Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam Pembangunan Desa (Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

(1)

DAFTAR PERTANYAAN

INFORMAN KUNCI

Kepala Desa dan Sekertaris Desa

1. Desa Kepala Sungai memiliki beberapa kelompok masyarakat yang salah satunya adalah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), apa sajakah kegiatan yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

2. Apakah pembangunan desa mengikutsertakan masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai? Dan bagaimana cara Pemerintah Desa mengikutsertakan masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat terutama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai?

3. Apa program atau kebijakan yang dilakukan Pemerintah Desa untuk Pembangunan Desa?

4. Apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan yang mendukung pembangunan desa?

5. Pada bagian pembangunan apa saja Pemerintah Desa mengikutsertakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai? (pemikiran, tenaga, materi dan dana)

6. Pada program pembangunan apa saja yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

7. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan desa yang dirasakan oleh Pemerintah Desa?


(2)

8. Apa saja hasil pembangunan desa yang sudah dapat dirasakan yang dikerjakan melibatkan masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat terutama Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)?

INFORMAN UTAMA

Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan Ketua Kelompok Tani (POKTAN)

1. Apa tujuan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) di Desa Kepala Sungai didirikan?

2. Apakah program kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)? 3. Apakah menurut Bapak Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang

anggotanya merupakanwarga asli Desa Kepala Sungai ikut bertanggung jawab dalam pembangunan desa? Mengapa?

4. Apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan yang mendukung pembangunan desa?

5. Bagaimana cara Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bergabung dalam pembangunan desa? Apakah atas dasar inisiatif sendiri ataukah ada peran Pemerintah Desa yang mengajak Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bergabung?

6. Dalam bentuk apa saja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan dalam pembangunan desa? (pemikiran, tenaga, materi dan dana) 7. Pada program pembangunan apa saja Gabungan Kelompok Tani


(3)

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembangunan desa yang dirasakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) selama ikutserta dalam pembangunan desa?

9. Apa saja hasil pembangunan desa yang sudah dapat dirasakan yang dikerjakan melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) baik secara pikiran, tenaga, materi dan dana?

INFORMAN TAMBAHAN Masyarakat Desa

1. Apakah menurut Bapak/Ibu pembangunan desa merupakan tanggung jawab Bapak/Ibu?

2. Apakah pembangunan desa mengikutsertakan masyarakat maupun kelompok-kelopak masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai?

3. Apakah Bapak/Ibu dilibatkan dalam pembangunan desa? Bagaimana bentuknya?

4. Apakah menurut Bapak/Ibu pembangunan desa sudah dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan dan tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat desa?


(4)

LAMPIRAN FOTO Foto Lokasi Penelitian

1. Pintu Masuk Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

2. Balai Desa Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

Foto Wawancara Dengan Narasumber 1. Nama : Masriadi

Jabatan : Kepala Desa Status : Informan Kunci Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016


(5)

2. Nama : Purwanto Jabatan : Sekertaris Desa Status : Informan Kunci Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016

3. Nama : Turimun

Jabatan : Ketua Gabungan Kelompok Tani Status : Informan Utama Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016

4. Nama : Teguh

Jabatan : Ketua Kelompok Tani Status : Informan Utama Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016

5. Nama : Mairatih

Jabatan : Petugas Penyuluh Lapangan Status : Informan Utama

Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016


(6)

6. Nama : Legimanlele

Jabatan : Anggota Kelompok Tani Status : Informan Utama

Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016

7. Nama : Suryani Jabatan : Masyarakat

Status : Informan Tambahan Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 12 April 2016 8. Nama : Khoir

Jabatan : Masyarakat

Status : Informan Tambahan Lokasi : Desa Kepala Sungai Tanggal : 14 April 2016


(7)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bierstedt, Robert R 1948, The sosiology of majority. American Sosiological

Review.

Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustakan Utama.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, A.H.. 1994. Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid 2B. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada.

Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Grasindo.

Saparin.1986. Tata Pemerintahan Dan Adminitrasi Pemerintahan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung : Mandar Maju.

Silalahi, Ulbert. 2006. Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV.Alfabeta.


(8)

Wibowo, I. 2010. Negara Centeng: Negara dan Saudagar di Era Globalisasi. Yogyakarta : KANISIUS

B. Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 14 dan 15 Peraturan Mentri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

C. Sumber Internet

tanggal 23 September 2015, pukul 18:47)


(9)

BAB 3

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Peta Desa

Desa Kepala Sungai merupakan desa yang ditemui pertama kali saat memasuki kecamatan secanggang. Dimana desa tersebut memiliki 11 dusun yang sudah tersedia pada tabel berikut ini.

Gambar 3.1 Peta Desa Kepala Sungai

Sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

3.2 . Demografi

Desa Kepala Sungai yang terbentuk 11 Dusun dan memiliki luas 946 hektar yang terdiri dari :

1. Tanah Sawah Tada Hujan : 425 Hektar 2. Tanah Pertanian Bukan Sawah : 360 Hektar 3. Tanah Pemukiman, Pekarangan : 146 Hektar


(10)

4. Tanah Lainya : 15 Hektar

Desa Kepala Sungai masuk dalam wilayah Kecamatan Secanggang Kabupaten langkat Provinsi Sumatera Utara. Berjarak ±10 Km dari Kantor Pusat Adminitrasi Kecamatan Secanggang, dan berjarak ±8 Km dari Kantor Adminitrasi Bupati Kabupaten Langkat.

Dengan batas - batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan - Desa Suka Mulia, Kecamatan Secanggang - Desa Teluk, Kecamatan Secanggang - Desa Perkotaan, Kecamatan Secanggang 2. Sebelah Timur berbatasan - Desa Karang Anyar, Kecamatan

Secanggang

3. Sebelah Selatan berbatasan - Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat - Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat 4. Sebalah Barat berbatasan - Sungai Wampu, Kecamatan Stabat

Desa kepala sungai terletak pada ketinggian ± 6 – 8 Meter dari permukaan air laut. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian luas wilayah Desa Kepala Sungai kecamatan Secanggang memiliki potensi dalam sektor pertanian, dimana dari luas wilayah tersebut menunjukkan bahwa desa Kepala Sungai didominasi oleh wilayah tanah sawah tada hujan dan tanah pertanian bukan sawah.

3.3. Kondisi Desa

Kondisi Desa Kepala Sungai tak jauh beda dengan desa - desa yang ada di wilayah Kabupaten Langakat atau wilayah Provinsi Sumatera Utara dan wilayah Desa diseluruh Indonesia yang masih tertinggal dan miskin. Pendapatan asli


(11)

daerah ditopang dari pemasukan dana dari surat menyurat yang dikeluarkan dari kantor desa, sedangkan pendapatan lainya diperoleh dari bantuan dana Pemerintah Daerah Kabupaten atau Dana Pemerintah Provinsi. Minimnya dana yang dikelola oleh Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang yang menyebabkan Desa Kepala Sungai sangat sulit untuk mengembangkan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pengembang dibidang ekonomi, bidang pertanian, bidang perternakan, pembinaan sumber daya manusia untuk ditingkatkan menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas. Apalagi Indonesia sudah mencanangkan kerjasama antar Negara-Negara ASEAN tahun 2015 tentang perdagangan bebas antara Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka dari itu sebagai masyarakat desa harus siap dan bangkit untuk mengejar ketertinggalan ini.

3.4. Sejarah Desa

Desa Kepala Sungai salah satu desa yang terletak di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat dan Desa yang sudah berdiri sejak jaman Belanda akan tetapi kepastinya belum diketahui. Nama Kepala Sungai diambil dari sungai yang membelah desa dari Sungai Wampu sampai Ke Sungai Bengkel dan Masyarakat banyak tinggal Hulu Sungai Yang membelah Desa. Sebagai desa induk yang dimekarkan sejak Tahun 2002 dan menjadi dua desa yaitu :

1. Desa Kepala Sungai 2. Desa Karang Anyar

Yang sampai sekarang belum terlihat kemajuan dalam bidang infrastruktur, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan bidang pendidikan


(12)

masih kurang berkembang. Masyarakat Desa Kepala Sungai ingin meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Desa Kepala Sungai yang sudah terbentuk dan berdiri sejak jaman penjajahan dan jaman kemerdekaan yang dipimpin dari masa orde lama, orde baru, masa transisi dan masa reformasi sampai sekarang dan sudah dipimpin oleh 11 Kepala Desa yaitu :

1. Tengku Pen (Penghulu Kampung) 2. Tengku Mahdin (Penghulu Kampung) 3. Muin (Penghulu Kampung)

4. Maskun (Penghulu Kampung) 5. Ariyanto (Kepala Desa)

6. Ngaliman Joni (Pelaksana Tugas) 7. Saifudin (Kepala Desa)

8. Jemarun (Kepala Desa) 9. Suhedi (Kepala Desa)

10.Sukarman (Pelaksana Tugas) 11.Masriadi (Kepala Desa)

3.5. Keadaan Tanah

Status kepemilikan tanah Di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :

1. Tanah Milik Rakyat 2. Tanah Milik Pemerintahan 3. Tanah Milik BUMN


(13)

3.6. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Komposisi Penduduk Desa Kepala Sungai

NO. NAMA DUSUN JUMLAH KK JUMLAH PENDUDUK

LK PR JUMLAH

1 Dusun I Kampung Nangka 132 251 243 494

2 Dusun II A Suka Ramai 145 263 248 511

3 Dusun II B Suka Ramai 123 110 129 239

4 Dusun Sukaramai Tengah 109 107 180 287

5 Dusun III Kayu Lima 120 240 202 442

6 Dusun IV A Paya Kangkung 215 341 350 691

7 Dusun IV B Paya Kangkung 105 157 142 229

8 Dusun V Tebasan 187 331 395 726

9 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 150 283 248 531

10 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 114 214 223 437

11 Dusun VII Sei Cabang Kiri 182 360 358 718

JUMLAH 1582 2657 2718 5375

Sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk secara keseluruhan 5375 jiwa yang tersebar di 11 dusun, berasal dari 1582 KK, yang terdiri dari 2657 jumlah penduduk laki-laki dan 2718 penduduk perempuan.

