lingkungan; kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan; dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke
generasi lainnya. Selain itu, Laswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua arah, dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi
antara pengirim dan penerima. Dalam suatu masyarakat yang kompleks, banyak informasi disaring oleh pengendali pesan-editor, penyensor atau propagandis,
yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada publik dengan beberapa perubahan atau penyimpangan Mulyana, 2002:136.
II.2. Opini Publik
Pengertian opini di kalangan ahli komunikasi belum didapati adanya kesepakatan yang pasti. Orang lebih mudah untuk mengamati efek dan bentuk
yang ditimbulkannya daripada mendefinisikannya. Opini berasal dari bahasa Latin, yaitu opinari yang berarti berpikir atau
menduga. Opinion sendiri mengandung akar kata onis yang berarti harapan. Dalam bahasa Inggris, opinion berhubungan erat dengan kata option dan hope
yang berasal dari bahasa Latin optio yang artinya pilihan atau harapan Kasali, 1994:16.
Menurut Albig, opini berupa reaksi pertama di mana orang mempunyai rasa ragu-ragu dengan sesuatu, yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokkan, dan
adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya Sunarjo, 1984:31.
Latar belakang seseorang seperti agama, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap cara
Universitas Sumatera Utara
berpikir seseorang dan opini yang akan dinyatakannya tidak akan terlepas juga dari hal tersebut. Karena pembentukan opini ada yang berdasarkan fakta, emosi,
sentimen, harapan, keyakinan, pengalaman, agama dan latar belakang budaya, maka opini publik tidak selalu rasional dan sering kali bersifat subjektif.
Abelson menyebutkan unsur-unsur yang merupakan molekul dari opini, yaitu belief kepercayaan tentang sesuatu, attitude apa yang sebenarnya
dirasakan seseorang, dan perception persepsi Kasali, 1994:20. Akar dari opini sebenarnya tidak lain adalah persepsi. Persepsi adalah
proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut akan
mempengaruhi perilaku kita. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang
berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman di benak seseorang dan siap diputar di kemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli
tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan dengan rekaman yang ada untuk memberi suatu interpretasi.
Interpretasi ini melahirkan pendiriansikap attitude seseorang yaitu apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Sikap juga merupakan opini yang
masih tersembunyi di dalam hati seseorang. Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan
maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Sikap mempunyai 3 komponen pembentuk yang secara sederhana dikenal
sebagai cognition pengertian, affect perasaanemosi, dan behaviour perilaku.
Universitas Sumatera Utara
Sikap yang diungkapkan dalam bentuk apapun verbal, bahasa tubuh, simbol, raut wajah, ekspresi, warna pakaian yang dipakai, ruangan, dan waktu
yang disediakan untuk bertemu, disebut opini Kasali, 1994:23.
Nimmo 1978 mengemukakan bahwa opini adalah suatu respon yang aktif terhadap suatu stimulus, di mana respon yang dikonstruksikan melalui
interpretasi pribadi yang berkembang daripada menyumbang image Nasution, 1990:91. Setiap opini mencerminkan suatu kumpulan yang lengkap yang terdiri
dari tiga komponen yaitu keyakinan, nilai-nilai dan ekspetasi.
Opini adalah respon yang diberikan seseorang yaitu komunikan kepada komunikator yang sebelumnya telah memberi stimulus berupa pertanyaan. Selama
opini merupakan opini seseorang individual opinion, tidak akan menimbulkan permasalahan. Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi opini publik,
menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Opini itu sendiri tidak memiliki tingkatan atau strata, namun mempunyai
arah, antara lain: 1. Opini positif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
mendukung obyek opini individu memberikan pernyataan setuju. 2. Opini netral, apabila opini yang ditampilkan tidak memihak atau jika
individu memberikan pernyataan ragu-ragu. 3. Opini negatif, jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit
menolak atau mencela obyek opini individu memberikan pernyataan tidak setuju.
Universitas Sumatera Utara
Auguste Comte, yang mendapat julukan sebagai bapak Sosiologi juga menaruh perhatian yang besar terhadap Opini Publik, kendati lebih memberikan
arti dalam bentuk peranannya. Ia berpendapat, bahwa hari depan Negara dengan peningkatan pengaruh akan merupakan ajang dari Opini Publik. Dengan kata lain,
bahwa tingkah laku kehidupan kenegaraan akan sangat dipengaruhi oleh tingkah laku Opini Publik.
Menurut Emil Devivat, karakteristik dari opini publik adalah : 1.
Opini publik harus memiliki arah dan intensitas. 2.
Bahwa opini publik itu menyangkut tentang suatu hal yang orang tidak sepakat kontraversi.
3. Mempunyai volume besaran, dimana kontraversi yang dimaksud tidak
hanya mengenai orang yang menjadi bagian dari suatu sengketa melainkan juga orang yang berada jauh di luar sengketa tersebut.
4. Mempunyai sifat menetap persisten, tidak dapat dipastikan berapa lama
suatu kontraversi itu bertahan Sunarjo, 1984:30. Berdasarkan karakteristik di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik utama dari opini adalah : a. mempunyai arah
c. Stabil b. mempunyai isi informasi content d. Mempunyai intensitas
Publik adalah kumpulan orang-orang yang sama minat dan kepentingannya interest terhadap suatu isu dan bersifat lebih stabil. Publik
ditandai oleh adanya sesuatu isu yang dihadapi dan dibicarakan oleh kelompok kepentingan yang dimaksud, yang menghasilkan opini mengenai isu tersebut,
kemudian publik bersifat kontroversial dan di dalamnya terdapat proses diskusi.
Universitas Sumatera Utara
Opini publik melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat :
a. Dihadapkan pada suatu persoalan.
b. Berbeda pendapat tentang persoalan tersebut dan berusaha untuk
menanggulangi persoalannya. c.
Sebagai akibat dari keinginan mengadakan diskusi dan mencari jalan keluar.
Welch dan Comer 1975 membuat definisi opini publik sebagai suatu opini yang menyangkut isu atau kejadian yang mengundang keprihatinan
concern publik Nasution, 1990:95. Masih banyak ahli ilmu-ilmu sosial yang memberikan batasan pengertian
terhadap opini Publik. Beberapa ahli yang mengkhususkan studi di bidang tersebut antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : Leonard W. Doob yang
sering dikutip oleh para ahli, mengemukakan : “..Publik opinion refers to people’s attitudes on an issue when they are members of the same sosial group”.
Leonard W. Doob selanjutnya memberi pegangan-pegangan dalam meneliti opini publik. Suatu opini publik dianggap kompeten atau mampu
memenuhi syarat opini publik dalam arti khas apabila : a.
Fakta yang dipakai sebagai tolak ukur perumusan opini publik, yaitu adanya unsur “penilaian baik dan buruk” dari masyarakat.
b. Penggunaan fakta justru suatu sikap diambil karena tidak berdasarkan
fakta, sampai pada suatu kesimpulan atau kesepakatan mengenai tindakan yang harus diambil untuk memecahkan suatu persoalan tertentu yang
dihadapinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Syarat-syarat sebagai opini publik dalam arti khas itu dapat ditinjau dari
fakta, nilai-nilai, opini publik, dan kompetensinya. Dalam hubungan ini Leonard W. Doob mengemukakan pula batas-batas
kemampuan opini publik antara lain : a.
Perhatian orang terhadap suatu masalah itu sangat bergantung pada pengetahuan dan pendidikannya masing-masing.
b. Kebijaksanaan tergantung juga dari penilaian serta seleksi publik terhadap
fakta dan nilainya sendiri. c.
Pada kenyataannya bahwa setiap persoalan masalah mempunyai banyak segi sehingga untuk hal-hal yang kompeten yang menimpa masyarakat
luas, opini publik yang kompeten itu terdiri dari banyak publik. Tidak adanya standar atau ukuran dalam penyelesaian masalah terlebih
masalah sosial di mana setiap masalah mempunyai ciri khas tersendiri. Hal ini tergantung pada mental, pengalaman, perasaan, kebudayaan, dan ide yang telah
tersebar dalam masyarakat. httpdigilib.petra.ac.id Doob disini memberi tekanan kepada sikap attitude sebagai sesuatu yang
bernilai psikologis terhadap sesuatu isu, manakala mereka dalam arti “people” menjadi anggota dari kelompok sosial yang sama. Lalu Doob mempertanyakan,
kelompok mana yang terlibat, isu yang mana yang terlibat dan mengapa masyarakat memberi respon terhadap isu tersebut.
