Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT
SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus : Siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur ,
Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta Ernestin F.T.Koban Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara; (1) status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Mei 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMA Pangudi Luhur sebanyak 117 siswa. Sampel dari penelitian ini sebanyak 75 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa; (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,393 dan nilai thit = 3,68 > ttab = 2,645; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,443 dan nilai thit = 4,25 > ttab = 2,645; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,433 dan nilai thit = 4,11 > ttab = 2,645 .
(2)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENT’S ECONOMICAL BACKGROUND, LEARNING ACHIEVEMENT LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S INTEREST IN TAKING AN
EDUCATION IN UNIVERSITY AFTER GRADUATION A Case Study : Students of third grade of SMA Pangudi Luhur,
Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta Ernestin F.T.Koban Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research is to find out whether or not there are any relationship between; (1) sosial economical background of the parents and students’ interests to continue their study to university; (2) students’ achievements and students’ interests to continue their study to university; (3) learning motivation and students’ interests to continue their study to university.
This research took “SMA Pangudi Luhur” Yogyakarta as the setting of the research on May 2006. The population was 117 students of third grade of “SMA Pangudi Luhur”.The samples were 75 students. The technique in sample taking was proportional random sampling.The instruments of the research were questionnaire, interview and documentation. This research used coefficient correlation product moment as the data analysis technique.
The data analysis show that; (1) there is positive and significant relationship between sosial economical background of the parents and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of r = 0,393 and value of tcount = 3,68 > ttable= 2,645; (2) there is positive and significant relationship between students’ achievements and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of their study to university, it can be seen from the value of r = 0,443 and the value of tcount = 4,25 > ttable = 2,645; (3) there is positive and significant relationship between learning motivation and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of r= 0,433 and the value of tcount = 4,11 > ttable = 2,645 .
(3)
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI
Studi kasus: SMA Pangudi Luhur, Jl. P.Senopati 18 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Ernestin F.T.Koban
NIM : 011334140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
(4)
(5)
(6)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 September 2007
Penulis
(7)
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT
SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : Siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur , Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta
Ernestin F.T.Koban Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara; (1) status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Mei 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMA Pangudi Luhur sebanyak 117 siswa. Sampel dari penelitian ini sebanyak 75 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa; (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,393 dan nilai thit = 3,68 > ttab = 2,645; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,443 dan nilai thit = 4,25 > ttab = 2,645; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini dapat dilihat dari nilai r = 0,433 dan nilai thit = 4,11 > ttab = 2,645 .
(8)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENT’S ECONOMICAL BACKGROUND, LEARNING ACHIEVEMENT LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S INTEREST IN TAKING AN
EDUCATION IN UNIVERSITY AFTER GRADUATION
A Case Study : Students of third grade of SMA Pangudi Luhur, Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta
Ernestin F.T.Koban Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research is to find out whether or not there are any relationship between; (1) sosial economical background of the parents and students’ interests to continue their study to university; (2) students’ achievements and students’ interests to continue their study to university; (3) learning motivation and students’ interests to continue their study to university.
This research took “SMA Pangudi Luhur” Yogyakarta as the setting of the research on May 2006. The population was 117 students of third grade of “SMA Pangudi Luhur”.The samples were 75 students. The technique in sample taking was proportional random sampling.The instruments of the research were questionnaire, interview and documentation. This research used coefficient correlation product moment as the data analysis technique.
The data analysis show that; (1) there is positive and significant relationship between sosial economical background of the parents and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of r = 0,393 and value of tcount = 3,68 > ttable= 2,645; (2) there is positive and significant relationship between students’ achievements and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of their study to university, it can be seen from the value of r = 0,443 and the value of tcount = 4,25 > ttable = 2,645; (3) there is positive and significant relationship between learning motivation and students’ interests to continue their study to university, it can be seen from the value of r= 0,433 and the value of tcount = 4,11 > ttable = 2,645 .
(9)
MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO :
9 “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” (Mzm 118:1)
9 Berkatalah pada diri sendiri: saya pasti jadi pemenang. Kalaupun tidak menjadi nomor satu, saya pasti dapat juara dua. Jika kesempatan itu tidak ada, setidaknya saya juara buat diri sendiri, karena telah melakukan yang terbaik, semampu saya.
9 Keep Your Smile
PERSEMBAHAN :
Dengan penuh rasa cinta, skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Yesus X’tus Sahabat dan Penyelamatku.
2. Bunda Maria yang selalu menghibur dan menolongku.
3. Bapa dan Mama tercinta yang selalu memberi semangat dan
menyertakan aku dalam doa-doanya.
(10)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Antara
Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Dengan
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Skripsi yang diajukan penulis merupakan syarat yang harus dipenuhi
untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Prodi Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya proses penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, dorongan akan perhatian yang tidak ternilai harganya
dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs.T. Sarkim,M.Ed.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3. Bapak L. Saptono,S.Pd.,M.Si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
4. Ibu E. Catur Rismiati,S.Pd.,M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
(11)
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo,SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II
yang telah membimbing dan memberi petunjuk selama penulisan skripsi.
6. Bapak Drs. Br. Herman Yoseph,FIC, selaku Kepala Sekolah SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
7. Ibu Peni yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk
mendapatkan data.
8. Seluruh siswa kelas III SMA Pangudi Luhur yang telah bersedia
membantu penulis dengan mengisi kuesioner demi tersusunnya skripsi.
9. Bapak dan Mama tercinta yang telah memberikan buah-buah tangannya
lewat kasih sayang, kesabaran, lantunan doa, motivasi dan juga materi.
10. Kakak dan Adikku: Kak Yus, Kak Ida, Rita, Willy dan Fredy yang telah
memberikan motivasi dan semangat.
11. Sahabat-sahabatku: Nata, Hexa, Sary, Taty, QQ, Dewi, setiap saran yang
kalian berikan adalah nasehat yang berharga dari sebuah persahabatan.
12. My Lovely I’an, yang telah memberikan doa, bantuan & colour of love in
my heart.
13. Teman-teman kos kamboja 38, yang sudah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi.Untuk Fatchan, ma’kasih buat “Mio” nya yang
(12)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan
kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
semua yang membacanya
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Diskripsi Teori ... 6
1. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 6
2. Status sosial ekonomi orang tua ... 10
(14)
B. Kerangka Teori ... 24
1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 24
2. Hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 25
3. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 26
4. Hubungan antara studi sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, motivasi belajar dengan minat siswa melanjutka studi ke perguruan tinggi ... 27
C. Hipotesis ... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 30
D. Populasi dan Sempel ... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 37
G. Teknik analisis Data... 39
BAB IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 44
A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 44
B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 53
C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 54
D. Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 54
E. Struktur Organisasi SMA pengudi Luhur Yogyakarta ... 55
(15)
BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Diskripsi Data ... 58
B. Pengujian Persyaratan Analisa Data ... 61
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64
D. Pembahasan ... 67
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan Penelitian ... 74
C. Saran-saran ... 75
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 79
Lampiran 2 Distribusi Frekuensi dan PAP II ... 87
Lampiran 3 Data Induk ... 103
Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas……… 112
Lampiran 5 Normalitas dan Lineoritas……… 114
(17)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner………. 36 Tabel 2 Penilaian status sosial ekonomi orang tua……….. 58 Tabel 3 Interprestasi penilaian variable prestasi belajar…………. 59 Tabel 4 Penilaian motivasi belajar………. 60 Tabel 5 Penilaian minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi…. 61 Tabel 6 Hasil pengujian normalitas……… 61 Tabel 7 Hasil pengujian linearitas………. 63 Tabel 8 Hasil korelasi antara variabel bebas dan variabel terkait… 66
Gambar 1 Struktur organisasi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta……. 56
(18)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan suatu
bangsa karena dengan pendidikan dapat menghasilkan masyarakat yang
berkualitas sehingga masyarakat tersebut dapat membawa perubahan dalam
pembangunan. Salah satu prioritas pembangunan adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, pendidikan mempunyai tugas memberikan bekal kepada seseorang
agar potensinya berkembang sehat, wajar, optimal dan bersifat adaptif,
sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan kreatif bisa berkembang dan
menemukan artikulasinya dalam wadah pendidikan (Pudjo Suharso, 1993:7).
Begitu besar arti pentingnya pendidikan maka pemerintah berusaha
menciptakan kesempatan pendidikan bagi seluruh warganya. Hal ini sesuai
dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yaitu setiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran. Dari sini dapat diketahui bahwa pemerintah
sangatlah memperhatikan dunia pendidikan. Tingkat pendidikan yang ada
dalam keluarga khususnya orang tua siswa akan mempengaruhi pola pikir
seseorang terhadap pendidikan. Biasanya orang yang berpendidikan rendah
akan sempit cakrawalanya terhadap pendidikan. Hal ini merupakan dampak
dari manusia yang berpendidikan akan membawa perubahan pada pola
(19)
Suatu pendidikan dikatakan tinggi mutunya apabila kemampuan,
pengetahuan dan sikap lulusannya berguna bagi perkembangan selanjutnya
baik di lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di dunia kerja. Bagi
seorang siswa lulusan SMA diharapkan pada pilihan yang sama-sama sulit
yaitu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi harus dapat melihat faktor
ekonomi yaitu kemampuan orang tua dalam membiayai, karena pada
umumnya biaya pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua.
Penentuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta merupakan wujud dari minat atau keinginan siswa
untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan
pilihan siswa juga mengaktualisasikan diri sehingga muncul minat dan
memberikan motivasi tersendiri bagi siswa. Disamping itu bagi siswa lulusan
SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi harus mampu bersaing
dengan siswa lain yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk dapat
bersaing dia harus mempunyai prestasi yang baik. Tetapi dalam kenyataannya
banyak ditemui seorang lulusan SMA yang prestasi belajarnya baik tidak
dapat melanjutkan pendididikan ke perguruan tinggi karena keadaan ekonomi
orang tua yang tidak memungkinkan atau dari keluarga yang cukup mampu
dia tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi karena prestasinya yang tidak
memungkinkan.
Pada akhirnya ketika siswa hendak mengambil keputusan terhadap
sekolah lanjutannya mereka harus mempertimbangkan beberapa hal (Winkel,
(20)
1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan
kemampuan finansial.
2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban
keluarga.
Dipilihnya status sosial ekonomi orang tua ,didasarkan pada
pertimbangan bahwa faktor dari luar individu yang dominan berpengaruh
terhadap seorang anak adalah orang tua. Adanya perbedaan status sosial
ekonomi orang tua diperkirakan akan menimbulkan perbedaan pula dalam
pola kepribadian seorang anak, sehingga munculnya minat pada seorang anak
dalam menentukan pendidikan lanjutannya akan dipengaruhi pula oleh
keadaan sosial ekonomi orang tua.
Dipilihnya prestasi belajar siswa, didasarkan pertimbangan bahwa
prestasi belajar siswa selama ini dijadikan sebagi alat seleksi dalam
penerimaan mahasiswa baru, sehingga prestasi belajar siswa diperkirakan
akan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa dalam menentukan
pendidikan lanjutannya. Dan dipilihnya motivasi belajar siswa, didasarkan
pada pertimbangan bahwa motivasi belajar siswa dapat memberikan suatu
dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar lebih baik dan kelak dengan
motivasi yang kuat akan menimbulkan minat untuk melanjutkan studi ke
(21)
B. Batasan Masalah
Dari masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah diatas maka
dapat diketahui banyak faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi maka peneliti membatasi pada status sosial ekonomi orang
tua, prestasi belajar dan motivasi belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?
2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?
4. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi
belajar dan motivasi belajar siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua
(22)
2. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua,
prestasi belajar, dan motivasi belajar terhadap minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Sebagai gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan setelah lulus dari
SMA.
2. Bagi SMA
Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang
berhubungan dengan studi lanjut siswa.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat di
bangku kuliah pada keadaan yang sebenarnya.
4. Bagi Universitas
Dapat menjadikan masukan bagi penelitian selanjutnya dan dapat
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan
suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu
faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan
keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan
dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh
hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat
sebelumnya. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari
campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut dan kecenderungan
– kecenderungan lain yang menggerakkan individu pada suatu pilihan
tertentu (Andi Mappiare, 1982:62). Sedangkan menurut Witherington
(diterjemahkan oleh M. Buchori, 1985:62) minat adalah :
“Kesadaran seseorang bahwa obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dalam hal ini minat dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya. Karena itu terlebih dahulu orang tersebut harus mempunyai pengetahuan atau informasi tentang obyek tersebut”.
Menurut Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, (1985:68) minat
adalah memusatkan kegiatan mental dan perhatian terhadap suatu
(24)
ini muncul karena obyek tersebut sesuai dengan dirinya. Sedangkan
menurut W.S. Winkel dikutip dan diterjemahkan oleh Sri Rumini
(1983 : 30), mengemukakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang
agak menetap sehingga subyek merasa tertarik terhadap bidang atau
hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dibidang itu. Dalam hal
ini minat muncul karena ada rasa ketertarikan yang mendorong
seseorang untuk berminat terhadap suatu obyek, sehingga dalam
dirinya timbul keinginan untuk memiliki obyek tersebut.
Untuk dapat mengenal obyek minat diperlukan adanya
informasi tentang obyek minat tersebut. Dengan adanya informasi,
seseorang dapat mengenal dan memahami bahkan tertarik dan
menyenangi informasi tersebut. Dengan kata lain, informasai dapat
menimbulkan dan meningkatkan minat seseorang terhadap isi
informasi tersebut. Makin banyak dan terincinya informasi terhadap
obyek minat yang diterima seseorang, makin besar minat orang
tersebut terhadap isi informasi yang diterimanya. Dengan demikian
dapat dijelaskan bahwa informasi terhadap perguruan tinggi dapat
menimbulkan dan meningkatkan minat siswa tersebut, untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat pada seseorang tidak terjadi secara tiba–tiba melainkan
(25)
kemudian memperoleh perhatian dan berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga minat itu akan timbul dan berkembang.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Crow and Crow yang
diterjemahkan oleh Rachman Abror (1984:159), yang mengemukakan
bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi dan mendasari timbulnya
minat meliputi :
a. Minat dari dalam, yaitu yang berasal dari dalam diri individu yang
mendorong pemusatan perhatian dan keterlibatan mental secara
aktif.
b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang membangkitkan
minat pada hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan sosial bagi dirinya, misalnya pendidikan
yang lebih tinggi.
c. Faktor emosional, merupakan faktor perasaan yang erat kaitannya
dengan minat seseorang terhadap suatu obyek. Aktivitas yang
memberikan keberhasilan dan kesuksesan akan menimbulkan
minatnya. Kegagalan seseorang dapat menurunkan minatnya pada
bidang yang bersangkutan.
Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh
perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek itu (Bimo
(26)
Siti Rahayu Haditono (1993 : 3) mengemukakan dua faktor
yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yaitu :
1) Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan
2) Faktor dari luar diantarnya adalah Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat atau Lingkungan.
Menurut Giatama (1990 : 6) minat dapat digolongkan menjadi
dua:
1) Minat secara Intrinsik
Minat secara Intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat
timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,
jenis kelamin, dan intelegensia.
2) Minat secara Ekstrinsik
Minat secara Ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat
pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara
lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman
sebaya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi minat belajar peserta didik meliputi :
a) Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik
b) Faktor motif sosial yang berasal dari keluarga peserta didik
c) Faktor motif dari sekolah
(27)
e) Faktor emosi
c. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan pendidikan lanjutan setelah
menyelesaikan pendidikan di SMA. Minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi berarti merasa tertarik terhadap salah satu jenis
perguruan tinggi disertai dengan usaha untuk mencapainya. Hal ini
dikemukakan oleh Pasaribu (1983:75) yaitu “hasil pendidikan akan
dapat berhasil apabila didasari minat, keinginan dari tujuan dalam
mengikuti kegiatan belajar tersebut “. Usaha untuk melakukan
kegiatan dipacu dengan adanya motivasi belajar sehingga mampu
bersaing dengan siswa yang lain.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi adalah keinginan untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA dan keinginan itu disertai
dengan usaha yang keras untuk mencapainya dan juga disertai dengan
tindakan yang nyata yaitu memacu motivasi belajar.
2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status
merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia
(Astrid Susanto, 1977:81). Pendapat lain mengatakan status adalah tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, sedangkan status sosial
(28)
dalam masyarakatnya yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan,
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang
(Mayor Polak, 1946:367). Adanya perbedaan kedudukan ini menyebabkan
sistem tingkatan sosial atau Sosial Stratification, yaitu perbedaan
penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat.
Tiap-tiap orang akan mempunyai unsur yang terkandung dalam
konsep status sosial ekonomi. Sejumlah unsur-unsur yang dimiliki baik
secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya
status sosial ekonomi yang dimilikinya. Adanya perbedaan status dalam
masyarakat akan memberikan kesempatan atau fasilitas hidup yang
berbeda bagi masyarakat, misalnya dalam memperoleh kesempatan dalam
menjalani pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan. Adapun
unsur-unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua
1) Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk
mengembangkan sumber daya manusia. Antara mendidik dan
pendidikan keduanya saling berkaitan. Dilihat dari makna
bahasanya, mendidik merupakan kata kerja sedangkan pendidikan
merupakan kata benda. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan
atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan mendidik ini melibatkan
(29)
Untuk lebih muda menguatkan pendapat tersebut akan penulis
ungkapkan beberapa pendapat tentang pendidikan. RBS.
Fudyartanto (1977:23) mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan
proses membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan,
cara berfikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental.”
Sedangkan Soerjono Soekanto (1984:21) mengatakan bahwa
“Pendidikan memberikan suatu nilai tertentu bagi manusia,
terutama membuka pikirannya serta menerima hal-hal yang baru
dan juga bagaimana berfikir secara ilmiah.”
Pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja,
melainkan juga bagi kaum remaja dan orang-orang dewasa. Setiap
orang dapat memperolehnya sebab pada hakekatnya pendidikan
terutama adalah untuk menambah pengetahuan. Dengan demikian
orang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan
berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun
kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan
berguna bagi individu itu sendiri dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
Sedangkan menurut Driyarkara (Driyarkara Tentang
Pendidikan : 1980) mengatakan bahwa “Pendidikan adalah
(30)
Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam
suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari-hari lazim disebut Bapak Ibu. Sedangkan tingkat pendidikan orang
tua maksudnya tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai
orang tua.
Adapun pengertian pendidikan formal yaitu pendidikan
yang bentuknya telah berstruktur hirarkis, bertingkat-tingkat secara
kronologis dalam pendidikan. Ia berbentuk Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Pendidikan Tinggi (Supeno,
1976 : 17).
Menurut Ekram Prawirosaputro (1990:12) berkaitan dengan
jenjang atau tingkatan-tingkatan yang ada pada pendidikan formal
maka sikap atau kepribadian yang terbentuk pada lulusan setiap
jenjang pendidikan berbeda-beda pula , yaitu :
a) Lulusan SD, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah statis,
monolitis dan cenderung dogmatis.
b) Lulusan SLTP, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah
sedikit mempunyai inisiatif, kritis tetapi skeptis dan birokratis.
c) Lulusan SMA, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah
rasional, memiliki inisiatif dan cenderung otonom.
d) Lulusan Perguruan tinggi, sifat dan kepribadian yang dimiliki
adalah terhadap kritikan, kosmopolis, tidak fanatik dan
(31)
Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua
disini adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang
tua. Tingkat pendidikan yang dicapai akan membawa pengaruh
yang luas pada kehidupan seseorang yaitu dalam hal-hal
penguasaan pengetahuan, pekerjaan, kekayaan dan status sosial
dalam masyarakat (Napitupulu, 1969 : 61).
Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan
yang tinggi akan menjadi pemicu semangat bagi anak untuk
mencapai hal yang serupa. Orang tua yang berpendidikan tinggi
relativ akan memiliki sikap positif terhadap dunia pendidikan,
sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
menghadapi kesulitan belajar anak serta selalu menyadarkan anak
untuk rajin belajar dan menanamkan pengertian bahwa belajar itu
penting bagi si anak kelak.
b. Tingkat Pendapatan Orang Tua
1) Pengertian Pendapatan
Tingkat pendapatan orang tua adalah pendapatan yang
diperoleh responden (dalam hal ini adalah orang tua siswa) beserta
anggota keluarganya yang bersumber dari sektor formal dan sektor
informal yang diukur dengan rupiah. Pendapatan formal adalah
pendapatan yang diperoleh melalui pekerjaan dari sektor formal
(32)
melalui pekerjaan dari sektor informal. (Mulyanto S dan Hans
Ever, 1982 : 92).
Penghasilan dalam jumlah yang besar akan
memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan yang
diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan. Sebaliknya
penghasilan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan keluarga
dalam kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosial
ekonominya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan
penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk dapat selalu
mempertahankan kehidupan keluarganya. Agar kebutuhan pokok
hidup dapat terpenuhi seringkali harus mengorbankan kebutuhan
lain yang sifatnya tidak mendesak.
Sedangkan pada saat ini pendapatan merupakan
kebutuhan pokok dan penting untuk dipenuhi. Untuk itu semua
orang tua bekerja keras untuk memperoleh pendapatan guna
mencukupi macam-macam kebutuhan akan pendidikan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pendapatan
orang tua adalah keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan
pokok yang merupakan gaji pokok atau upah tetap yang diterima
setiap bulan serta penerimaan dari pekerjaan tambahan atau
sampingan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang.
(33)
Menurut Biro Pusat Statistik Pendapatan dapat
dibedakan menjadi tiga bentuk : (Mulyanto S dan Hans Dieter
Ever, 1982 :92) :
- Pendapatan berupa uang
- Pendapatan berupa barang
- Lain – lain penerimaan uang dan barang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan
berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya
sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber-sumber yang utama
adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan,
pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas,
pendapatan dari penjualan barang, hasil investasi serta keuntungan
sosial.
Pendapatan berupa barang adalah sebagai penghasilan
yang sifatnya reguler dan bisa diterima dalam bentuk barang dan
jasa. Barang-barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga
pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh
yang menikmati barang dan jasa tersebut demikian pula
penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa
dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan
pendapatan berupa barang.
Untuk penerimaan uang dan barang yang dipakai
(34)
atau redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam
keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang
dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang,
kiriman uang.
c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan adalah aktivitas yang menjadi sebagian besar
waktu seseorang untuk berlangsung terus menerus. Tentang jenis
pekerjaan dapat digolongkan menjadi berbagai jenis antara lain :
buruh, petani, pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri, dan
sebagainya (Spillane dan Tudiati, 1983 :105). Pekerjaan orang tua
berarti aktivitas keseharian yang dilakukan orang yang bertanggung
jawab dalam suatu keluarga, yang aktivitas tersebut menyita begitu
banyak waktu.
Pekerjaan dibedakan menjadi beberapa jenis (Biro
Pengembangan Sosial Budaya, hal :12).
1) Pekerjaan Pokok
Pekerjaan Pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai sumber dari penghasilan, yang digunakn untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah
tetap. J.James Spillane, SJ membuat tabel tentang jenis pekerjaan
dan sekitar 25 pekerjaan (James Spillane dan Ninik Yudianti, 1983
(35)
1) Petani/Buruh
2) Pedagang/Wiraswasta
3) Pegawai Swasta
4) Pegawai Negeri
2) Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk
memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah
melengkapi pekerjaan pokok.
d. Fasilitas yang dimiliki Orang tua
Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua disini adalah sarana atau
kemudahan yang diberikan oleh orang tua dengan maksud
ditentukan oleh ada tidaknya atau banyak sedikitnya fasilitas
khusus benda dan barang berharga lainnya yang dimiliki oleh
orangtua. Dengan adanya fasilitas yang memadai dapat digunakan
sebagai sarana penunjang kelancaran studi anak.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah masalah setiap orang, karena itu dapat
dipastikan bahwa setiap orang memerlukan kegiatan belajar di dalam
(36)
Belajar dilakukan orang dimana saja dan kapan saja, sebab belajar
berkaitan dengan upaya individu untuk mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya.
Definisi belajar menurut Withaker yang dikutip oleh Sumanto
(1984:98) adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan
melalui latihan atau pengalaman. Gagne juga menyatakan bahwa
belajar terjadi sebagai akibat interaksi belajar dengan lingkungannya
dan belajar terjadi jika performance pelajaran telah berubah (Sumanto
1984 : 99). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh W.S. Winkel,
(1989:36) yang mengartikan “belajar terjadi sebagai suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai serta sikap” .
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan perubahan
kualitatif sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Seseorang
dikatakan belajar jika telah terjadi perubahan. Menurut Sumadi
Suryabrata bahwa (1987:5) “Seseorang telah belajar kalau padanya
terjadi perubahan tertentu, perubahan dari hasil belajar diperoleh
karena individu yang bersangkutan berubah” .
Lebih lanjut Sumadi Suryabrata (1987:249)
mengidentifikasikan kegiatan yang disebut sebagai belajar sebagai
(37)
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar (dalam arti behavioral changes), baik aktual
maupun potensial.
2) Perubahan ini pada pokoknya adalah terdapat perubahan pada diri
individu yang belaku pada waktu yang relativ lama.
3) Perubahan itu terjadi karena usaha
b. Prestasi Belajar
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti suatu
hasil yang telah dicapai (Purwodarminto,W.JS, 1976 :768).
Woodworth dan Marquis (1957:58) mendefinisikan prestasi sebagai
berikut “Achievement is actual ability and can be measured directly by
the use of test”. Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Karena dapat diukur, maka
bersifat sementara dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
ada. Sedangkan W.S. Winkel (yang diterjemahkan oleh Sri Rimini)
mengemukakan bahwa “Prestasi itu bukti usaha yang dapat diukur
secara langsung dengan menggunakan tes”.
Prestasi belajar yang diperoleh merupakan suatu hasil dari
perubahan karena belajar. Menurut Winarno Surakhmad (1990:700) di
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia pengertian prestasi belajar
adalah : “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
(38)
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” . Manfaat yang
diambil dari tes akan dapat diketahui tentang kesulitan, kekurangan
dan kelebihan subyek didik, mendapatkan umpan balik dari kegiatan
belajar mengajar dan mengambil keputusan apakah subyek didik
memenuhi kriteria atau belum.
Hasil dari evaluasi belajar yang berupa prestasi belajar siswa
tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai yang diperoleh dari guru
merupakan hasil pengeluaran atau output.
Berdasarkan berbagai batasan di atas, prestasi belajar dapat
diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara
subyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
4. Motivasi Belajar
Motivasi dapat dikatakan timbul dari kata motif. Abdul Rahman
Abror (1993 : 114) mengemukakan tentang motif. Motif (motive) berasal
dari kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang
artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motif merupakan daya
dorong,daya gerak,atau penyebab seseorang untuk melaksanakan kegiatan
dengan tujuan tertentu.
Menurut MC. Donald (1986:73) mengemukakan bahwa “ motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
(39)
tujuan”. Sedangkan W.S.Winkel (1987 :93) motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Motivasi belajar
seorang siswa untuk mempelajari tentang sesuatu kegiatan mata pelajaran
mempunyai fungsi terhadap belajar siswa itu sendiri. Ahmadi (1995 : 11)
mengemukakan tentang fungsi motivasi belajar . Fungsi motivasi belajar
adalah :
a. Memberi semangat dan mengefektifkan peserta didik pada tugas
tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
b. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil
jangka panjang.
Dalam melakukan kegiatan belajar setiap individu harus
mempunyai motivasi seperti kutipan Nasution bahwa “motivation is an
essential condition of learning”. (Nasution, 1995 : 76). Ahli lain mengatakan bahwa “siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar” (Sardiman,2001 : 73)
Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. “Intensitas motivasi seseorang siswa akan
sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.” (Sardiman
1992 :84). Dalam kegiatan belajar motivasi dapat berfungsi sebagai
(40)
1) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar.
2) Menggiatkan semangat belajar siswa.
3) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau
belajar.
4) Memikat perhatian siswa pada kegiatan belajar.
5) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta
memilih jalan atau tingkah laku sesuai untuk mendukung
pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidupnya.
Dari pengertian–pengertian motivasi belajar tersebut dapat diambil
kesimpulan tentang motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan
dorongan-dorongan yang timbul dari dalam individu secara psikis yang
efektif dengan sengaja maupun tidak, yang timbul oleh
keinginan-keinginan untuk mengetahui sesuatu dalam belajar. Dorongan tersebut
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
tertentu sehingga dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan itu sendiri untuk mencapai tujuan.
B. Kerangka Teori
1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Status Sosial Ekonomi Orang tua menunjukkan ketrampilan,
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki orang tua. Setiap siswa
(41)
Baik status sosial ekonomi orang tua yang dilihat dari aspek tingkat
pendapatan orang tua, jenis pekerjaan, maupun penghasilan yang diperoleh
oleh orang tua mereka. Keadaan sosial ekonomi orang tua akan
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan sekolahnya. Hal ini akan
tampak apabila siswa tamat dari SMA, mereka dihadapkan pada pilihan
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun mereka yang kurang
mampu hanya menyekolahkan anaknya sampai SMA saja, adapula yang
hanya sampai SMP saja kemudian segera mencari pekerjaan (Soejono
Soekanto,190:63). Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua akan
mencerminkan cakrawala pengetahuan yang diperolehnya, yang pada
gilirannya akan menentukan kemampuannya dalam mendidik anaknya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap
jenis pekerjaan yang tinggi pula, sehingga dengan jenis pekerjaan yang
tinggi maka penghasilan yang diperoleh juga tinggi. Hal ini juga akan
memberikan pengaruh terhadap munculnya minat siswa untuk
melanjutkan sekolah.
Status sosial ekonomi orang tua dapat berpengaruh terhadap minat
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dengan asumsi bahwa
siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi akan cenderung
untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan
oleh karena siswa tak perlu lagi memikirkan biaya-biaya sekolah.
Sebaliknya bagi siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah,
(42)
status sosial ekonomi orang tuanya rendah cenderung akan langsung
bekerja setelah tamat dari sekolahnya.
2. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi
Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa
nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai-nilai raportnya. Tinggi
rendahnya prestasi belajar yang dapat diraih siswa akan berpengaruh
terhadap kepercayaan diri, harapan dan cita-citanya.Menurut Rostiyah
N.K. (1982:154) siswa yang berprestasi rendah salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah dia tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.
Dalam kaitannya prestasi belajar digunakan sebagai alat seleksi
penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi. Diduga prestasi belajar
akan berpengaruh terhadap munculnya minat siswa dalam menentukan
pendidikan selanjutnya. Pada kenyataannya banyak siswa dari SMA yang
mempunyai minat melanjutkan pendidikannya. Dalam menjalani
pendidikan di SMA hanya sedikit siswa yang tidak berharap untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka sebagian besar menaruh harapan
untuk dapat kuliah, tetapi minat itu biasanya terhambat karena biaya yang
kurang bisa orang tua mereka penuhi. Terutama bagi siswa yang berasal
dari keluarga yang kurang mampu. Namun demikian banyak anak yang
mempunyai prestasi baik tapi berasal dari keluarga yang tidak mampu,
mereka tetap ingin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Mereka
(43)
Hal ini mereka lakukan karena merasa mampu untuk belajar di perguruan
tinggi.
3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi
Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan
ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar (Mc Donald dalam Sardiman,
1986 :75)
Dalam belajar seseorang sangat membutuhkan dorongan atau
motivasi. Dorongan tersebut untuk melaksanakan kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan tertentu sehingga dapat menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu sendiri untuk mencapai
tujuannya.
Dalam membahas masalah minat tidak lepas dari masalah
motivasi, karena minat merupakan salah satu bentuk motivasi yang berasal
dari dalam individu yang mendorong timbulnya berbagai aktivitas dalam
pengajaran dan dalam memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan uraian diatas dapat diduga ada hubungan yang positif
(44)
4. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar dan Motivasi belajar Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Siswa dari latar belakang keluarga yang memiliki tingkat
pendapatan tinggi akan cenderung memiliki prestasi yang tinggi pula. Hal
ini karena didukung oleh motivasi, fasilitas, dan perhatian yang diberikan
orang tuanya.
Bagi mereka yang berasal dari keluarga yang mampu ekonominya,
akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan mereka yang berasal dari
keluarga yang kurang mampu ekonominya. Hal ini dapat terjadi karena
adanya perbedaan fasilitas yang dimiliki dan perbedaan keadaan ekonomi
dari orang tuanya. Sehingga hal ini juga akan berpengaruh pada minat
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dari pemikiran di atas dapat diduga bahwa ada hubungan yang
positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi
belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
C. Hipotesis
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi
orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan
minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan
(45)
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi
orang tua, presatasi belajar dan motivasi belajar terhadap siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
(46)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan meliputi sebagai
berikut :
1. Deskriptif
Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya,
sehingga bersifat mengungkapkan fakta (APTIK, 1990 : 9).
2. Studi Kasus
Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan dengan terinci
tentang seseorang atau suatu unit tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Atau dengan kata lain studi kasus adalah penelitian terhadap obyek
tertentu, kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisis sehingga
kesimpulan diambil dan hanya berlaku pada obyek yang diteliti.
3. Studi Ex Post Facto
Studi Ex Post Facto adalah suatu metode pengumpulan data setelah
kejadian yang dipersoalkan berlangsung dan data yang diperoleh tidak
(47)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di “SMA PANGUDI LUHUR, jalan
Senopati No. 18 Yogyakarta”.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2006
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas :
1) Status Sosial Ekonomi Orang tua
2) Prestasi Belajar
3) Motivasi Belajar
b. Variabel Terikat :
Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
2. Pengukuran Variabel
a. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi
seseorang dalam masyarakat yang meliputi unsur pendidikan,
pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang
dimiliki oleh seseorang (Mayor Polak 1996 : 307). Dalam hal ini status
(48)
1) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat Pendidikan Orang tua adalah tingkat pendidikan
formal yang berhasil dicapai orang tua. Tingkat pendidikan
dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut (Yuniarti,
2002:19):
Tingkat pendidikan tertinggi Ayah atau Ibu
Skor
SD 1
SMP 2
SMA/sederajat 3
Diploma/Sarjana 4
2) Tingkat Pendapatan Orang Tua
a) Pendapatan Orang Tua adalah keseluruhan penerimaan orang
tua dari pekerjaan pokok atau upah tetap yang diterima setiap
bulan serta penerimaan dari pekerjaan tambahan atau
sampingan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang.
No. Tingkat pendapatan Skor
1 < Rp. 500.000,- 1
2 Rp.500.000 – Rp.999.999 2
3 Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 3
(49)
3) Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok yang
ditekuni orang tua setiap harinya. Jenis pekerjaan tersebut di
kelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :
No. Jenis Pekerjaan Skor
1 Petani//Buruh 1
2 Pedagang/Wiraswasta 2
3 Pegawai Swasta 3
4 Pegawai Negeri 4
4) Fasilitas yang dimiliki Orang tua
Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua disini adalah sarana atau
kemudahan yang diberikan oleh orang tua dengan maksud
ditentukan oleh ada tidaknya atau banyak sedikitnya fasilitas
khusus benda dan barang berharga lainnya yang dimiliki oleh
orang tua. Misalnya kendaraan, rumah, listrik, alat komunikasi dan
lain-lain.
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menunjukkan hasil setelah proses belajar yang
merespons tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses
belajar yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai
siswa. Pengukuran prestasi belajar yaitu dengan melihat nilai raport
(50)
c. Motivasi Belajar
Motivasi Belajar merupakan dorongan –dorongan yang timbul dari
dalam individu secara psikis yang efektif dengan sengaja maupun
tidak, yang timbul oleh keinginan-keinginan untuk mengetahui sesuatu
dalam belajar.
d. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat
SMA. Untuk mengukur minat melanjutkan ke perguruan tinggi cara
yang digunakan penulis adalah kuisioner tipe pilihan dengan 4
alternatif jawaban. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada
alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
1) Jawaban a diberi skor 1
2) Jawaban b diberi skor 2
3) Jawaban c diberi skor 3
4) Jawaban d diberi skor 4
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yaitu kumpulan yang lengkap dari sejumlah
elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain.
(51)
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas III Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta yang terdiri dari III IPS1, III IPS2, III IPS3 yang berjumlah
117 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Departemen P&K, 1985:4). Sampelnya adalah siswa-siswi kelas III
Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu kelas III IPS1, III
IPS2, dan III IPS3. Teknik pengambilan sampel adalah pengambilan
sampel yang dilakukan dengan teknik proporsional sampling atau sampel
sederhana dengan melakukan lotre atau undian terhadap semua populasi.
Metode ini digunakan untuk memberikan hak yang sama untuk dipilih
menjadi sampel. Sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto menyatakan
sebagai berikut: Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya bila subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau
20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan
biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek,
(52)
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika
sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih baik.
