66
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait
dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini dan dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
4.3 Deskripsi Hasil Wawancara
Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara terstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang
dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Pemberdayaan Kelompok Tani merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk memberdayakan dan mendidik yang di dalamnya terdiri dari para petani yang bergabung dan mengelompokkan diri mereka dengan sebutan kelompok tani
yang memiliki tujuan dan harapan yang sama agar mereka dapat lebih mengerti dan mendapatkan wawasan yang lebih dari yang mereka ketahui sekarang agar
harapan dan tujuan bersama dapat terlaksana dan terwujud sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan apa yang di sampaikan
oleh Sekertaris Desa Kepala Sungai yaitu Bapak Purwanto saat ditanya menurut dia seperti apa pemberdayaan kelompok tani itu yang kemudian menyatakan
bahwa : “Pemberdayaan kelompok tani itu ya masing-masing kelompok tani
memberdayakan masyarakat tani atau petani yang ada disekitar mereka yang bertujuan untuk tepat tanam, tepat urus, tepat pupuk serta tepat
waktu agar mendapatkan hasil sesuai dengan target yang diinginkan”
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
67
Hal serupa di ungkapkan oleh Bapak Turimun selaku ketua GAPOKTAN yang menyatakan bahwa :
“Pemberdayaan kelompok itu merupakan kegiatan yang mendidik para anggota kelompok tani dari setiap kelompok masing-masing tentang
bagaimana cara tanam hingga mengatur musim tanam” Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Dari pernyataan di atas, mengemukakan bahwa pemberdayaan kelompok tani di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat ini
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang di dalam kegiatan tersebut masing- masing kelompok tani diberikan informasi yang berguna bagi kelangsungan
pertanian di Desa Kepala Sungai yang kemudian disebarkan kepada anggotanya agar semua petani mengetahui dan mengerti sehingga dapat diterapkan pada
sektor pertanian di Desa Kepala Sungai. Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani pada umumnya memiliki tujuan
untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan tersebut. Kemandirian disini juga memiliki arti bahwa mereka memiliki potensi untuk mampu memecahkan masalah-masalah yang mereka
hadapi, dan sanggup memenuhi kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan pihak luar, baik pemerintah maupun organisasi-
organisasi non-pemerintah. Pelaksanaan kegiatan pembedayaan kelompok tani di Desa Kepala Sungai
juga bertujuan yang tidak berbeda dengan tujuan pemberdayaan pada umumnya. Mereka mengharapkan agar para petani mampu menjadi lebih mandiri dalam
melakukan setiap kegiatan pertanian dengan bekal informasi yang mereka dapatkan pada saat kegiatan penyuluhan informasi dan praktek tentang pertanian
Universitas Sumatera Utara
68
itu dilaksanakan. Hal ini juga disebutkan oleh Ketua GAPOKTAN Bapak Turimun ketika ditanyakan mengapa kegiatan pemberdayaan ini perlu dilakukan
dengan menyatakan : “Kegiatan ini mengapa harus dilakukan, ya karena kami memang perlu
dan membutuhkan tambahan informasi yang lebih dari apa yang kami ketahui sekarang terutama yang berhubungan terhadap pertanian agar
kami dapat mempraktekkannya sesuai dengan informasi yang kami dapatkan. Setelah memperoleh hasil yang sesuai dengan target, itu secara
tidak langsung akan membantu kami untuk kami tidak terlalu bergantung pada pemerintah desa karena dengan meningkatnya hasil pertanian itu
akan berdampak pada keuntungan yang kami dapatkan. Jadi apabila kami mendapatkan keuntungan yang lebih kami tidak selalu mengharapkan
bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan pertanian yang sementara itu pemerintah desa juga memberikan bantuan berharap pada persetujuan
pemerintah pusat untuk memberikan dana yang telah direncanakan sebelumnya”.
Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Pak Tegu Selaku perwakilan kelompok tani juga menyatakan bahwa : “Kegiatan ini memang kami butuhkan. Soalnya dengan adanya kegiatan
ini membuat kami memiliki wawasan yang lebih yang kemudian kami terapkan dan kami manfaatkan agar kami memperoleh hasil yang kami
inginkan. Lalu setelah itu kami akan mendapatkan keuntungan yang kemudian kami putar ulang keuntungan itu menjadi modal untuk membeli
apa yang kami butuhkan. Yang seperti ini akan membuat kami tidak terlalu menggharapkan bantuan dana dari pihak lain ya seperti
pemerintah desa gitu...”. Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Berdasarkan hasil dari wawancara mengenai mengapa kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini dibutuhkan diperoleh jawaban yang menunjukan
bahwa para kelompok tani menginkan adanya kemandirian dari segi modal sehingga apa yang mereka butuhkan dengan modal yang besar tidak selalu
bergantung pada pemerintah desa yang kemudian menuangkan permohonan dana mereka ke dalam RPJMDes dan belum tau pasti kapan dana itu akan dicairkan.
Pemberdayaan kelompok tani tidak hanya melibatkan para kelompok tani saja. Ini juga terjadi pada kegiatan pemberdayaan kelompok tani di Desa Kepala
Universitas Sumatera Utara
69
Sungai dan ini juga serupa dengan jawaban yang diberikan oleh Bapak Turimun yang ketika ditanya siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini memberikan
jawaban seperti berikut: “Yang terlibat dalam kegiatan ini selain kami para kelompok tani, disini
juga melibatkan PPL Penyuluh Pertanian Lapangan yang ditugaskan dari Dinas Pertanian Kabupaten Langkat untuk memberikan penyuluhan
kepada kami selaku para kelompok tani agar kami dapat mempraktekan informasi yang kami dapatkan dengan tepat”.
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016
Bapak Tegu juga memberikan jawaban yang hampir sama dengan jawaban Bapak Turimun dengan mengatakan:
“Kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini juga melibatkan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Langkat yang biasanya kami sebut PPL...”.
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016
Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai siapa lagi yang terlibat pada kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya para kelompok tani yang
ada di desa Kepala Sungai saja yang terlibat dalam kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani ini yaitu adanya keterlibatan petugas dari Dinas Pertanian
Kabupaten Langkat ini yang membuat informasi yang mereka dapatkan bisa mereka praktekan dengan adanya penyuluhan berbagai informasi baru yang di
sampaikan oleh PPL Penyuluh Pertanian Lapangan yang berada di Desa Kepala Sungai.
Mengenai siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, peneliti tertarik dengan peranan pemerintah desa. Sesuai dengan judul penelitian ini kemudian
peneliti mengajukan pertanyaan apakah pemerintah desa terlibat dalam kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini? dan bagaimana peranan pemerintah desa dalam
kegiatan pembedayaan kelompok tani ini? Kemudian peneliti mendapatkan 3 tiga jawaban yang hampir sama dengan informan yang berbeda. Jawaban
Universitas Sumatera Utara
70
pertama peneliti mendapatkan jawaban dari Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa Kepala Sungai yang menyatakan:
“Dalam kegiatan pemberdayaan kelompok tani di Desa Kepala Sungai, pemerintah desa juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Akan tetapi
dalam kegiatan ini pemerintah desa tidak terlibat sepenuhnya. Pemerintah desa disini hanya sebagai pendukung kegiatan pemberdayaan kelompok
tani itu berlangsung. Misalnya saja pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan, kami selaku pemerintah desa hanya sebagai tamu undangan
yang menjadi perwakilan dari pemerintah desa. Untuk masalah pengurusan hal ini itu pemerintah tidak bisa ikut campur banyak soalnya
sudah ada pihak yang terkait seperti GAPOKTAN, petugas dari dinas pertanian yang lebih memahami hal tersebut. Paling tidak pada saat
perencanaan dan penyusunan RPJMDes kami pihak pemerintah desa melibatkan mereka selaku perwakilan kelompok masyarakat yang ada di
desa ini untuk menyampaikan ide, baru disitulah mereka mengajukan ide tentang apa yang mereka butuhkan seperti berupa alat atau bahan yang
harus dibeli dengan dana yang besar untuk keperluan pertanian yang kemudian kami tuangkan kedalam RPJMDes Kepala Sungai”.
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016
Lalu Bapak Masriadi selaku mantan Kepala Desa periode 2010-2015 juga mengatakan hal yang hampir sama yaitu :
“Peran kami selaku pemerintah desa hanya sebagai pendukung yang memberikan dukungan sepenuhnya apa yang telah di programkan oleh
pihak yang berhubungan dengan kegiatan ini demi kemajuan Desa Kepala Sungai ini. Apabila pemerintah desa dimintai bantuan terkait kegiatan ini,
kami akan membantu dengan sebisa mungkin dan mengusahakan apa yang kami bisa agar kegiatan ini tetap berjalan lancar”.
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016
Bapak Turimun juga menambahkan : “Peran pemerintah desa hanya mendukung. Kalau untuk memfasilitasi
dan lain sebagainya, pemerintah desa tidak terlalu berperan banyak ini dikarenakan sudah ada dinas yang terkait yang lebih memahami apa yang
kami butuhkan”
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016 Berdasarkan dari ketiga jawaban di atas sudah jelas dan dapat disimpulkan
bahwa pemerintah desa hanya memberi dukungan penuh dengan program- program apa saja yang telah dibuat untuk kegiatan pemberdayaan kelompok tani
Universitas Sumatera Utara
71
yang diselenggarakan di Desa Kepala Sungai demi kemajuan sektor pertanian yang ada di desa tersebut. Keterlibatan Petugas Dinas Pertanian yang lebih
memahami apa yang dibutuhkan juga menjadi alasan mengapa pemerintah desa tidak dapat ikut campur lebih banyak. Akan tetapi hal ini juga bukan menjadi
penghalang untuk para kelompok tani turut menyampaikan apa yang mereka butuhkan kepada pemerintah desa.
Meskipun pemerintah desa tidak banyak terlibat dalam kegiatan yang berlangsung, akan tetapi pemerintah desa juga setidaknya mengetahui apa saja
yang berhubungan pada saat kegiatan pemberdayaan kelompok tani itu dilaksanakan. Seperti halnya dengan kegiatan pemberdayaan kelompok tani di
Desa Kepala Sungai ini. Ketika peneliti menanyakan perihal apakah pemerintah desa mengetahui bagaimana kegiatan pemberdayaan kelompok tani baik dari
program, strategi, faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan itu berlangsung Bapak Purwanto memberikan jawaban seperti ini :
“Untuk program-program kami tidak mengetahui secara detail. Akan tetapi yang saya ketahui program yang mereka sebutkan bertujuan untuk
mendapatkan hasil panen yang telah mereka targetkan dengan strategi seperti, rutin mengadakan perkumpulan sebulan sekali kemudian mereka
saling bertukar informasi dan membicarakan serta membahas apa yang perlu mereka bicarakan. Untuk faktor yang mendukung yang saya ketahui
itu mengenai dana. Soalnya mereka sangat membutuhkan dana disetiap kegiatan berlangsung. Tapi dana ini jugalah yang menjadi faktor
penghambat berjalannya kegiatan ini dengan lancar....”.
Hasil wawancara 22 Maret 2016 Jawaban ini juga hampir serupa dengan jawaban yang diberikan oleh
Bapak Masriadi yaitu : “Secara detail kami tidak begitu mengetahui apa program apa yang
mereka rencanakan. Hanya saja yang saya tahu bahwa para kelompok tani itu rutin mengadakan arisan, jadi tidak hanya bertukar informasi
tetapi mereka juga mengumpulkan dana yang kemudian dimasukkan ke kas kelompok tani. Kalau faktor pendorong kegiatan ini tetap berjalan
Universitas Sumatera Utara
72
lancar ya saya rasa ini soal dana juga. Soalnya mereka membutuhkan dana sementara dana ini juga yang sampai sekarang masih menjadi
penghambat.Walaupun mereka rutin sebulan sekali mengadakan pertemuan akan tetapi terkadang tidak semua anggota kelompok tani
secara rutin ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana tersebut”.
Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016 Ketika hal ini ditanyakan oleh Bapak Turimun selaku ketua GAPOKTAN
mengenai faktor pendorong dan faktor penghambat dari berjalannya kegiatan ini, beliau membenarkannya dengan mengatakan :
“Iya memang benar, yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan ini agar tetap berjalan lancar adalah soal dana. Soalnya setiap kegiatan
berlangsung kan semuanya menggunakan dana, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan kegiatan tersebut. Akan tetapi hal ini juga lah yang
menjadi faktor penghambat agar kegiatan itu tetap berjlan lancar. Kami juga sejujurnya masih terkendala dana, meskipun sedikit banyaknya kami
menanggulanginya dengan cara mengumpulkan uang kas rutin akan tetapi tidak semua anggota kelompok tani secara rutin membayarkan uang kas
untuk keperluan kelompok tani ini. Terkadang masih ada anggota yang tidak membayarkan secara rutin terkendala dengan keadaan ekonomi
yang mereka alami...”.
Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016 Mengenai program dan strategi apa yang digunakan agar kegiatan
pemberdayaan yang terselenggara di desa Kepala Sungai dapat sesuai dengan apa yang di harapkan Bapak Tegu memberikan jawaban seperti ini :
“...kalau soal program yang direncanakan kami baru membuat beberapa program, seperti merubah cara tanam secara menyeluruh dari yang dulu
lama menjadi lebih cepat panen, menambahkan tambahan kimia yang aman dan sesuai aturan pemakaian selain pengunaan pupuk agar
tanaman yang ditanam menjadi lebih bagus, mengumpulkan uang kas secara rutin agar dana bukanlah hal yang menjadi penghambat
berjalannya proses kegiatan ini berlangsung. Untuk strateginya, kami lebih kearah strategi pengembangan sumber daya manusia dan strategi
pengembangan kemampuan dalam permodalan. Kalau untuk strategi selanjutnya mungkin kami akan menambahkan strategi pengembangan
pasar. Akan tetapi kami akan lebih mengutamakan strategi pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan kemampuan permodalan.
Soalnya setelah strategi itu berhasil maka secara tidak langsung akan mempengaruhi strategi selanjutnya”.
Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
73
Program
- program ini juga tak luput dari faktor penghambat yang menghambat
berjalannya program ini berjalan lancar, ini seperti yang ditambahkan oleh Pak Tegu yang mengatakan :
“...tapi dalam melakukan program ini kami juga mendapat hambatan, yaitu masalah irigasi atau pengaliran air ketanah. Untuk sektor pertanian,
di Desa Kepala Sungai ini lah yang masih bisa dikatakan masih kurang berhasil. Soalnya tanah di desa Kepala Sungai adalah tanah tadah hujan.
Jadi apabila musim kering tiba maka semua tanah di daerah sini kering dan tidak bisa ditanami apa-apa. Disini hanya mengaharapkan musim
hujan yang panjang agar tanah bisa ditanami dan panen sesuai dengan yang telah ditentukan. Memang walaupun demikian pada saat panen tiba,
jumlah yang dipanen juga tidak kalah dari jumlah yang dipanen yang menggunakan sistem irigrasi. Tetapi tetap saja terkendala waktu panen
yang mengikuti musim yang berlangsung...” Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai program, strategi, dan faktor pendorong faktor penghambat serta cara mengatasinya, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa program yang di rencanakan dalam kegiatan pemberdayaan kelompok tani bertujuan yang pertama
-
tama dan paling utama adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan hasil panen dari pertanian desa Kepala Sungai
dengan program mulai dari cara tanam hingga pemberian bahan kimia yang aman dan sesuai aturan pemakaian agar hasil panen yang di dapatkan juga bagus dan
layak untuk dijual. Akan tetapi dalam melakukan program kegiatan tersebut mereka masih terkendala masalah yang sejak dulu belum teratasi secara
menyeluruh yaitu mengenai pengaliran air ke tanah. Ini dikarenakan kondisi tanah di Desa Kepala Sungai mayoritas tanah tadah hujan yang membuat hal tersebut
bergantung pada cuaca yang akan terjadi nanti. Untuk strategi pemerintah desa Kepala Sungai menggunakan beberapa strategi agar kegiatan ini dapat
menghasilkan tujuan sesuai harapan mereka. Seperti strategi pengembangan sumber daya manusia dan strategi pengembangan kemampuan permodalan. Kedua
Universitas Sumatera Utara
74
strategi ini menjadi strategi utama dikarenakan apabila kedua strategi ini berhasil maka akan menghasilkan apa yang mereka inginkan baik dari segi hasil panen
ataupun lainnya yang kemudian berpengaruh pada strategi pasar yang akan mereka rencanakan selanjutnya.
