Pihak yang Melakukan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas

Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan untuk kepentingan investor.

3. Pihak yang Melakukan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas

Para pihak dapat melakukan jual beli asalkan berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, dengan demikian siapa saja dapat melakukannya. Namun dalam Pasal 137 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ketentuan para pihak yang ingin melakukan jual beli saham, diberikan suatu persyaratan khususnya yang bermaksud untuk melakukan pembelian kembali saham yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, dan b. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh Perseroan sendiri danatau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh Perseroan, tidak melebihi 10 sepuluh persen dari jumlah modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. c. Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang bertentangan dengan ayat 1 batal karena hukum Universitas Sumatera Utara d. Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 2. e. Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3 tiga tahun. Pengaturan pemindahan hak atas saham menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak hanya berhenti disitu saja. Ketika obyek sahamnya sudah menyangkut saham pengendali sehingga pemindahan hak yas saham tersebut menyebabkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut dari tangan yang diambil alih kepada pihak yang mengambil alih , maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutnya sebagai pengambilalihan. Selain itu, pengambilalihan juga dapat terjadi dengan penyertaan atas saham-saham yang dikeluarkan dari portefelportofolio. Prosesnya dapat dilakukan melalui direksi perseroan ataupun langsung kepada pemegang saham perseroan. Pemindahan hak atas saham yang menyebabkan terjadinya pengambilalihan mensyaratkan: 1. Adanya persetujuan RUPS dari perseroan pengambilalihan dengan kuorum kehadiran dari keputusan ¾ Pasal 125 ayat 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, kalau yang mengambil alih berbentuk PT, dan kemudian menyampaikan maksudnya kepada direksi perseroan yang akan diambil alih. 2. Kedua direksi menyusun rancangan pengambilalihan, namun tidak perlu dilakukan apabila pengambilalihan langsung dari pemegang saham Pasal 125 Universitas Sumatera Utara ayat 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan penjelesannya, apabila dilakukan langsung kepada pemegang saham, maka pihak yang mengambil alih terlebih dahulu melakukan perundingan dan kesepakatan. Namun apabila hal tersebut tetap diatur dalam anggaran dasar perseroan maka rancangan harus tetap dibuat. 3. Pengumuman di koran dan kepada karyawan perseroan yang mengambil alih paling lambat 30 hari sebelum hari pemanggilan RUPS. Terkait dengan ketentuan Pasal 127 ayat 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tetap mensyaratkan agar memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar. Apabila dalam anggaran dasar diatur hal yang sama, maka mau tidak mau rancangan pengambilalihan tetap dibuat dan ringkasannya diumumkan. 4. Rancangan pengambilalihan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam Akta Pengambilanalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia, sedangkan akta pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham menurut Pasal 131 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas wajib dinyatakan dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia Pasal 128 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang nantinya akta notaris tersebut wajib dilampirkan untuk pelaporan kepada Menteri terkait dengan perubahan sususanan pemegang saham Pasal 131 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan perseroan yang diambil alih kemudian Universitas Sumatera Utara mengumumkan hasil pengambilalihan tersebut di koran Pasal 133 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran pemuh modal yang diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham diterbitkan segera perseroan terbatas memperoleh status badan hukum yaitu segera setelah perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM. Pada perkembangannya saham sebagai salah satu alternatif media investasi yang memiliki potensi tingkat keuntungan cukup besar namun tidak menolak menimbulkan tingkat kerugian besar juga. Investasi saham adalah media investasi dalam jangka panjang yang memberikan kemanfaatan besar. Oleh karenanya saham berperan penting untuk meningkatkan profit ataupun taraf kehidupan seseorang. Saham terbagi atas beberapa jenis seperti saham preferen dan saham biasa. Saham preferen memiliki arti saham istimewa. Istimewanya saham ini dalam hal apabila ada pembagian deviden, maka pemegang saham preferen ini lebih diutamakan dari pada pemegang saham biasa. Sedangkan saham biasa kedudukannya bukan tidak lebih baik dari pada pemengang saham istimewa akan tetapi dalam pembagian deviden, hasil yang didapat setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen. Tentu saja ada baik dan kurangnya atas pemegangan saham tersebut akan tetapi apabila memiliki saham dalam suatu perusahaan maka memiliki suara dalam perusahaan itu pula. Universitas Sumatera Utara