BOD COD Chemicaly Oxygen Demand

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan diperoleh nilai faktor fisik kimia pada setiap stasiun seperti pada Tabel 2. 4.4.1 DO Dissolved Oxygen Nilai rata-rata tertinggi dari setiap stasiun diperoleh pada stasiun III sebesar 7,2 dan terendah pada stasiun II sebesar 6,6 mgl seperti pada gambar 4 berikut. 6,3 6,4 6,5 6,6 6,7 6,8 6,9 7 7,1 7,2 St I St II St III 0 m 3,5 m 7 m Rata-rata Gambar 4. Kadar Oksigen Terlarut Pada Setiap Stasiun Adanya perbedaan nilai oksigen terlarut dapat disebabkan oleh aktiivtas fotosintesis dari fitoplankton. Selain itu adanya bahan organik yang berbeda pada setiap stasiun menyebabkan konsumsi oksigen dari bakteri dan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik tersebut juga berbeda. Menurut Suin 2002, oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang ada dalam air. Oksigen dari udara terlarut masuk dalam air karena adanya difusi langsung dan gerak permukaan air oleh aksi angin dan arus turbulen. Nilai rata-rata DO yang didapat berdasarkan kedalaman diperoleh bahwa nilai rata-rata DO sama yaitu 6,86 mgl. Secara keseluruhan, kadar oksigen terlarut pada setiap stasiun masih mendukung eksistensi organisme air. Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mgl Barus, 2004, hlm: 58. Selanjutnya menurut Sastrawijaya 1991, menyatakan bahwa kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung juga pada daya toleransi organisme, dari nilai DO yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa danau Parapat tersebut masih baik.

4.4.2 BOD

5 Biologycal Oxygen Demand Universitas Sumatera Utara Dari nilai rata-rata diperoleh nilai tertinggi pada stasiun I sebesar 1,36 mgl dan paling rendah pada stasiun II sebesar 0,86 mgl, seperti pada gambar berikut ini. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 St I St II St III 0 m 3,5 m 7 m Rata-rata Gambar 5. Nilai BOD 5 Pada Setiap Stasiun Nilai BOD 5 yang diperoleh dari setiap lokasi penelitian pada prinsipnya menunjukkan indikasi rendahnya kadar bahan organik dalam air. Nilai BOD 5 merupakan parameter indikator pencemaran, dimana semakin tinggi angkanya semakin tinggi tingkat pencemaran oleh zat organik dan sebaliknya Barus, 2001, hlm: 65. Nilai rata-rata BOD 5 yang diperoleh berdasarkan kedalaman didapat yang tertinggi pada kedalam 7 meter sebesar 1,33 mgl dan terendah kedalaman 0 meter sebesar 1,10 mgl. Dari nilai BOD 5 tersebut menunjukkan bahwa kondisi perairan masih baik. Nilai BOD 5 yang bervariasi padas setiap kedalaman kemungkinan karena adanya pergerakan air sehingga menyebabkan pengadukan air dan zat pencemar. Secara tidak langsung, BOD 5 merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Effendi, 2003, hlm: 120,125. Nilai BOD 5 yang masih dianggap baik untuk suatu perairan adalah berkisar antara 0,1- 5 mgl.

