41
Kata daroh ‘darah’ dan more ‘tumpah’ digunakan sebagai kata metaforis
karena dapat mengonseptualisasikan pada kata MURUKEN ‘marah’ dalam bahasa
Pakpak.
4.1.3 Metafora MURUKEN bagi API ‘Marah sebagai Api’
1. Alani murukenna nggara kian perananna.
Karena terlalu marah panas sekali perkataan.3TG ‘Karena marah panas sekali perkataannya’.
2. Murukenna mementepken penglako kesseana.
Marah.3TG AKT.padam perilaku baik.3TG ‘marahnya memadamkan perilaku baiknya’.
3. Nggara pusuhku bain ko.
Panas hati.1TG buat 2TG ‘kamu membuat hatiku panas’.
4. Tongger kian murukenna.
Membara sekali marah.3TG ‘Marahnya membara’.
5. Nggara pusuhku.
Panas hati.1TG ‘Panas hatiku’.
Pada klausa tersebut terdapat kata-kata yang mewakili pengonseptualisasian metafora
MURUKEN bagi API ‘marah sebagai api’ yaitu nggara ‘panas’, mentepmementepken ‘padammemadamkan’, tongger ‘baramembara’. Kata
nggara ‘panas’ dalam KBBI 2010 : 574 mempunyai arti hangat sekali. Kata mentepmementepken ‘padammemadamkan’ dalam KBBI 2010 : 566
Universitas Sumatera Utara
42
mempunyai arti mati api tidak menyala, tidak berkobar lagi dan memadamkan kemarahan. Kemudian, kata
tongger ‘baramembara’ dalam KBBI 2010 : 105 mempunyai arti sesuatu yang terbakar dan masih menyala. Data di atas
mempunyai medan makna yang sama yaitu api. API menjadi ranah sumber sehingga data tersebut mempunyai penamaan metafora
MURUKEN bagi API ‘marah sebagai api’. Pemetaan konseptual struktur metafora itu dijabarkan pada
tabel berikut.
Tabel 4.3 Pemetaan Konseptual Metafora MURUKEN bagi API Marah sebagai Api’
SASARAN SUMBER
Orang yang marah dapat membahayakan diri sendiri maupun
orang lain. Api dapat membahayakan.
Orang yang marah terdapat hasrat yang bergejolak untuk melukai orang
lain. Api adalah suatu yang bergejolak.
Orang yang marah dapat melukai orang lain.
Bila api membakar sesuatu akan menghasilkan bara, bara dapat
digenggam, namun dapat menimbulkan rasa hangat juga dapat melukai.
Universitas Sumatera Utara
43
Kemarahan bisa dipadamkan. Api bisa dipadamkan.
Kemarahan dapat melukai seseorang. Api dapat membakar sehingga
menghanguskan seseorang. Marah bersifat serakah, selalu ingin
menang sendiri. Api memiliki sifat menghabiskan
sesuatu yang terbakar. Api mampu menghanguskan setiap benda yang
dilalapnya.
Kata nggara ‘panas’, mentepmementepken ‘padammemadamkan’,
tongger ‘baramembara’ digunakan sebagai kata metaforis karena dapat mengonseptualisasikan
MURUKEN ‘marah’ yang dapat merugikan pelakunya baik fisik maupun kejiwaan. Api dapat membakar sehingga dapat melukai tubuh.
Konsep ini terpetakan pada MURUKEN ‘marah’ yang juga dapat melukai atau
merugikan pelakunya. Hal ini tergambar pada klausa Nggara pusuhku bain ko
‘kamu membuat hatiku panas’3. Hal lain dapat dijelaskan adalah api yang dapat bergejolak seperti kemarahan yang dapat bergejolak karena hasrat yang ingin
melukai orang lain. Kata
nggara ‘panas’, mentepmementepken ‘padammemadamkan’, tongger ‘baramembara’ tumpah’ digunakan sebagai kata metaforis karena dapat
mengonseptualisasikan pada kata MURUKEN ‘marah’ dalam bahasa Pakpak.
Universitas Sumatera Utara
44
4.1.4 Metafora MURUKEN bagi RASA ‘Marah sebagai Rasa’