Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah Asumsi-asumsi Sistematika Penulisan
commit to user
I-2 mencoba beralih dari minyak ke gas elpiji, kembali menggunakan bahan bakar
minyak tanah Sunarti, 2007. Kondisi ini juga terjadi di daerah Surakarta, dimana konversi minyak tanah
ke gas elpiji baru dilakukan pada pertengahan tahun 2009. Keengganan masyarakat beralih menggunakan gas elpiji dikarenakan masyarakat telah terbiasa
menggunakan minyak tanah, selain untuk kebutuhan memasak juga sebagai penerangan. Minyak tanah dinilai lebih murah dan efisien,
karena bisa dibeli per liter secara eceran. Gas elpiji juga dianggap kurang aman oleh masyarakat
dikarenakan sering bocor dan meledak Syaraf, 2009. Adanya perbedaan penerimaan masyarakat ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan,
pendapatan, tingkat pendidikan dan sosialisasi yang didapatkan oleh masyarakat Yumantoko, 2008.
Masalah transformasi perilaku masyarakat ini tentu akan berpengaruh
terhadap tingkat konsumsi masyarakat terhadap gas elpiji. Dimana ini selaras dengan prinsip pemasaran bahwa kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh perilaku
konsumen Kotler, 1997. Hal ini tentu juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan atau tercapainya target awal dari program konversi minyak tanah ke
elpiji. Apalagi saat ini, pemerintah kota Surakarta akan menghadapi sistem rayonisasi elpiji yang akan mengakibatkan berkurangnya kuota yang diberikan
untuk Kota Surakarta Fid, 2010. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan elpiji sesuai dengan kebutuhan rill masyarakat Surakarta
agar tidak terjadi kelangkaan gas elpiji. Bertitik tolak dari uraian diatas maka dilakukan riset pemasaran guna
mengetahui bagaimana perilaku dan tingkat konsumsi masyarakat dalam menggunakan gas elpiji dengan judul “Analisis Konsumsi Dan Perilaku
Masyarakat Terhadap Penggunaan Gas Elpiji di Kota Surakarta”.