Kelangsungan kegiatan pemberdayaan kelompok tani tidak terlepas dari sistem pelaksanaannya yang rutin dikerjakan. Berdasarkan hal ini pula peneliti
mengajukan pertanyaan mengenai sistem pelaksanaannya seperti kapan dan dimana kegiatan ini diadakan. Maka berikut adalah jawaban Pak Turimun yang
mengatakan bahwa : “Kegiatan ini rutin di selenggarakan sebulan sekali, bersamaan dengan
melakukan kegiatan perkumpulan yang rutin sebulan sekali itu. Hanya saja setelah waktu perkumpulan rutin itu dilaksanakan, sebagian
perwakilan dari beberapa kelompok tani itu bertugas kembali untuk menyebarkan dan memberikan informasi yang telah didapatkan kepada
anggota kelompok tani lainnya akan tetapi hal tersebut juga tidak terlepas dari pengawasan petugas PPL yang ditugaskan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Langkat. Untuk tempat, kami belum memiliki satu tempat yang pasti dimana kegiatan itu berlangsung. Selama ini kami hanya secara
bergantian menggunakan rumah
-
rumah para ketua kelompok tani. Tapi hal ini juga sudah menjadi salah satu rencana kami kedepan untuk
membuat satu pondok untuk tempat perkumpulan saat kegiatan ini dilakukan...”.
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016 Dari keterangan informan di atas peneliti kembali membuat sebuah
pertanyaan tambahan mengenai apakah setiap kegiatan berlangsung semua para petani dapat mengikuti kegiatan ini? Atau dalam kegiatan ini hanya di wakilkan
oleh beberapa orang saja? Kemudian pak Turimun kembali menjawab : “Tidak kegiatan ini hanya diwakilkan oleh beberapa orang saja dari
setiap kelompok tani. Soalnya hal ini terkendala dari tempat yang kurang memadai untuk menampung semua petani. Kalau semuanya ikut
menghadiri mungkin hampir sebagian besar masyarakat desa Kepala Sungai ini menghadirinya. Soalnyakan mayoritas masyarakat desa disini
bermatapencaharian sebagai petani” Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
75
Berdasarkan dari keterangan diatas menunjukan bahwa kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Kepala Sungai dilaksanakan secara
bersamaan dengan perkumpulan rutin namun setelah itu masing-masing perwakilan setiap kelompok tani masih memiliki tugas dengan menyebarkan
informasi tentang apa yang didapat selama kegiatan itu berlangsung kepada anggota kelompok tani lainnya. Mengenai tempat, kegiatan ini dilaksanakan
secara berpindah-pindah dari rumah ketua kelompok tani satu kerumah ketua kelompok lainnya. Kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini dihadiri oleh hanya
ketua kelompok tani dan beberapa anggota kelompok tani lainnya. Suatu kegiatan pastilah memiliki tanggapan yang berbeda-beda dari para
pelaku kegiatan tersebut. Begitu pula saat ditanya mengenai tanggapan mereka mengenai adanya kegiatan ini. Lalu bapak Sadikin selaku salah satu anggota
kelompok tani menjawab : “Tanggapan kami ya senang dan mendukung kegiatan ini berlangsung.
Soalnya kegiatan ini menguntungkan kami selaku para petani. Kami mendapatkan informasi, yang kemudian berdampak pada kegiatan dan
hasil yang kami dapatkan setelah kegiatan ini rutin kami ikuti”.
Hasil wawancara pada tanggal 23 Maret 2016 Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Sutejo selaku salah satu anggota
kelompok tani yang mengungkapkan bahwa : “Kami senang dik dengan adanya kegiatan ini. Soalnya kegiatan ini
menambah ilmu kami soal pertanian agar kami mendapatkan hasil panen yang banyak dan waktu panen juga bisa lebih cepat. Kami terus belajar
agar pertanian di desa ini juga semakin maju...”
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Setelah mendapatkan jawaban seperti diatas, kemudian peneliti kembali
membuat pertanyaan tambahan yaitu apakah semua anggota kelompok tani senang menanggapi adanya kegiatan ini?, Kemudian bapak sadikin menjawab :
Universitas Sumatera Utara
76
“Pada dasarnya sih kayaknya semua menanggapinya positif, Cuma terkadang masih ada juga yang menghambat dan kurang menerima
kegiatan ini. Tapi mereka selalu bilang apa yang menjadi unek
-unek mereka, kemudian kami dan pihak yang bersangkutan menjelaskannya dengan
baik-
baik sampai mereka mengerti dan mau menerima”. Hasil wawancara pada tanggal 23 Maret 2016
Kemudian Bapak Sutejo kembali menanggapinya dengan memberikan jawaban :
“Kalau dibilang menerima, semua pasti menerima. Tapi pada saat kegiatan berlangsung terkadang masih ada terkendala beberapa orang
yang kurang menerima, tapi itu juga bisa diselesaikan kok dengan obrolan yang lebih santai sampai orang itu juga mengerti kenapa kegiatan ini
harus dilakukan”.