3.7. Keadaan Sosial

Penduduk Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat mayoritas beragama Islam dengan perkiraan 99,99 % dan agama Lainya (Kristen, Budah, Hindu, Khohungcu) hanya 1 %.


(14)

1. Etnis Jawa : ± 51,7 %

2. Etnis Melayu : ± 38,3 %

3. Banjar Kalimantan : ± 5,5 %

4. Dan suku-suku lainya yang terdiri dari Batak Karo, Batak Mandailing, Padang Warga keturanan Cina, Banten : ± 4,5 %

Berbagai suku dan agama hidup di sekitar Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat semuanya hidup berdampingan damai dan saling menghargai satu sama lainya walaupun mereka memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda. Pemerintah Desa dan penduduk desa selalu menanamkan Budaya Gotong Royong dan saling menghargai satu sama lainya dan menjunjung nilai-nilai agama dan kebudayaan yang dianut.

3.8. Keadaan Ekonomi

Desa Kepala Sungai mayoritas penduduknya adalah seorang Petani, Pekebun, dan ada juga yang sebagai Peternak, Pedagang, Buruh harian Lepas, PNS, TNI, POLRI, Karyawan Swasta, Tenaga Honorer, Pekerja Bangunan, Pengerajin Batu Bata dan Home Industri.

1. Ada 88,5 % penduduk Desa Kepala Sungai Petani 1) Petani/Berternak : ± 25,5 % 2) Petani/Pengerajin batu bata ada : ± 27,5 %

3) Petani/Pekebun : ±12 %

4) Petani/Buruh Musiman

(apabila selesai musim panen padi


(15)

2. Peternak ada sekitar : ±0,5 % 3. TNI, POLRI dan PNS : ± 0,5 %

4. Home Industri : ± 1 %

5. Pengeraji Batu Bata : ±5 %

6. Padagang : ± 1,5 %

7. Pekerja Bangunan : ± 2 %

8. Tenaga Honorer : ± 0,3 %

9. Kariyawan Swasta : ±0,7 %

Dari data diatas menunjukkan sebagian besar masyarakat desa Kepala Sungai bermata pencaharian sebagai petani.

3.9. Kondisi Pemerintahan Desa

Keadan atau kondisi Pemerintahan Desa Kepala Sungai saat ini sangat baik antara Perangkat Desa dan Lembaga Desa lainya termasuk hubungan dengan masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai, Perangkat Desa, Lembaga Desa, Organisasi Kemasyarakatan, saling kerjasama dan mendukung program yang sifatnya membangun untuk kemajuan Desa.

3.9.1. Pembagian Wilayah

Desa Kepala Sungai semula terbagi menjadi 8 (delapan) dusun namun karena aspirasi yang berkembang dan tumbuh di masyarakat seperti luas suatu dusun dan perkembangan penduduk yang terdapat didusun tersebut, maka terjadi pemekaran dusun bertambah 3 dusun menjadi 11 dusun yaitu sebagai berikut:


(16)

1. Dusun I Kampung Nangka 2. Dusun II A Suka Ramai 3. Dusun II B Suka Ramai 4. Dusun III Kayu Lima

5. Dusun IV A Paya Kangkung 6. Dusun V Tebasan

7. Dusun VI A Sei Cabang Kiri 8. Dusun VII Sei Cabang Kiri

9. Dusun Sukaramai Tengah (Pemekaran Tahun 2010) 10.Dusun IV B Paya Kangkung (Pemekaran Tahun 2010) 11.Dusun VI B Sei Cabang Kiri (Pemekaran Tahun 2010)

Dari data diatas menunjukkan bahwa Desa Kepala Sungai memiliki 11 dusun. Dimana 3 diantaranya yaitu Dusun Sukaramai Tengah, Dusun IV B Paya Kangkung, dan Dusun IV B Sei Cabang Kiri merupakan hasil pemekaran.


(17)

3.9.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Gambar 3.2 Struktur Pemerintah Desa Kepala Sungai

Sumber : RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015-2020 Kepala Desa

Sekertaris Desa

KAUR Pembangunan KAUR Kesejahteraan

Rakyat

KAUR Pemerintahan Bendahara

Dusun I Kampung

Nangka Dusun IV A

Paya Kangkung

Dusun II A Sukaramai Dusun IV B

Paya Kangkung

Dusun II B Sukaramai Dusun V Tebasan Dusun VII Sei Cabang Kiri Dusun Sukaramai Tengah Dusun VI A

Sei Cabang Kiri

Dusun III Kayu Lima Dusun VI B Sei Cabang

Kiri BPD


(18)

1. Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai

Tabel 3.2 Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai

NO JABATAN NAMA USIA PENDIDIKAN

1 Kepala Desa Masriadi 41 SLTA

2 Sekeretaris Desa Purwanto 40 D3

3 Kaur Pemerintahan Hidayah 44 S1

4 Kaur Pembangunan Tegu 47 SLTA

5 Kaur Kesra Rohbania 32 SLTA

6 Kaur Keuangan Susila Wardani 24 SLTA

7 Kadus I Kampung Nangka Rusly 54 SLTA

8 Kadus II A Suka Ramai H. Zakaria 73 SMP

9 Kadus II B Suka Ramai Saimin 60 SMP

10 Kadus Sukaramai Tengah Fakharuddin 34 SMP 11 Kadus III Kayu Lima M. Rahmad Edi 44 SLTA

12 Kadus IV A PayaKangkung Kami 51 SLTA

13 Kadus IV B Paya Kangkung Legiman L 54 SMP

14 Kadus V Tebasan Rusli 56 SMP

15 Kadus VI A Sei Cabang Kiri Suwardi 51 SLTA 16 Kadus VI B Sei Cabang Kiri Mesno 30 SLTA 17 Kadus VII Sei Cabang kiri Sagimin 59 SMP

Sumber : RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015-2020

2. Susunan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kepala Sungai 1) Ketua : M. Kasir

2) Wakil Ketua : Ahmad Helmi. SH 3) Sekeretaris : Zulkifli Simorangkir 4) Anggota : Pariono


(19)

Misliadi

Hafizan

Suriono

Iyo Sinambela

Suherman

3. Susunan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Kepala Sungai

1) Ketua : Rajali, S.PdI 2) Wakil Ketua : Suwardi, S.Ag 3) Sekeretaris : Selamet Riadi 4) Bendahara : Lili Purweni 5) Anggota : 1. Suwandi

2. Salomah

3. Darji

4. Anton Wihana

5. Sri Amin

6. Sugiman

7. Parida

8. Afifuddin

9. Musa Faun

10.Mushat Sukmana

4. Susun PKK Desa Kepala Sungai 1) Ketua : Yuniati Saloma 2) Wakil Ketua : Hidayah


(20)

3) Sekeretaris : Faridah Hariani. S.Pd 4) Bendahara : Yudha

5) Pokja I : Sarweni 6) Pokja II : Rusmiati 7) Pokja III : Legiah 8) Pokja IV : Rasijah

5. Susunan Forum Komunikasi Polisi Masyarakat Desa kepala Sungai 1) Ketua : Marheidi

2) Anggota : Kadus I Kampung Nangka

Kadus II A Suka Ramai Kadus II B Suka Ramai Kadus Sukaramai Tengah Kadus III Kayu Lima

Kadus IV A Paya Kangkung Kadus IV B Paya Kangkung

Kadus V Tebasan

Kadus VI A Sei Cabang Kiri Kadus VI B Sei Cabang Kiri Kadus VII Sei Cabang Kiri 6. Susunan Karang Taruna Desa Kepala Sungai

1) Ketua : Suherman

2) Wakil Ketua : Pariono

3) Sekeretaris : Selamet Riadi


(21)

5) Seksi Pendidikan : Legian, S.Pd 6) Seksi Pemuda dan Olah Raga : Sulaiman, S.Pd

7) Seksi Agama : Rohim

8) Seksi UKM : Mishayati

9) Seksi Sosial : Legiah

3.10. Kondisi Pertanian

Desa Kepala Sungai secara keseluruhan memiliki luas 946 Hektar tanah yang didominasi oleh tanah untuk pertanian seperti Tanah Sawah Tada Hujan dan Tanah pertanian bukan sawah. Keadaan seperti ini dimanfaat oleh masyarakat sebagai cara untuk mendapatkan hasil dan bermatapencaharian dari pertanian di Desa Kepala Sungai. Itu mengapa kondisi perekonomian di Desa Kepala Sungai di dominasi dari masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Pertanian di desa ini memiliki karakteristik tanah tadah hujan, dimana sistem pengairannya mengandalkan curah hujan . Pada umumnya, jenis tanah pertanian seperti ini hanya menghasilkan atau panen saat musim hujan. Dimusim kering sawah ini dibiarkan dan tidak diolah karena sulit untuk mengambil hasil. Biasanya tanah pertanian tadah hujan hanya dapat dipanen setahun sekali. Akan tetapi Di Desa Kepala Sungai masa panen dalam setahun itu terjadi 2 (dua) kali. Ini dikarenakan Desa Kepala Sungai sudah mencoba irigasi air permukaan walaupun hal ini juga tidak terlalu bisa diharapkan. Hal seperti ini yang sebenarnya masih menjadi kendala sektor pertanian di Desa Kepala Sungai untuk lebih maju dan berkembang.


