Alat dan Bahan Cara Kerja

38 digunakan adalah 1:5 10 ml : 50 ml air. Penyemprotan dilakukan pada 3 hari sekali. 7. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan sebanyak lima belas kali selama delapan minggu. Data diambil sehari setelah penyemprotan dilakukan. Data diambil berdasarkan intensitas serangan hama dan penyakit pada setiap tanaman dan ditulis dalam bentuk persen. Menurut Djafaruddin 2000 tingkat intensintas serangan hama dan penyakit setiap tanaman dapat dihitung sebagai berikut: I Ket: I = intesintas sampel yang terserang n = jumlah sampel yang terserang v = nilai skala sampel yang terserang N = jumlah sampel yang diamati Z = nilai skala kategori tertinggi Dengan kategori kerusakan sebagai berikut: 39 Tabel 3.1 Kategori Serangan Berdasarkan Tingkat Serangan Leatimia dan Rumthe, 2011 Nilai Intensitas Serangan Kategori 1 2 3 4 0 - 25 25 - 50 50 - 75 75 Normal Ringan Sedang Berat Sangat Berat Keterangan: Nilai 0, intensitas serangan normal tanaman tidak terkena hama dan penyakit. Nilai 1, intensitas serangan ringan tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 25 . Intensitas serangan pada setiap daun hanya sedikit. Nilai 2, intensitas serangan sedang tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 50. Intensitas serangan pada setiap daun hampir merata. Nilai 3, intensitas serangan berat tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 75. Intensitas serangan disetiap daun terserang hama dan penyakit. Nilai 4, intensitas serangan berat sekali tanaman yang terkena hama dan penyakit lebih dari 75. Semua tanaman terserang hama dan penyakit yang sangat parah. 40

E. Metode Analisis Data

Data mengenai intesintas serangan hama dan penyakit yang telah diperoleh selama masa pengamatan dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji Anova one factor. Syarat untuk mengetahui Uji Anova adalah Uji Normalitas dan Uji Homogenitas, jika dari hasil Uji Anova menunjukan bahwa data berbeda secara statistik maka dilanjutkan dengan Uji Post Hoc merupakan uji lanjutan dari data statistik jika sampel data dari uji anova menunjukan data berbeda secara statistik. Analisis data ini dilakukan menggunakan microsoft excel 2007 dan program SPSS versi 16.0.

F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas SMA kelas X semester Ganjil yakni pada bab Ruang Lingkup Biologi sub bab Metode Ilmiah. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimental yang menguji larutandaun mindi, daun pepaya, dan campuran daun pepaya dan daun mindi sebagai pestisida organik untuk mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Untuk mengetahui apakah pestisida organik dengan tiga bahan tanaman yang digunakan mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai menggunakan uji anova one factor between design karena faktor yang akan diuji terdiri satu faktor yaitu kandungan bahan daun papaya, daun mindi, dan campuran daun mindi dan daun pepaya, dengan pengenceran yang sama yaitu 1:5. Tujuan dari percobaan ini yakni ingin mengetahui pestisida organik pada jenis bahan apa yang paling baik dalam menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah. Data yang telah diambil berjumlah dua kelompok yakni data mengenai intensitas serangan hama dan intensitas penyakit. Pemisahan pengambilan data antara hama dan penyakit dikarenakan terdapat dua variabel dependen yang diukur yaitu mengenai intensitas hama dan intensitas penyakit. Dari kedua variabel dependen ini diasumsikan bahwa akibat dari yang ditimbulkan satu sama lain tidak saling berhubungan satu sama lain sehingga dapat dianilisa secara terpisah. Walaupun 42 demikian tidak diasumsikan bahwa akibat yang ditimbulkan akan sama dikarenakan masih akan ada faktor yang akan berpengaruh terhadap intensitas serangan hama maupun penyakit antara lain kondisi lingkungan, kualitas tanaman itu sendiri, serta cara bertani. Hasil penelitian ini mengenai pengaruh pemberian pestisida organik dengan tiga bahan tanaman sebagai pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman tanaman cabai merah. Dalam penelitian ini memberikan hasil bahwa selama melakukan penelitian ditemukan satu jenis hama kutu putih dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus Gemini.