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Dari kedua jawaban diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa anggota
kelompok tani pada dasarnya secara menyeluruh menanggapi kegiatan ini dengan positif dan mendukung, itu dikarenakan para anggota kelompok tani disini
mendapatkan keuntung berupa pengetahuan baru yang dijadikan sebagai bekal mereka saat melakukan kegiatan bertani agar dapat mencapai target yang telah
ditentukan. Namun terkadang tidak semua petani dapat menerima dan mencerna maksud dari kegiatan itu, itu yang masih menjadi kendala akan tetapi itu semua
dapat teratasi dengan cara membicarakan dan menjelaskan dengan perlahan sampai mereka mengerti dan mau menerima maksud dari kegiatan ini.
Dalam kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini, meskipun tidak terlibat langsung dalam setiap kegiatan, tapi adanya masyarakat di desa Kepala Sungai
yang selalu mendukung apapun kegiatan yang bersifat membangun desa sangat dibutuhkan. Karena mereka juga lah yang benar
-
benar dapat merasakan perubahan seperti apa yang dirasakan pada sektor pertanian. Karena walaupun mereka tidak
tidak terlibat secara langsung akan tetapi masyarakat juga melihat,
Universitas Sumatera Utara
77
memperhatikan, dan mengetahui perubahan seperti apa yang terjadi setelah adanya kegiatan ini. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mencoba memperoleh
beberapa informasi dari masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai informan tambahan dalam penelitian ini.
Pada pertanyaan pertama, peneliti menanyakan kepada Ibu Yani selaku masyarakat di desa tersebut yaitu dengan menanyakan apakah anda mengetahui
adanya kegiatan pemberdayaan kelompok tani? Lalu Ibu Yani menjawab : “Saya cuma tau-tau saja, pernah mendengar tapi tidak mengetahui benar
bagaimana kegiatan itu berlangsung. Yang saya tahu kegiatan itu bertujuan untuk memajukan sektor pertanian saja”.
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Peneliti kembali menanyakan hal yang sama kepada masyarakat lainnya,
kemudian Ibu Rokayah selaku masyarakat menjawab : “Tahu, saya tahu soal kegiatan itu. Kebetulan ada keluarga saya yang
bergabung di salah satu kelompok tani yang ada di desa ini, jadi saya mengetahui sedikit tentang kegiatan ini dari keluarga saya itu”.
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Kemudian dari pernyataan diatas peneliti menambahkan pertanyaan
apakah anda terlibat dalam kegiatan ini? Berikut merupakan jawaban Ibu Yani yang mengatakan :
“Tidak saya tidak terlibat. Saya hanya menjadi masyarakat biasa paling saya cuma melihat dan memperhatikan kegiatan pertanian saja.”
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Jawaban yang sama juga hampir didapatkan dari Ibu Rokayah yang
mengatakan : “Kalau terlibat langsung ya tidak, soalnya saya juga bukan termasuk
masyarakat yang berpenghasilan dari bertani, saya cuma buka usaha kecil
-kecilan saja. Jadi paling tidak saya Cuma melihat saja bagaimana proses pertanian itu terjadi.”
Hasil wawancara 23 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
78 Berdasarkan jawaban-
jawaban di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua masyarakat mengetahui pasti seperti apa kegiatan ini berlangsung. Itu
dikarenakan kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh masyarakat yang tergabung oleh kelompok tani. Sementara yang tidak terlibat hanya dapat melihat bagaimana
proses pertanian yang terjadi di Desa Kepala Sungai. Ketika ditanya bagaimana tanggapan mereka mengenai adanya kegiatan
ini mereka menjawab : Ibu Yani mengatakan :
“Ya saya senang, soalnya yang saya dengar ini juga bertujuan untuk memajukan sektor pertanian di desa ini. Dan saya selalu mendukung
apapun yang membuat desa menjadi lebih maju dan lebih baik lagi”. Hasil wawancara pada tanggal 23 Maret 2016
Ibu Rokayah juga menjawab : “Saya senang dengan adanya kegiatan ini, meskipun saya tidak terlibat
langsung saya selalu mendukung kegiatan apapun yang membuat desa ini berkembang. Apalagi kalau dari kegiatan ini dapat terlihat secara
langsung perubahan seperti apa yang terjadi di sektor pertanian”
Hasil wawancara 23 Maret 2016 Dari pernyataan di atas dapat dilihat bagaimana tanggapan mereka yang
walaupun tidak terlibat langsung mereka senang dan selalu mendukung kegiatan yang membuat desa Kepala Sungai semakin berkembang.