(22)

Untuk hasil pertanian, Desa Kepala Sungai menghasilkan beberapa tanaman seperti padi dan sayuran. Sayuran yang dihasilkan misalnya berupa, kangkung, kacang panjang, cabai, dan lain sebagainya.

3.10.1. Kelompok Tani Desa

Desa kepala sungai memiliki 10 Kelompok Tani yang terdiri dari :

Tabel 3.3 Kelompok Tani Di Desa Kepala Sungai

No. Nama Kelompok Tani Lokasi

1. Kelompok Tani Setia Tani Dusun I Kampung Nangka 2. Kelompok Tani Sukaramai Dusun II A Suka Ramai 3. Kelompok Tani Jaya Dusun II B Suka Ramai 4. Kelompok Tani Tunas Jaya Dusun Suka Ramai Tengah 5. Kelompok Tani Sepakat Dusun III Kayu Lima 6. Kelompok Tani Sidojadi Dusun IV A Paya Kangkung 7. Kelompok Tani Sidorejo Dusun V Tebasan

8. Kelompok Tani Ingin Giat Dusun VI B Sei Cabang Kiri 9. Kelompok Tani Budi Makmur Dusun VII Sei Cabang Kiri

Sumber : Data Kelompok Tani Kepala Sungai

Kelompok Tani Desa Kepala Sungai awalnya hanya berjumlah 9 (sembilan) tetapi salah satu kelompok tani yaitu Kelompok Tani Ingin Giat melakukan pemekaran yang menghasilkan 1 (satu) kelompok tani tambahan yaitu Kelompok Tani Bina Insan. Setiap kelompok tani terdiri dari ketua kelompok tani, sekertaris, bendahara dan anggota kelompok tani seperti : 1. Kelompok Setia Tani di Dusun I Kampung Nangka

Ketua : Suyatno Sekertaris : Sarifudin Bendahara : Julian


(23)

2. Kelompok Tani Sukaramai di Dusun II A Suka Ramai Ketua : Boiman

Sekertaris : Suyanto Bendahara : Tugiman

3. Kelompok Tani Tunas Jaya di Dusun Suka Ramai Tengah Ketua : Zulkifli

Sekertaris : Ramli Bendahara : Suprapto

4. Kelompok Tani Jaya di Dusun II B Sukaramai

Ketua : Turiman (sekertaris merangkap ketua) Sekertaris : Turiman

Bendahara : Ngatiyah

5. Kelompok Tani Sepakat di Dusun III Kayu Lima Ketua : Ngadirun

Sekertaris : Adi Suwarso Bendahara : Marisun

6. Kelompok Tani Sidojadi di Dusun IV A Paya Kangkung Ketua : Burhan

Sekertaris : Paisah Bendahara : Soile

7. Kelompok Tani Sidorejo di Dusun V Tebasan Ketua : Selamet

Sekertaris : Sutris Bendahara : Rusdi


(24)

8. Kelompok Tani Ingin Giat di Dusun VI B Sei Cabang Kiri Ketua : Tegu

Sekertaris : Warjo Bendahara : Wisno

9. Kelompok Tani Budi Makmur di Dusun VII Sei Cabang Kiri Ketua : Turimun

Sekertaris : Sarino Bendahara : Supri

Untuk anggota, anggota yang dimiliki setiap kelompok tani tidak dapat disebutkan satu persatu. Ini dikarenakan besarnya jumlah anggota kelompok yang terdapat pada setiap kelompok tani di Desa Kepala Sungai.

3.10.2. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)

Selain memiliki Kelompok Tani Desa Kepala Sungai memiliki GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) agar mempermudah komunikasi antara para kelompok tani yang ada di setiap dusun. Gapoktan terdiri atas :

1. Ketua : Turimun 2. Sekertaris : Sutrisna 3. Bendahara : Zulfahmi


(25)

BAB 4

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data tersebut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu peranan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

4.1. Pelaksanaan Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 14 April 2016 dibeberapa tempat yang berbeda dikarenakan informan berada ditempat yang berbeda. Adapun tempat pelaksanaan wawancara antara lain Balai Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang yang terletak di Jl. Paya Kangkung No.348 Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat dan beberapa tempat tinggal para informan yang masih berada di Desa Kepala Sungai.

Saat proses melakukan wawancara, peneliti melakukan beberapa tahapan yaitu, pertama peneliti menghubungi para informan untuk menentukan waktu dan tempat wawancara. Yang kedua barulah peneliti melakukan wawancara pada


(26)

waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Wawancara dilakukan hanya dalam dua hari saja dikarenakan para informan masih berada di desa yang sama yaitu Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Sedangkan observasi dilakukan dalam tiga hari yaitu tanggal 14 April 2016 dikarnakan pada hari ketiga Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) mengadakan pertemuan dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Pertanian yang dapat memberikan peneliti informasi terkait penelitian.

Prihal data sekunder, peneliti mendapatkan sebagian data pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Agustus 2015 karena kelompok magang peneliti di tempatkan di Desa Kepala Sungai, Data yang didapatkan berupa RPJMDes yang memuat beberapa informasi penting yang berkaitan dengan penelitian ini dan kemudian data berupa informasi mengenai Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didapatkan pada saat wawancara ketua GAPOKTAN.

Saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara berstruktur. Sebelum memulai wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada para informan yang terkait. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Tetapi dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.


(27)

4.2. Karakteristik Informan

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai delapan informan yang terdiri dari informan kunci, informan utama dan informan tambahan yang antara lain sebagai berikut :

Tabel 4.1. Informan Penelitian

No. Jenis Informan Jabatan Jumlah Nama

1. Informan Kunci

Kepala Desa 1 Masriadi

Sekertaris Desa 1 Purwanto

2. Informan Utama

Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

1 Turimun

Ketua Kelompok Tani 1 Tegu

Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL) 1 Mairatih

Anggota Kelompok

Tani 1 Legimanlele

3. Informan

Tambahan Masyarakat 2

Khoir Suryani

Sumber : Penelitian, 2016

Adapun karakteristik para informan berdasarkan jenis kelamin antara lain sebagai berikut :


(28)

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-Laki 6 75%

2. Perempuan 2 25%

Jumlah 8 100 %

Sumber : Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 75%, tetapi dalam penelitian ini penentuan informan penelitian tidak ditentukan oleh jenis kelamin tetapi informan yang dimaksud adalah informan yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam penelitian ini.

Pemahaman terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan pendidikan antara lain:

Tabel 4.3. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Presentase

1. D4 1 12,5%

2. D3 1 12,5%

3. SMA 6 75%

Jumlah 8 100%


(29)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan dominasi tingkat pendidikan pada tingkat SMA yaitu sebanyak 75 % tetapi pemahaman terkait judul penelitian ini tidak terlalu berpengaruh pada tingkat pendidikan. Bukan berarti tingkat pendidikan SMA tidak begitu memahami dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Selain dari tingkat pendidikan, pemahaman terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi berdasarkan golongan atau jabatan dari masing-masing informan tersebut, ada pun penggolongan tersebut antara lain sebagai berikut ini:

Tabel 4.4 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah Presentase

1. Kepala Desa Kepala Desa 1 12,5%

2. Sekertaris Desa 1 12,5%

3. Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

1 12,5%

4. Ketua Kelompok Tani (POKTAN)

1 12,5%

5. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

1 12,5%

6. Anggota Kelompok Tani 1 12,5%

7. Masyarakat 2 25%

Jumlah 8 100%


(30)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini dan dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

4.3. Hasil Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan Desa, dengan jumlah informan yang akan dilakukan wawancara sebanyak delapan orang. Delapan orang yang ditetapkan sebagai Informan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu Informan Kunci adalah Kepala Desa dan Sekertaris Desa sedangkan Informan Utama adalah Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), Ketua Kelompok Tani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Anggota Kelompok Tani dan yang menjadi Informan Tambahan adalah masyarakat Desa Kepala Sungai. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini berhubungan tentang bagaimana peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa.

Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara berstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun sudah pasti berhubungan dengan peranan gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.


(31)

4.3.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Suatu desa tidak hanya terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat saja melainkan terdapat juga kelompok-kelompok masyarakat yang terbentuk dari adanya kebutuhan dan tujuan yang sama. Hal tersebut juga tidak terlepas dari Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Desa Kepala Sungai memiliki kelompok-kelompok masyarakat salah satunya adalah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Adapun tujuan dari dibentuknya Gabungan Kelompok Tani adalah seperti yang dijelaskan oleh Bapak Turimun selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ketika ditanya apakah tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN):

“Tujuan awal Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan sebenarnya ya untuk mempersatukan juga membawahi seluruh petani yang ada disini, kan semua petani tergabung di masing-masing Kelompok Tani (POKTAN), ada sembilan kelompok tani di sini. Biar pertanian kita itu seragam jenis tanaman dan juga cara penanamannya, agar hasil panennya naik”

(Hasil wawancara pada tanggal 14 April 2016)

Hal serupa di ungkapkan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) yang menyatakan bahwa:

“Tujuannya itu ya untuk mempersatukan petani, supaya kompak jenis pertaniannya. Bisa tukar informasi juga di Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ini. Jadi hasil panennya naik”

(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Dari pernyataan di atas, mengemukakan bahwa Tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah untuk mempersatukan seluruh petani dan kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, agar


(32)

terjadinya keseragaman jenis tanaman pertanian dan juga cara penanaman. Selain itu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga dijadikan wadah untuk pertukaran informasi bagi para petani untuk masalah pertanian.

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan selain memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai, tetapi juga memiliki kegiatan untuk mencapai tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Kegiatan tersebut umumnya mencakup tentang pertanian itu sendiri mulai dari hilir hingga hulu. Kegiatan tersebut tidak lepas dari peranan para pengurus Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Hal ini dijelaskan oleh Ibu Mairatih selaku Penyuluh Peranian Lapangan (PPL) ketika ditanya apakah kegiatan yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yaitu sebagai berikut:

“Program Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yaitu pertama, ada perkumpulan satu bulan sekali yang membahas pertanian untuk saling tukar informasi dan membahas pertanian dari awal masa tanam sampai perdagangan atau bisa dibilang dari hulu sampai hilir tetapi tidak jarang membahas tentang seputaran kegiatan desa. Anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) biasa menyebutnya arisan. Yang kedua ada kegiatan penyuluhan yang disebut Anjangsana, itu kegiatan mendatangi anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dari rumah kerumah. Ketiga itu ada temu antar kelompok tani yang dilakukan tiga bulan sekali yang juga membahas tentang pertanian”.

(Hasil wawancara pada tanggal 14 April 2016)

Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa juga menjawab hal yang hampir serupa dengan jawaban Ibu Mairatih dengan menyatakan:

“Kegiatan yang pertama itu yaitu melakukan pembinaan, yang kedua melakukan tukar informasi antar Kelompok Tani (POKTAN) yang semuanya ada sembilan kelompok disini. Pak Turimun itulah yang melakukan pembinaan Kelompok Tani (POKTAN) di Desa Kepala Sungai ini, tapi bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)”


(33)

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah melakukan perkumpulan sebulan sekali untuk pertukaran informasi mengenani pertanian dari hulu hingga hilir, selain itu juga melakukan penyuluran dari rumah kerumah untuk langsung dapat bertemu setiap anggota dan memfokuskan penyuluhan pada satu anggota saja yang disebut dengan Anjangsana dan yang terakhir adalah kegiatan temu antar kelompok tani dengan durasi tiga bulan sekali yang keseluruan kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas pertanian agar dapat meningkatkan hasil pertanian

4.3.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan Masyarakat Pada Pembangunan Desa

Pembangunan desa tidak boleh hanya mengharapkan bantuan dari elemen luar desa saja, namun harus mampu mandiri dalam melaksanakan proses pembangunan itu sendiri. Mendorong, meningkatkan kesadaran dan aktualisai kekuatan dan kelemahan adalah hal yang paling penting untuk menciptakan kemandirian desa. Keberhasilan dalam suatu pembangunan yang dilakukan di desa merupakan hasil kerja keras yang salah satunya dilakukan oleh Pemerintah Desa, namun tidak akan sepenuhnya berjalan dengan baik, jika masyarakat tidak dilibatkan dalam pembangunan desa tersebut. Pembangunan desa juga dapat dikatakan berhasil, jika manfaat yang dihasilkan dari pembangunan tersebut berdaya guna bagi masyarakat desa sendiri.


(34)

Untuk dapat terjadinya keikutsertaan masyarakat maupun kelompok masyarakat dalam pembangunan desa yang bersinergi dengan pemerintah desa maka harus adanya proses bergabungnya masyarakat maupun kelompok masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dengan Pemerintah Desa. Seperti ini lah ketika Bapak Masriadi selaku Kepala Desa ditanya, bagaimana peranan Pemerintah Desa dalam mengikutsertakan masyarakat maupun kelompo-kelompok masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada pembangunan desa di Desa Kepala Sungai:

“Kita lah yang berperan aktif mbak, karna kan kita yang lebih memahami pembangunan desa, dalam mengikut sertakan masyarakat caranya ya seluruh elemen masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan yang tidak kalah penting Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) karena desa ini merupakan desa pertanian, untuk melakukan Musyawarah Keadaan Dusun (RKD) untuk mengetahui bagaimana keadaan di dusun tersebut, seperti berbagi informasi gitu, barulah kita melakukan penyusunan kegiatan dusun. Karna desa ini desa pertanian jadi, kita sering langsung ikut bantu juga di pertanian mbak, soal pupuk, kadang juga cara pertanian, selain usulan tentang kehidupan sosial, biasanya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) lah yang paling banyak memberikan usul, lebih lanjutnya biasnya kita undang untuk mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG). Begitu lah mbak Sisca cara kita mengajak masyarakat juga kelompok masyarakat untuk ikut bergabung di pembangunan desa”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Selain itu Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa juga mengatakan hal yang hampir sama dengan mengatakan:

“Kami lah yang menggerakkan masyarkat maupun Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu. Karna kami-kami ini kan yang menjadi gardu paling depan di desa ini. Kami juga selaku pelayan masyarakat udah sepantesnya yang bertindak untuk kebaikan pembangunan desa ini. Caranya sederhan aja, di desa ini sering diadakan musyawarah kecil perdusun, jadi kami mengajak masyarakat untuk ikut kasi sumbang saran disitu. Apalagikan desa


(35)

masalah itu ya pertanian, orang pak Turimun itu, yang orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) paling sering kita ajak kominukasi, ujung-ujungnya nanti kalu hal besar kami bawa ke Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG)”

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Turimun selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dengan menyatakan:

“Awalnya itu pemerintah selalu mengaja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kalau ada musyawarah desa. Selain itu juga Pemerintah Desa sering ikut membantu permaslahan yang ada dipertanian, disitulah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) menyampaikan permaslahannya kepada Pemerintah Desa yang nantinya sering dijadikan usulan waktu Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG)”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Desa di Desa Kepala Sungai lah yang sangat berperan aktif untuk mendorang masyarakat agar ikut serta dalam pembangunan desa dengan cara selalu mengundang untuk bermusyawarah ataupun dengan ikut langsung membantu permasalahan yang ada di masyarakat maupun Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) baik ditingkatan dusun maupun maupun ditingkatan yang lebih tinggi lagi seperti pada saat Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG).

4.3.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa

Pembangunan desa bukan hanya dapat dilakukan oleh aparatur desa dan masyarakat secara individual tetapi juga kelompok masyarakat yang dapat menjadi rekan kerja dan sebagai utusan masyarakt untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pembangunan desa. Adanya kelompok-kelompok masyarakat bisa dijadikan sebuah alternatih


(36)

yang disadari betul oleh pemerintah Desa Kepala Sungai dan juga masyarakat maupun kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai khususnya oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Terbukti dengan jawaban dari Bapak Legimanlele selaku anggota dari Kelompok Tani (POKTAN) ketika ditanya apakah menurut Bapak, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang anggotanya merupakan warga asli Desa Kepala Sungai ikut bertanggungjawab dalam pembangunan desa:

“Oh jelas iya, karena pembangunan itu kan yang mengetahui seluk beluk masalah itu ya pasti kita-kita warga ini yang terlibat langsung dengan hal itu, ya seperti misalnya anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tahu jelas mengenai masalah yang ada dibawah terutama tentang pertanian, ternak dan lain-lain, itulah yang dijadikan usulan untuk pembangunan desa kita ini ditingkat atas, ya itu orang-orang yang ada dibalai desa itu”

(Hasil wawancara pada tanggal 12 April 2016)

Hal tersebut juga sama dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Khoir sebagai warga Desa Kepala Sungai yaitu:

“Pembangunan Desa tentu tanggung jawab kita, kan pembanguan itu untuk kita juga jadi kita juga yang harus ngerjain pembangunannya, apalagi pembangunannya di desa sendiri, tempat tinggal sendiri, ya pasti tanggung jawab kita sendiri juga”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Tidak hanya sekedar bergabung saja untuk pembangunan desa dengan Pemerintah Desa, tetapi masyarakat maupun kelompok masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) mendukung secara nyata pembangunan desa tersebut agar yang diinginkan dapat berjalan sebagaimana yang mestinya. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa ketika ditanya


(37)

apakah Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) melakukan kegiatan yang mendukung pembangunan desa:

“Mendukung, karena kan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kegiatan pertanian mereka juga merupakan program pembangunan jadi mereka biasanya sangat membantu pembangunan desa yang udah kita (Pemerintah Desa dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)) rencanakan sama-sama, tentunya sudah disetujui Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten dulu. Biasanya orang-orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu mendukung sekali yang kegiatannya biasa dikerjakan manusia”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga hampir sama dengan yang disampaikan oleh Bapak Teguh selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) sebagai berikut:

“Jelas iya, contohnya kan di Desa Kepala Sungai ini ada Kelompok Tani yang induknya itu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang sebulan sekali itu kumpul untuk bicarain pertanian, kan memajukan pertanian itu juga membantu pemerintah dibidang ekonomi, ya walaupun lingkupnya kita masih kecil-kecilan aja, masih dipertanian aja, tapi setidaknya bisa menaikan perekonomian petani, kadang-kadang kita juga mau ikut kalau ada yang bisa dibantu selain urusan pertanian kita”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dapat disimpulkan bahwa dukungan yang diberikan Gabunga Kelompok Tani (GAPOKTAN) mendukung pembangunan secara nyata yang berorientasi kepada apa yang menjadi kegiatan utama dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut yaitu dibidang pertanian. Dukungan tersebut dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bertujuan untuk membangun pertanian yang secara tidak langsung membantu terjadinya peningkatan ekonomi dan terjadinya pembangunan ekonomi desa.


