commit to user
V-1
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini dilakukan analisis berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis yang akan dilakukan adalah perilaku
masyarakat dalam menggunakan gas elpiji, hasil pengolahan data dengan menggunakan anĂ¡lisis cluster, indeks konsumsi penggunaan gas elpiji dan analisis
kelemahan penelitian.
5.1 Analisis Perilaku
Perilaku masyarakat dalam menggunakan gas elpiji di kota Surakarta dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Jenis Gas Elpiji Yang Digunakan
Gambar 5.1 Diagram batang jenis elpiji yang digunakan masyarakat Surakarta
Jenis gas elpiji yang paling banyak digunakan adalah jenis tabung 3 kg dan diikuti tabung 12 kg. Hal ini dikarenakan tabung 3 kg masih disubsidi oleh
pemerintah sehingga harganya pun lebih murah dari tabung 12 kg. 2. Lama Penggunaan Gas Elpiji
Gambar 5.2 Diagram batang lama penggunaan gas elpiji yang digunakan
masyarakat Surakarta
commit to user
V-2 Hampir seluruh responden telah menggunakan gas elpiji lebih dari 6 bulan.
Hal ini menunjukkan keberhasilan program konversi gas elpiji yang baru disosialisasikan pada awal tahun 2009.
3. Tempat Pembelian Gas Elpiji
Gambar 5.3 Diagram batang tempat pembelian gas elpiji masyarakat Surakarta
Warung merupakan tempat yang paling banyak dituju oleh responden dalam membeli gas elpiji. Kebanyakan warung memiliki jarak yang dekat dengan
rumah sehingga mempermudah dalam pembelian, selain itu di warung responden dapat membeli dengan bentuk satuan.
4. Frekuensi Pembelian Gas Elpiji
Gambar 5.4 Diagram batang frekuensi pembelian gas elpiji masyarakat Surakarta
Untuk pemakaian tabung 3 kg frekuensi pembelian rata-rata dilakukan 1 minggu, 1 minggu dan 2 minggu sekali, adanya perbedaan ini dikarena kan oleh
berbagai macam faktor, antara lain perbedaan jumlah anggota keluarga, frekuensi memasakpenggunaan gas elpiji dan faktor-faktor lainnya. Sedangkan untuk
tabung 12 kg rata-rata frekuensi pembelian dilakukan sebulan sekali.
commit to user
V-3 5. Jumlah Anggota Keluarga
Gambar 5.5 Diagram batang jumlah anggota keluarga masyarakat Surakarta
Dari diagram di atas jumlah anggota keluarga responden yang paling banyak adalah 5 orang. Semakinbanyak jumlah anggota keluarga semakin besar
jumlah gas elpiji yang digunakan. 6. Status Dalam Masyarakat
Gambar 5.6 Diagram batang status sosial responden dalam masyarakat
Status responden dalam masyarakat didominasi oleh masyarakat biasa, masyarakat biasa adalah masyarakat umumnya, yaitu masyarakat yang tidak
mempunyai status sosial khusus dalam masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa status sosial tidak menyebabkan terjadi perbedaan dalam mengkonsumsi gas epiji.
7. Posisijabatan Dalam Pekerjaan
Gambar 5.7 Diagram batang posisijabatan responden dalam bekerja
Lain-lain mempunyai nilai paling besar karena kebanyakan responden tidak bekerja dalam kuesioner ini masuk ke lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa
commit to user
V-4 posisijabatan dalam bekerja juga tidak menyebabkan terjadi perbedaan dalam
mengkonsumsi gas epiji. 8. Pengambil Keputusan
Gambar 5.8 Diagram batang pengambil keputusan dalam penggunaan gas elpiji
Pengambil keputusan terbesar dalam mengunakan gas elpiji jika dikaitkan dengan kepala keluarga adalah istri, hal ini terjadi karena istri yang mengatur
pengeluaran rumah tangga. 9. Pemberi Pengaruh
Gambar 5.9 Diagram pie dan batang pemberi pengaruh dalam penggunaan
gas elpiji Dari diagram pie 82 tidak ada yang memberi pengaruh dalam
menggunakan gas elpiji yang berarti dalam menggunakan gas elpiji responden dilakukan atas keinginan sendiri. Sedangkan dari diagram batang pemberi
pengaruh dalam menggunakan gas elpiji adalah pemerintah yang dilakukan melalui sosialisasi konversi gas elpiji.
commit to user
V-5 10. Kegiatan Penggunaan Gas Elpiji
Gambar 5.10 Diagram batang kegiatan penggunaan gas elpiji
Pemakaian gas elpji terbesar digunakan untuk memasak. Hal ini mebuktikan bahwa gas elpiji merupakan barang pokok yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari. 11. Frekuensi Kegiatan Memasak
Gambar 5.11 Diagram batang kegiatan memasak dengan menggunakan gas elpiji
Kegiatan memasak paling besar dilakukan responden setiap hari. Frekuensi memasak ini berpengaruh terhadap frekuensi jumlah tabung yang digunakan.
12. Motivasi Dalam Menggunakan Gas Elpiji
Gambar 5.12 Diagram batang motivasi dalam menggunakan gas elpiji
Motivasi masyarakat paling besar dalam menggunakan gas elpiji dikarenakan kepraktisan dalam menggunakan. Selanjutnya harga elpiji dianggap
commit to user
V-6 lebih murah dan lebih mudah didapatkan dari pada minyak tanah yang harus
mengantri berjam-jam untuk memperolehnya. 13. Pengenalan Program Konversi Gas Elpiji
Gambar 5.13 Diagram batang pengenalan program konversi gas elpiji
Ternyata cara responden mengenal gas elpiji paling banyak melalui iklan di TVmedia massa. Pemerintah banyak menayangkan iklan-iklan mengenai
konversi gas elpiji di TV, radio bahkan koran. Namun hal ini tidak lah cukup, pemerintah harus lebih meningkatkan sosialisasi penyuluhan secara langsung
kepada masyarakat, hal ini terkait rumor-rumor mengenai gas elpiji yang jika dibiarkan akna meresahkan masyarakat.
14. Kepercayaan Terhadap Program Konversi
Gambar 5.14 Diagram batang kepercayaan terhadap program konversi gas elpiji
Kepercayaan masyarakat terhadap konversi gas elpiji sangat beragam ada yang percaya, cukup percaya dan kurang percaya. Kurang percayanya masyarakat
terhadap program konversi elpiji dikarenakan masyarakat masih kurang mengerti maksud dan tujuan pemerintah dalam melakukan program ini. Selain itu
maraknya kasus peledakan gas elpiji membuat masyarakat merasa tidak aman ketika menggunakan gas elpiji. Untuk itu sosialisasi diikuti pembenahan dari
material konversi perlu dilakukan agar mengembalikan kepercayaan masyarakat.
commit to user
V-7
15. Persepsi Terhadap Gas Elpiji
a. Sosialisasi
Gambar 5.15 Diagram batang persepsi terhadap penyuluhan gas elpiji
Materi iklan dan penyuluhan yang diberikan menurut resonden sudah dapat dimengerti, mudah diingat,informatif, mendidik dan dapat dipercaya.
b. Harga
Gambar 5.16 Diagram batang persepsi terhadap harga elpiji
Hampir seluruh responden setuju bahwa harga gas elpiji lebih murah dari minyak tanah. Hal ini dikarenakan gas elpiji masih mendapatkan
subsidi dari pemerintah sehingga harganya lebih terjangkau dari minyak tanah. Selain itu didasarkan atas fakta bahwa pada penggunaan kompor
gas selama seminggu secara umum, rumah tangga akan mengunakan eliji dengan massa 3kg dari 3kg massa elpiji tersebut sama dengan 5,22 liter
minyak tanah, sedangkan dari jumlah 5,22 liter tersebut, ternyata jumlah tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga pada umumnya
pula selama 5 hari. Berdasarkan asumsi tersebut maka dapat kita ketahui bahwa penggunaan gas elpiji lebih hemat dan irit dibandingkan
penggunaan minyak tanah karena memiliki selisih 2 hari penggunaan dengan konversi massa yang sama.
commit to user
V-8 c. Kemudahan dalam mendapatkan
Gambar 5.17 Diagram batang persepsi terhadap kemudahan dalam
mendapatkan elpiji 69 setuju dan 26 sangat setuju bahwa gas elpiji lebih mudah
didapatkan dari minyak tanah. Masyarakat harus mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan 1 L minyak tanah. Karena hal ini lah menjadi
salah satu motivasi masyarakat memutuskan untuk beralih menggunakan
gas elpiji.
d. Ramah Lingkungan
Gambar 5.18 Diagram batang persepsi emisi gas elpiji
Lebih dari 80 responden setuju bahwa gas elpiji lebih ramah lingkungan dari minyak tanah. Dilihat dari segi emisi gas pembakaran
ternyata berdasarkan fakta yang ada menjelaskan bahwa gas pembakaran kompor minyak tanah berupa asap kompor menyebabkan asap dengan
tingkat polutan yang cukup tinggi dilihat dari warna asap kompor tersebut yaitu hitam, sedangkan pada kompor yang menggunakan LPG terbukti
lebih ramah lingkungan dengan gas pembakaran yang lebih bersahabat.
commit to user
V-9 e. Praktis
Gambar 5.19 Diagram batang persepsi terhadap cara penggunaan elpiji
68 setuju dan 25 sangat setuju bila pemakaian gas elpiji lebih praktis dari minyak tanah. Di segi penggunaan, LPG dinilai lebih mudah
dalam penggunaan dibandingkan penggunaan kompor yang menggunakan minyak tanah dengan bukti semisal pada saat menggunakan kompor
minyak tanah, perlu menggunakan sumbu yang kemudian dibasahi dengan minyak tanah dan disulut dengan api barulah sumbu tersebut akan
menghasilkan api yang digunakan untuk dimasukan ke sumbu kompor guna meratakan sumbu kapilaritas pada kompor minyak tanah. Di sisi
lain ketika menggunakan kompor gas yang menggunakan LPG, maka tidak perlu repot-repot untuk melakukan prosedur selama prosedur kompor
minyak tanah. Selain hal-hal kemudahan yang telah dijabarkan diatas, kemudahan dan kepraktisan penggunaan kompor berbasis LPG adalah
kemudahan dalam perawatannya. f. Keamanan
Gambar 5.20 Diagram batang persepsi terhadap keamanan elpiji
26 sangat setuju, 41 setuju, 13 ragu-ragu, 19 tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju bahwa mereka masih merasa takut menggunakan
gas elpiji. Ketakutan masyarakat dalam menggunakan gas elpiji terpaku
commit to user
V-10 pada rumor bahwa elpiji atau kompor gas lebih rawan untuk meledak.
Untuk masyarakat yang tidak setuju menganggap bahwa dengan penggunaan yang benar ledakan pada gas elpiji dapat dihindari apalagi
saat ini pemerintah menetapkan bahwa tabung gas elpiji telah memenuhi standard Safety SNI 19-1452-2001.
5.2 Analisis Cluster