Daya Besarnya daya yang dihasilkan poros engkol dalam pengujian

50

4.2.2. Daya Besarnya daya yang dihasilkan poros engkol dalam pengujian

performansi mesin Supra X 125 dengan menggunakan bahan bakar pertalite, C0,16:80, C1:80, C3:80 pada setiap putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6 dan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.6. Tabel 4.5 Data hasil perhitungan untuk pengujian daya Putaran Mesin rpm Daya Watt Pertalite C 0,16 : 80 C 1 : 80 C3 : 80 2000 1896,98 1906,19 1915,39 1924,6 3000 2914,53 2928,34 2955,97 2997,41 4000 3941,29 3959,71 3996,54 4033,38 5000 4949,64 5064,74 5133,81 5179,85 6000 5829,06 5994,81 6077,69 6132,94 7000 6381,58 6768,34 6832,8 6800,57 8000 7035,39 7109,06 7366,9 7477,40  Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh daya tertinggi pada penggunaan bahan bakar C 3 : 80 sebesar 7477,4 Watt pada putaran mesin 8000 rpm. Daya terendah pada penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 1896,98 Watt pada putaran mesin 2000 rpm.  Daya maksimum penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 7035,39 Watt. Daya maksimum penggunaan bahan bakar C 0,16 : 80 sebesar 7109,06 Watt. Daya maksimum penggunaan bahan bakar C 1 : 80 sebesar 7366,9 Watt. Daya maksimum setiap bahan bakar berada pada putaran mesin 8000 rpm.  Daya minimum penggunaan bahan bakar C 0,16 : 80 sebesar 1906,19 Watt. Daya minimum penggunaan bahan bakar C 1 : 80 sebesar 1915,39 Watt. Daya minimum penggunaan bahan bakar C 3 : 80 sebesar 1924,6 Watt. Daya minimum setiap bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara 51 Gambar 4.6 Grafik daya Watt vs putaran mesin rpm  Peningkatan daya terbesar terdapat pada penggunaan bahan bakar C 3 : 80 terhadap pertalite pada putaran mesin 7000 rpm sebesar 386,76 Watt.  Secara garis besar, semakin banyak kandungan zat aditif pada bahan bakar, maka semakin besar daya yang diberikan mesin motor bakar.  Semakin besar nilai kalor bahan bakar, maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Semakin besar torsi yang dihasilkan maka semakin besar daya yang dihasilkan.  Semakin besar putaran mesin maka semakin besar daya yang dihasilkan mesin.

4.2.3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption