3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai
masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4.
Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan Sastropoetro,
1990:54. Maka dapat disimpulkan bahwa opini publik adalah kesatuan pendapat
yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha untuk
mengatasinya. Munculnya opini pada seseorang atau sejumlah orang disebabkan ia atau
mereka menerima suatu pesan dari komunikator. ”Proses pembentukan opini” digambarkan mulai dari persepsi seseorang hingga terbentuknya suatu opini
publik, yakni berakar dari latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang. Dari proses inilah
yang akan melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk suatu opini publik, apakah nantinya bersifat mendukung,
dan menentang atau berlawanan.
I.5.3. Teori Pertimbangan Sosial Social Judgment Theory
Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog dari Oklahoma University AS Barker, 1987. Secara ringkas teori ini menyatakan
bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial dan isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan judgement yang terjadi dalam diri orang
tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
Proses ”mempertimbangkan” isu atau objek sosial tersebut menurut Sherif berpedoman pada kerangka rujukan reference points yang dimiliki seseorang.
Kerangka rujukan inilah untuk menentukan bagaimana seseorang memposisikan suatu pesan persuasif yang diterimanya. Lebih jauh Sherif menegaskan bahwa
tindakan memposisikan dan menyeleksi pesan yang dilakukan oleh alam bawah sadar kita terjadi sesaat setelah proses persepsi.
Menurut teori ini, perubahan sikap merupakan suatu penafsiran kembali atau pendefinisian kembali terhadap objek. Sikap dijelaskan sebagai suatu daerah
posisi dalam suatu skala, yang mencakup : a.
Ruang gerak penerimaan latitude of acceptance. Adalah rangkaian posisi sikap diterima atau ditolerir oleh individu.
b. Ruang gerak penolakan latitude of rejection.
Adalah rangkaian posisi sikap yang tidak dapat diterima oleh individu. c.
Ruang gerak tidak pasti latitude of non-commitment Adalah posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua ruang tersebut.
Jadi individu tidak menerima, tetapi juga tidak menolak. Interaksi antara ruang gerak inilah yang akan menentukan sikap individu
terhadap pernyataan-pernyataan tertentu dalam situasi tertentu. Kalau pernyataan itu jatuh pada ruang gerak penerimaan, maka individu akan setuju dengan
pernyataan itu. Jika pernyataan itu jatuh ke ruang gerak penolakan, individu tersebut akan tidak menyetujuinya
Perubahan sikap menurut teori ini terjadi jika informasi pembujukan jatuh di dalam atau berdekatan dengan ruang gerak penerimaan seseorang. Sikap akan
berubah sesuai dengan arah isi informasi yang disampaikan. Posisi yang
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan dalam informasi pembujukan terserap assimilated ke dalam posisi penerima sendiri. Sebaliknya, jika informasi pembujukan jatuh dalam ruang gerak
penolakan, sikap penerima tidak akan berubah atau berubah berlawanan arah dari isi informasi yang disampaikan. Posisi yang ditawarkan bertentangan contrasted
dengan sikap dan posisi penerima. Proses perubahan sikap bergantung kepada keteguhan individu dalam
berpegang pada suatu nilai atau pandangan. Apabila individu berpegangan pada pandangan yang ekstrim dalam suatu hal, maka ruang gerak penerimaannya
adalah sempit. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya perubahan sikap bagi individu bersangkutan adalah kecil. Sebaliknya, individu yang tidak ekstrim
berpegang pada suatu pandangan, memiliki ruang gerak penerimaan yang luas pula. Semakin luas ruang gerak penerimaan seseorang, semakin besar pula
kemungkinan terjadi perubahan sikap pada individu yang bersangkutan. Menurut Goldstein 1980, teori pertimbangan sosial bermanfaat dalam
mengkaji kesan ketidakcocokan antara posisi yang ditawarkan dan posisi awal dari penerima. Menurut beliau, teori ini sebenarnya lebih banyak menjelaskan
tentang penyimpangan-penyimpangan dari posisi yang ditawarkan daripada tentang perubahan sikap.
Teori ini memprediksikan argumen-argumen yang akan diterima serta ditolak oleh khalayak. Manusia selalu membandingkan sesuatu yang dianjurkan
dalam sebuah pesan dengan sikap awal sebagai titik pedoman dalam menilai sesuatu yang kemudian akan menentukan apakah anjuran tersebut diterima atau
tidak.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan pilihan pro atau kontra masyarakat selalu melewati tahapan pertimbangan. Dalam menyeleksi sebuah pesan atau informasi yang
masuk, masyarakat mempertimbangkannya terlebih dahulu untuk mengeluarkan pendapatnya untuk menerima atau menolak informasi tersebut.
I.5.4. Kebudayaan