PEMBAHASAN Pengaruh pemberian pestisida organik dari daun mindi (MeliaazedarachL.), daun pepaya (Carica papaya L.), dan campuran daun pepaya (Carica papaya L.), dan daun mindi (MeliaazedarachL.) terhadap hama dan penyakit tanaman cabai merah (Capsicum ann

53 Gambar 4.1 Daun cabai merah yang tampak keriting a, daun mengalami klorosis b, daun menguning c. Menurut Ariyanti 2007 mekanisme infeksi virus dalam tubuh tanaman sehingga akan memunculkan daun berwarna kuning, kerdil serta menggulung ke atas. Gejala menguning daun pada bagian atas pada daun muda mirip dengan gejala akibat kekurangan unsur mikro Fe. Gejala yang muncul ini disebabkan akibat dari terhambatnya aliran nutrisi karena virus yang ada di dalam tanaman menguasai floem. Penyebaran penyakit kuning pada tanaman cabai merah tidak terlepas dari adanya virus Gemini. Penyebaran virus ini berkaitan dengan jumlah populasi kutu putih yang merupakan serangga vektor dari virus Gemini. Peningkatan jumlah populasi pada kutu putih ini meningkatkan penyebaran virus Gemini yang diikuti oleh meningkatnya terjadi penyakit kuning. Salah satu faktor yang sangat berperan sangat penting dalam penyakit kuning pada tanaman cabai adalah keberadaan serangga vektor yang menyebarkan virus tersebut yaitu kutu putih. Kutu putih termasuk kelompok serangga penusuk A C B 54 penghisap. Kutu putih memperoleh virus ketika mengambil makanan dari tanaman yang telah terinfeksi. Virus yang diambil dari tanaman yang sakit beredar melalui saluran pencernaan, menembus dinding usus, bersirkulasi dalam cairan tubuh serangga dan selanjutnya ke kelenjar saliva. Pada saat kutu putih menghisap makanan dari tanaman yang sehat, virus ini ikut masuk ke dalam tubuh tanaman dengan cairan dari mulut serangga tersebut Eastop, 1977. Serangga kutu putih setelah menginfeksi virus pada cabai merah menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman, berkurangnya hasil fotosintesis yang dapat dimanfaatkan tanaman, dan berkurangnya kemampuan tanaman dalam mengambil nutrisi Akin, 2006. Berdasarkan data yang diperoleh intensitas virus serangan virus pada tanaman cabai berada dikategori ringan di semua pemberian pestisida organik, rendahnya intensitas serangan virus ini dapat disebabkan adanya pengaruh kandungan tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik. Dari ketiga pestisida organik yang digunakan memiliki kandungan metabolit sekunder yang berbeda-beda. Metabolisme sekunder ialah adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. Pestisida organik yang terbuat dari campuran daun mindi dan daun pepaya dilihat dari rata-ratanya memiliki intensitas serangan virus paling rendah, diduga campuran kandungan larutan tersebut membuat nafsu makan dari kutu putih berkurang, ditambah lagi kandungan dari daun mindi dan daun pepaya bersifat racun perut. Sifat racun tersebut disebabkan oleh kandungan yaitu glikosida flavonoid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 azediractin, senyawa alkoid dan aglikon queresetin yang ada di daun mindi, sedangkan pada daun pepaya memiliki zat papain yang bekerja aktif sebagai racun perut sehingga menurunkan metabolisme organ dalam pada kutu dan menghambat aktivitas makan pada kutu. Kandungan dari larutan campuran daun mindi dan daun pepaya memiliki peran penting dalam mengendalikan kutu putih, dimana dari campuran kedua bahan tanaman tersebut memiliki kelebihan bau dan rasa yang lebih pahit, bau yang dihasilkan dari tanaman mindi dan pepaya sangat khas dan kuat. Purnomo dan Amelia 2007 menambahkan bau yang dihasilkan mampu menjauhkan serangga vektor dari tanaman inang virus sehingga serangga vektor tidak dapat menginfeksikan virus pada tanaman inang. Kandungan papain merupakan enzim katalis yaitu enzim proteolitik. Enzim proteolitik yang terdapat pada getah daun pepaya mampu memecahkan protein dari kapsid Begomovirus dan asam nukleat selanjutnya kapsid dan asam nukleat yang sudah dipecah akan hancur, sehingga struktur dari Begomovirus akan menjadi rusak serta kemampuan infeksinya sudah tidak ada lagi. Hal ini akan menyebabkan sistem proteksi pada cabai merah tetap stabil. Tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila terhindar dari serangan hama dan penyakit selain itu faktor eksternal dan internal juga ikut mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman. Apabila kedua faktor tersebut terpenuhi maka akan terjadi keseimbangan tanaman akan tumbuh dengan baik, dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Pada penelitian ini tanaman cabai dikondisikan agar faktor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 eksternal dan internal juga terpenuhi. Tanaman cabai diletakkan di tempat terbuka agar cahaya matahari bisa masuk sehingga kebutuhan cahaya bisa terpenuhi dengan baik, pemilihan bibit cabai yang diseleksi agar memiliki kualitas yang baik,sehingga memungkinkan agar tanaman tidak dengan mudah terserang hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari agar ketersediaan air terpenuhi.

C. Keterbatasan dalam Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan, yaitu kesulitan dalam menghitung populasi kutu putih. Kutu putih yang hinggap disetiap daun cabai merah jumlahnya berbeda-beda. Kutu putih imago sering terbang-terbang sehingga sulit dipastikan berapa jumlah kutu putih yang hinggap disetiap daun. Penelitian ini menggunakan pestisida organik yang hanya bersifat mengusir saja atau mengurangi intensitas serangan, sehingga perlu adanya pemeliharaan kutu putih disuatu tempat yang khusus agar bisa memastikan apakah pestisida organik yang digunakan benar- benar efektif mamatikan hama kutu putih.

D. Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian dari berbagai jenis tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk memanfaatkan tanaman yang ada di sekitanya yang bisa dijadikan sebagai pestisida organik. Dalam pembuatan pestisida organik ini siswa dapat melakukan percobaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 penelitian sederhana sehingga siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, serta ketrampilan secara ilmiah menggunakan metode ilmiah. Selain itu siswa dapat menemukan permasalahan yang dihadapi terkait penggunaan pestisida kimia yang sering digunakan para petani pada umumnya untuk mengurangi hama pada tanaman. Dengan demikian untuk merancang dan melakukan sebuah percobaan penelitian sederhana digunakan bahan ajar untuk mendukung pembelajaran yaitu pada materi Sekolah Menengah Atas SMA kelas X semester pertama mengenai Ruang Lingkup Biologi pada bagian sub bab metode ilmiah . Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait percobaan penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan Kurikulum 2013. Kompetensi dasar KD yang digunakan yaitu KD 3.1: Memahami tentang ruang lingkup biologi permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan, metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari- hari dan KD 4.1: Menyajikan data tentang obyek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikan dalam bentuk laporan tertulis. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data, yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian pestisida dari larutan daun pepaya Carica papaya L., daun mindi Melia azedarach L., dan campuran daun pepaya Carica papaya L., daun mindi Melia azedarach L. dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah Capsicum annuum L.. 2. Pemberian pestisida dari larutan campuran daun pepaya Carica papaya L., dan daun mindi Melia azedarach L. tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap intensitas serangan hama kutu putih, namun pada serangan virus memberikan hasil yang paling baik dalam menurunkan intensitas penyakit pada tanaman cabai merah Capsicum annuum L.. 59