(38)

4.3.4. Program Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Desa

Pembanguan haruslah memiliki sasaran atau tujuan pembangunan yang jelas. Karena sasaran dalam pembangunan mencakup banyak hal seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, politik, serta spritual dalam kehidupan masyarakat maka alangkah lebih baiknya sasaran suatu pembangunan dipusatkan pada hal-hal terpenting agar pembangunan tersebut dapat dijalankan dengan tepat sasaran sesuai kebutuhan prioritas dari suatu daerah pembangunan.

Hal itu juga sangat diperhatikan oleh Pemerintah Desa di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, terlihat dari dipusatkan nya pembangunan kepada beberapa bidang saja yang menjadi prioritas desa. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Masriadi selaku Kepala Desa ketika ditanya apa program yang dilakukan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa:

“Inti dan fokus dari program pembangunan desa ini ada tiga bidang mbak yaitu yang pertama, pembangunan infrastruktur yaitu pembangunan jalan Usaha Tani (2014 dan 2015), pengaspalan di jalan Paya Kangkung, pembanguan jembatan di dusun tujuh, pembuatan sumur dangkal untuk pertanian, pembangunan pompanisasi untuk pertanian. Yang ke dua yaitu pembangunan ekonomi. Kita berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat terutama di pertanian dengan mengajukan pupuk bersubsidi, ikut membantu program pertanian dengan pembanungan infrastuktur. Dan yang ketiga adalah pembangunan dibidang sosial budaya. Di bidang ini pemerintah menitik beratkan pada kegiatan pemudan dan perempuan. Program yang disusun yaitu penyuluhan narkoba, menggalakkan kegitan dan keikutsertaan pemuda, sedangkan untuk pemberdayaan perempuan pemerintah desa menjalankan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dikelola langsung oleh ibu-ibu di desa ini”


(39)

Jawaban seperti itu juga disampaikan oleh Bapak Purwanto Selaku Sekertaris Desa di Desa Kepala Sungai sebagai berikut:

“Program pembangunan pokoknya ada tiga, yang pertama pembangunan infrastruktur , seperti pembangunan jalan jembatan dan lain-lain. Yang ke dua itu pembangunan ekonomi, fokusnya sih ke pertanian. Kalau yang ke tiga itu pembangunan sosial budaya, ya seperti di masalah dikehidupan sehari-hari”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara dengan kedua Pemerintah Desa di Desa Kepala Sungai tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pembangunan desa terfokus pada bidang ekonomi, infrastruktur dan sosial budaya. Dimana pembanguan imfrastruktur mencakup pembangunan jalan Usaha Tani (2014 dan 2015), pengaspalan di jalan Paya Kangkung, pembanguan jembatan di dusun tujuh, pembuatan sumur dangkal untuk pertanian, pembangunan pompanisasi untuk pertanian. Sedangkan untuk pembangunan ekonomi terfokus pada membantu memajukan pertanian. Dan yang terakhir yaitu pembangunan sosial bidaya yang berorientasi pada peningkatan kegiatan pemuda, penyuluhan, dan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

4.3.5. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Desa Kepala Sungai adalah salah satu desa yang sedang menggalakan pembangunan desa dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai. Disetiap dusunnya terdapat kelompok-kelompok masyarakat terutama pada bidang pertanian yang juga merupakan salah satu pekerjaan mayoritas masyarakatnya. Dengan penduduk desa yang bermata pencaharian sebagai petani sebesar 88,5% dan ada nya


(40)

kelompok-kelompok tani yang tersebar disetiap dusun tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah desa sebagai mitra dalam pembangunan desa. Hal itu juga disadari betul oleh Pemerintah Desa maupun Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu sendiri. Terlihat dari jawaban Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa ketika ditanya dalam bentuk apa saja Pemerintah Desa mengikut sertakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa seperti berikut ini:

“Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu banyak membantu dalam berbagai bentuk. Dari pemikiran itu ya biasanya memberikan masukan pada saat musyawarah ataupun Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG). Tapi paling sering itu di tenaga, orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sering sekali bahkan hampir selalu ikut gotong royong, mau itu yang rutin, atau gotong royong untuk membantu program pembangunan, kayak baktu pembangunan jalan dan pembuatan pompanisasi. Kalau secara materi itu ada kemarin waktu tahun 2014 sama 2015 waktu pembangunan jalan usaha tani, tanah yang diambil untuk jalan itu pakai tanah masyarakat punya, nah masyarakat nya itu orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga kebanyakan, tapi gak ada dibayar sedikit pun. Itu paling nyata kalu materi yang dari program pemerintah. Kalau dana, khusus buat pembangunan desa belum ada, tapi kalau swadaya mereka sendiri itu ada banyak yang dibuat Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), contohnya di dusun VI-B ada tiga jembatan yang dibangun dari uang, pengerjaannya pokoknya semuanya orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tanggung sampai selesai”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Selain itu Bapak Turimun selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga menjawaba hal yang hampir sama ketika ditanya dalam bentuk apa saja Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan dalam pembangunan desa, yaitu:

“Kalau Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) membantu secara pemikiran itu palingan ya kalau ada masalah atau usulan dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) kita sampaikan ke Pemerintah Desa, kayak ke Pak Mas atau Pak Pur kan gitu, baru


(41)

kita ada kegiatan rutin gotong royong, mau itu gotong royong pertanian atau yang membantu Pemerintah Desa. Kan di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) kemarin udah disahkan untuk pembangunan jalan usaha tani itu, itu kita yang bangun, sama-sama lah sama Pemerintah Desa juga, ada juga buat jembatan. Kalau materi kita pernah kasi tanah kita untuk pembuatan jalan usaha tani itu tadi, dua kali itu kalo gak salah, tahun lalu sama tahun 2014, tapi gak kita minta ganti rugi nak, ya karna kan untuk kita juga nanti manfaatnya. Ikhlas semua jadinya. Nah kalo dana dikumpulin untuk desa belum ada nak, paling dana untuk perkumpulan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) aja, pendanaan kita kan sendiri, tapi waktu bangun jembatan di dusun VI-B kita yang kerjain sendiri, duit nya juga kita, ada tiga lo itu nak, soalnya itu gak disahkan waktu diusulkan di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) tapi karna kita butuh, ya kita bangun aja sendiri, duitnya kita sumbang-sumbang”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) memiliki peran penting didalam pembangunan desa yang dapat dilihat dari empat bagian. Yaitu secara pemikiran, tenaga, materi maupun dana. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bukan hanya sebagai pendukung dan mitra kerja Pemerintah Desa saja saat menjalankan program pembangunan melaikan juga dapat secara mandiri berinisiatif dan mengambil keputusan untuk melakukan pembangunan diluar program pemerintah. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga sangat antusias dalam pembangunan terlihat dari sukarelanya anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam merelakan tanah/materi milik mereka guna pembangunan desa tanpa harapan balasan apapun.

Selain dalam empat bagian tersebut Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga terlibat langsung dalam program pembangunan yang telah disusun Pemerintah Desa, hal tersebut dijelaskan oleh Bapak


(42)

Masriadi Selaku Kepala Desa ketika ditanya pada program pembangunan apa saja yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), dan jawabannya adalah:

“Sebenarnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu hampir terlibat di semua program tapi kalu lebih khusus nya, program yang resmi dari pemerintah yang ada di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) ya, itu ada empat. Yang pertma, pada program pembangun jalan Usaha Tani, kedua, pembangunan pombanisasi, yang ketiga pembuatan sumur dangkal pertanian, dan yang keempat itu program pembangunan jelmbatan di dusun VII. Karna yang didusun VII itu jembatannya terbilang besar, jadi didanai pemerintah”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga sama dengan yang disampaikan oleh Bapak teguh selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ketika ditanyakan hal yang sama seperti berikut ini:

“Kalau yang dari program pemerintah sih Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu seingat saya ada pembuatan jalan usaha tani, pembuatan pompanisasi, pembuatan sumur dangkal sama oh iya itu yang jembatan besar, di dusun VII itu nak. Kalo itu ada di bahas di Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG) semua. Yang diterima di Kabupaten setau bapak sih itu aja nak”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ikut dalam empat program pembangunan yang disusun Pemerintah Desa yaitu pada program pembangunan jalan Usaha Tani, pembuatan sumur dangkal pertanian, pembuatan pompanisasi dan pembangunan jembatan di dusun VII. Terlihat bahwa Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) lebih dilibatkan di program yang terkait dengan pertanian itu sendiri dan di bidang pembanguan infrastruktur.


(43)

4.3.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembanguan Desa

Pembangunan desa terjadi apabila selulur elemen yang mempengaruhi terlibat dan mendukung pembangunan yang direncanakan. Faktor pendorong tersebut berasal baik dari internal atraupun eksternal. Faktor internal merupakan pendukung yang berasal dari dalam masyarakat seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal ialah pendukung yang berasal dari luar masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada. Seperti yang diutarakan oleh Kepala Desa, Bapak Masriadi saat diwawancarai dengan pertanyaan apa faktor ppendukung dalam pembangunan desa sebagai berikut:

“Faktor pendukung pembangunan di desa ini sebenarnya berawal dari kita nya dulu mbak, yaitu peran dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang mendukung dari hulu hinga hilir, dari menyimpulkan masalah hinga memecahkan masalah, dari ide hingga tenaga. Dukungan dari kami Pemerintah Desa ini juga sangat besar, kami harus terus mendukung dengan menjadi pelayan masyarakat, menjadi jembatan dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Selain faktor dari dalam itu pembangunan desa kita juga mendapat dorongan dari luar, yaitu dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat melalui penyaluran dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dengan ada nya APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) baru lah kita bisa menjalankan pembangunan”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh bapak Teguh selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) sebagai berikut:

“Kalau ditanya soal faktor pendukung pembangunan desa, sebenarnya dukungan itu datang karena kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Seperi kami ini yang membutuhkan pompanisasi untuk pertanian kami, jadi kami mendukung pembangunan biar pompanisasi itu ada. Jadi kami bergabung sama Pemerintah Desa. Baru nanti kita minta dananya dari pemerintah yang diatas. Kalo dipikir-pikir yang mendukung ya


(44)

kita-kita juga tapi kalo dana ya tetap harus minta pemerintah yang diatas”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari wawancara diatas dapat kita pahami bahwa faktor pembangunan desa dari internal mau pun eksternal sama pentingnya. Faktor internal terdiri dari partisipasi masyarakat yang membutuhkan perubahan dan pembangunan itu sendiri sehingga mendukung pembangunan desa, yang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Desa selaku yang menjalankan birokrasi. Sedangkan faktor eksternal lebih kepada dukungan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah pusat untuk mendukung secara dana.

Dalam pembangunan desa juga, tidak semua yang diharapkan atau yang dilakukan berjalan dengan lancar. Begitupun yang dialami oleh Pemerintah Desa Kepala Sungai beserta masyarakat juga memiliki kendala. Hambatan yang mungkin mempengaruhi pembangunan desa tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam masyarakat seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal ialah hambatan yang berasal dari luar masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada. Dalam hal ini faktor-faktor penghambat ini bisa saja menjadi kesulita dalam pembangunan desa. Kepala desa mengakui hambatan yang terjadi berasal dari faktor internal dan eksternal. Seperti yang diutarakan oleh Kepala desa, Bapak Masriadi saat diwawancarai dengan pertanyaan apa faktor penghambat dalam pembangunan desa sebagai berikut:


(45)

“…faktor pengambat dari dalam itu terasa sekali dari tingkat pemahaman masyrakat yang berbeda, biasanya itu terjadi karna bedanya jenjang pendidikan mbak sis, beda sekali pemahaman orang yang sekolahnya tinggi sama orang yang sekolahnya pas-pasan. Lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk membantu kalau dia lebih tau tanggung jawab siapa desa ini sama pentingnya pembangunan, kalu udah ketemu yang susuah paling kita harus sering kasi pemahaman. Selain itu juga faktor keahlian jadi penghalang mbak, gak semua masyarakat memiliki keahlian contoh pertukangan, itukan sangat bemembantu untuk mengerjakan program pembangunan yang bentuk pembangunannya fisik kaya pembuatan jembatan, paling kita jadikan kelompok-kelpok sesuai keahlian aja mbak biar gampang. Ada juga itu paling di jenis kelamin, ya pasti pembangian porsi nya beda, kalau di sini yang menonjol itu dari laki-lakinya, karna mereka itu bisa membantu disemua aspek, tapi kalu yang perempuan palingan lebih bergerak di PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) aja. Kalau faktor dari luar itu, biasanya Pemerintah Daerah sering kali gak merealisasikan program pembangunan yang diusulkan, itu terkait dengan dana yang gak ada. Contohnya kita usulkan lima tapi yang diterima itu tiga usulan aja, disitulah kita sering pakai alternatife swadaya masyarakat”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Jawaban tersebut juga sama dengan yang diutarakan Pak Teguh selaku Ketua Kelompok Tani (POKTAN) seperti berikut ini:

“…paling itu ya karna pengertian masyarakat untuk bantu itu gak bisa dipaksakan sama. Contohnya kaya kemaren untuk pembebasan lahan yang buat jalan usaha tani, kalo yang tau itu penting ya gampang aja kasi tanah nya, tapi kalo yang gak tau manfaatnya agak susah kasi lahannya, harus banyak cara biar dia itu paham. Terus biasanya itu bantu pembangunan orang-orangnya sesuai kemampuan yang dia tau aja, kaya kami GPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) paling Cuma bisa bantu yang bisa kami lakuin aja, paling ya tenaga, itu pun seputara pertanian aja. Kalo dari luar itu biasanya Pemerintah Desa yang lebih tahu, setau saya sih sering dana gak turun dari atas”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari hasil wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa penghambat pembangunan desa faktor internal itu terdapat tiga garis besar yaitu faktor tingkat pendidikan dan pemahaman, faktor keahlian dan faktor jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal terdapat pada birokrasi


(46)

pemerintahan yang menyangkut dengan persetujuan dan dana. Tetapi Setiap hambatan harus ada cara penanggulangan yang tepat agar tidak menjadi masalah besar saat pengaplikasian program pembangunan yang telah diagendakan.

4.3.7. Hasil Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Suatu pembangunan desa dilakukan dengan harapan dan tujuan agar terjadinya perbaikan dan kemajuan dari suatu desa. Terwujudnya pembanguan desa tersebut dapat dilihat dari hasil yang didapatkan dengan mengacu pada program yang telah direncankan sebelumnya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan dari desa tersebut. Ada pun hasil dari pembangunan Desa Kepala Sungai yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) seperti yang dijelaskan oleh Bapak Purwanto selaku Sekertaris Desa sebagai berikut:

“Hasil dari pembangunan desa yang GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) kalo yang sesuai dengan program pemerintah itu di 2015 lebih condong ke pembangunan infrastruktur ada beberapa, yang pertama pompanisasi, kedua sumur dangkal pertanian, ketiga jalan usaha tani, kalo ini ada ditahun 2014 dan 2015, sama yang keempat itu jembatan besar di dusun VII. Tapi gak Cuma itu aja, yang dari swadaya GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) itu ada jembatan di dusun VI-B, ada tiga jembatan yang dibuta orang GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) sendiri. Dari semua itu ada juga efeknya ke pembangunan ekonomi, yang paling terasa itu hasilnya ya jadinya hasil panen meningkat, perekonomian masyarakat pun jadi meningkat”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal yang sama disampaikan oleh Pak Turimun selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai berikut:

“Yang paling besar itu hasilnya sebenarnya biasa dilihat dari hasil panen kita nak, sebelum nya itu hasilnya 4 ton, jadi 7,2 ton.


(47)

ngebul. tapi setau saya, kalo yang dari program pemerintah itu ada jalan usaha tani 2014 dan 2015, sumur dangkal pertanian, pompanisasi, sama jembatan di dusun VII, kalo itu jembatannya lumayan besar. Oh iya, kami (Gabungan Kelompok Tani) pernah bangun jembatan di dusun VI-B tiga jembatan nak, kecil-kecil memang, tapi uang nya dari kami

lo, kami juga yang ngerjain, pokoknya kami semua la”

(Hasil wawancara tanggal 14 April 2016)

Hal tersebut juga penulis tanyakan kepada salah satu masyarakat yaitu Ibu

Suryani, dan jawabannya adalah:

“Banyak juga sih mbak, tapi yang saya tau itu jalan yang untuk usaha tani itu, sama bangun jembatan di dusun VII. Tapi masih banyak itu mbak, orang Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu sering kali gotong-royong”

(Hasil wawancara tanggal 12 April 2016)

Dari wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa hasil pembangunan desa yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) lebih condong ke pembangunan infrastruktur, yaitu yang pertama pompanisasi, kedua sumur dangkal pertanian, ketiga jalan usaha tani ditahun 2014 dan 2015, dan keempat jembatan di dusun VII. Dan di pembangunan ekonomi terlihat dari hasil panen yang meningkat dari 4 ton menjadi 7,2 ton. Pembangunan yang terjadi memiliki efek yang saling terkait. Dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur membawa efek kepada pembangunan ekonomi.


(48)

BAB 5 ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti akan melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan masalah dalam penelitian ini.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan informan yang hanya diwakilkan oleh beberapa saja seperti dari pihak Pemerintah Desa, Petani dan Masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai. Data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara sistematis pada bab sebelumnya, baik melalui wawancara, observasi di lokasi penelitian, dan juga data sekunder berupa berkas maupun catatan-catatan yang diperoleh penulis dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini. Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang peranan pemerintah desa dalam pemberdayaan kelompok tani. Dalam melakukan analisis, data yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan tujuan kegiatan penelitian ini sehingga analisis yang dilakukan oleh penulis dapat disajikan dengan baik.

5.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Sektor pertanian masih menjadi dominan di berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya di pedesaan Indonesia, sebagian besar masyarakat pedesaan di negara-negara berkembang masih memiliki ketergantungan pada sektor pertanian,


(49)

pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari umumnya desa-desa di dunia. Itu mengapa sektor pertanian masih bisa diandalkan untuk memperoleh pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan harian seperti misalnya mengandalkan pekerjaan disektor pertanian sebagai sumber matapencaharian. Pemberdayaan petani atau kelompok tani, di Indonesia sudah dilakukan dibeberapa daerah pedesaan. Kegiatan ini bertujuan agar sektor pertanian dapat lebih maju dan berkembang, serta menjadikan para anggota kelompok tani lebih mandiri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah untuk mempersatukan seluruh petani dan kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, agar terjadinya keseragaman jenis tanaman pertanian dan juga cara penanaman. Selain itu Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga dijadikan wadah untuk pertukaran informasi bagi para petani untuk masalah pertanian. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) didirikan selain memiliki tujuan tersendiri yang ingin dicapai, tetapi juga memiliki kegiatan untuk mencapai tujuan didirikannya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dapat disimpulkan bahwa kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) adalah melakukan perkumpulan sebulan sekali untuk pertukaran informasi mengenani pertanian dari hulu hingga hilir, selain itu juga melakukan penyuluran dari rumah kerumah untuk langsung dapat bertemu setiap anggota dan memfokuskan penyuluhan pada satu anggota saja yang disebut dengan Anjangsana serta yang terakhir adalah kegiatan temu antar kelompok tani dengan


(50)

durasi tiga bulan sekali yang keseluruan kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas pertanian agar dapat meningkatkan hasil pertanian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kegiatan kelompok tani di Desa Kepala Sungai membawa dampak yang positif bagi sektor pertanian di desa tersebut. Ini terlihat dari perubahan yang terjadi di Desa Kepala Sungai pada sektor pertanian kearah yang lebih baik dan moderen. Contohnya saja perubahan dari waktu memanen yang lebih cepat, sistem tanam yang semula jaraknya rapat dan tidak beraturan menjadi lebih rapih dan mengikuti aturan pemerintah sesuai jarak yang telah ditentukan, penggunaan bibit yang unggul, dan hasil yang didapatkan juga lebih bagus.

5.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan Masyarakat Pada Pembangunan Desa

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan desa dipengaruhi pada peranan Pemerintah Desa dan masyarakatnya maupun kelompok-kelompok masyarakat yang ada. Semuanya harus mampu menciptakan kerjasama yang baik. Tanpa melibatkan masyarakat maka pembangunan itu tidak akan pernah berjalan dan tidak akan mencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan yang tidak melibatkan masyarakat, hanya akan melahirkan program-program yang tidak berarti bagi masyarakat, karena program tersebut bukan suatu kebutuhan untuk masyarakat desa. Demikian pula sebaliknya, tanpa peran Pemerintah Desa, maka pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan kendala-kendala baru. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi yang tepat dan cepat agar


(51)

dapat lebih efisien dari segi anggaran dan efektif dalam pengaplikasian, hal ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya dalam pembangunan. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka masyarakat akan merasa diakui sebagai masyarakat desanya dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap kemajuan pembangunan desanya.

Untuk dapat terjadinya keikutsertaan masyarakat maupun kelompok masyarakat dalam pembangunan desa yang bersinergi dengan pemerintah desa maka harus adanya proses bergabungnya masyarakat maupun kelompok masyarakat khususnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dengan Pemerintah Desa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Pemerintah Desa di Desa Kepala Sungai lah yang sangat berperan aktif untuk mendorang masyarakat agar ikut serta dalam pembangunan desa dengan cara selalu mengundang untuk bermusyawarah ataupun dengan ikut langsung membantu permasalahan yang ada di masyarakat maupun Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) baik ditingkatan dusun maupun maupun ditingkatan yang lebih tinggi lagi seperti pada saat Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG).

5.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa

Membangun desa, tidak boleh mengharapkan bantuan dari elemen luar desa saja, namun harus mampu mandiri dalam melaksanakan proses pembangunan itu sendiri. Mendorong, meningkatkan kesadaran dan aktualisai kekuatan dan kelemahan adalah hal yang paling penting untuk menciptakan


(52)

kemandirian desa. Partisipasi masyarakat desa merupakan gebrakan pembangunan bagi pedesaan dimana masyarakat desa memiliki kesadaran dan kemauan penuh dengan memberikan kontribusi aktif secara swadaya membangunan desa. Pembangunan desa harus dipelopori oleh elemen masyarakat desa untuk menciptakan keselarasan diantara setiap elemen pembangunan. Pembangunan desa bukan hanya dapat dilakukan oleh aparatur desa dan masyarakat secara individual tetapi juga kelompok masyarakat yang dapat menjadi rekan kerja dan sebagai utusan masyarakt untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada pembangunan desa.

Hal itu juga lah yang disadari betul oleh pemerintah Desa Kepala Sungai dan juga masyarakat maupun kelompok masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai khususnya oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dukungan yang diberikan masyarakat terlihat dari partisipasi masyarakat yang selalu ikut serta dalam berbagai kegiatan desa, baik musyawarah anatar dusun maupun musyawarah desa yang lebih besar konteksnya seperti pada Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG).

Dukungan yang diberikan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan secara nyata berorientasi kepada apa yang menjadi kegiatan utama dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut yaitu dibidang pertanian. Dukungan tersebut dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) bertujuan untuk membangun pertanian yang secara tidak langsung membantu terjadinya peningkatan ekonomi dan terjadinya pembangunan ekonomi desa.


(53)

Dukungan yang dapat dilakukan untuk suatu pembangunan desa bukan hanya dukungan berskala besar namun dapat dimulai melalui apa yang kita punya dan apa yang menjadi kemampuan kita. Pembangunan harus dilakukan dari bawah agar dapat mencapai kebutuhan dasar sehingga kebutuhan lainpun dapat terpenuhi.

5.4. Program Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Desa

Pembangunan desa merupakan realisasi perbaikan yang telah direncanakan secara menyeluruh dan terpadu dengan kerja sama antara pemerintah desa dengan masyarakat. Pemerintah wajib memberikan bimbingan pengarahan, bantuan dan fasilitas yang diperlukan, sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya untuk pembangunan yang lebih maju dan baik. Pembanguan haruslah memiliki sasaran atau tujuan pembangunan yang jelas. Karena sasaran dalam pembangunan mencakup banyak hal seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, politik, serta spritual dalam kehidupan masyarakat maka alangkah lebih baiknya sasaran suatu pembangunan dipusatkan pada hal-hal terpenting agar pembangunan tersebut dapat dijalankan dengan tepat sasaran sesuai kebutuhan prioritas dari suatu daerah pembangunan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pembangunan Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat terfokus pada bidang ekonomi, infrastruktur dan sosial budaya. Dimana pembanguan infrastruktur mencakup pembangunan jalan Usaha Tani (2014 dan 2015), pengaspalan di jalan Paya Kangkung, pembanguan jembatan di dusun tujuh, pembuatan sumur dangkal untuk pertanian, pembangunan pompanisasi untuk pertanian. Sedangkan untuk


(54)

pembangunan ekonomi terfokus pada membantu memajukan pertanian. Dan yang terakhir yaitu pembangunan sosial bidaya yang berorientasi pada peningkatan kegiatan pemuda, penyuluhan, dan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

5.5. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pembangunan Desa

Peranan dapat diartikan terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan dan perubahan. Peranan yang dimaksud disini adalah apa yang dapat dilakukan seseorang ataupun kelompok masyarakat pada suatu pembangunan desa. Adanya kelompok masyarakat dinilai berpengaruh besar kepada suatu kegiatan yang dilakukan di suatu desa. Kelompok masyarakat muncul dari adanya kesamaan tujuan dan kebutuhan, hal tersebut dapat mencerminkan apa yang menjadi fokus kegiatan dari desa tersebut. Seperti di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, banyaknya Kelompok Tani (POKTAN) yang dinaungi oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) mencermikan desa tersebut merupakan desa agraris/pertanian. Sehingga tidak dapat dipungkiri kelompok masyarakat tersebut dapat mendominasi kegiatan pembangunan di desa tersebut. Adanya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) tersebut memungkinkan mereka menjadi mitra Pemerintah Desa untuk sama-sama membangun desa sesuai dengan fokus kegiatan dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu sendiri yaitu pertanian.


(55)

5.5.1. Program Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Berdasarkan hasil penelitian Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ikut dalam empat program pembangunan yang disusun Pemerintah Desa yaitu pada program:

1. Pembangunan jalan Usaha Tani 2. Pembuatan sumur dangkal pertanian 3. Pembuatan pompanisasi

4. Pembangunan jembatan di dusun VII

Terlihat bahwa Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) lebih dilibatkan di program yang terkait dengan pertanian itu sendiri dan di bidang pembanguan infrastruktur.

5.5.2. Bentuk Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pembangunan Desa

Peneliti akan memaparkan mengenai peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa yang dibagi menjadi empat bentuk yaitu pemikiran, tenaga, materi dan dana.

1. Pemikiran

Suatu pembangunan lahir dari pemikiran untuk berubah kearah yang lebih baik. Hal ini juga yang dipahami oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Pada bentuk pemikiran Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan dengan menjadi pemberi masukan terhadap apa yang menajdi kebutuhan masyarakat terutama pada bidang pertanian kepada Pemerintah Desa untuk melakukan pembangunan desa. Hal itu


(56)

terlihat dari selalu terlibatnya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) pada musyawarah desa baik ditingkat dusun mau pun ditingkat yang lebih tinggi lagi seperti Musyawarah Perencanaan Pembanguan (MUSRENBANG). Selain itu hasil pemikiran dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan pertanian yang dilakukan oleh swadaya Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) terlepas dari campur tangan pemerintah. Hal ini dilakukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) karena meraka meyakini bahwa membangun pertanian berarti membangun perekonomian masyarakat.

2. Tenaga

Pembangunan dalam bentuk ini lebih berbentuk nyata karena hasilnya dapat dilihat dan dirasakan langsung. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) berperan dengan menggunakan tenaga mereka dikarenakan mereka memanfaatkan kemampuan dan keahlian mereka. Dari program pembagunan yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) seperti Program Pembangunan jalan Usaha Tani, Pembuatan sumur dangkal pertanian, Pembuatan pompanisasi dan Pembangunan jembatan di dusun VII, semua kegiatan yang dapat dikerjakan secara manual atau dengan tenaga manusia dilakukan sendiri oleh masyarakat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Selain itu kegiatan gotong-royong yang menjadi program kegiatan dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) juga


(57)

menjadi bagian dari peranan mereka dalam pembangunan desa yang dilakukan dari hal terbawah dan terkecil.

3. Materi

Pada hal materi Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) memilik peran yang cukup baik, mereka merelakan harta kepemilikan mereka yaitu berupa tanah yang diambil untuk menjalankan program pembangunan pemerintah khususnya pada pembuatan Jalan Usaha Tani (tahun 2014 dan 2015). Tanah yang diambil merupkan tanah milik masyarakat yang sebagian besar merupakan anggota dari Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan tanah yang diambil tidak dikenakan biaya apa pun atau dengan kata lain tanah tersebut diberikan secara gratis. Hal itu menunjukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sangat berperan dalam pembangunan melalui pemerian materi yang mereka miliki. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) memahami bahwa pembangunan desa bisa dimulai dari apa yang kita miliki karena hasil dan manfaat dari pembangunan tersebut akan dirasakan oleh kita sendiri juga.

4. Dana

Pembanguanan sangat membutuhkan dana agar dapat berjalan dengan baik. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) memang belum melakukan peranan mereka untuk pembangunan dalam bentuk dana secara maksimal. Hal yang dimaksud adalah belum adanya dana yang dihimpun khusus oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) untuk dana desa. Namun, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)


(58)

melakukan penghimpunan dana untuk kegiatan pertanian mereka yang sebenarnya itu juga membantu pemerintah dalam pembangunan ekonomi karena masyarakatnya mampu secara mandiri melakukan kegiatan ekonomi. Selain untuk kegiatan pertanian saja, ada bentuk nyata yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dalam pembangunan desa dengan bentuk dana yaitu pada pembuatan jembatan di dusun VI-B yang tidak tercantum dalam program pembangunan desa. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) membangun tiga jembatan yang keseluruhan dana merupakan hasil swadaya anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN). Bukan hanya dana namun pengerjaannya juga dilakukan oleh anggota Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) itu sendiri.

5.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembangunan Desa 5.6.1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pembangunan berasal baik dari internal atraupun eksternal. Faktor internal merupakan pendukung yang berasal dari dalam masyarakat seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor internal dalam pembangunan desa di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat terdiri dari partisipasi masyarakat yang pada dasarnya membutuhkan perubahan dan pembangunan itu sendiri sehingga mendukung pembangunan desa, yang dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Desa selaku yang menjalankan birokrasi. Masyarakat


(59)

selalu ikut mendukung Pemerintah Desa secara penuh dengan selalu siap membantu Pemerintah Desa baik secara pemikiran, tenaga, materi, maupun dana.

Sedangkan faktor eksternal ialah pendukung yang berasal dari luar masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada. Faktor eksternal lebih kepada dukungan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah pusat untuk mendukung secara dana.

5.6.2. Faktor Penghambat

Pemerintah Desa Kepala Sungai beserta masyarakat juga memiliki kendala dalam pembangunan desa. Hambatan yang sangat mempengaruhi pembangunan desa tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam masyarakat seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan ada tiga hal dari faktor internal yang menjadi penghambat dalam pembangunan desa. Yaitu: 1. Tingkat Pendidikan dan Pemahaman

Sumber Daya Manusia sangat mempengaruhi tingkat kemajuan suatu daerah, maka sebenernya tingkat pendidikan juga mempunyai pengaruh bagaimana cara masyarakat berfikir untuk kemajuan baik untuk pribadi maupun untuk bersama. Hal itu yang menyebabkan berbedanya pemahaman dari setiap masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian lebih mudah untuk mengajak masyarakat agar ikut serta dalam proses pembangunan jika masyarakat tersebut lebih memahami tanggung jawab siapakah pembangunan desa tersebut dan pentingnya


(60)

pembangunan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin mudah masyarakat tersebut untuk dilibatkan dalam pembangunan desa

2. Keahlian

Kemampuan yang dimiliki masyarakat akan mempengaruhi seluruh

tingkatan dari masyarakat tersebut, yaitu dimana kemampuan dan keahlian akan membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada dalam pembangunan desa. Keahlian merupakan suatu modal yang dapat dimanfaatkan dalam suatu pembangunan. Sepesialisasi kemampuan seseorang dapat sangat membantu

dalam hal-hal tertentu yang belum tentu diketahui oleh orang lain. Hal ini

memang sesuai dengan hasil penelitian bahwa memang masyarakat yang berpartisipasi adalah orang yang memiliki keahlian dalam pembangunan, seperti dalam pembangunan fisik, dibutuhkan masyarakat yang ahli dalam pekerjaan pertukangan. Walaupun masyarakat yang diajak dalam pelaksanaan program pembangunan adalah masyarakat yang memiliki keahlian, tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat lain yang turut ikut berpartisipasi cukup banyak. Mereka memiliki kemauan untuk ikut turun ke lapangan dengan membantu pekerjaan yang dapat mereka lakukan.

3. Jenis Kelamin

Masalah kesetaraan gender adalah hal yang cukup marak digalakkan dalam berbagai aspek pembangunan tidak terkecuali wilayah pedesaan, ini ditandai dalam program pembangunan yang harus melibatkan peran


(1)

PERANAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM PEMBANGUNAN DESA

(Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik

OLEH :

SISCA ANGGRAINI 120903011

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PERANAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM PEMBANGUNAN DESA

(Studi Pada Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

Partisipasi masyarakat maupun kelompok-kelompok masyarakat desa sangat penting dalam pembangunan desa mengingat masyarakat setempatlah yang lebih mengetahui berbagai permasalahan dan potensi sumberdaya yang ada sehingga memudahkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dengan adanya peran pertisipasi masyarakat maka hasil dari pembangunan yang dilakukan nantinya diharapkan dapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu pendorong yang harus dipahami oleh Desa Kepala Sungai dalam membangun desa mereka. Proses pembangunan desa banyak terjadi hambatan. Pada penelitian ini khususnya peranan kelompok masyarakat yang menjadi pendorong besar dalam pembangunan desa. Beberapa bentuk partisipasi masyarakat yang dapat dilihat dalam pembangunan desa adalah bentuk pemikiran, tenaga, materi dan dana.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi yang menggambarkan secara langsung tentang keadaan di lapangan.

Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa melibatkan masyarakat dan kelompok masyarakat dalam pembangunan desa didasari oleh kesadaran masyarakat atas kebutuhan untuk membangun dan didukung oleh kepemimpinan yang partisipatif merupakan hal yang penting dalam pembangunan desa.

Partisipasi kelompok masyarakat terutama Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) di Desa Kepala Sungai menjadi pendorong yang besar dalam pembangunan desa, khusnya pembangunan infastruktur dan pembangunan ekonomi masyarakat.

Kata Kunci: Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), Pembangunan Desa


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumasan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Tinjauan Teoritik ... 7

1.5.1. Good Governance ... 8

1.5.1.1. Orientasi Good Governance ... 10

1.5.2. Peranan ... 10

1.5.3. Kelompok Masyarakat ... 11

1.5.3.1. Ciri Kelompok ... 12

1.5.3.2. Pembagian Kelompok ... 12

1.5.3.3. Jenis Kelompok ... 13

1.5.4. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN ... 15

1.5.4.1. Dasar Pembentukan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 16

1.5.4.2. Ciri-Ciri Kelompok Tani ... 16

1.5.4.3. Tujuan Kelompok Tani ... 17

1.5.4.4. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)... 17

1.5.5. Desa ... 19

1.5.5.1. Syarat-Syarat Desa ... 20

1.5.5.2. Unsur-Unsur Desa ... 21


(4)

1.5.5.4. Fungsi Desa ... 23

1.5.6. Pemerintah Desa ... 23

1.5.6.1. Peranan Pemerintah Desa ... 24

1.5.6.2. Fungsi Pemerintah Desa ... 24

1.5.6.3. Tugas Pemerintah Desa ... 27

1.5.6.3.1. Wewenang Kepala Desa ... 27

1.5.7. Pembangunan Desa ... 28

1.6. Definisi Konsep ... 30

1.7. Sistematika Penulisan ... 30

BAB 2 METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian ... 33

2.2. Lokasi Penelitian ... 33

2.3. Informan Penelitian ... 34

2.4. Data Dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

2.4.1. Data ... 34

2.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... 35

2.5. Teknik Analisis Data ... 37

BAB 3 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Peta Desa ... 38

3.2 . Demografi ... 38

3.3. Kondisi Desa ... 39

3.4. Sejarah Desa ... 40

3.5. Keadaan Tanah ... 41

3.6. Komposisi Penduduk ... 42

3.7. Keadaan Sosial ... 42

3.8. Keadaan Ekonomi ... 43


(5)

3.9.1. Pembagian Wilayah ... 44

3.9.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa ... 46

3.10. Kondisi Pertanian ... 50

3.10.1. Kelompok Tani Desa ... 51

3.10.2. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) ... 53

BAB 4 PENYAJIAN DATA 4.1. Pelaksanaan Wawancara ... 54

4.2. Karakteristik Informan ... 56

4.3. Hasil Wawancara ... 59

4.3.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 60

4.3.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan Masyarakat Pada Pembangunan Desa ... 62

4.3.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa ... 64

4.3.4. Program Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Desa ... 67

4.3.5. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 68

4.3.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembanguan Desa ... 72

4.3.7. Hasil Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 75

BAB 5 ANALISIS DATA 5.1. Tujuan Dan Kegiatan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)... 77


(6)

5.2. Peranan Pemerintah Desa Dalam Mengikut Sertakan

Masyarakat Pada Pembangunan Desa ... 79

5.3. Dukungan Masyarakat Dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Pada Pembangunan Desa ... 80

5.4. Program Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Desa ... 82

5.5. Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pembangunan Desa... 83

5.5.1. Program Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 84

5.5.2. Bentuk Peranan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Dalam Pembangunan Desa ... 84

5.6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembangunan Desa ... 87

5.6.1. Faktor Pendukung ... 87

5.6.2. Faktor Penghambat ... 88

5.7. Hasil Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) ... 90

BAB 6 PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 92

6.2. Saran ... 93