Tujuan dari suatu kegiatan positif adalah untuk mendapatkan hasil yang positif. Begitu pula dengan adanya kegiatan Pemberdayaan Kelompok Tani di
Desa Kepala Sungai ini yang mengharapkan adanya perubahan yang bentuknya positif. Maka dari itu peneliti mengajukan pertanyaan apakah anda merasakan
perubahan setelah adanya kegiatan ini? Berikut adalah jawaban dari perwakilan para informan:
Bapak Purwanto mengatakan :
Universitas Sumatera Utara
79
“Iya saya merasakan perubahan, itu terlihat misalnya saja dari sistem tanam itu yang dulunya masa panen berkisar 4 bulan, sekarang menjadi 3
bulan, dulu yang sistemnya bajak sekarang sudah tidak lagi, terus pengelolaan pupuknya semakin maksimal kalau dulu kan hanya
menggunakan urea, tapi sekarang ditambahkan beberapa bahan agar hasil yang didapatkan juga maksimal. Intinya perubahan itu mulai
terlihat”
Hasil wawancara pada tanggal 22 Maret 2016 Bapak Turimun mengatakan :
“Kalau saya pribadi ya jelas merasakannya. Itu bisa dilihat dari sistem tanamnya yang dulu ramos sekarang hibrida, bibitnya juga sudah
menggunakan bibit unggul yang bermerek, Cara penanaman juga mulai berubah kalau dulu rapat
-
rapat sekarang sudah lebih berjarak sesuai ketentuan pemerintah....”
Hasil wawancara 22 Maret 2016 Ibu Yani mengatakan :
“Saya rasa saya sudah melihat perubahannya ya. Yang saya tau masa panen itu lebih cepat beberapa bulan beda kalau dulu sepertinya agak
lebih lama”
Hasil wawancara 23 Maret 2016 Berdasarkan dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa perubahan itu sudah
mulai dirasakan oleh siapa saja, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan itu mempengaruhi waktu dan hasil yang didapatkan saat
kegiatan itu berlangsung. Sebagai pertanyaan penutup, peneliti mengajukan pertanyaan apakah
kegiatan pemberdayaan ini sudah dapat dikatakan berhasil? berikut merupakan jawaban yang didapatkan oleh para informan :
Bapak Masriadi : “Kalau untuk berhasil, saya rasa belum berhasil sepenuhnya masih dapat
dikatakan mendekati berhasil. Ini dikarenakan masalah yang sejak dulu yaitu masalah pengaliran air ke tanah belum dapat diatasi secara
menyeluruh. Hal ini lah yang membuat sampai sekarang pertanian masih berjalan sedikit lambat kearah maju”.
Hasil wawancara 22 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
80
Bapak Tegu mengatakan : “Saya rasa kalo untuk dikatakan berhasil, ya belum berhasil sepenuhnya
soalnya masih ada permasalahan diirigasi yang dari dulu belum terselesaikan.Walaupun sekarang juga sudah ada irigasi air permukaan
tetapi ya sekarang lagi musim panas biasanya kami tetap harus menunggu lagi sampai bulan depan. Setidaknya sampai ada turun hujan...”.
Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016 Bapak Sutejo mengatakan :
“....sepertinya belum berhasil, soalnya masih terkendala soal pengairan. Tanah desa Kepala Sungai kan tanah tadah hujan, jadi kami lebih
berharap dari cuaca. Semua tergantung cuaca, kalau musim kering lebih lama biasanya panennya yaitu setahun sekali tapi kalau musim hujannya
panjang ya bisa lebih dari sekali....”
Hasil wawancara tanggal 23 Maret 2016 Berdasarkan dari ketiga jawaban di atas dapat ditemukan penyebab sulit
majunya pertanian di Desa Kepala Sungai. Yaitu masalah pengairan yang sejak dulu masih menjadi kendala. Ini yang menyebabkan pertanian di Desa Kepala
Sungai meskipun dalam kegiatan pemberdayaan itu rutin dilaksanakan akan tetapi jika permasalahan pengairan ini tidak dapat diselesaikan dengan segera maka hasil
yang didapatkan tetap saja kurang maksimal dan terkesan berjalan lambat.
4.4 Data Skunder