Metafora MURUKEN bagi CAIREN ‘Marah sebagai Cairan’

39 harimau marahsangat buas bisa menerkam apa saja yang ingin diterkam atau yang ada di dekatnya. Kata biahat ‘harimau’, cibongkel ‘burung hantu’, biang ‘anjing’, manuk kerengen ‘ayam penyakitan’, kehkeh ‘monyet’ digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan pada kata MURUKEN ‘marah’ dalam bahasa Pakpak.

4.1.2 Metafora MURUKEN bagi CAIREN ‘Marah sebagai Cairan’

1. Naik darohna. Naik darah.3TG ‘Darahnya naik’. 2. More kian mencek atena. Tumpah sekali kesal hati.3TG ‘Kesal hatinya tumpah sekali’. Pada klausa tersebut terdapat kata-kata yang mewakili pengonseptualisasian metafora MURUKEN bagi CAIREN ‘marah sebagai cairan’ yaitu daroh ‘darah’ dan more ‘tumpah’. Kata daroh ‘darah’ dalam KBBI 2010 : 209 dapat diartikan sebagai cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah atau putih yang mengalir dalam pembuluh darah manusia atau binatang. Kata more ‘tumpah’ KBBI 2010 : 776 dapat diartikan sebagai cairan yang tercurah keluar dari tempatnya. Data di atas mempunyai medan makna yang sama yaitu cairan. CAIRAN menjadi ranah sumber sehingga data tersebut mempunyai penamaan metafora MURUKEN bagi CAIREN ‘marah sebagai cairan’. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 4.2 Pemetaan Konseptual Metafora MURUKEN bagi CAIREN Marah sebagai Cairan’ SASARAN SUMBER Orang marah meluapkan emosinya karena hal yang tidak diinginkannya terjadi. Daroh ‘darah’ dan more ‘tumpah’ merupakan cairan, tercurah keluar dari tempatnya. Orang marah tidak bisa menahan emosinya. Cairan tumpah karena terlalu penuh dan tempatnya tidak Kata naik daroh ‘menjadi marahemosinaik darah’ dan more ‘tumpah’ digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan MURUKEN ‘marah’ yang dapat merugikan pelakunya. Dalam pemahaman umum, naik daroh ‘naik darah’ merupakan tekanan darah yang naik secara tidak normal sehingga dapat menimbulkan penyakit. Konsep ini terpetakan pada MURUKEN ‘marah’ yang juga dapat menimbulkan penyakit bagi pelaku marah karena emosi yang tidak bisa dikontrol. Hal ini tergambarkan pada klausa Naik darohna ‘Darahnya naik’1. Begitu juga halnya dengan more ‘tumpah’ cairan yang dapat tumpah suatu waktu karena tempatnya tidak sesuai. Konsep ini terpetakan pada MURUKEN ‘marah’ yaitu meluapkan emosinya karena hal yang tidak diinginkannya terjadi. Universitas Sumatera Utara 41 Kata daroh ‘darah’ dan more ‘tumpah’ digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan pada kata MURUKEN ‘marah’ dalam bahasa Pakpak.

4.1.3 Metafora MURUKEN bagi API ‘Marah sebagai Api’