Pengertian Minyak Tanah dan Gas Elpiji

commit to user II-10 menginterpretasikan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. 3. Proses Belajar Proses belajar menjelaskan perubahan alam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi dan memberikan penguatan positif. 4. Sikap dan Kepercayaan Dengan melalui proses belajar, seseorang akan mempunyai sikap dan kepercayaan tertentu. Sikap adalah kesiapan mental yang diorganisasikan melalui pengalaman dan memiliki pengaruh tertentu pada tanggapan seseorang terhadap suatu objek dan situasi yang berhubungan dengannya. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan terbentuk melalui sikap positif terhadap produk, yang didukung dengan adanya pengenalan dan pemahaman yang baik terhadap produk tersebut. Selain itu, kepercayaan terhadap produk juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang diperoleh konsumen. Kepercayaan terhadap produk akan membawa konsumen tetap membeli atau menggunakan produk tersebut Simamora, 2002.

2.2 Konversi Minyak Tanah Ke Gas Elpiji

2.2.1 Pengertian Minyak Tanah dan Gas Elpiji

Minyak tanah yang sering digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak atau penerangan merupakan cairan bahan bakar yang jernih, tidak berwarna, tidak larut dalam air, berbau, dan mudah terbakar. Minyak tanah termasuk dalam golongan petroleum terdestilasi hidrokarbon. Memiliki berat jenis 0,79, titik didih 163 C – 204 C, dan titik beku 54 C. Liquefied Petroleum Gas LPG merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak dan kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propane C 3 H 8 dan commit to user II-11 butana C 4 H 12 yang dicairkan. Elpiji lebih berat dari udara dengan berat jenis sekitar 2,01, tekanan uap elpiji cair dalam tabung sekitar 5,0 – 6,2 Kg Cm 2 . 2.2.2 Pengertian Konversi Tanah Ke Gas Elpiji Konversi minyak tanah ke gas elpiji adalah sebuah transisi perubahan pemakaian energi dari yang semula menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar utama kini menggunakan gas elpji. Program ini mulai disosialisasikan oleh pemerintah pada pertengahan tahun 2006. Program ini diluncurkan dengan tujuan selain untuk menghemat anggaran pemerintah, juga untuk menghemat pengeluaran keluarga dan rumah tangga. Ada beberapa pengertian konversi minyak tanah yang diungkapkan oleh beberapa tokoh ekonomi yang sekilas tampak berbeda, namun sebenarnya memiliki inti yang sama. Menurut Anggito Abimanyu, Kepala Badan Fiskal BKF Departemen Keuangan, mengungkapkan bahwa : “Konversi minyak tanah merupakan upaya mengerem peningkatan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi melalui penyediaan tabung gas dan sosialisasi.” Pendapat tersebut serupa dengan yang disampaikan oleh Fadhil Hasan, Ekonomi Senior Indef ini mengungkapkan bahwa : “Program konversi minyak tanah menjadi elpiji merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak sehingga dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.” Sedangkan menurut Pertamina sebagai salah satu pihak yang ditunjuk pemerintah dalam pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji mengungkapkan bahwa : “Program konversi minyak tanah ke gas elpiji merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan minyak tanah ke elpiji. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket tabung elpiji beserta isinya, kompor gas dan aksesorinya kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna minyak tanah.” Tidak banyak ahli atau pakar yang mengungkapkan definisi konversi minyak tanah ke elpiji, namun dari tiga pendapat yang diuraikan tersebut dapat dikatakan bahwa pada intinya konversi minyak tanah ke elpiji merupakan commit to user II-12 program yang dibuat oleh pemerintah sebagai upaya untuk menghemat bahan baker bersubsidi melalui penggunaan gas elpiji yang dinilai lebih irit.

2.2.3 Alasan Dilakukannya Prrogram Konversi Minyak Tanah Ke elpiji