Uji Kemurnian Terhadap Isolat .1 Uji kromatografi lapis tipis Hasil dan Identifikasi Landak Laut Hasil Pemeriksaan Karakteristik

26 diam silika gel GF 254. Cara kerja: Ekstrak n-heksana ditotolkan seperti pita pada jarak 2 cm dari tepi bawah plat KLT berukuran 20 x 20 cm yang telah diaktifkan, setelah kering plat KLT dimasukkan ke dalam bejana yang telah jenuh dengan uap, fase gerak, pengembang dibiarkan naik membawa komponen yang ada, setelah mencapai batas pengembangan plat dikeluarkan dari bejana lalu dikeringkan. Bagian tengah plat ditutup dengan kaca yang bersih sedangkan pada sisi kanan dan kiri plat disemprot dengan penampak bercak Liebermannn-Burchard. Bagian tengah plat yang sejajar dengan bercak berwarna ungu dan biru dikerok dan dikumpulkan, direndam dengan metanol satu malam lalu disaring kemudian pelarutnya diuapkan. Isolat yang diperoleh kemudian dilakukan uji kemurnian secara KLT dua arah Hostettmann, 1995. 3.11 Uji Kemurnian Terhadap Isolat 3.11.1 Uji kromatografi lapis tipis dua arah Terhadap isolat hasil isolasi dilakukan KLT 2 arah menggunakan fase gerak n-heksana-etilasetat 60:40 dan benzen-etilasetat 70:30. Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat lapis tipis silika gel GF 254 ukuran 20x20 cm lalu dikembangkan memakai fase gerak 1 yaitu n-heksana-etilasetat 60:40, hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan, setelah plat kering dikembangkan kembali dengan arah yang berbeda 90 o C memakai fase gerak 2 yaitu benzen-etilasetat 70:30, kemudian setelah mencapai batas pengembang dikeluarkan dan disemprot dengan Universitas Sumatera Utara 27 memakai penampak bercak Liebermann-Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 110 o C selama 10 menit lalu ditandai bercak yang terbentuk Gandjar dan Rohman, 2012.

3.12 Identifikasi Isolat

Identifikasi isolat dengan Spektrofotometri Ultraviolet dan Spektrofotometri Inframerah dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU Medan.

3.12.1 Identifikasi isolat dengan spektrofotometer ultraviolet UV

Isolat hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut metanol kemudian dimasukkan kedalam kuvet yang telah dibilas dengan metanol, selanjutnya absorbansi larutan sampel diukur pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.12.2 Identifikasi isolat dengan spektrofotometer inframerah IR

Karakterisasi isolat dengan spektrofotometri infrared dilakukan dengan cara mencampurkan 1mg isolat dengan 100 mg kalium bromida menggunakan alat mixture vibrator kemudian dicetak menjadi pelet pada tekanan 11,5 ton dan dimasukkan ke dalam spektrofotometer inframerah serta diukur pada bilangan gelombang 4000-500 cm -1 . Universitas Sumatera Utara 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Identifikasi Landak Laut

Hasil identifikasi yang dilakukan di Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi, Jakarta, adalah landak laut jenis Diadema setosum Leske, 1778, filum Echinodermata, kelas Echinoidea, bangsa Diadematoida, suku Diadematidae, marga Diadema.

4.2 Hasil Pemeriksaan Karakteristik

Hasil karakterisasi simplisia landak laut Diadema setosum meliputi dari pemeriksaan karakteristik landak laut secara makroskopik, pemeriksaan secara mikroskopik, pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut asam. Pemeriksaan karakteristik secara makroskopik simplisia landak laut meliputi bau, warna dan ukuran. Simplisia memiliki aroma khas laut, berwarna abu-abu kehitaman, duri-duri dan cangkangnya memiliki ukuran beragam yaitu panjang duri landak laut 3-15 cm dan diameter cangkangnya antara 2-5 cm. Pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia secara mikroskopik dilakukan untuk memperoleh identitas simplisia kebenaran simplisia, yaitu fragmen pengenal yang spesifik dimana serbuk yang diperiksa memiliki tingkat kehalusan dan homogenitas yang baik. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia landak laut terlihat adanya spikula berbentuk kancing semu pseudo-buttons, bentuk meja semu pseudo-tables, bentuk piring plates dan bentuk akar rods. Hasil mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 42. Universitas Sumatera Utara 29 Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui tentang besarnya kandungan air dalam simplisia, hal ini berhubungan dengan ketahanan simplisia selama masa penyimpanan. Kadar air simplisia cangkang dan duri landak laut adalah memiliki nilai kurang dari 10, yaitu 7,987. Penetapan kadar abu merupakan cara untuk mengetahui sisa zat yang tidak menguap selama pembakaran, abu dapat berasal dari bagian jaringan sendiri atau pengotor lain seperti garam. Nilai penetapan kadar abu total simplisia cangkang dan duri landak laut adalah 21,364 dan penetapan kadar abu yang tidak larut asam memiliki nilai 11,66, nilai ini dianggap cukup tinggi karena cangkang landak laut mengandung mineral yang cukup banyak seperti kalsium. Kadar sari larut dalam etanol adalah 6,69 dan kadar sari larut dalam air 4,95. Pengujian kadar sari yang larut dalam etanol dan larut dalam air dimaksudkan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dalam pelarut tersebut dan untuk memberikan gambaran awal sejumlah kandungan yang terkandung dalam simplisia. Hasil perhitungan karakterisasi simplisia landak laut dapat dilihat pada Lampiran 15, halaman 51. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia cangkang dan duri landak laut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia cangkang dan duri landak laut Diadema setosum . No. Karakteristik Simplisia Hasil 1. Kadar air 7,987 2. Kadar sari larut dalam etanol 6,69 3. Kadar sari larut dalam air 4,95 4. Kadar abu total 21,364 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 11, 66 Universitas Sumatera Utara 30

4.3 Hasil Skrining Golongan Senyawa Kimia