Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan studi deskriptif komparatif mengenai opini remaja terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut : ”Bagaimanakah opini remaja terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis dan membandingkannya, tidak mencari tahu atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2. Objek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun. 3. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas XII yang pernah menghadiri dan menyaksikan Pesta Rondang Bittang. Universitas Sumatera Utara

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui opini remaja terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun. 2. Untuk mengetahui tanggapan pro atau kontra terhadap Pesta Rondang Bittang pada siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.

I.4.2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu komunikasi FISIP USU, serta menambah cakrawala pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap kebudayaan daerah, khususnya kebudayaan daerah Simalungun di mana peneliti berasal dari sana. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di bidang Ilmu Komunikasi. 3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Simalungun pada khususnya, dalam mengenal dan melestarikan kebudayaan daerah Simalungun seperti masyarakat dapat mengetahui acara yang ditampilkan, kegiatan perlombaan seni dan budaya Simalungun serta olahraga tradisional yang diadakan dalam Pesta Universitas Sumatera Utara Rondang Bittang, generasi muda mengetahui bahasa daerah, pakaian tradisional, makanan khas daerah Simalungun, dan sebagainya.

I.5. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam suatu penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Kriyantono, 2006:45. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini antara lain:

I.5.1. Komunikasi

Dewasa ini ilmu komunikasi dianggap penting dalam kehidupan bermasyarakat sebab sebagaimana diketahui bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian di muka bumi ini. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak dapat dipisahkan apa lagi ditinggalkan dari kehidupan kita, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial social relations. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial Universitas Sumatera Utara social interaction dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh interkomunikasi intercommunication Effendy, 2002:3. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin : Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna Effendy, 2002:9. Menurut Fisher, komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Oleh karena itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir, artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga Arifin, 2003:20. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu Mulyana, 2002:136. Selain itu, pengertian komunikasi secara paradigmatis adalah komunikasi yang mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film, maupun media non massa seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Secara paradigmatis komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap attitude, pendapat opinion, atau perilaku behavior, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media massa Effendy, 2002:2-4 dan salah satu cara dalam menyampaikan pesan tersebut adalah melalui penyelenggaraan pesta kebudayaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Harold Lasswell, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : who siapa, says what mengatakan apa, in which channel dengan saluran apa, to whom kepada siapa, with what effect dengan pengaruh bagaimana Mulyana, 2002:62. Yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan Effendy, 2002:6. Dalam komunikasi, umpan balik dapat diartikan sebagai respon ; yakni pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberitahu sumber tentang reaksi penerima.

