Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Perhitungan penetapan kadar abu total Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam

53 Lampiran 15. Lanjutan Kadar sari larut dalam air = , , x x 100 = 4,98 Kadar sari larut dalam air rata – rata = , + + , = 4,95

c. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

1. Kadar sari larut dalam etanol I Berat Cawan = 49,700 g Berat Cawan + Berat Sari = 49,740 g Berat Sampel = 5,100 g Berat sari = 0,04 g Kadar sari larut dalam etanol = , , x x 100 = 3,92 1. Kadar sari larut dalam etanol II Berat Cawan = 48,050 g Berat Cawan + Berat Sari = 48,130 g Berat Sampel = 5,010 g Berat sari = 0,080 g Kadar sari larut dalam etanol = . , x x 100 = 7,98 2. Kadar sari larut dalam etanol III Berat Cawan = 48,050g Berat Cawan + Berat Sari = 48,132g Berat Sampel = 5,01 g Kadar sari larut dalam etanol 100 Universitas Sumatera Utara 54 Lampiran 15. Lanjutan Berat sari = 0.082 g Kadar sari larut dalam etanol = , , x x 100 = 8,184 Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = , + , + , = 6,69

d. Perhitungan penetapan kadar abu total

1. Sampel I Berat simplisia = 2,080 g Berat abu = 0,46 g Kadar abu total = , , x 100 = 22,115 2. Sampel II Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,43g Kadar abu total = , , x 100 = 21,489 3. Sampel III Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,41g Kadar abu total = , , x 100 = 20,489 Kadar abu total 100 Universitas Sumatera Utara 55 Lampiran 15. Lanjutan Kadar abu total rata-rata = , + , + , = 21,364

e. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam

1. Sampel I Berat simplisia = 2,080 g Berat abu = 0,26 g Kadar abu tidak larut asam = , , x 100 = 12,5 2. Sampel II Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,23g Kadar abu tidak larut asam = , , x 100 = 11,49 3. Sampel III Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,22g Kadar abu tidak larut asam = , , x 100 = 10,99 Kadar abu tidak larut asam rata-rata = , + , + , = 11,66 Kadar abu tidak larut dalam asam 100 Universitas Sumatera Utara 35 DAFTAR PUSTAKA Abubakar, I., Wangi, C., Ndirangu, S. 2012. Antimikrobial Activity of Various Extracts of the Sea Urchin Tripneustes gratilla Echinoidea. African Joural of Pharmacology and Therapeutics. 11: 19-23 Anderson, D.T. 1998. Inveterbrata Zoology. New York: Oxford University Press. Aprillia., Pringgenies., dan Yudiati 2012. Uji Toksisitas Ekstrak Kloroform Cangkang dan Duri Landak Laut Diadema setosum Terhadap Mortalitas Nauplius artemia. Journal of Marine Research. 11: 3,5,6. Akerina., Nurhayati., dan Suwandy. 2015. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Bulu Babi. JPHPI. 181: 62,63,64 Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.. Halaman 321-326. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman. 1, 10-11. Ditjen RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 33 – 34, 696. Ditjen RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 925. Evans, W.C. 2009. Trease and Evans Pharmacognosy sixteenth edition. Ingris: Elsevier. Halaman 154-155. Farnsworth, N.R. 1966. Chicago: Reheis Chemical Company. Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of Pharmaceutical Sciences. 553: 262-264. Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 323, 353-361. Hashimoto., Konosu., Onoue., dan Fusetani. 1979. Marine Toxins and Other Bioactive Marine Metabolites. Tokyo: Japan Scientific Societes Press. Halaman 268-269. Universitas Sumatera Utara 36 Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.Terjemahan K. Padmawinata. Edisi II. Bandung: ITB Press. Halaman 76. Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. 1995. Cara Kromatografi Preparatif: Penggunaan Pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Bandung: ITB James., dan Siikavuopio. 2015. A Guide to the Sea Urchin Reproductive Cycle and Staging Sea Urchin Gonad Samples. http:www.nofima.nofilearchiveguide-to-sea-urchins_lowres.pdf. Tanggal akses 28-12-2015. Miskelly, A. 2002. Sea Urchin of Australia and the Indo-Pacific. Syndey: Carproconia Publications. Pavia, D.L., Bary, M.L., dan George S. K. 2001. Intruduction To Spectroscopy: A Guide For Student Of Organic Chemistry. Washington: Thomson Learning. Halaman 399. Russel., Frederick., dan Maurice 1979. Advances in Marine Biology. San Fransisco: Academic Press. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 154. Silverstein., Bassler., dan Morril. 1984. Penyidikan Spektrometrik senyawa organik. Edisi IV. Penerjemah: Hartomo . Jakarta: penerbit Erlangga. Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: ITB. Hal. 158. Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Halaman 451 Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. 1976. Pharmacognosy. Edisi III. Philadelphia: Lea dan Febriger. Halaman 77 Umagap, W. 2013. Keragaman Spesies Landak Laut Echinoidea Filum Echinodermata Berdasar Morfologi di perairan Dofa Kabupaten Kepulauan Sula. Jurnal Bioedukasi. 12: 94-97. Watson, D.G. 2010. Analisis Farmasi. Penerjemah Winny R. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. Halaman: 108. Universitas Sumatera Utara 16

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan dan pengolahan landak laut, pemeriksaan karakteristik, skrining golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, analisis ekstrak n-heksana landak laut dengan kromatografi lapis tipis, isolasi secara kromatografi lapis tipis preparatif, uji kemurnian dengan KLT 2 arah dan identifikasi isolat hasil isolasi secara spektrofotometri ultraviolet UV dan spektrofotometri inframerah IR. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat-alat