Konsentarsi Klorofil a Kelimpahan Fitoplankton

klorofil tumbuhan air rusak dan pada akhirnya akan mempengaruhi fotosintesis. Tingginya nilai produktivitas primer juga dapat dipengaruhi oleh total kelimpahan dari suatu plankton khususnya fitoplankton yang dapat melakukan fotosintesis. Nilai rata-rata produktivitas primer pada masing-masing kedalaman yang paling tinggi pada kedalaman 3,5 meter sebesar 563,04 mgCm 3 hari dan terendah pada kedalaman 7 meter sebesar 187,68 mgCm 3 hari . Tingginya nilai PP pada kedalaman 3,5 meter dapat disebabkan oleh kualitas cahaya yang diperoleh dalam keadaan optimal sehingga tidak merusak klorofil tumbuhan dan proses fotosintesis. Namun secara umum nilai produktivitas primer dari semua stasiun penelitian di Parapat, Danau Toba nilainya relatif baik dimana menurut Jorgensen 1980 dalam Effendi 2003, hlm: 231 bahwa nilai rata-rata produktivitas primer pada perairan danau berkisar 50-300 mgCm 3 hari. Dari nilai produktivitas primer di Parapat, Danau Toba menunjukkan bahwa perairan ini masih baik untuk kehidupan fitoplankton.

4.2 Konsentarsi Klorofil a

Dari data hasil pengukuran konsentrasi klorofil a di dapat nilai rata-rata klorofil a yang tertinggi diperoleh pada stasiun III sebesar 38,045 mgm 3 dan terendah pada stasiun II sebesar 2,940 mg m 3 Klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di perairan. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil a sangat terkait dengan kondisi suatu perairan. Nilai rata-rata klorofil a pada masing-masing kedalaman yang tertinggi terdapat pada kedalaman 0 meter sebesar 21,918 mgl dan terendah pada kedalaman 3,5 meter sebesar 4,811 mg m . Tingginya nilai rata-rata klorofil a pada stasiun III sesuai dengan produktivitas primer, dimana aktivitas fitoplankton tidak terganggu. Pada lokasi ini bebas dari aktivitas masyarakat. Demikian juga nilai faktor fisik kimia yang diukur masih sangat mendukung bagi keberadaan fitoplankton. Menurut Sverdrup et al., 1961, menyatakan bahwa klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di danau dimana kelimpahan fitoplankton yang tinggi akan menghasilkan oksigen terlarut lebih banyak jika dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton yang rendah. 3 . Adanya perbedaan nilai klorofil a dari setiap stasiun dan kedalaman kemungkinan dapat disebabkan oleh perbedaan persebaran dari fitoplankton. Menurut Barus 2001, hlm: 113, menyatakan bahwa pengaruh Universitas Sumatera Utara keanekaragaman plankton di suatu ekosistem perairan dapat menyebabkan laju fotosintesis yang tinggi sehingga menghasilkan produktivitas primer yang tinggi.

4.3 Kelimpahan Fitoplankton

Dari hasil yang didapat bahwa rata-rata kelimpahan fitoplankton yang tertinggi diperoleh pada stasiun I sebesar 2693,87 indl dan terendah pada stasiun II sebesar 2387,77 indl. Namun tingginya rendahnya nilai kelimpahan fitoplankton pada stasiun tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan klorofil a. Hal ini dapat dilihat pada stasiun II, dimana kelimpahan fitoplankton tinggi, namun nilai konsentrasi klorofil a rendah. Perbedaan nilai kelimpahan fitoplankton ini diperoleh karena adanya aktivitas yang jauh berbeda antara ketiga stasiun dan selain itu adanya spesies yang memiliki kelimpahan yang paling tinggi dan dominan yaitu kelas Bacilariophyceae dari genus Pediastrum. Menurut Ferguson, 1956, bahwa kandungan klorofil berbeda menurut setiap fitoplankton, dan bahkan berbeda pada setiap invividu-individu dari spesies yang sama. Karena kandungan klorofil bergantung pada kondisi individu. Banyaknya klorofil yang terdapat dalam tumbuhan juga bergantung pada waktu dan intensitas cahaya matahari. Barus 2004, hlm: 31 menjelaskan bahwa fluktuasi dari populasi plankton dipengaruhi oleh perubahan berbagai kondisi lingkungan, salah satunya ketersedian nutrisi di suatu perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi plankton. Nilai rata-rata fitoplankton pada masing-masing kedalaman yang tertinggi terdapat pada kedalaman 0 meter permukaan sebesar 3040,85 indl dan terendah pada kedalaman 7 meter sebesar 1571,43 indl. penyebaran fitoplankton di dalam badan air tidaklah sama pada setiap kedalaman yang berbeda. Tidak samanya penyebaran fitoplankton dalam badan air disebabkan karena adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya, dan faktor-faktor abiotik lainnya di kedalaman air yang berbeda. Selain itu kepadatan plankton pada suatu badan air sering bervariasi antar lokasi Suin, 2002, hlm:118

4.4 Faktor Fisik Kimia Perairan