Hasil Pengujian Perbandingan Hasil Pengujian

60

4.3. Hasil Pengujian

Dari perhitungan dengan menggunakan rumus empiris maka didapat rata- hasil pengujian dari masing-masing bahan bakar, sebagai berikut: 1. Nilai Kalor Bahan Bakar Hasil pengujian rata-rata dari nilai kalor bahan bakar dari pengujian bom kalorimeter dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil pengujian rata-rata nilai kalor bahan bakar Bahan Bakar ̅̅̅̅̅̅̅ kJkg ̅̅̅̅̅̅ kJkg Pertalite 47500,12 44260,12 C 0,16 : 80 48823,65 45583,65 C 1 : 80 50441,31 47201,31 C 3 : 80 52500,13 49260,13 2. Performansi Hasil pengujian rata-rata unjuk kerja motor bakar dari setiap putaran mesin 2000 rpm, 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm dari pengujian performansi dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil pengujian rata-rata unjuk kerja motor bakar Data Pengujian Bahan Bakar Pertalite C 0,16 : 80 C 1 : 80 C 3 : 80 ̅ Nm 9,08 9,25 9,38 9,45 ̅ W 4707 4819 4897 4935 ̅̅̅̅ grkWh 256,82 242,67 245,11 262,08 ̅̅̅̅̅̅ 14,59 15,27 14,86 13,75 ̅ 81,03 82,13 82,22 81,29 ̅ 32,28 32,88 31,37 28,38 Universitas Sumatera Utara 61

4.4. Perbandingan Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian rata-rata yang didapat, maka dapat dicari perbandingan pertalite dengan campuran zat aditif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana: - Nilai yang dibanding: Nilai hasil pengujian dari bahan bakar campuran C 0,16:80, C 1:80, C3:80 - Nilai pembanding: Nilai hasil pengujian dari bahan bakar pertalite. Jika perbandingan 0 bernilai minus, maka hasil pengujian bahan bakar campuran lebih rendah dari hasil pengujian bahan bakar pertalite. perbandingan 0 bernilai plus, maka hasil pengujian bahan bakar campuran lebih tinggi dari hasil pengujian bahan bakar pertalite. Berikut ini dapat dilihat perbandingan penggunaan bahan bakar pertalite dengan bahan bakar campuran pertalite-zat aditif C 0,16:80, C 1:80, C 3:80 pada tabel 4.12 1. Nilai kalor bahan bakar Tabel 4.12 Perbandingan nilai kalor bahan bakar Nilai Kalor Bahan Bakar Bahan Bakar C 0,16:80 C 1:80 C 3:80 HHV Lebih tinggi 2,79 Lebih tinggi 6,19 Lebih tinggi 10,53 LHV Lebih tinggi 2,99 Lebih tinggi 6,65 Lebih Tinggi 11,30 Universitas Sumatera Utara 62 2. Performansi Motor Bakar Tabel 4.13 Perbandingan unjuk kerja motor bakar Performansi Bahan Bakar C 0,16 : 80 C 1 : 80 C 3 : 80 Torsi Lebih tinggi 1,94 Lebih tinggi 3,32 Lebih tinggi 4,15 Daya Lebih tinggi 2,38 Lebih tinggi 4,04 Lebih tinggi 4,85 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Lebih rendah 5,51 Lebih rendah 4,56 Lebih tinggi 2,05 Rasio Udara-Bahan Bakar Lebih tinggi 4,68 Lebih tinggi 1,88 Lebih rendah 5,76 Efisiensi Volumetris Lebih tinggi 1,35 Lebih tinggi 1,47 Lebih tinggi 0,32 Efisiensi Termal Lebih tinggi 1,85 Lebih rendah 2,82 Lebih rendah 12,09 Universitas Sumatera Utara 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari uji eksperimental ini dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Bahan bakar campuran zat aditif C 0,16:80, C 1:80 dan C 3:80 memiliki keunggulan nilai kalor yang tinggi dibandingkan bahan bakar pertalite. 2. Penambahan zat aditif pada bahan bakar pertalite dapat menaikkan nilai kalor. Semakin banyak zat aditif yang diberikan pada bahan bakar pertalite maka semakin tinggi nilai kalor bahan bakar 3. Bahan bakar campuran zat aditif C 0,16:80, C 1:80, C 3:80 memiliki keunggulan torsi dan daya yang tinggi dibandingkan bahan bakar pertalite. 4. Nilai kalor bahan bakar mempengaruhi torsi yang dihasilkan oleh motor bakar. Semakin tinggi nilai kalor bahan bakar maka semakin besar torsi yang dihasilkan motor bakar. 5. Besarnya daya mesin dipengaruhi oleh besarnya torsi mesin. Semakin tinggi torsi mesin, maka semakin besar daya mesin. 6. Bahan bakar campuran zat aditif C 0,16:80 dan C 1:80 memiliki keunggulan konsumsi bahan bakar spesifik dibandingkan bahan bakar pertalite. Bahan bakar pertalite memiliki keunggulan konsumsi bahan bakar spesifik dibandingkan bahan bakar C 3:80. 7. Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi laju aliran bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar dan daya mesin yang dapat diberikan oleh bahan bakar. 8. Bahan bakar campuran zat aditif C 0,16:80 dan C 1:80 memiliki keunggulan rasio udara-bahan bakar yang tinggi dibandingkan bahan Universitas Sumatera Utara