B. Saran

1. Pengambilan bahan tanaman sebagai pestisida sebaiknya diambil dari daun yang sama, dan sebaiknya diambil daun yang muda karena daun yang muda diketahui memiliki kandungan metabolisme sekunder lebih banyak dibandingkan daun yang sudah tua. Metabolisme sekunder ialah adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. 2. Peneliti bisa membandingkan waktu penyemprotan pestisida antara pagi dan sore hari untuk melakukan penyemprotan sehingga dapat mengetahui waktu mana yang paling efektif, karena apabila dilakukan penyemprotan di waktu yang tepat yaitu pada saat terbukanya mulut daun stomata pestisida yang disemprotkan dapat bisa memasuki jaringan daun. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh konsentrasi yang cocok untuk menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai agar dapat mendapatkan hasil yang baik kerena apabila penggunaan konsentrasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 DAFTAR PUSTAKA Adiyoga dan T. A. Soetiarso, 1999, Strategi Petani dalam Pengelolaan Risiko pada Usahatani Cabai. Jurnal Hortikultura 8 4: 1299-1311. Akin, H. M., 2006, Virologi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius. 187 hlm. Ariyanti ,2007, Mekanisme Infeksi Virus Kuning Cabai Pepper Yellow Leaf Curl Virus Dari Pengaruhnya Terhadap Proses Fisiologi Tanaman Cabai. Artikel Penelitian, Dalam http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespenelitiannur-aeni- ariyanti-sp-mpseminar-uns-2012.pdf Diakses 10 Juli 2016. Desi, 2006, Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba Azadirachtaindica A. Juss dan Ekstrak Daun MindiMelia azedarach L.Terhadap PerkembanganSerangga Hama Gudang Sitophiluszeamais Motsch. Skripsi. Bogor,IPB. Djafaruddin, 2000, Dasar – dasar Pengendalian Hama dan Penyakit, Bumi Aksara, Jakarta. Djojosumarto, P., 2008, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. Djunaedy A.,2009, Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Penganggu Tanaman yang Ramah Lingkungan. Jurnal EMBRIYO 6 1: 88-95. Erfanto,2015, Ratusan Hektar Tanaman Cabai Terserang Hama. Artikel, Dalam http:daerah.sindonews.comread1048018189ratusan-hektare-tanaman- cabai-diserang-hama-petani-meradang-1443174748 Diakses 12 April 2016. Harborne, J. B., 1987, Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terbitan ke-2. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB,Bandung. Harpenas dan Dermawan,2010, Budi Daya Cabai Unggul, Cabai Besar, Cabai Keritig, Cabai Rawit, dan Paprika, Penebar Swadaya, Jakarta. 61 Ida Hodiyah dan Elya Hartini, 2014, Efikasi Beberapa Bahan Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Tanaman Cabai. Jurnal Agroekoteknologi Vol.6, No.2. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang Hlm 95-104. Julaily, N., Mukarlina, dan Setyawati T. R, 2013, Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi Brassica juncea L. Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L.. Jurnal Protobiont, 23: 171-175. Kartasapoetra, A G., 2000, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bumi Aksara, Jakarta. Leatimia dan R.Y. Rumathe, 2011, Studi Kerusakan Akibat, Serangan Hama Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Muluku. Universitas Pattimura, Ambon J. Jurnal Agroforestri 6 1 : 53-56. Marianah,L.,2013, Membuat Pestisida Nabati. Artikel Dalam http:www.bppjambi. infonewspopup.asp?id=708. Diakses tanggal 26 Maret 2016. Mayestic, 2016, Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak Dan Daun Pepaya Dalam Pengendalian Plutella xylostella L. Pada Tanaman Kubis Di Kota Tomohon. Program Studi Entomologi Pasca Sarjana. Jurnal Ilmiah Sains 16 1 25-29. Muhlisah, F., 2007, Tanaman Obat Keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyana, 2002, Ekstraksi senyawa aktif alkaloid, kuinone, dan saponin dari tumbuhan kecubung sebagai larvisida dan insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti Skripsi. Departemen Kimia, Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Nasution, 2010, Pengaruh Jenis Perangkap Sintesis Untuk Mengendalikan Hama Kutu Putih Bemisia tabaci Pada Tanaman Tembakau Deli,Fakultas Pertanian. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Nechiyana., A. Sutikto, dan D. Salbiah, 2013, Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L. Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun Aphis gossypii Glover Pada Tanaman Cabai Capsicum annum L.. Artikel. Riau. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI