 1 yang mengemukakan, penanaman modal dalam negeri adalah suatu kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Kedua, penanaman modal dapat dilakukan melalui penanaman modal asing. Hal ini
dijabarkan dalam Pasal 1 ayat 3, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri
19
2. Pengertian pengendalian penanaman modal
Pengendalian adalah kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan agar pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di
dalam Pasal 2 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penananaman Modal Nomor 3 Tahun 2012, yang selanjutnya disebut Perka BKPM 32012, maksud dari pengendalian
penanaman modal adalah melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawab
penanaman modal serta ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehubungan dengan itu dikarenakan penanam modal memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab, maka dilakukan
pengendalian penanaman modal sehingga dapat dilakukan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab penanam modal serta ketentuan perundang-undangan.
18
Ibid, Hal 2
19
Sentosa Sembiring, Op.Cit, Hal 134
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dilaksanakannya pengendalian pelaksanaan penanaman modal sebagaimana dijabarkan dalam Pasal 2 ayat 2 adalah :
a. Memperoleh data perkembangan realisasi penanaman modal dan informasi masalah dan
hambatan yang dihadapi oleh perusahaan; b.
Melakukan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan;
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan penanaman modal, penggunaan fasilitas fiskal dan
melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan lapangan terhadap perusahaan. Dari pengaturan pengendalian pelaksanaan penanaman modal ini, pemerintah
mengharapkan tercapainya realisasi penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan.
3. Ruang lingkup pengendalian penanaman modal
Pada bagian sebelumnya telah diuraikan pengertian dari pengendalian penanaman modal dan maksud dilakukannya pengendalian penanaman modal. Maka pada bagian ini akan
diuraikan lebih lanjut mengenai ruang lingkup pengendalian penanaman modal sesuai dengan definisinya yaitu melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
penanaman modal. Ruang lingkup pengendalian penanaman modal :
a. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat Perizinan
penanaman modal.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan bimbingan kepadapenanam modal untuk merealisasikan penanaman modalnya dan fasilitasi penyelesaian masalahhambatan atas pelaksanaan
kegiatan penanman modal. c.
Pengawasan Pengawasan adalah upaya yang dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya
penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan penanaman modal dan penggunaan fasilitas penanaman modal.
4. Pengertian perlindungan lingkungan hidup
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia sebagai terjemahan dari bahasa Inggris environment and human environment, seringkali digunakan
secara silih berganti dalam pengertian yang sama. Sekalipun arti lingkungan dan lingkungan hidup manusia dapat diberi batasan yang berbeda-beda berdasarkan persepsi dan disiplin ilmu
tiap-tiap penulis, dalam tulisan ini istilah atau lingkungan hidup diartikan sama dalam arti luas.
20
Menurut Otto Sumarwoto, lingkungan atau lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita. Di dalam Pasal 1 ayat 1 UUPPLH, dikemukakan pengertian Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta lingkungan hidup lain.
21
Hukum lingkungan merupakan bidang ilmu yang masih muda, yang perkembangannya baru terjadi pada dasawarsa akhir ini. Apabila dikaitkan dengan peraturan
20
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia,
Bandung: Alumni. 1996, Hal 7
21
Ibid, Hal 8
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek lingkungan, maka panjang atau pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung dari apa yang dipandang sebagai
environment concern.
22
St. Moenadjat Danusaputro membedakan antara Hukum Lingkungan modern yang berorientasi kepada lingkungan atau environment-oriented law dan Hukum Lingkungan
Klasik yang berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use-oriented law. Hukum Lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak
perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus-
menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang. Sebaliknya hukum lingkungan klasik memetapkan ketentuan dan norma-norma dengantujuan terutama
sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka
waktu yang sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan modern berorientasi kepada lingkungan, sehingga sifat dan wataknya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu
sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan modern memiliki sifat utuh-menyeluruh atau
komprehensif-integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes, sedang sebaliknyan Hukum Lingkungan klasik bersifat sektoral, serba kaku, dan sukar
berubah.
23
5. Ruang lingkup perlindungan lingkungan hidup
22
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1993, Hal 12-13
23
St.Moenadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan. Buku I: Umum, Bandung: Bina Cipta.1977, Hal 35-36
Universitas Sumatera Utara
Di dalam upaya melakukan perlindungan lingkungan hidup maka dibutuhkan peraturan-peraturan yang dapat menjadi bingkai sehingga di dalam pemanfaatan dan
pengelolaan lingkungan dalam arti sempit dan sumber daya alam dalam arti luas. Berbeda dari dua undang-undang pendahulunya yang hanya menggunakan istilah
pengelolaan lingkungan hidup pada penamaannya, UUPPLH diberi nama Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hiudp. Penambahan istilah “perlindungan” ini didasarkan pada
pandangan anggota Panja DPR RI dengan rasionalisasi agar lebih memberikan makna tentang pentingnya lingkungan hidup untuk memperoleh perlindungan. Pihak eksekutif dan tim
penyusun dan tim ahli sebenarnya sudah menjelaskan kepada para anggota Panja DPR bahwa pengelolaan lingkungan hidup merupakan konsep yang di dalamnya telah mengandung unsur
perlindungan lingkungan hidup di samping pemanfaatan lingkungan hidup. Tetapi para anggota Panja DPR bersikeras bahwa istilah perlindungan harus dicantumkan dalam judul
undang-undang, sehingga akhirnya hal itu disepakati dan diterima.
24
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UUPPLH didasarkan pada 14 asas, yaitu : a tanggung jawab negara, b kelestarian dan keberlanjutan, c keserasian
dan keseimbangan, d keterpaduan, e manfaat, f kehati-hatian, g keadilan, h ekoegion, i keanekaragaman hayati, j pencemar membayar, k partisipatif, l kearifan lokal, m
tata kelola pemerintahan yang baik, dan n otonomi daerah.
25
a. Melindungi wilayah NKRI;
Pasal 3 UUPPLH memuat tujuan perlindungan lingkungan hidup, yaitu :
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan mahkluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
24
Helmi, Op.Cit., Hal 52-53
25
Ibid, Hal 62-63
Universitas Sumatera Utara
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan masa depan;
g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari
hak asasi manusia; h.
Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bjaksana; i.
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; j.
Mengantisipasi isu lingkungan global. Ruang lingkup perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berkut :
1 Perencanaan
Perencanaan dalam perlindungan lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan: a
Inventarisasi lingkungan hidup; b
Penetapan wilayah ekoregion; dan c
Penyusunan RPPL. 2
Pemanfaatan Pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilakukan berdasarkan RPPLH berdasarkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan : a
Keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b
Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c
Keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. 3
Pengendalian Pengendalian pencemaran danatau pengrusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam
rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi : a
Pencegahan; b
Penanggulangan; dan c
Pemulihan
Universitas Sumatera Utara
4 Pemeliharaan
Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya : a
Konservasi sumber daya alam; b
Pencadangan sumber daya alam; danatau c
Pelestarian fungsi atmosfer. 5
Pengawasan Pengawasan dan pemberian sanksi administrasi dilakukan oleh :
a Menteri;
b Gubernur;
c Bupati Walikota; danatau
d Pejabat pengawas lingkungan hidup
6 Penegakan hukum
Di dalam proses penegakan hukum terhadap sengketa lingkungan hidup, maka dapat dilakukan dalam dua jalur, yaitu melalui jalur Pengadilan Litigasi dan jalur di luar
Pengadilan Non Litigasi.
F. Metode Penulisan