commit to user
V-10 pada rumor bahwa elpiji atau kompor gas lebih rawan untuk meledak.
Untuk masyarakat yang tidak setuju menganggap bahwa dengan penggunaan yang benar ledakan pada gas elpiji dapat dihindari apalagi
saat ini pemerintah menetapkan bahwa tabung gas elpiji telah memenuhi standard Safety SNI 19-1452-2001.
5.2 Analisis Cluster
Analisis cluster dilakukan untuk mencari karakteristik perilaku masyarakat kota Surakarta dalam menggunakan gas elpiji. Dalam menggunakan gas elpiji
masyarakat Surakarta terdiri dari 3 cluster. Dari tabel 4.10 perbedaan dari ketiga cluster ini akan dijelaskan, sebagai berikut:
1. Cluster 1 Cluster 1 mempunyai karakteristik usia, pendapatan dan jumlah anggota
keluarga di atas rata-rata populasi. Pendidikan tamat SLTA dan PTakademik, menggunakan gas elpiji jenis 12 kg, membeli di agen, telah menggunakan
elpiji 1 tahun, menggunakan gas elpiji untuk memasak dan wáter heater, dan motivasi pembelian dikarenakan praktis.
2. Cluster 2 Cluster 2 mempunyai karakteristik usia, pendapatan dan jumlah anggota
keluarga di bawah rata-rata populasi. Pendidikan tamat SLTA, menggunakan gas elpiji jenis 3 kg dan 12 kg, membeli di warung, telah menggunakan
elpiji 1 tahun, menggunakan gas elpiji untuk memasak dan motivasi pembelian dikarenakan praktis dan murah.
3. Cluster 3 Cluster 3 mempunyai karakteristik usia dan pendapatan di bawah rata-rta
populasi tetapi memiliki jumlah anggota keluarga di atas rata-rata populasi. Pendidikan tamat SLTP dan SLTA, menggunakan gas elpiji jenis 3 kg,
membeli di warung, menggunakan elpiji 6 bulan - 1 tahun dan 1 tahun, menggunakan gas elpiji untuk memasak dan motivasi pembelian dikarenakan
murah, mudah didapatkan dan praktis. Dari penjelasan perbedaan karakteristik ketiga cluster di atas, cluster 1
termasuk dalam masyarakat dengan ekonomi yang lebih mapan. Hal ini terlihat dari jumlah pendapatan di atas rata-rata, dan tingkat pendidikan tamat SLTA dan
commit to user
V-11 PTakademik. Masyarakat pada cluster ini sudah menggunakan gas elpiji jauh
sebelum pemerintah
mengeluarkan kebijakan
konversi gas
elpiji, pemakaian 1tahun, sehingga ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan
konversi gas elpiji, masyarakat pada cluster ini tidak terjadi perubahan perilaku. Hal ini pun terlihat dari motivasi dalam mengunakan gas elpiji, mereka
menggunakan gas dikarenakan lebih praktis. Masyarakat cluster ini sudah tidak merasa takut dalam menggunakan gas elpiji, dikarenakan mereka menganggap
ledakan dapat dihindari dengan penggunaan yang tepat. Cluster ini kebanyakan menggunakan tabung 12 Kg, karena dirasa lebih praktis tanpa harus melakukan
pembelian ulang setiap minggunya, meskipun harga tabung 12 kg lebih mahal dari tabung 3 kg. Penggunaan gas pada cluster ini tidak hanya untuk kebutuhan
memasak tetapi juga untuk water heater. Cluster 3 adalah cluster yang dinilai sebagai sasaran paling potensial
dilakukannya program konversi gas elpiji. Hal ini dikarenakan cluster ini mempunyai pendapatan dibawah rata-rata populasi, sedangkan jumlah anggota
keluarga di atas rata-rata populasi sehingga dapat dikategorikan sebagai keluarga yang ekonominya masih rendah. Selain itu pembelian gas elpiji dimotivasi
dikarenakan gas elpiji lebih murah, mudah didapatkan daripada minyak tanah. Namun kendala bagi pemerintah, cluster ini memiliki tingkat pendidikan tamat
SLTP dan sebagian besar dulunya adalah pengguna minyak tanah, sehingga program konversi gas elpiji bukan hanya merubah bahan bakar dari minyak tanah
ke gas elpiji tetapi juga merubah perilaku dan kebiasaan. Sebagian besar masyarakat pada cluster ini masih merasa takut dalam menggunakan gas elpiji
dikarenakan tabung gas sering bocor dan meledak. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menggunakan dan mengantisipasi jika
terjadi kebocoran pada tabung gas. Oleh karena itu pemerintah harus lebih meningkatkan sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap
pemakaian dan perawatan produk konversi. Cluster 2 adalah campuran cluster 1 dan 3. Hal ini terlihat dari
penggunaan tabung gas dimana sebagian menggunakan tabung 3 Kg dan sebagiannya lagi menggunakan tabung 12 kg. Meskipun begitu cluster ini tetap
menjadi sasaran konversi gas elpiji karena cluster ini termasuk dalam masyarakat
commit to user
V-12 menengah ke bawah, dilihat dari pendapatan di bawah rata-rata. Motivasi
menggunakan gas elpiji dikarenakan praktis dan murah.
5.3 Analisis Konsumsi