I.5.2. Opini Publik

Istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat- pendapat kolektif dari sejumlah orang Olii, 2007:20. Dapat digunakan untuk menandakan suatu pengumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individu- individu atau pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang dari kumpulan tertentu dan bukan dalam pengertian semua orang tanpa batas dan ketentuan khusus pula. Menurut Cutlip dan Center, opini merupakan suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda Olii, 2007:33. Opini atau pendapat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar Sastropoetro, 1990:41. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat disimpulkan bahwa opini memiliki sifat terbuka dan merupakan satu kesatuan dari pendapat umum serta mempunyai jumlah pendukung yang besar. Opini dapat juga dinyatakan secara aktif maupun pasif dan verbal secara terbuka melalui pilihan kata-kata yang tersamar dan tidak secara langsung, sehingga dapat diartikan sebagai konatif. Menurut Albig, opini berupa reaksi pertama di mana orang mempunyai rasa ragu-ragu dengan sesuatu, yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokkan, dan adanya perubahan penilaian. Unsur-unsur ini mendorong orang untuk saling mempertahankannya Sunarjo, 1984:31. Opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan. Tanggapan disusul melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan menimbulkan perasaan, pikiran dan kesediannya terhadap sesuatu yang terjadi. Abelson menyebutkan unsur-unsur yang merupakan molekul dari opini, yaitu belief kepercayaan tentang sesuatu, attitude apa yang sebenarnya dirasakan seseorang, dan perception persepsi Kasali, 1994:20. Akar dari opini sebenarnya tidak lain adalah persepsi. Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut akan mempengaruhi perilaku kita. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang berkembang. Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman di benak seseorang dan siap diputar di kemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan dengan rekaman yang ada untuk memberi suatu interpretasi. Universitas Sumatera Utara Interpretasi ini melahirkan pendiriansikap attitude seseorang yaitu apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang. Sikap juga merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam hati seseorang. Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan, atau situasi. Sikap mempunyai 3 komponen pembentuk yang secara sederhana dikenal sebagai cognition pengertian, affect perasaanemosi, dan behaviour perilaku. Sikap yang diungkapkan dalam bentuk apapun verbal, bahasa tubuh, simbol, raut wajah, ekspresi, warna pakaian yang dipakai, ruangan, dan waktu yang disediakan untuk bertemu, disebut opini Kasali, 1994:23. Secara sederhana dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini. Gambar 1 Proses Pembentukan Opini Publik Faktor Penentu - Latar belakang budaya - Pengalaman masa lalu Persepsi Opini Konsensus Opini Publik - Nilai-nilai yang dianut - Berita yang berkembang - Cognation Sikap - Affect - Behaviour Sumber : Ruslan, 1997:56 Opini publik merupakan pendapat yang ditimbulkan oleh adanya 4 unsur sebagai berikut : 1. Adanya suatu masalah atau situasi yang bersifat kontroversial. 2. Adanya publik yang secara spontan tertarik kepada masalah tersebut, melibatkan diri ke dalamnya, dan berusaha untuk memberikan pendapatnya. Universitas Sumatera Utara 3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4. Adanya interaksi dari individu-individu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan Sastropoetro, 1990:54. Maka dapat disimpulkan bahwa opini publik adalah kesatuan pendapat yang muncul dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan, membicarakan isu yang kontroversial, mendiskusikannya dan berusaha untuk mengatasinya. Munculnya opini pada seseorang atau sejumlah orang disebabkan ia atau mereka menerima suatu pesan dari komunikator. ”Proses pembentukan opini” digambarkan mulai dari persepsi seseorang hingga terbentuknya suatu opini publik, yakni berakar dari latar belakang budaya, pengalaman-pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang. Dari proses inilah yang akan melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk suatu opini publik, apakah nantinya bersifat mendukung, dan menentang atau berlawanan.

I.5.3. Teori Pertimbangan Sosial Social Judgment Theory

Teori ini dikembangkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog dari Oklahoma University AS Barker, 1987. Secara ringkas teori ini menyatakan bahwa perubahan sikap seseorang terhadap objek sosial dan isu tertentu merupakan hasil proses pertimbangan judgement yang terjadi dalam diri orang tersebut terhadap pokok persoalan yang dihadapi. Universitas Sumatera Utara Proses ”mempertimbangkan” isu atau objek sosial tersebut menurut Sherif berpedoman pada kerangka rujukan reference points yang dimiliki seseorang. Kerangka rujukan inilah untuk menentukan bagaimana seseorang memposisikan suatu pesan persuasif yang diterimanya. Lebih jauh Sherif menegaskan bahwa tindakan memposisikan dan menyeleksi pesan yang dilakukan oleh alam bawah sadar kita terjadi sesaat setelah proses persepsi. Menurut teori ini, perubahan sikap merupakan suatu penafsiran kembali atau pendefinisian kembali terhadap objek. Sikap dijelaskan sebagai suatu daerah posisi dalam suatu skala, yang mencakup : a. Ruang gerak penerimaan latitude of acceptance. Adalah rangkaian posisi sikap diterima atau ditolerir oleh individu. b. Ruang gerak penolakan latitude of rejection. Adalah rangkaian posisi sikap yang tidak dapat diterima oleh individu. c. Ruang gerak tidak pasti latitude of non-commitment Adalah posisi-posisi yang tidak termasuk dalam dua ruang tersebut. Jadi individu tidak menerima, tetapi juga tidak menolak. Interaksi antara ruang gerak inilah yang akan menentukan sikap individu terhadap pernyataan-pernyataan tertentu dalam situasi tertentu. Kalau pernyataan itu jatuh pada ruang gerak penerimaan, maka individu akan setuju dengan pernyataan itu. Jika pernyataan itu jatuh ke ruang gerak penolakan, individu tersebut akan tidak menyetujuinya Perubahan sikap menurut teori ini terjadi jika informasi pembujukan jatuh di dalam atau berdekatan dengan ruang gerak penerimaan seseorang. Sikap akan berubah sesuai dengan arah isi informasi yang disampaikan. Posisi yang Universitas Sumatera Utara ditawarkan dalam informasi pembujukan terserap assimilated ke dalam posisi penerima sendiri. Sebaliknya, jika informasi pembujukan jatuh dalam ruang gerak penolakan, sikap penerima tidak akan berubah atau berubah berlawanan arah dari isi informasi yang disampaikan. Posisi yang ditawarkan bertentangan contrasted dengan sikap dan posisi penerima. Proses perubahan sikap bergantung kepada keteguhan individu dalam berpegang pada suatu nilai atau pandangan. Apabila individu berpegangan pada pandangan yang ekstrim dalam suatu hal, maka ruang gerak penerimaannya adalah sempit. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya perubahan sikap bagi individu bersangkutan adalah kecil. Sebaliknya, individu yang tidak ekstrim berpegang pada suatu pandangan, memiliki ruang gerak penerimaan yang luas pula. Semakin luas ruang gerak penerimaan seseorang, semakin besar pula kemungkinan terjadi perubahan sikap pada individu yang bersangkutan. Menurut Goldstein 1980, teori pertimbangan sosial bermanfaat dalam mengkaji kesan ketidakcocokan antara posisi yang ditawarkan dan posisi awal dari penerima. Menurut beliau, teori ini sebenarnya lebih banyak menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan dari posisi yang ditawarkan daripada tentang perubahan sikap. Teori ini memprediksikan argumen-argumen yang akan diterima serta ditolak oleh khalayak. Manusia selalu membandingkan sesuatu yang dianjurkan dalam sebuah pesan dengan sikap awal sebagai titik pedoman dalam menilai sesuatu yang kemudian akan menentukan apakah anjuran tersebut diterima atau tidak. Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan pilihan pro atau kontra masyarakat selalu melewati tahapan pertimbangan. Dalam menyeleksi sebuah pesan atau informasi yang masuk, masyarakat mempertimbangkannya terlebih dahulu untuk mengeluarkan pendapatnya untuk menerima atau menolak informasi tersebut.

I.5.4. Kebudayaan

Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar Koentjaraningrat, 2003:72. Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal Koentjaraningrat, 2003:73. Culture mempunyai kesamaan arti dengan kebudayaan yang berasal dari kata lain colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam Koentjaraningrat, 2003:74. Dalam pengertian sehari-hari, istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari. Akan tetapi apabila istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu sosial, maka kesenian merupakan salah satu bagian saja dari kebudayaan. Kebudayaan itu sangat kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua hal yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola Universitas Sumatera Utara perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak Soekanto, 2004:172-173. Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis- jenisnya, yaitu : − Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya yang halus dan indah; tertib damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama atau ilmu kebatinan dan kesusilaan. − Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan. − Kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan adalah sebagai semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. a. Karya, masyarakat menghasilkan material culture seperti teknologi dan karya-karya kebendaan atau budaya materi yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai dan menundukkan alam sekitarnya, sehingga produk dari budaya materi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. b. Rasa adalah spiritual culture, meliputi unsur mental dan kejiwaan manusia. Rasa menghasilkan kaidah-kaidah, nilai-nilai sosial, hukum, dan norma sosial atau yang disebut dengan pranata sosial. Apa yang dihasilkan rasa digunakan untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan. Universitas Sumatera Utara c. Cipta merupakan immaterial culture, yaitu bukan budaya spiritual culture yang menghasilkan pranata sosial namun cipta yang menghasilkan gagasan, berbagai teori, wawasan, dan semacamnya yang bermanfaat bagi masyarakat. d. Karsa adalah kemampuan untuk menempatkan karya, rasa dan cipta, pada tempatnya agar sesuai dengan kegunaan dan kepentingannya bagi seluruh masyarakat Bungin, 2006:52. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1 IDEAS gagasan merupakan wujud ideal kebudayaan, adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 2 ACTIVITIES aktivitastindakan, adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas- aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Universitas Sumatera Utara 3 ARTIFACTS Artefakkarya, wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan Koentjaraningrat, 2003:74.

