Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

54

4.2.4. Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

Rasio udara-bahan bakar AFR dari penggunaan bahan bakar pertalite, C0,16, C1:80 dan C3:80 dengan variasi putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.11 dan dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.8. Tabel 4.7 Data hasil Rasio udara dan bahan bakar AFR Data Pengujian Bahan Bakar Putaran Mesin RPM 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 ṁ a kgjam Pertalite 6,6811 10,0217 13,4772 17,4526 21,2316 25,662 31,4421 C 0,16 : 80 6,824 10,2782 13,7517 17,7775 21,4046 25,662 31,5603 C 1 : 80 6,7401 10,2601 13,9185 17,6371 21,2495 25,5952 31,6874 C3 : 80 6,7194 10,0857 13,5626 17,4549 21,2614 25,6284 31,3858 AFR Pertalite 13,78 15,65 14,99 14,85 15,03 14,78 13,05 C 0,16 : 80 14,29 16,39 15,88 15,13 15,16 15,05 15,00 C 1 : 80 14,03 15,76 15,58 14,91 14,67 14,2 14,9 C3 : 80 12,75 14,7 14,64 14,48 13,59 13,75 12,33  Pada tabel 4.7, Rasio udara-bahan bakar AFR terbesar pada penggunaan bahan bakar C 0,16 : 80 dengan perbandingan 16,39:1. Pada penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai AFR maksimum 15,65:1. Pada penggunaan bahan bakar C 1 : 80 mempunyai AFR maksimum 15,76:1. Pada penggunaan bahan bakar C 3 : 80 mempunyai AFR maksimum 14,7:1. Titik maksimum AFR dari masing-masing bahan bakar berada pada putaran 3000 rpm.  Pada tabel 4.7, rasio udara-bahan bakar AFR terendah pada penggunaan bahan bakar C3:80 dengan perbandingan 12,33:1 pada putaran mesin 8000 rpm. Pada penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai AFR minimum 13,05:1 pada putaran mesin 8000 rpm. Pada penggunaan bahan bakar C0,16:80 mempunyai AFR minimum 14,29:1 pada putaran mesin 2000 rpm. Pada penggunaan bahan bakar C1:80 mempunyai AFR minimum 14,03:1 pada putaran mesin 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.8 Grafik Air Fuel Ratio AFR vs putaran mesin rpm  Pada gambar 4.8 terlihat grafik AFR rata-rata terendah pada putaran mesin 2000-8000 rpm pada penggunaan bahan bakar C 3 : 80. Dan grafik rata-rata tertinggi pada penggunaan bahan bakar C 0,16 : 80.  Semakin tinggi nilai AFR maka campuran udara dan bahan bakar semakin miskin lean. Mesin menjadi lebih irit dalam konsumsi bahan bakar. Tetapi dapat menyebabkan mesin menjadi lebih cepat panasoverheat.  Semakin rendah nilai AFR maka campuran udara dan bahan bakar semakin kaya Rich. Mesin menjadi lebih boros dalam konsumsi bahan bakar dan terdapat banyak endapan karbon dari pembakaran bahan bakar yang tidak terbakar sempurna.  Penggunaan bahan bakar C 1:80 pada putaran mesin 7000 rpm sampai 8000 rpm mempunyai AFR cenderung naik. Karena pada putaran mesin 5000 rpm sampai 7000 rpm terjadi proses pembakaran yang tidak sempurna akibat tidak stabilnya putaran mesin. Putaran mesin kembali stabil di 7000 rpm menuju 8000 rpm sehingga terjadi peningkatan AFR. Penggunaan bahan bakar C 3:80 10 11 12 13 14 15 16 17 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 A FR Putaran mesin rpm Pertalite murni 100 C 0,16 : 80 C 1 : 80 C 3 : 80 Universitas Sumatera Utara 56 pada putaran mesin 5000 sampai 7000 rpm mempunyai AFR yang cenderung turun. Hal tersebut terjadi karena tidak stabilnya putaran mesin di 5000 rpm sampai 6000 rpm mengakibatkan penurunan t f yang signifikan. Naik turunnya AFR dapat dipengaruhi oleh pembakaran bahan bakar. Hal yang mempengaruhi AFR adalah ṁ f yang dipengaruhi t f dan ṁ a yang dipengaruhi suhu T i dan tekanan udara P i yang terhisap kedalam ruang bakar.

4.2.5. Efisiensi Volumetris