Dalam penelitian ini, besarnya sampel yang akan diambil siswa – siswi
kelas III IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terdiri dari III IPS1,
III IPS2, III IPS3 sebanyak 75 orang. Dengan perhitungan sebagai
berikut :
Kelas III IPS1 = 38/117 x75 = 24,35 dibulatkan 24
Kelas III IPS2 = 39/117 x 75 = 25 25
Kelas III IPS3 = 40/117 x75 = 25,64 dibulatkan 26
75 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan
jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Teknik
pengumpulan data kuesioner digunakan untuk memperoleh data primer,
meliputi status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Kuesioner ini dibagikan kepada siswa – siswi kelas III
(53)
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator No. Butir
Positif
No Butir
Negatif Jumlah
Minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi
Status Sosial ekonomi orang tua
Motivasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa
a. Faktor yang berasal dalam diri peserta didik
b. Faktor motif sosial yang berasal dari keluarga peserta didik c. Faktor motif dari masyarakat d. Faktor emosi
e. Faktor motif dari sekolah
a. Tingkat pekerjaan orang tua b. Tingkat pendapatan orang tua c. Jenis pendidikan orang tua d. Fasilitas yang dimiliki orang
tua
a. Kemauan belajar b. Hasrat untuk berprestasi
c. Usaha untuk menghindari kegagalan
d. Hasrat untuk meningkatkan kualitas belajar
e. Hasrat untuk meningkatkan prestasi
a. Hasil prestasi yang diperoleh
1,2,3,4 9,5,12 6,7,8,10 12,13,14 11,7 15 1,2 3,4 5,6 7,8,9,10, 11,12,13 14,15,16 17,18,19, 20 1,2,3 4,5,6,7,8,9 13,14,15 16,19 10,11 1 7 4 3 2 1 2 2 2 14 3 6 3 2 2 1
(54)
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang berupa tanya jawab
langsung dengan guru dan karyawan maupun siswa untuk memperoleh
data sekunder.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau
dokumen yang telah ada di SMA Pangudi Luhur untuk memperoleh data
prestasi belajar siswa kelas III dan data tentang keadaan sekolah, misalnya
jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan dan fasilitas yang dimiliki
sekolah.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuisioner yang dibuat sudah
sahih atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan butir
dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.
1 . Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kesahihan atau kevaliditan suatu instrumen. Tingkat kesahihan suatu
instrumen dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dari Pearson (Arikunto, 1996:138) sebagai berikut :
Rxy =
( )( )
( )
{
∑
∑
−∑
}
∑
{
∑
∑
−( )
∑
}
− 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N(55)
Keterangan : x = nilai jawaban masing-masing nomor dari responden
y = total butir dari jawaban responden
Untuk mengetahui koefisien korelasi perlu diuji signifikansinya
dengan membandingkan nilai koefisien korelasi pada taraf signifikan 5 %
apabila rhit > rtab maka pengukuran tersebut valid karena menyatakan
adanya korelasi antara kedua variabel dan jika rhit< rtab maka dinyatakan
bahwa instrumen tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan berhubungan erat dengan taraf
kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf
kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap mantap serta
stabil (Suharsimi Arikunto, 1998 : 81).
Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha cronbach (Suharsimi
Arikunto, 1998 : 193) dengan rumus sebagai berikut :
Rtt = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡
−
∑
2 2 1 1 t b k k α αKeterangan : rtt = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Σαb2 = jumlah varian soal
(56)
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada
taraf signifikansi 5 %. Instrumen dikatakan andal jika rtt lebih besar dari r
tabel.
G. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi
sederhana. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang
diharapkan, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji
normalitas dan uji linearitas sebagai persyaratan untuk dilakukan analisis data.
1.Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau
tidak. Ababila data yang diperoleh berdistribusi normal maka analisis
untuk menguji hipotesis dapat dilaksanakan. Uji normalitas
menggunakan rumus kolmogorov - Smirnov.
D = maksimum | Fo(x)- Sn(X) |
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
Fo =Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang
ditentukan
(57)
b. Uji Linearitas
Uji Linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas yang dijadikan predictor memenuhi asumsi
linearitas atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk menghitung
linearitas dilakukan dengan menggunakan rumus F tuna cocok sebagai
berikut (Sudjana, 1989 :327)
F = 2 2
Se TC S
Dimana :
S2TC =
2 ) ( − k TC JK
Se2 =
k n E JK − ) (
Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang =
(k-2) dan dk penyebut = (n-k). Kriteria pengujian linearitas yaitu jika
Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel pada taraf signifikan 5 %, maka
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat linear.
Tetapi jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5 %
maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat tidak
linear.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
(58)
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan
analisis koefisien korelasi product moment dari Pearson (Sutrisno Hadi,
2001: 294) sebagai berikut:
rx1y =
(
)( )
(
)
( )
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − −∑ ∑
∑
∑
∑
∑
∑
N y y N x x N y x y x 2 2 2 1 2 1 1 1Keterangan : rx1y = koefisien korelasi antara x1 dan y
x1 = status sosial ekonomi orang tua
y = minat melanjutkan ke perguruan tinggi
Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bila:
r = 0, berarti tidak ada korelasi atau korelasinya sangat lemah
r = +1, atau mendekati satu, maka korelasi antara dua variabel searah
r = -1, atau mendekati -1, maka korelasi antara dua variabel
berlawanan arah.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya hubungan antara X dan Y
digunakan kriteria sebagai berikut:
Besarnya antara ± 0,800 s/d ± 1000 = sangat besar
± 0,600 s/d ± 0,799 = tinggi
± 0,400 s/d ± 0,599 = cukup
± 0,200 s/d ± 0,399 = rendah
(59)
Sedangkan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi
rxy digunakan t-test dengan tingkat signifikansi 5 %. Harga t-test dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
t = 2
1 2 r n r − −
Ho diterima bila thitung < ttabel
Ha diterma bila thitung > ttabel
b. Teknik analisis korelasi ganda
Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat yaitu hubungan
antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi
belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi,
digunakan rumus korelasi ganda (Suharsimi Arikunto, 1998 : 486).
Ry(12) =
∑
∑
+∑
2 2 2 1 1 y y x a y x a Keterangan :Ry(1,2) = koefisien antara variabel x1, x2 dan Y
a1 = koefisien prediktor x1
a2 = koefisien prediktor x2
Σx1Y = korelasi antara x1 dengan Y
Σx2Y = korelasi antara x2 dengan Y
Untuk megetahui sumbangan yang diberikan oleh variabel
bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan rumus
(60)
untuk menguji signifikansi antara variabel bebas secara bersama-sama
dengan variabel terikat adalah :
F =
(
)
(
)
1 /
1
/ 2
2
− − −R n k
k R
Keterangan :
F = F (statistik)
n = banyaknya responden
R = koefisien determinan korelasi ganda
k = banyaknya variabel bebas
harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel db
(derajat kebebasan) : {k : (n-k-1)} pada taraf signifikansi 5 %.
Kriteria : jika Fhitung > Ftabel maka harga Ry(1,2) signifikan dan
berarti ada korelasi antara variabel bebas secara keseluruhan dengan
(61)
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur
1. Sejarah Sekolah
Pada mulanya SMA Pangudi Luhur, dikenal dengan nama Sekolah
Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942.
Sekolah tersebut pada awalnya dikelola oleh Pater-Pater Yesuit dan pada
tanggal 1 Agustus 1952 diserahkan kepada Bruder-Bruder FIC (Fractum
Immaculatum Conceptionis), yang pusatnya di Jl. Dr. Sutomo 4 Semarang.
Proses belajar mengajar awal mulanya di gedung yang kini digunakan SD
Pangudi Luhur demi pertumbuhan dan perkembangan ketiga-tiganya baik
SD, SMP, maupun SGAK/SMA Pangudi Luhur secara keseluruhan.
Sedangkan SLTP/SMP-nya menempati gedung dan tempat baru di Jl.
Timoho, Baciro Yogyakarta.
Secara kronologis perubahan-perubahan yang terjadi sebagai
berikut :
Tahun 1942 : Sekolah berdiri, nama SGAK (putra) dikelola Pater-Pater
Yesuit.
Tahun 1952 : SGAK menempati gedung di Jl.P.Senopati 16, dikelola para
Bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tidak Bernoda).
Tahun 1965 : Pengelolaan oleh Yayasan Pangudi Luhur secara resmi.
(62)
Tahun 1983 : Menempati gedung di Jl.P.Senopati 18 sampai saat ini.
Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.
Tahun 1989 : SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur.
Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur St.Yusuf memperoleh status
DISAMAKAN dengan SK No.476/C/Kep/1991 (Akreditasi
1).
Tahun 1997 : Secara resmi nama SMA menjadi SMU Pangudi Luhur.
Tahun 1999 : SMU Pangudi Luhur St.Yusuf memperoleh status
DISAMAKAN dengan SK No.237/C/07/Kep/MN/1999
(Akreditasi 1).
2. Pejabat Struktur Organisasi Sekolah SMU Pangudi Luhur.
Kepala Sekolah
Drs. Br.Herman Yoseph,FIC
Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan H.Y.Unggul P.S.Pd
Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum A. Mujiyono, S.Pd
Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana Prasarana Drs. Y.Agus Joko P
Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat Dra. Th.Ridha Purwanti
Koordinator BP/BK Drs. C. Peniyati
Pembinaan OSIS Drs. F.X. Sudarno Ign. Rudi Hartono, S.Pd
Penanggung Jawab Perpustakaan Th. Sasi Ambarwati,S.Pd
(63)
Koordinator Tata Usaha A.M. Sri Hartuti
3. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah yang pernah mengelola sekolah ini adalah sebagai berikut
Tahun 1949-1952 : Pater H. Loeff, SY (Pendiri)
Tahun 1952-1957 : Br. Joachim, FIC
Tahun 1957-1970 : Br. Rodulfus, FIC
Tahun 1971-1977 : Br. Yustinus Sukirno,FIC
Tahun 1078-1984 : Drs. Bonifasius Sudiyo Dijosusanto
Tahun 1984-1985 : Aloysius Djatmiko,BA
Tahun 1985-1987 : Br. Drs. Albertus Maria Sutarno,FIC
Tahun 1987-1989 : Br. Drs. Yohanes Budi Suyanto,FIC
Tahun 1989-1992 : Br. Alfonsus Marsuki,FIC
Tahun 1992-1995 : Br.Drs. Stephanus Parno,FIC
Tahun 1995-1999 : Drs. H.R. Sumarsono
Tahun 1999-2003 : Drs. Sumarinta Stanislaus
Tahun 2003-sekarang : Drs. Br. Herman Yoseph,FIC
4. Wewenang dan Tugas
a) Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur yang sekarang dibantu oleh 4
wakil kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki tugas merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi
dan mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dengan
(64)
1) Mengatur Proses Belajar Mengajar
a. Program tahunan, semesteran, berdasarkan kalender pendidikan
b. Jadwal pelajaran pertahunan, persemesteran, termasuk
penetapan jenis mata pelajaran/bidang pengembangan/bidang
studi/bidang pengajaran/ketrampilan dan pembagian tugas
guru.
c. Program satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut alokasi
waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan.
d. Pelaksanaan ulangan/test/hasil evaluasi belajar untuk kenaikan
kelas dan EBTA
e. Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma
penjurusan
f. Penyusunan norma penilaian
g. Penetapan kenaikan kelas
2) Laporan Kemajuan Hasil Belajar Murid/Siswa
3) Penetapan dalam Peningkatan Proses Belajar Mengajar
a. Mengatur administrasi kantor
b. Mengatur administrasi murid/siswa
c. Mengatur administrasi pegawai
d. Mengatur administrasi perlengkapan
e. Mengatur administrasi keuangan
f. Mengatur administrasi perpustakaan
(65)
b) Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan
Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan mempunyai tugas membantu
Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Urusan Penerimaan Siswa Baru (PSB)
2. Urusan Kegiatan Ekstra Kurikuler
3. Urusan Pembinaan OSIS
4. Urusan Tata Tertib Siswa
5. Mengelola pelaksanaan upacara bendera dan upacara hari-hari
besar
6. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan dan kerindangan
7. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam
kegiatan diluar sekolah
8. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa
penerima bea siswa
9. Urusan Usaha Kesehatan Sekolah
10. Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala
c) Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum mempunyai tugas membantu
kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun program pengajaran
(66)
a. Membuat/menyusun format kerja : Formulir, blangko, dsb
yang diperlukan untuk proses belajar mengajar.
b. Melaksanakan koordinasi dan memantau kelengkapan
mengajar dari para pamong.
c. Mengusahakan agar proses belajar mengajar tiap hari berjalan
lancar.
3) Mengatur pembagian tugas guru
4) Menyusun jadwal pelajaran
5) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas
6) Mengkoordinasikan pengumpulan nilai untuk dituangkan pada
rapor dan STTB
d) Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana dan Prasarana
Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Urusan Inventarisasi Sarana dan Prasarana
a. Menyusun inventarisasi semua fasilitas yang dimiliki
sekolah.
b. Menginventarisasi barang-barang yang rusak untuk dilaporkan
penghapusannya.
c. Mencatat dan menempatkan barang-barang baru serta
(67)
2) Urusan Pendayagunaan Sarana dan Prasarana
a. Merencanakan dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada
secara maksimal.
b. Merencanakan dan melaksanakan perbaikan fasilitas agar dapat
didayagunakan secara maksimal.
3) Urusan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
a. Mengatur/merapikan, merawat semua fasilitas agar rapi, bersih
dan siap pakai.
b. Mengkoordinasikan wali kelas untuk merawat, merapikan dan
menjaga fasilitas siswa.
c. Mengkoordinasikan para karyawan untuk merawat, merapikan,
menjaga kebersihan fasilitas sekolah.
4) Urusan Perpustakaan
a. Mengkoordinasikan semua petugas perpustakaan
b. Mengadakan inventarisasi terhadap perangkat yang ada
c. Mengatur semua perangkat yang ada
d. Melaporkan semua sarana dan prasarana yang hilang/rusak
e. Merencanakan pengadaan buku yang dibutuhkan
f. Melayani peminjaman
g. Menentukan syarat peminjaman dan pengembalian
h. Mengatur buku-buku yang tidak terpakai/penghapusan buku
i. Bertanggung jawab terhadap kegiatan kepustakaan
(68)
k. Bertanggung jawab terhadap keutuhan buku yang ada
l. Melakukan kegiatan yang relevan dengan bidangnya
5) Urusan Laboratorium Komputer dan Mengetik, Laboratorium
Bahasa, Fisika, Kimia,Biologi
a. Mengadakan inventarisasi terhadap semua alat yang ada
b. Mengatur semua perangkat yang ada
c. Melaporkan semua sarana yang hilang/rusak
d. Mengadakan kegiatan seperti pemeliharaan, pengamanan,
penghapusan serta menjaga kebersihan ruangan.
e. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan bidangnya.
e) Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat
Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat mempunyai
tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan :
1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan
masyarakat,orangtua/wali siswa.
2) Urusan guru piket
a. Menyusun jadwal piket guru
b. Mengkoordinasikan guru piket untuk selalu mengisi buku
piket.
3) Membina hubungan antar sekolah dengan POMG
Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan
lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.
(69)
a. Memberi pengarahan kepada para siswa untuk melaksanakan
kegiatan sosial pada hari besar nasional dan hari besar agama.
b. Mengkoordinasi pengumpulan dan penyerahan dana sosial
kepada yang berhak menerima.
5) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara
berkala.
f) Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas
dan tanggung jawab guru :
1. Membuat program pengajaran (rencana kegiatan belajar mengajar
caturwulan/tahunan)
2. Membuat satuan pelajaran
3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
4. Melaksanakan kegiatan penilaian
5. Mengisi daftar nilai siswa
6. Melaksanakan analisa hasil belajar siswa
7. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
8. Melaksanakan kegiatan membimbing siswa dalam proses belajar
mengajar
9. Membuka alat pelajaran/alat peraga
10. Menciptakan karya seni
(70)
12. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
13. Mengadakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
14. Membuat lembar kerja siswa
B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
1. Visi SMA Pangudi Luhur
SMA Pangudi Luhur merupakan tempat mewujudkan komunitas iman
dengan cara menempatkan Yesus Kristus Sang Guru Sejati sebagai pusat
hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung
karya bersama dalam upaya pendampingan kaum muda menuju pribadi
dewasa, beriman, berpengalaman, terampil, bermartabat, berbudi pekerti
luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.
2. Misi SMA Pangudi Luhur
Membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk
dikembangkan secara optimal serta melatih siswa mandiri, bertanggung
jawab, bermartabat dan berbudi pekerti luhur, menghargai, menghormati
sesamanya dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi
(71)
C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
1. SMA Pangudi Luhur memiliki jumlah guru sebanyak 29 orang yang terdiri
dari 21 orang guru dari yayasan, 1 orang guru dari DPK, 2 orang guru
dalam masa orientasi dan 5 orang guru honorer.
2. Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebanyak 9 orang, terdiri dari
2 orang karyawan Tata Usaha, 2 orang karyawan perpustakaan, 3 orang
pembantu pelaksana, 1 orang Laboran dan 1 orang Satpam.
D. Siswa- Siswi
SMA Pangudi Luhur memiliki 15 ruang kelas dengan 5 ruang kelas untuk
kelas I, 5 ruang kelas untuk kelas II, dan 2 ruang kelas untuk kelas III IPA,
dan 3 ruang kelas untuk kelas III IPS, sedangkan jumlah siswa pada tahun
ajaran 2005/2006 sebanyak 575 siswa yang terdiri dari.
1. Kelas I : 197 siswa
Kelas X.1 sebanyak 40 siswa, 24 putra dan 16 putri
Kelas X.2 sebanyak 39 siswa, 24 putra dan 15 putri
Kelas X.3 sebanyak 40 siswa, 25 putra dan 15 putri
Kelas X.4 sebanyak 38 siswa, 24 putra dan 14 putri
Kelas X.5 sebanyak 40 siswa, 26 putra dan 14 putri
2. Kelas II : 194 siswa
Kelas XI. IA.1 sebanyak 39 siswa, 21 putra dan 18 putri
Kelas XI. IA.2 sebanyak 37 siswa, 20 putra dan 17 putri
(72)
Kelas XI. IS.2 sebanyak 39 siswa, 24 putra dan 15 putri
Kelas XI. IS.3 sebanyak 40 siswa, 27 putra dan 13 putri
3. Kelas III : 184 siswa
Kelas III. IPA 1 sebanyak 38 siswa, 26 putra dan 12 putri
Kelas III IPA 2 sebanyak 35 siswa, 24 putra dan 11 putri
Kelas III IPS 1 sebanyak 36 siswa, 22 putra dan 14 putri
Kelas III IPS 2 sebanyak 38 siswa, 25 putra dan 13 putri
Kelas III IPS 3 sebanyak 37 siswa, 22 putra dan 15 putri
E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Struktur organisasi sekolah sangatlah penting artinya bagi pelaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar, sebab hal ini berhubungan dengan masalah
tata kerja personal dari suatu sekolah. Oleh karena itu, struktur organisasi di
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan menengah dengan mengutamakan perluasan
pengetahuan serta peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur tampak dalam bagan seperti
(73)
Gambar I. Bagan Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur
F. Fasilitas Sekolah
Adapun fasilitas yang mendukung program pendidikan dan latihan di
SMA Pangudi Luhur ini adalah sebagai berikut :
Ruang tamu Kepala Sekolah 1 buah
Ruang Kepala Sekolah 1 buah
Ruang Tata Usaha 1 buah
Ruang UKS Putra 1 buah
Ruang UKS Putri 1 buah
Dinas P & K Yogyakarta Yayasan Pangudi Luhur Cab. Yogyakarta Kepala Sekolah Tata Usaha Wakil Ka Urusan Kurikulum Wakil Ka Urusan Kesiswaan Wakil Ka Urusan Sarana/prasarana Wakil Ka Urusan Kesiswaan Guru Koordinator BP Siswa
(74)
Ruang Komputer 1 buah
Ruang Lab.Bahasa 1 buah
Ruang OSIS 1 buah
Koperasi 1 buah
Ruang Kelas 15 buah
Ruang Bimbingan dan Konseling 1 buah
Ruang Guru 1 buah
Ruang Lab IPA 1 buah
WC dan kamar mandi guru 3 buah
WC siswa Putra 3 buah
WC dan kamar mandi Putri 6 buah
Ruang ganti pakaian putrid 1 buah
Ruang gamelan/kulintang 1 buah
Aula, ruang serba guna 1 buah
Gudang Olahraga 1 buah
Ruang baca/perpustakaan 1 buah
Tempat sepeda/Parkir 2 buah
Warung/Kantin 3 buah
Ruang Stensil 1 buah
Dapur 1 buah
(75)
Untuk kegiatan komputer, di SMA Pangudi Luhur memiliki 16 unit
dan pemakaiannya diatur sesuai jadwal. Sedangkan mesin ketik yang dimiliki
(76)
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan analisis data yang meliputi pengujian kuesioner
(validitas dan reliabilitas), pengujian normalitas, pengujian linearitas dan
pengujian hipotesis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
komputer program SPSS (Statistical Package for Sosial Science).
A. Deskripsi Data
1. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X1)
Untuk mengetahui tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua
maka tabel distribusi frekuensi berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP)
tipe II ditentukan sebagai berikut :
Tabel 2. Penilaian Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Perhitungan Skor Frekuensi Frekuensi
Relatif
Interpretasi penilaian
1). 20 + 81% (80 – 20) = 68,6 69 – 80 3 4% Sangat Tinggi Dibulatkan menjadi 69
2). 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 60 – 68 24 32% Tinggi Dibulatkan menjadi 60
3). 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 54 – 59 16 21,33% Cukup Dibulatkan menjadi 54
4). 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 48 – 53 20 26,66% Rendah Dibulatkan mejadi 48
Dibawah ...48 < 48 12 16% Sangat Rendah
(77)
Dari hasil analisis perhitungan yang diperoleh bahwa rata – rata
(mean) variabel status sosial ekonomi orang tua siswa sebesar 56,8.
Berdasarkan kategori penilaian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
status sosial ekonomi orang tua siswa kelas III SMA Pangudi Luhur yaitu
III IPS 1, III IPS 2, III IPS 3 termasuk dalam kategori sangat tinggi.
2. Variabel Prestasi Belajar (X2)
Berdasarkan data induk variabel prestasi belajar ( lih. Lamp 2),
diketahui skor tertinggi = 8,0 dan skor terendah = 6,00. Dengan Mean =
6,85 Median = 6,36 Modus = 6,44 dan Standar Deviasi = 0,47.
Interpretasi penilaian siswa terhadap variabel prestasi belajar diketahui
dari tabel Penilaian Acuan Patokan II (Ign. Masidjo, 1995 : 157) sebagai
berikut:
Tabel 3. Interpretasi Penilaian Variabel Prestasi Belajar (X2)
Skor - skor Frekuensi Interpretasi Penilaian
8,10 – 10,00 1 Sangat tinggi
6,60 – 8,09 51 Tinggi
5,60 – 6,59 23 Sedang
4,60 – 5,59 - Rendah
0 - 4,59 - Sangat rendah
Berdasarkan kategori penilaian di atas maka rata-rata (mean) data
prestasi belajar sebesar 6,85 dapat disimpulkan bahwa kecenderungan
untuk variabel prestasi belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur termasuk
kategori tinggi.
3. Variabel Motivasi belajar (X3)
Dari data yang diperoleh penelitian variabel motivasi belajar, diketahui
(1)
(2)
131
(3)
(4)
133
(5)
(6)
135