dan interaksi lain diluar segi akademik. Dalam jejaring sosial belum memenuhi kebutuhan belajar siswa secara luas karena isi dari jejaring
sosial lebih mendominasi interaksi sosial, apalagi sebagian besar siswa hanya memanfaatkan sumber belajar secara terbatas dalam
belajar maka siswa dalam belajar hanya memprioritaskan alternatif lain seperti belajar melalui buku pelajaran, modul, dan penjelasan dari
guru pelajaran mereka. Siswa belum memanfaatkan jejaring sosial untuk berdiskusi masalah pelajaran dan mencari informasi akademik
dalam mengakses jejaring sosial. Dapat disimpulkan jejaring sosial kebanyakan dimanfaatkan siswa
hanya dalam hal pertemanan atau sosialisasi jadi sangat sedikit siswa untuk memanfaatkan mencari informasi berupa pengetahuan dalam
segi pendidikan, khususnya diprestasi belajar ilmu pengetahuan sosial. Menurut Muktiono, 2003:3 Internet dalam jejaring sosial lebih
banyak digunakan sebagai hiburan dari pada alat untuk belajar.
2. Hubungan antara Minat Baca dengan Pemanfaatan Jejaring Sosial
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dan pemanfaatan jejaring
sosial. Kesimpulan ini didukung dari hasil perhitungan korelasi
Spearman rank
menunjukan probabilita 0,180. Nilai p = 0,180 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau bisa dikatakan bahwa tidak ada
hubungan positif dan signifikan antara minat baca dengan pemanfaatan jejaring sosial.
Untuk melihat kuat atau lemahnya hubungan dapat dilihat dari nilai
r
hitung
sebesar 0,142, jika dibandingkan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi menunjukan hubungan yang sangat lemah hal ini
didukung dari analisis deskripsi data responden yang menunjukan bahwa sebagian besar mempunyai minat baca sedang dengan jumlah
68 orang atau sebesar 75,6 dari keseluruhan responden. Minat baca siswa sekolah Menengah Pertama di Semin masih
terhitung sedang, hal ini disebabkan siswa dalam membaca buku baik buku pelajaran maupun non pelajaran masih dirasa cukup yaitu tidak
tinggi dan tidak rendah. Analisis ini didukung dalam hasil jawaban responden yang sebagian besar frekuensi membaca buku pelajaran
maupun non buku pelajaran dalam seminggu hanya 2-3 kali atau kadang- kadang.
Berdasarkan hasil analisis data pemanfaatan jejaring sosial dikalangan siswa sedang yaitu 51 orang atau sebesar 56,7. Hal ini
disebabkan frekuensi pemanfaatan jejaring sosial tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sebagian siswa memanfaatkan jejaring sosial
lebih dari 1 jam tapi kurang dari 2 jam yang artinya dalam mengakses jejaring sosial siswa tidak terlalu berlebihan dan juga tidak terlalu
kurang, selain itu tempat pengaksesan jejaring sosial sebagian besar siswa memanfaatkan di rumah hal ini disebabkan karena peraturan
sekolah yang melarang siswa tidak boleh membawa dan menggunakan
gadget
di sekolah.
Diketahui bahwa secara umum siswa Sekolah Menengah Pertama memiliki minat baca sedang, serta dari analisis data responden yang
menunjukan bahwa sebagian besar pemanfaatan jejaring sosial dikalangan siswa adalah sedang. Oleh karena itu bila dikaitkan dengan
analisis data maka minat baca tidak berhubungan secara signifikan
terhadap pemanfaatan jejaring sosial.
Hal ini disebabkan pemanfaatan jejaring sosial dirasa kurang menarik dalam menumbuhkan minat baca. Siswa memanfaatkan
jejaring sosial untuk berinteraksi sosial berupa menulis status, komentar atau sekedar
uploud
foto, sangat jarang ditemukan bahwa penggunaan situs jejaring sosial dimanfaatkan membaca informasi
yang mendukung dalam segi pendidikan, beberapa faktor temuan dalam penelitian menunjukan dalam membaca dijejaring sosial siswa
tidak terlalu antusias karena jejaring sosial lebih pada interaksi sosial meskipun ada beberapa post artikel bacaan namun sangat jarang siswa
membuka dan membacanya, didukung frekuensi pemanfaatan yang sedang membuat siswa kurang mengoptimalkan isi dan informasi
bacaan yang ada di situs jejaring sosial, serta kurangnya fasilitas
smartphone
yang mereka gunakan diduga juga mengambil peran penting dalam menumbuhkan minatmembaca siswa. Sebagian besar
responden masih menggunakan handphone biasa dalam pengaksesan jejaring sosial.
Smartphone
yang biasa kurang memberikan fasilitas yang mendukung sehingga siswa kurang antusias membaca melalui
smartphone
yang mereka gunakan dan dalam membaca di situs jejaring sosialpun siswa tidak membaca semua yang ada dijejaring
sosial hanya beberapa atau sebagian post dikunjungi yang kiranya menarik dan menghibur.
Menurut Jack Power’s direktur dari Internasional Informatics Institute di New York mengatakan “Sembilan puluh persen orang yang
membaca sebuah halaman web
web page
tidak melakukan
scroll down.
“ artinya mereka tidak meneruskan membaca halaman berikutnya Muktiono, 2003:3
Dapat dimungkinkan untuk meningkatkan minat baca siswa dibutuhkan fasilitas yang memadai seperti melengkapi buku-buku di
perpustakaan dan memberikan pemahaman untuk siswa agar dalam memakai
gadge
t untuk mengakses jejaring sosial diarahkan tidak sebatas hiburan dan interaksi sosial namun juga melihat sisi
akademiknya yaitu memanfaatkan informasi dan isi artikel yang bermanfaat agar siswa memperoleh bacaan yang dapat memperluas
pengetahuan mereka.
3. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Pemanfaatan