1. Hama Kutu Putih

Data hasil penelitian mengenai intensitas hama kutu putih yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.1 Intensitas hama kutu putih pada tanaman cabai merah No Pengamatan ke Intensitas Hama Kutu Putih Campuran Daun Mindi Daun Pepaya Kontrol 1 1 100 100 100 100 2 2 80 75 87.5 95 3 3 72.5 67.5 77.5 87.5 4 4 60 65 70 75 5 5 52.5 60 60 80 6 6 47.5 52.5 52.5 90 7 7 42.5 50 47.5 70 8 8 35 47.5 37.5 60 9 9 30 42.5 32.5 47.5 10 10 30 35 25 50 11 11 25 25 25 45 12 12 25 25 25 37.5 43 No Pengamatan ke Intensitas Hama Kutu Putih Campuran Daun Mindi Daun Pepaya Kontrol 13 13 22.5 25 12.5 55 14 14 17.5 20.25 12.5 50 15 15 25 15.75 22.5 50 Total 665 706 687.5 992.5 Rata-rata 44.3 47.0 45.8 66.1 Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan hama kutu putih mengalami penurunan pada setiap pengamatan yang dilakukan tiga hari sekali. Pada pengamatan pertama sebelum aplikasi pestisida organik, serangan hama kutu putih mencapai 100 pada setiap perlakuan Tabel 4.1 sedangkan pada pengamatan terakhir pemberian pestisida organik, serangan hama kutu putih menurun. Jika dilihat berdasarkan Tabel 4.1 penurunan intensitas serangan hama pada pengamatan terakhir yaitu pestisida organik campuran 25, daun mindi 15,75, dan daun pepaya 22,5 sedangkan pada kontrol serangan hama mencapai 50. Dilihat dari rata- rata intensitas serangan hama kutu putih yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 diatas bahwa intensitas serangan hama kutu putih terendah yaitu pada campuran 44,3 sedangakan tertinggi pada kontrol 66,1. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan Rumathe 2011 dalam yang menggolongkan tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 intensitas serangan menjadi 5 kategori. Maka intensitas serangan kutu putih yang diperoleh dapat digolongkan berdasarkan kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai berikut: Tabel 4.2 Intensitas Serangan Hama Kutu Putih Perlakuan Rata-rata Kategori Campuran Daun Mindi+ Daun Pepaya Daun Pepaya Daun Mindi Kontrol 44.3 45.8 47.0 66.1 Sedang Sedang Sedang Berat Tabel 4.2 menunjukkan tingkat intensitas serangan kutu putih pada kategori sedang dan kategori berat. Pada kategori sedang terdapat pada perlakuan pestisida yang berasal dari daun larutancampuran daun mindi dan daun pepaya, daun pepaya dan daun mindi sedangkan kategori berat pada kontrol. Uji Anova satu faktor dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pestisida dari bahan yang berbeda dengan kontrol. Berdasarkan dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung 2,69 F tabel 2,76 maka HO diterima dan HI ditolak sehingga dikatakan tidak signifikan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian pestisida dengan bahan yang berbeda jenis tanaman terhadap hama kutu putih Lampiran II sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan jenis bahan dari pestisida organik yang digunakan tidak memiliki perbedaan pengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai. 45

2. Penyakit virus

Data hasil penelitian intensitas serangan virus pada tanaman cabai merah adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai Merah No Pengamatan ke Intensitas Penyakit Campuran Daun Pepaya Daun Mindi Kontrol 1 1 45 2 2 50 3 3 54 4 4 54 5 5 18.75 54 6 6 18.75 55 7 7 16.25 55 8 8 21.25 9 22.5 60 9 9 21.25 7 21.25 55 10 10 15 5 15 50 11 11 9 2.25 13 50 12 12 1.5 2.25 7.5 47.5 13 13 1.5 1.5 6 50 14 14 1 1.5 3.75 55 15 15 0.5 1.5 1.5 50 Total 71 83.75 90.5 784.5 Rata-rata 4.7 5.5 6.0 52.3 Berdasarkan data di atas hasil pengamatan yang diperoleh, intensitas serangan penyakit virus memiliki data yang tidak merata di setiap pestisida. Pada campuran dan daun mindi gejala virus terlihat pada akhir pengamatan ke-7 dan kerusakan akibat serangan di data pada pada pengamatan ke-8. Pada larutan daun pepaya gejala virus pada akhir pengamatan ke-4 dan kerusakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI