Latar Belakang Perlindungan Lingkungan Hidup melalui Pengaturan Pengendalian Penanaman Modal

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan kekayaan alam yang melimpah sudah sepatutnya jika Bangsa Indonesia selalu memperbanyak rasa syukur atas nikmat yang tidak ternilai harganya dan tak terhitung banyaknya. Namun perlu disadari bahwa sumber daya alam yang terus dikonsumsi dan dimanfaatkan dari waktu ke waktu tentu semakin habis. Karena itulah untuk menyelamatkan bangsa Indonesia di masa depan, di tengah-tengah terbatasnya sumber daya alam dan tantangan globalisasi, Pemerintah harus mampu mengelola pemanfaatan sumber daya alam ini dengan sebaik-baiknya. Tujuan dan arah pembangunan nasional ditetapkan dalam Program Pembangunan Nasional PROPENAS yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, dimana masyarakat adil dan makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang di antaranya bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan sektor-sektor ekonomi yang ada di negara ini, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. 1 Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berjalan kurang lebih 44 tahun lamanya sejak dicanangkan oleh Pemerintah Orde Baru pada tahun 1970. Kurun waktu hampir setengah abad itu membawa perubahan dalam masyarakat Indonesia lewat pembangunan ekonomi sehingga mengalami peningkatan di tengah berbagai dinamikanya. Keberhasilan pembangunan Indonesia dapat dilihat dari angka statistik yang menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 5-6 per tahun sebelum era krisis berlangsung. Keberadaan tersebut menandai keberhasilan pemerintah untuk mengurangi 1 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Prenada Media. 2005, Hal 1 Universitas Sumatera Utara angka kemiskinan di Indonesia yang disinyalir masih terdapat kurang lebih 27 juta rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan. 2 Pelaksanaan pembangunan seperti diketahui memerlukan modal dalam jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh Pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya di dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh Pemerintah dan atau dunia usaha swasta dalam negeri. Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian sebab pada umumnya negara-negara berkembang dalam hal ketersediaan modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan secara menyeluruh mengalami berbagai kesulitan yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain; tingkat tabungan saving masyarakat yang masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, keterampilan skill yang belum memadai serta teknologi yang belum modern. 3 Keterbatasan dalam bidang permodalan dan penguasaan teknologi merupakan kendala yang umum dihadapi oleh hampir setiap negara dalam rangka pembangunan ekonomi nasionalnya yang bersifat multi kompleks. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga menghadapi masalah tersebut. Salah satu alternatif pemecahan masalah adalah dengan mendatangkan dana bantuan luar negeri baik berupa pinjaman luar negeri maupun penanaman modal asing. 4 Keberadaan modal asing melalui berbagai kebijakan di bidang investasi asing di negara-negara berkembang tidak dilepaskan kaitannya dengan kepentingan penyelenggaraan 2 Ibid, Hal 1 3 Ibid, Hal 1-2 4 Sumartono, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar ModalProblems of Investment in Equities and in Securities, Bandung: Bina Cipta, 1984, Hal 129. Universitas Sumatera Utara pembangunan nasional untuk merealisasikan cita-cita bangsa. 5 Muchammad Zaidun dalam orasi ilmiahnya menyebutkan, Investasi bagi suatu negara marupakan suatu keharusan atau keniscayaan, investasi merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi agar negara dapat mendorong perkembangan ekonominya selaras dengan tuntutan perkembangan masyarakatnya. Investasi di suatu negara akan dapat berlangsung dengan baik dan bermanfaat bagi negara dan rakyatnya, mana kala negara mampu menetapkan kebijakan invetasi sesuai amanah konstitusinya. 6 Pengendalian penanaman modal merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk melakukan pengendalian fungsi penanaman modal dengan melakukan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan dalam pelaksanaan penanaman modal. Pedoman dan tata cara pengendalian penanaman modal tersebut diatur melalui Peraturan Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Perka BKPM Nomro 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Cukup beralasan jika setiap negara saling bersaing untuk menarik calon penanam modal untuk menanamkan modal di negaranya. Di dalam berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka pembangunan melalui penanaman modal tersebut, Pemerintah harus senantiasa memperhatikan aspek lingkungan sebagai aspek yang penting guna keberlangsungan hidup masyarakat. Ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, salah satunya dengan melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Salah satu upaya perlindungan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemerintah dalam kaitannya dengan kegiatan penanaman modal adalah melalui pengaturan pengendalian penanaman modal di Indonesia. 5 Ridwan Khairandy, Peranan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Venture dalam Alih Teknologi di indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22-Nomor 5, Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, 2003, Hal 51. 6 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012, Hal 2-3. Universitas Sumatera Utara Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Di dalam Perka BKPM tersebut juga diatur mengenai lembaga yang berwenang melakukan pengendalian penanaman modal. Seperti yang termaktub dalam Pasal 1 ayat 5 Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Perka BKPM No. 3 Tahun 2012 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal atau selanjutnya disebut pengendalian penanaman modal adalah kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan, agar pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal merupakan upaya mengevaluasi kegiatan penanaman modal. Kegiatan ini meiputi pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap aktivitas proyek investasi sesuai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang dimiliki investor. 7 Upaya perlindungan lingkungan hidup melalui pengaturan pengendalian penanaman modal ini menimbulkan akibat hukum apabila penanaman modal yang dilakukan tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawab dalam rangka perlindungan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Akibat hukum tersebut merupakan akibat yang timbul karena adanya pelanggaran-pelanggaran atau sengketa penanaman modal yang mengakibatkan timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan. Adapun sengketa yang Selain dari pada kebijakan pengendalian penanaman modal di atas, ada pembentukan kebijakan lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dilakukan yaitu melalui kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP dalam penyelenggaraan perizinan dan non-perizinan. Kemudian, kebijakan melalui izin lingkungan juga dilakukan melalui penerapan kewajiban Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL dan proses penerbitan Izin Lingkungan. 7 BP3MD, Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DALAK, http:bp3md.tanahbumbukab.go.idindex.php?option=comcontentview=articelid=145itemid=178 , diakses pada 11 Agustus 2014 pukul 14.05 WIB. Universitas Sumatera Utara mungkin timbul antara lain seperti mengenai tanggung jawab penanam modal untuk menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan segala kegiatan usahanya secara sepihak, ikut serta untuk menciptakan iklim usaha persaingan yang tidak sehat, mencegah praktik monopoli, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Apabila terjadi sengketa seperti di atas, maka harus dilakukan suatu upaya penyelesaian sengketa tersebut. Ada beberapa alternatif penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan, sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi sengketa yang terjadi dan sanksi yang akan diberikan. Sanksi yang akan diberikan dapat berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana. Pelestarian lingkungan hidup dilakukan melalui perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana diatur melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPPLH. Dalam upaya perlindungan lingkungan hidup tersebut, Pemerintah secara umum dan Badan Koordinasi Penanaman Modal secara khusus melakukan upaya pengendalian pelaksanaan penanaman modal sebagai alat penyaring filter penanaman modal yang berwawasan lingkungan.

B. Permasalahan