I.6. Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus Rakhmat, 2004:12. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan semua fenomena yang sama Kriyantono, 2006:17. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel Singarimbun, 1995:49. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Opini Remaja Pada Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Siantar dan SMA Negeri 1 Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun, dengan menggunakan karakteristik responden. Faktor penentu dalam proses pembentukan opini publik adalah latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita yang berkembang. Unsur-unsur yang merupakan molekul dari opini, yaitu belief kepercayaan tentang sesuatu, attitude apa yang sebenarnya dirasakan seseorang, dan perception persepsi Kasali, 1994:20. Kemudian akan Universitas Sumatera Utara menyebabkan munculnya sikap dari masyarakat berupa cognation pengertian, affect pengaruh, dan behaviour perilaku Ruslan, 1997:56. 2. Pesta Rondang Bittang. Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu Ideas gagasan, activities tindakan, dan artifacts karya Koentjaraningrat, 2003:74. Pesta Rondang Bittang merupakan kegiatan kebudayaan yang terdiri dari berbagai gagasan, tindakan, dan karya masyarakat Simalungun. Hal tersebut meliputi : a. Acara Ritual mamuhun dan maranggir b. Kegiatan Kesenian Tradisional, yaitu : hagualon, vokal grup, festival seruling, festival ilah, tor-tor improfisasi, festival sordam, festival tulila, festival busana pengantin Simalungun, festival permainan anak, dan festival inggou turi-turian. c. Kegiatan Olahraga Tradisional, seperti : marjalekkat, marsaleper ganjang, margalah, marultop, dan sappak hotang. d. Kegiatan Penunjang, seperti : parade kontingen, konser musik tradisional, pagelaran sendra tari fragment legenda batu gantung, dan lomba cipta lagu Simalungun. Rangkaian kegiatan Pesta Rondang Bittang dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebelum memulai acara Pesta Rondang Bittang, Panitia pelaksana melaksanakan acara adat yaitu mamuhun dan maranggir untuk memohon ijin kepada penduduk yang memulai merintis dan mendiami huta desa serta untuk membersihkan seluruh tubuh, hati dan pikiran. Selanjutnya panitia bersama Bupati Simalungun dan Muspida Plus menerima barisan kontingen peserta yang Universitas Sumatera Utara diawali dengan barisan Partuha Maujana Simalungun Pengetua Adat se- Kabupaten Simalungun, disusul dengan barisan pemuda Simalungun, barisan etnis yang ada di Kabupaten Simalungun yang digambarkan dengan pasangan muda mudi sambil membawa siluah oleh-oleh dari hasil bumi yang ada di wilayahnya. Setelah itu dilanjutkan dengan berbagai kegiatan perlombaan seni dan budaya Simalungun, seperti : festival manggual memukul gong, marsarunei meniup seruling dan tor-tor sombah, perlombaan vokal grup, perlombaan seruling bambusulim buluh dan taur-taur simbandar, ilah, tor-tor improfisasi, sordam, tulila, festival busana pengantin Simalungun, permainan anak, dan inggou turi- turian. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan olahraga tradisional yaitu marjalekkat, marsaleper ganjang, margalah, marultop dan sappak hotang. Seiring perkembangan zaman, acara Pesta Rondang Bittang sekarang ini menjadi lebih beragam yaitu dengan adanya kegiatan pendukung, seperti konser musik tradisional, pagelaran sendra tari fraghment legenda batu gantung, atraksi marching band dan lomba cipta lagu Simalungun. www.simalungunkab.go.id

I.7. Model Teoritis