b. Misi
Untuk meningkatkan visi Kabupaten Simalungun di atas, maka ditetapkan
misi sebagai berikut :
6. Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat maupun aparatur pemerintah lainnya.
7. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pemerataan
pembangunan maupun pemanfaatan hasil-hasil pembangunan.
8. Mendorong terciptanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
SDM sehingga mempunyai daya saing yang tinggi.
9. Mendorong terciptanya good governance yang tercermin dalam bentuk
pemerintahan eksekutif, legislatif dan masyarakat yang kuat dengan menganut prinsip transparansi, penegakan hukum dan hak asasi manusia
serta akuntabilitas.
10. Mengupayakan terciptanya pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
11. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menjamin
ketahanan ekonomi daerah melalui pemberdayaan koperasi.
12. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif dalam upaya memacu
pertumbuhan ekonomi melalui sektor agribisnis dan pariwisata.
III.1.3.5. Tujuan dan Sasaran Pembangunan a. Tujuan Pembangunan Daerah
1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
2. Memperluas lapangan kerja
Universitas Sumatera Utara
3. Pemerataan pendapatan masyarakat
4. Peningkatan hubungan ekonomi regional, nasional maupun internasional
b. Sasaran Pembangunan Daerah
Sasaran pembangunan melalui bidang :
1. Ekonomi
2. Fisik
3. Sosial Budaya
Untuk melaksanakan sasaran tersebut diwujudkan melalui:
a. Propeda
b. Rencana Strategis
Rencana Strategis Pembangunan di Kabupaten Simalungun di Prioritaskan dalam bidang : Pertanian, Perkebunan, dan Pariwisata. Bidang- bidang ini
perlu dikembangkan sesuai dengan Potensi Kabupaten Simalungun yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka
lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
III.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, yaitu hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara
sistematis dan membandingkannya, tidak mencari tahu atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam hal ini yang
akan diteliti adalah Opini remaja terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa
Universitas Sumatera Utara
SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.
Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecendrungan pusat central
tendency atau ukuran sebaran dispersion. Ciri lainnya ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah naturalistis setting. Peneliti bertindak sebagai
pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Sering terjadi, penelitian deskriptif timbul
karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya Rakhmat, 2009:25.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku, 3.
Membuat perbandingan atau evaluasi, 4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan datang. III.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar, yang berada di Jalan Mahoni Raya No.4 Perumnas Batu Anam Kecamatan Siantar, dan SMA
Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, yang berada di Jalan Sisingamangaraja
Universitas Sumatera Utara
No.1 Serbelawan. Kedua sekolah tersebut berada di Kabupaten Simalungun, Medan, Sumatera Utara.
Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama Nopember 2009.
III.3. Populasi dan Sampel III.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian Nawawi, 1995:141.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar,
Kabupaten Simalungun, Tahun Ajaran : 20092010. Berdasarkan data yang diperoleh dari data siswa SMA Negeri 1
Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun, Tahun Ajaran : 20092010, jumlah siswa kelas XII pada
SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok
Batunanggar adalah 545 orang, dengan perincian sebagai berikut : Jumlah siswa
kelas XII pada SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar yang dibagi dalam lima kelas; 2
kelas IA dan 3 kelas IS adalah 190 orang. Dan jumlah siswa kelas XII pada SMA
Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar yang dibagi dalam sembilan kelas; 5
kelas IA dan 4 kelas IS adalah 355 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2
Data Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar TA : 20092010
Kelas Populasi
XII IA 1 41
XII IA 2 41
XII IS 1 36
XII IS 2 36
XII IS 3 36
Jumlah 190
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar Per Oktober 2009
Tabel 3
Data Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar TA : 20092010
Kelas Populasi
XII IA 1 40
XII IA 2 40
XII IA 3 40
XII IA 4 40
XII IA 5 39
XII IS 1 39
XII IS 2 39
XII IS 3 41
XII IS 4 37
Jumlah 355
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar Per Oktober 2009
Universitas Sumatera Utara
III.3.2. Sampel
Secara sederhana sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang dipilih menjadi sumber data dalam penelitian yang karakteristiknya dianggap
mewakili seluruh populasi. Apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang maka jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 – 25 tetapi jika kurang dari 100 orang
maka seluruh populasi dijadikan sampel Arikunto, 2002:120. Untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan
Teknik Purposive Sampling. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel Kriyantono, 2006:154. Kriteria sampelnya adalah siswa
kelas XII SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun, yang pernah menghadiri dan menyaksikan
Pesta Rondang Bittang. Berdasarkan populasi yang ada, maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 15 x 545 = 82 orang. Karena jumlah siswa pada sekolah yang pertama
terlalu kecil dibandingkan dengan sekolah yang kedua, maka dalam penarikan sampel digunakan disproportional stratified sampling sampel stratifikasi
disproporsional
III.4 Teknik Penarikan Sampel III.4.1. Sampel Stratifikasi Disproporsional disproportional stratified
sampling
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya.