4.4.3 COD Chemicaly Oxygen Demand

2 4 6 8 10 12 st I st II st III 0 m 3,5 m 7 m ra-rata Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Nilai COD Pada Setiap Stasiun Berdasarkan nilai rata-ratanya diketahui kandungan tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 9,2773 mgl dan terendah pada stasiun III sebesar 6,4282 mgl, seperti pada gambar diatas. Perbedaan nilai COD yang didapat dari hasil penelitian mungkin karena disebabkan perbedaan aktivitas yang ada pada setiap stasiun penelitian. Menurut Wardhana 1995, hlm: 93, menjelaskan pada penentuan nilai COD jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap buangan organik sama dengan jumlah kalium bikromat. Makin banyak kalium bikromat yang dipakai untuk reaksi oksidasi, berarti banyak pula oksigen yang dibutuhkan. Nilai rata-rata COD yang didapat berdasarkan kedalaman diperoleh yang tertinggi pada kedalaman 3,5 meter sebesar 8,8138 mgl dan terendah kedalaman 0 meter sebesar 7,3556 mgl. Menurut Sastrawijaya 1991, untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di perairan sangat tergantung terhadap ketersedian oksigen yang terlarut dalam perairan tersebut. Jadi, tinggi rendahnya nilai COD di suatu perairan berhubungan dengan nilai kelarutan oksigen, kandungan oksigen diperairan sangat berpengaruh terhadap produktivitas primer khususnya fitoplankton yang memanfaatkan oksigen terlarut sebagai bahan dasar untuk proses fotosintesis selain untuk proses respirasi. 4.4.4 Kandungan Fosfat dan Nitrat Berdasarkan nilai rata-ratanya diketahui kandungan fosfat tertinggi terdapat pada stasiun II sebesar 0,3277 mgl dan terendah pada stasiun III sebesar 0,2090 mgl, seperti pada gambar berikut. 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 St I St II St III 0 m 3,5 m 7 m Rata-rata Gambar 7. Kandungan Posfat Pada Setiap Stasiun 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 0 m 3,5 m 7 m ra-rata Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Kandungan Nitrat pada setiap Stasiun Naik turunya nilai fosfat ini bisa disebabkan oleh adanya pergerakan air sehingga kadar fosfat tidak merata pada setiap stasiun dan kedalamannya. Menurut Alaerts 1987, hlm: 234, menyatakan bahwa terjadinya penambahan konsentrasi fosfat ortofosfat sangat dipengaruhi oleh adanya masukan limbah industri, penduduk dan pertanian persawahan. Nilai rata-rata fosfat yang didapat berdasarkan kedalamn diperoleh yang tertinggi pada kedalaman 3,5 meter sebesar 0,2923 mgl dan terendah 0 meter sebesar 0,2367 mgl. Kandungan massa air cenderung semakin meningkat dengan bertambahnya kedalaman. Fosfat dan nitrat merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya untuk pertumbuhannya Barus, 2004, hlm: 70-71. Berdasarkan nilai rata-ratanya diketahui kandungan nitrat tertinggi pada stasiun II sebesar 1,0916 mgl dan terendah pada stasiun III sebesar 0,7511 mgl. Dari kadar nitrat yang diperoleh menunjukkan sumber nutrisi di Danau Toba yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat relatif rendah. Namun adanya percampuran akibat pergerakan air menyebabkan kadar nitrat setiap stasiun tidak terlalu tinggi. Menurut Mackentum, 1969 dalam Haerlina 1987, hlm: 8, menyatakan bahwa kadar nitrat yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton adalah 3,9-15,5 mgl dan untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan konsentrasi fosfat ortofosfat pada kisaran 0,27 mgl-5,51 mgl. Nilai rata-rata nitrat yang didapat berdasarkan kedalaman diperoleh yang tertinggi pada kedalaman 3,5 meter sebesar 1,0965 mgl dan terendah kedalaman 0 meter sebesar 0,7899. Nitrat adalah merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Keberadaan nitrat sangat dipengaruhi oleh buangan yang dapat berasal dari industri, bahan peledak, proteknik dan pemupukan. Secara alamiah kadar nitrat dapat Universitas Sumatera Utara menjadi tinggi sekali dalam air tanah di daerah yang diberi pupuk nitrat nitrogen Alaerts, 1987, hlm: 159,161 4.4.5 pH Potensial Hydrogen Dari nilai rata-rata diperoleh nilai pH tertinggi pada stasiun III sebesar 7,53 dan terendah pada stasiun II sebebesar 7,2 seperti pada gambar 5 berikut. Gambar 9. Kisaran pH Pada Setiap Stasiun Dari nilai rata-rata pH yang diperoleh dapat digambarkan bahwa pH di Danau Toba dalam kondisi netral. Artinya masih aik dan mendukung untuk kehidupan biota air khususnya fitoplankton. Menurut Hawkes 1979 dalam Sinambela 1994, hlm: 33, menyatakan bahwa kehidupan dalam air masih dapat bertahan bila perairan mempunyai kisaran pH 5-9. Dari data yang diperoleh dapat digambarkan bahwa pH di Parapat, Danau Toba dalam kondisi netral. Dimana pH tersebut masih baik dan mendukung untuk kehidupan biota air khusunya fitoplankton. Nilai rata-rata pH yang diperoleh berdasarkan kedalaman, pH tertinggi pada kedalaman 3,5 meter sebesar 7,5 dan terendah pada kedalaman 0 meter sebesar 7,27. Adanya perbedaan pH pada setiap kedalaman dapat disebabkan oleh adanya kandungan 6,6 6,8 7 7,2 7,4 7,6 7,8 st I st II st III 0 m 3,5 m 7 m ra-rata Universitas Sumatera Utara kapur yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan nilai pH yang signifikan di suatu ekosistem. Menurut Ginting 2002, hlm: 8 terjadinya perbedaan komposisi kimia pada setiap stasiun dipengaruhi oleh adanya peningkatan komposisi kimia dari subtrat dasar perairan.

4.4.6 Suhu