Secara historis istilah sikap attitude digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental
seseorang. Di masa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang.
Universitas Sumatera Utara
http:markbiz.wordpress.com. Sikap dapat diekspresikan dengan berbagai cara, dengan kata-kata yang berbeda.
Tipe publik
Ada empat tipe publik menurut Grunig Repper 1992 dalam bukunya “Strategic Management, public and issues”, yaitu :
1. All issue publics, bersikap aktif dalam berbagai isu. 2. Apathetic publics, tidak memperhatikan atau tidak aktif terhadap semua isu.
3. Single issue publics, aktif pada satu atau sejumlah isu terbatas. 4. Hot issue publics, baru aktif setelah semua media mengekspos hampir semua
orang dan isu menjadi topik sosial yang diperbincangkan secara luas.
Gambar 3 Proses Pembentukan Opini Publik
Faktor Penentu -
Latar belakang budaya -
Pengalaman masa lalu Persepsi Opini Konsensus Opini Publik -
Nilai-nilai yang dianut -
Berita yang berkembang - Cognation
Sikap - Affect - Behaviour
Sumber : Ruslan, 1997:56
Dalam bagan proses pembentukan opini di atas, digambarkan bagaimana persepsi seseorang yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman
masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang. Pada akhirnya membentuk opini publik. Proses inilah yang akan melahirkan suatu
intrepretasi atau pendirian seseorang dan pada akhirnya akan terbentuknya opini publik, yang nantinya apakah bersifat mendukung, menentang atau berlawanan.
Opini dari perorangan tersebut kemudian secara akumulatif dapat berkembang
Universitas Sumatera Utara
menjadi suatu konsensus kesepakatan, dan terkristalisasi jika masyarakat dalam kelompok tertentu mempunyai kesamaan hingga nantinya akan terbentuk opini
publik. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi dan sikap adalah dua faktor yang membentuk sebuah opini individu, karena apabila persepsi masih ada dipikiran
manusia, sedangkan sikap berakhir dengan kecenderungan berperilaku, dimana masing-masing memiliki proses yang melatar belakangi pembentukannya, maka
keduanya apabila diungkapkan akan menjadi opini.
Sikap individu terhadap opini. 1. Orientasi
Orientasi individual mencakup persepsi terhadap isu atau objek dalam lingkungan dan persepsi orang lain yang signifikan terhadap isu atau objek yang
sama. Model orientasi menyangkut masalah penilaian terhadap objek berdasarkan pengalaman dengan sumber nilai, yaitu :
a Kemenonjolan salience, yaitu perasaan tentang suatu objek yang berasal dari pengalaman individu dari situasi sebelumnya.
b Relevansi pertinence yaitu nilai relatif dari sebuah objek berdasarkan perbandingan objek dengan objek berdasarkan atribut yang sama.
c Sikap adalah predisposisi atau preferensi lintas situasional berkenaan dengan sebuah objek yang berhubngan dengan empat komponen : kerangka referensi
evaluatif nilai dan kepentingan, kognisi pengetahuan dan keyakinan, afektif perasaan dan kecenderungan, dan niat perilaku cognation.
Universitas Sumatera Utara
2. Koorientasi
Individu itu berada dalam keadaan koorientasi ketika dua atau lebih orientasi individu mengarah pada isu atau objek yang sama. Model koorientasi
mencakup tahapan Konstruk Intrapersonal, yaitu : a Congruention, sejauhmana pandangan seseorang sesuai dengan perkiraannya
tentang pandangan orang lain mengenai isu yang sama. b Kesepakatan agreement, sejauhmana dua orang atau lebih memberikan
evaluasi yang sama terhadap sebuah isu yang menjadi perhatian bersama. c Pemahaman understanding, mengukur kemiripan dalam definisi dari dua
orang atau lebih.
3. Konsensus Koorientasi a. Konsensus monolitik
Merupakan tingkat kesepakatan aktual yang tinggi yang secara akurat dikenali oleh mereka yang terlibat.
b. Konsensus semu