Universitas Sumatera Utara
David Nachmias dan Vhava Nachmias mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang karakteristiknya tidak berbeda dengan karakteristik populasi
Bulaeng, 2004:156. Ada dua jenis sampel strata, proportional stratified sampling dan
disproportional stratified sampling. Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata. Angka yang
menunjukkan berapa persen dari setiap strata diambil disebut pecahan sampling sampling fraction. Pada sampel strata, pecahan sampling untuk setiap strata
sama. Cara ini akan mengalami kesulitan bila ada sebagian strata yang jumlahnya terlalu kecil atau sebagian lagi terlalu besar. Dalam hal seperti itu, digunakan
metode disproportional stratified sampling. Di sini, dari setiap strata diambil jumlah sampel yang sama. Nanti dalam analisis data, dan data untuk setiap strata
dikalikan dengan bobot strata tersebut Rakhmat, 2009:79-80.
Tabel 4 Sampel Stratifikasi Disproporsional
Nama sekolah
Ukuran populasi
dalam populasi
Pecahan sampling
N Sampel
Bobot BD
SMA Negeri 1 Kecamatan
Siantar 190
34,86 0,216
41 4,63
1
SMA Negeri 1 Kecamatan
Dolok Batunanggar
355 65,14
0,116 41
8,62 2
Jumlah 545
100 -
82 -
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
1. Ukuran sampel ditetapkan 82 orang menggunakan Rumus Arikunto
yaitu 15 dari jumlah populasi, dibagi rata pada setiap strata, yaitu 41 orang di tiap sekolah.
2. Pecahan sampling berbeda-beda pada setiap strata. Untuk SMA Negeri 1
Kecamatan Siantar pecahan samplingnya adalah 41190 = 0,216 sedangkan untuk SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar pecahan
samplingnya adalah 41355 = 0,116. 3.
Karena sampel setiap strata tidak proporsional dengan strata yang bersangkutan dalam populasi, data pada setiap strata harus dikalikan
dengan bobot. Bobot diperoleh dengan rumus 1ps 1 dibagi pecahan sampling. Untuk SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar bobotnya adalah
10,216 = 4,63 sedangkan untuk SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar bobotnya adalah 10,116 = 8,62.
4. Untuk memudahkan perhitungan, bobot dibulatkan dengan angka
terendah sebagai standar bernilai 1. Untuk SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar bobot disesuaikan BD adalah 4,634,63 = 1 sedangkan untuk
SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar bobot disesuaikan adalah 8,624,63= 2.
Pada penelitian ini, analisis data dan data untuk setiap strata tidak perlu dikalikan dengan bobot strata karena menggunakan analisis komparatif, di mana
jumlah sampel di kedua sekolah yang dibandingkan harus dalam jumlah yang
sama banyak agar mendapatkan hasil yang sebanding.
Universitas Sumatera Utara
III.4.2. Purposive Sampling
Dalam purposive sampling terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, yakni :
1. Pengambilan sampel harus didasarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau
karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2.
Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi key
subjects. 3.
Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan Arikunto, 2002:117.
Teknik penarikan sampel ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti.
Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil
subjek, bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu Kriyantono, 2006:154. Kriteria sampel yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah : 1.
Siswa kelas XII pada SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.
2. Yang pernah menghadiri dan menyaksikan Pesta Rondang Bittang.
Universitas Sumatera Utara
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Penelitian Kepustakaan Library Research, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan
dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Penelitian Lapangan Field Research, yaitu kegiatan dimana peneliti
mengumpulkan data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara.
III.6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam bentuk Analisis Tabel Tunggal, yaitu merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis
data yang terdiri dari kolom, yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266. Kemudian untuk
mengetahui bagaimana perbandingan opini remaja terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1
Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun, digunakan juga teknik analisis komparatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN