Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

BAB II PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DAN

PENGATURANNYA DI INDONESIA

A. Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

Pedoman dan tata cara pengendalian pelaksanaan penanaman modal diatur melalui Perka BKPM 32012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Perka BKPM ini menggantikan Perka BKPM sebelumnya, yaitu Perka Nomor 13 Tahun 2009 Perka BKPM 32009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Perka BKPM 72010 Pengendalian pelaksanaan penanaman modal merupakan upaya mengevaluasi kegiatan penanaman modal. Kegiatan ini meliputi pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap aktivitas proyek investasi sesuai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang dimiliki investor. 29 1. Tata cara pemantauan pelaksanaan penanaman modal Adapaun tata cara yang diuraikan dalam Perka 32012 dalam rangkan melaksanakan pengendalian penanaman modal adalah sebagai berikut: Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat Perizinan penanaman modal. Kegiatan pemantauan penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 huruf a dilaksanakan terhadap penanaman modal baik yang masih dalam tahap konstruksi tahap pembangunan maupun penanaman modal yang telah produksi.operasi komersial atau telah ada izin usaha Pasal 10 ayat 1. 29 BP3MD, Op.Cit. Hal 1 Universitas Sumatera Utara Kegiatan pemantauan dilakukan melalui pengumpulan, verifikasi dan evaluasi data realisasi penanaman modal yang tercantum dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal LKPM yang disampaikan oleh perusahaan Pasal 10 ayat 2. Perusahaan yang telah mendapat perizinan penanaman modal, wajib menyampaikan LKPM secara berkala, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2 Perka 32012 dan disampaikan kepada BKPM, PDPPM, PDPKM, dan kepada Badan Pengusahaan KBPB apabila lokasi proyek berada di wilayah KEK. Pasal 11 menguraikan bahwa penyampaian LKPM oleh perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perusahaan yang masih dalam tahap konstruksi tahap pembangunan wajib menyampaikan LKPM setiap 3 tiga bulan Triwulan menggunakan formulir LKPM sebagaimana tercantum pada Lampiran I, dengan periode laporan sebagai berkut : 1 Laporan Triwulan I disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan April tahun yang bersangkutan; 2 Laporan Triwulan II disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan Juli tahun yang bersangkutan; 3 Laporan Triwulan III disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan Oktober tahun yang bersangkutan; 4 Laporan Triwulan IV disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan Januari tahun yang berikutnya; b. Perusahaan yang dalam tahap produksi operasi komersial telah ada izin usaha wajib menyampaikan LKPM setiap 6 enam bulan semester dengan menggunakan formulir LKPM sebagaimana tercantum pada Lampiran II, dengan periode laporan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Laporan Semester I disampaikan paling lambat tanggal 5 bulan Juli tahun yang bersangkutan; 2 Laporan Semester II disampaikan paling lambat pada tanggal 5 bulan Januari tahun berikutnya. Perusahaan memiliki kewajiban menyampaikan LKPM pertama kali atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal pada periode Triwulan berikutnya sejak tanggal perizinan penanaman modalnya diterbitkan. Perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang berlokasi di lebih dari 1 satu kabupatenkota, wajib menyampaikan LKPM untuk setiap lokasi proyek masing-masing kabupatenkota. Perusahaan yang melakukan usaha lebih dari 1 satu bidang usaha, wajib merinci realisasi penanaman modal untuk setiap bidang usaha dalam LKPM. Pasal 12 ayat 1 mengatur mengenai tata cara verifikasi dan evaluasi data realisasi penanaman modal. BKPM, PDPPM, PDKPM, Badan Pengusaha KPBPB atau administrator KEK berwenang melakukan verifikasi dan evaluasi data realisasi penanaman modal yang dicantumkan dalam LKPM terhadap perizinan dan non-perizinan penanaman yang diterbitkan. Pasal 12 ayat 2 menguraikan verifikasi dan evaluasi LKPM sebagaimana dimaksud pada ayat 1 , meliputi : a. Keterangan perusahaan; b. Perizinan dan non-perizinan yang dimiliki; c. Realisasi investasi dan permodalan; d. Penyelesaian fisik; e. Penggunaan tenaga kerja; f. Produksi dan pemasaran; Universitas Sumatera Utara g. Realisasi impor mesin, barang, dan bahan yang diimpor dengan menggunakan fasilitas pembebasan bea masuk yang diberikan oleh Pemerintah; h. Kewajiban perusahaan yang tercantum dalam perizinan penanaman modalnya atau ketentuan peraturan perundang-undangan; i. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Berdasarkan hasil verifikasi dan evaluasi, BKPM melakukan kompilasi data realisasi penanaman modal secara nasional yang terdiri dari data realisasi penanaman modal yang merupakan kewenangan Pemerintah dan data realisasi penanaman modal hasil kompilasi yang dilaksanakan oleh PDPPM. Bagi perusahaan yang telah mendapat Angka Pengenal Importir API dari BKPM, wajib menyampaikan laporan realisasi impor baik dalam hal terealisasi maupun tidak terealisasi kepad BKPM sesuai dengan periode laporan dengan menggunakan formulr yang ada Pasal 14. BKPM, PDPPM, dan PDKPM wajib membuat laporan kumulatif atas pelaksanaan penanaman modal di wilayah kerjanya setiap triwulan dan disampaikan kepada yang berwenang atas laporannya, yaitu BKPM menyampaikan kepada Presiden dan KementrianLembaga terkait, PDPPM kepada Gubernur, dan PDKPM kepada bupatiwalikota, dengan tembusan PDPPM kepada BKPM dan PDKPM kepada gubernur Pasal 15. 2. Tata cara pembinaan pelaksanaan penanaman modal Pembinaan adalah kegiatan bimbingan kepada penanam modal untuk merealisasikan penanaman modalnya dan fasilitasi penyelesaian masalahhambatan atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal. Tata cara pembinaan diatur pada Pasal 16-18 Perka BKPM 32012. Pasal 16 menguraikan kegiatan pembinaan dilaksanakan melalui : Universitas Sumatera Utara a. Bimbingan sosialisasi ketentuan pelaksanaan penanaman modal b. Pemberian konsultasi pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Fasilitasi penyelesaian masalahhambatan yang dihadapi penanam modal dalam merealisasikan penanaman modalnya. Bagi perusahaan yang telah mendapat perizinan penanaman modal, wajib memenuhi semua persyaratan teknis yang tercantum dalam perizinan penanaman modal yang dimilikinya. Dalam rangka mencegahmenghidarkan dan mengurangi indikasi terjadinya penyimpangan terhadap kewajiban pemenuhan persyaratan teknis dan kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, perusahaan harus memiliki pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal secara umum dan secara khusus di sektor usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan investor akan informasi tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemerintah secara berkala melakukan bimbingansosialisasi dan konsultasi tentang ketentuan pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan sektor usahanya Pasal 17. Dalam hal perusahaan penanaman modal tidak dapat menyelesaikan kegiatan proyek sesuai jadwal yang ditetapkan, perusahaan dapt mencantumkan permasalahan kendala yang dihadapi dalam formulir LKPM ataupu secara terpisah yang ditujukan kepada instansi yang berwenang sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 18. Atas laporan permasalahankendala tersebut, instansi yang berwenang untuk itu melakukan fasilitasi penyelesaian masalah sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 ayat 2, meliputi : a. Identifikasi dan verifikasi permasalahan; b. Koordinasi dengan instansi terknis terkait; c. Komunikasi hasil fasilitasi penyelesaian maslaah kepada pihak-phak terkait. Universitas Sumatera Utara 3. Tata cara pengawasan pelaksanaan penanaman modal Pengawasan adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan penanaman modal dan penggunaan fasilitas penanaman modal. Tata cara pengawasan diatur pada Pasal 19-20 Perka BKPM 32012. Pasal 19 menguraikan kegaiatan pengawasan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan melalui pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal, sebagai tindak lanjut dari : a. Evaluasi atas pelaksanaan penanaman modal berdasarkan perizinan dan non-perizinan yang dimiliki; b. Adanya indikasi penyimpangan atas ketentuan pelaksanaan penanaman modal; c. Penggunaan fasilitas pembebasan bea masuk sesuai dengan tujuan pemberian fasilitas pembebasan bea masuk. Mekanisme pengawasan ke lokasi proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dilakukan secara terkoordinasi dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada perusahaan. Pemberitahuan dilakukan paling lambat 5 lima hari kerja sebelum pelaksanaan pengawasan dengan menggunakan bentuk surat yang tersedia. Piminanpenanggung jawab perusahaan di lokasi proyek wajib memberikan informasi yang diperlukan terkait dengan objek pemeriksaan. Hasil pemeriksaan di lokasi proyek dituangkan dalam BAP yang ditandatangani oleh pemeriksan dan pimpnanpenanggung jawab perusahaan Pasal 20.

B. Lembaga yang Berwenang Melakukan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal