Lembaga Keuangan Perkembangan Lembaga Keuangan

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan menurut SK Mentri Keuangan RI No.792 Tahun 1990, merupakan semua badan yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat guna untuk membiayai investasi perusahaan. Menurut Dahlan lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset bentuk aset keuangan atau tagihan claims dibandingkan dengan aset nonfinasial atau aset riil.lembaga keuangan memberikan pembiayaankredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat surat berharga. Sedangkan menurut Kasmir lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dan kedua-duanya Soemitra, 2010:27-28. Secara umum keberadaan lembaga keuangan dibagi menjadi dua yaitu : Burhanuddin, 2010:15 1. Lembaga Keuangan Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang- Undang N0. 7 Tahun 1992, bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyratakt dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Lembaga keuangan bukan bank adalah semua bdan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan Universitas Sumatera Utara 7 menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

2.2 Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait Soemitra, 2010:35. Lembaga keuangan syariah dapat dibedakan menjadi :

2.2.1 Bank Syariah

Pengertian perbankan syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 yaitu bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam Undnag-Undang No. 21 tahun 2008 Unit UsahaSyariah dapat diartikan sebagai unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang bertfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah Arif, 2012:97. Bank syariah secara umum terbagi menjadi dua macam, yaitu: Burhanuddin, 2010:44 1. Bank Umum Syariah, adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaraan. Bank umum syariah tidak dapat dikonversi menjadi bank umum konvensional, tetapi sebaliknya bank umum konvensional setelah mendapat izin dari Bank Indonesia dapat dikonversi menjadi bank umum syariah. 2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank pembiayaan rakyat syariah tidak dapat dikonversi menjadi bank perkreditan Universitas Sumatera Utara 8 rakyat. Berbeda dengan bank umum syariah, bank pembiayaan rakyat syariah tidak diizinkan membuka kantor cabang, kantor perwakilan, dan jenis kantor lainnya di luar negeri.

2.2.2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS

Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Arif, 2012:197.

2.2.3 Asuransi Syariah

Secara terminilogi asuransi syariah adalah tentang tolong-menolong, sedang secara umum asauransi syaraiah adalah sebagai salah satu cara untuk mengatasi terjadinya musibah dalam kehidupan, dimana manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan bencana yang dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik terhadap diri sendiri, keluarga, atau perisahaan yang diakibatkan oleh meninggal dunia, kecelakaan, sakit, dan usia tua. Dalam fatwa DSN MUI asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantra sejumlah orangpihak melalui investasi dalam bentuk aset danatau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad perikatan yang sesuai dengan syariah Arif, 2012:214.

2.2.4 Perusahaan Pembiayaan Syariah

Perusahaan Pembiayaan Syariah dapat diartikan sebagai pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil, yang dalam operasinya tidak boleh bertentangan dengan prinsip dan aturan syariat Arif, 2012:245. Universitas Sumatera Utara 9

2.2.5 Pegadaian Syariah

Secara terminologi, gadai adalah pinjam-meminjam uang dengan menyerahkan barang dan batas waktunya jika telah sampai waktunya tidak ditebus, barang itu menjadi hak yang orang yang memberikan pinjaman. Gadai dalam bahasa arab adalah ar-rahn, secara terminilogi ar-rahn adalah tetap, kekal, dan jaminan. Gadai juga dapat disebut al- habsu yang artinya penahanan Arif, 2012:278.

2.2.6 Dana Pensiun Syariah

Dana pensiun syariah adalah dan apensiun yang dikelola dan dijalankan berdasrkan prinsip syariah. Pertumbuhan lembaga keuangn dana syariah di Indonesia lambat tetapi dapat mendorong perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sampai saat ini , dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK yang dilakukan oleh beberapa bank dan asuransi syarih. Kondisi ini yang menunjukkan melambannya pertumbuhan dana syraiah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain keterbatasan regulasi, keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya tata kelola dan apensiun syariah, kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya dana pensiun syariah Arif, 2012:300.

2.2.7 Baitul Mal Wat Tamwil BMT

Baitul Mal Wat Tamwil BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan bertabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, dibutuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarkat setempat dengan berlandaskan sistem ekonomi yang salaam yang berartkan keselamatan berintikan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan Arif, 2012:317.

2.2.8 Pasar Modal Syariah

Universitas Sumatera Utara 10 Pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang oleh syariat, seperti unsur riba, perjudian, bersifat spekulasi, dan lain-lain. Pasar modal syariah secara prinsip sangat berbeda dengan pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah sudah di terbitkan di pasar modal Indonesia, seperti dalam bentuk saham dan obligasi dengan kriteria tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya, terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undang di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, dan cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah Arif, 2012:343-345.

2.2.9 Lembaga Amil Zakat

Ditunjau dari segi bahasa kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu keberkahan, al-namaa pertumbuhan dan Perkembangan, ath-thaharatu kesucian, dan ash-shalahu keberesan. Secara terminologi istilah yang digunakan dalam pembahasan fiqh Islam adalah mengeluarkan sebagian dari harta tertentu yang telah mencapai nishab takaran tertentu yang menjadi batas minimal harta tersebut diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya, diberikan kepada yang berhak menerimanya berdasarkan pengelompokan yang terdapat dalam Al-Quran dan harta tersebut merupakan milik smepurna milik sendiri dan tidak dapat kepemilikan orang lain di dalamnya serta telah genap usia pemilikannya selama setahun haul. Dalam Undnag-Undang No.38 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 2, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang Universitas Sumatera Utara 11 dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya Arif, 2012:375.

2.2.10 Lembaga wakaf

Secara umum wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan jalan menahan pemilikan asal tahbisul ashli, lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. tahbisul ashli adalah menahan barang yang diwakafkan agar tidak diwariskan, dijual, dihibahkan, digadaikan, disewakan, dan sejenisnya. Secara istilah wakaf diartikan sebagai penahanan hak milik atas materi benda untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau faedahnya. Murut Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hambal, wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti memindahkan kepemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukar-menukar atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tidak dapat diwariskan Arif, 2012:407.

2.3 Perkembangan Lembaga Keuangan

Pada akhir 2013, perbankan syariah Indonesia telah menjadi bank ritel terbesar di dunia yang memiliki 17,3 juta nasabah, 2.990 kantor bank, 1.267 layanan syariah dan 43 ribu karyawan. Bahkan, bank syariah di Indonesia memiliki pangsa bagi hasil terbesar di dunia sebesar 30,1persen di pertengahan 2014. Bank syariah di Indonesia juga telah dikenal di seluruh dunia sebagai bank syariah yang tidak diragukan karena fatwa-fatwa terkait operasi bank syariah dikeluarkan oleh komite fatwa nasional yang kredibel dan independen, yaitu Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia atau DSN-MUI. Karena sifatnya yang tidak diragukan tersebut, bank-bank syariah di negara lain banyak yang mencontoh bank-bank syariah di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 12 Selain itu, pasar modal syariah di Indonesia telah berkembang menjadi The Most Advanced Islamic Retail Stock Exchange di dunia karena Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menerapkan sistem online trading syariah. Indonesia telah menjadi The Leading Sovereign Sukuk Issuer di dunia karena Indonesia telah menjadi sovereign sukuk issuer terbesar kedua di dunia dengan rasio sukuk per Produk Domestik Brutor PDB yang masih rendah sehingga memiliki potensi pengembangan yang besar. Keuangan mikro syariah di Indonesia juga telah berkembang menjadi The largest Islamic Microfinance di dunia karena Indonesia adalah negara yang memiliki Lembaga Keuangan Mikro Syariah LKMS paling bervariasi, jumlah paling besar dengan nasabah paling banyak khususnya Baitul Maal wa Tamwil atau BMT, yang memiliki Pedoman Akad Syariah PAS satu-satunya di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki jumlah nasabah keuangan syariah terbesar di dunia mencapai 37,3 juta, lebih besar dari jumlah penduduk Malaysia yang hanya 29,8 juta. Bank Indonesia merupakan salah satu bank sentral dari 10 negara terbesar di dunia, dan bank sentral terbesar yang menerapkan sistem moneter ganda. Dengan demikian, keuangan syariah Indonesia telah menjelma menjadi kiblat baru keuangan syariah dunia Pengamat Syariah sekaligus Direktur Karim Consulting Indonesia Adiwarman Azwar Karim meyakini bahwa Indonesia adalah kiblat baru keuangan syariah dunia. Hal tersebut terlihat dari penetrasi kantor cabang dan nasabah bank syariah. Saya setuju kalau penetrasi dilihat dari jumlah kantor cabang dan nasabah. Indonesia juga terdapat 1,5 persen penduduk yang menolak bertransaksi dengan bank konvensional karena riba adalah haram. Tiga juta penduduk di Indonesia menolak perbankan konvensional, sedangkan di Malaysia, hanya 0,1 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 150 ribu orang yang menolak transaksi perbankan. Sedangkan di Oman Universitas Sumatera Utara 13 sekitar 14,2 persen dari jumlah penduduk atau kurang dari 150 ribu Republika, 7 November 2014. Pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan dan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan angka yang positif. Pertumbuhan positif ini memberi harapan besar bagi masa depan pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia di masa depan. Pesatnya pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia tidak terlepas dari besarnya dukungan umat Islam. Ini akan mempercepat gerakan ekonomi syariah, bukan saja dalam batas pertimbangan emosional, namun yang lebih penting lagi melalui pilihan rasional. Karenanya tuntutan untuk penyediaan Sumber Daya Manusia yang handal untuk menumbuh kembangkan ekonomi syariah menjadi tuntutan yang harus secepatnya dilakukan Nuruddin dalam Analisa, 17 Mei 2014.

2.4 Perbedaan antara Riba dengan Bagi Hasil