korelasi yang signifikan. Dua bintang menunjukan tingkat signifikansinya adalah 1 0,01.
Dengan derajat kebebasan dk= n –2 = 10 -2 = 98 sehingga didapat tabel
r = 0,197 Tabel 7. Hasil Pengujian Validitas Perspektif Proses Bisnis Internal
ITEM Hitung r
Tabel r = 0,444 Hasil
N=20 Signifikansi = 0,01 ;
dk=n-2 1
0,587 0,444
Valid 2
0,661 0,444
Valid 3
0,846 0,444
Valid 4
0,714 0,444
Valid 5
0,694 0,444
Valid 6
0,615 0,444
Valid 7
0,743 0,444
Valid 8
0,828 0,444
Valid 9
0,815 0,444
Valid 10
0,723 0,444
Valid 11
0,780 0,444
Valid 12
0,712 0,444
Valid 13
0,719 0,444
Valid 14
0,58 0,444
Valid 15
0,596 0,444
Valid
c. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Dari hasil output menunjukan bahwa ada tanda dua bintang
correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed, ini berarti ada
korelasi yang
signifikan. Dua
bintang menunjukkan
tingkat signifikansinya adalah 1 0,01.
Dengan derajat kebebasan dk= n –2 = 10 -2 = 98 sehingga didapat tabel
r = 0,197 Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran ITEM
Hitung r Tabel r = 0,197
Hasil N=100
Signifikansi = 0,01 ; dk=n-2
1 0,712
0,197 Valid
2 0,492
0,197 Valid
3 0,259
0,197 Valid
4 0,646
0,197 Valid
5 0,740
0,197 Valid
6 0,780
0,197 Valid
7 0,800
0,197 Valid
8 0,705
0,197 Valid
9 0,773
0,197 Valid
10 0,756
0,197 Valid
2. Pengujian Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas suatu konstruk variable dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbanch’s Alpha lebih besar
dari 0,700 Ghozali, 2001:47. Tabel 9. Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas
No Perspektif
Cronbach’s Alpha
Hasil 1
Pelanggan 0,785
Reliabel 2
Proses Bisnis Internal 0,928
Reliabel 3
Pertumbuhan dan Pembelajaran 0,871
Reliabel Sumber: data diolah
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Perspektif Keuangan Financial Untuk menjawab perspektif keuangan, dilakukan analisis data dengan
menggunakan NPM, ROA, dan ROE. Analisis ini digunakan untuk melihat kinerja keuangan Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo pada tahun 2012-2013.
a. Net Profit Margin NPM Net Profit Margin
digunakan untuk menghitung berapa besar keuntungan yang dihasilkan dari pendapatan, dengan rumus:
NPM = x 100
Net Profit Margin Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012 dan 2013
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Perhitungan NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2012-2013
Tahun Laba Bersih Setelah Pajak
dalam rupiah Pendapatan
dalam rupiah NPM
2011 1.685.314.186
15.198.293.882 11
2012 531.920.322
16.863.096.356 3,15
2013 1.639.701.636
18.495.936.158 8,87
Sumber: bagian Keuangan RSPB
Berdasarkan nilai NPM RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil
sebagai berikut: Tabel 11. Perhitungan Trend NPM RSPB tahun 2011-2013
Tahun Kode waktu X
Nilai Rasio Y XY
X
2
Yt 2011
-1 11
-11 1
8,38 2012
3,15 7,67
2013 1
8,87 8,87
1 6,96
Jumlah 23,02
-2,13 2
23,01 a =
Ʃ Yn = 23,023
= 7,67 b = XYn
= - 2,133 = - 0,71
Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 7,67 – 0,71 X
Berikut ini adalah grafik NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013
berdasarkan perhitungan di atas:
Gambar III. Grafik NPM Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 Berdasarkan perhitungan tabel di atas, NPM Rumah Sakit Palang Biru
untuk tahun 2011- 2013 secara berurutan adalah 11, 3,15 dan 8,87.
2 4
6 8
10 12
2011 2012
2013 NPM
TREND
Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 hasil pelayanan jasa menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,11 pada tahun 2011 dan Rp0,03 pada tahun 2012
sedangkan pada tahun 2013 Rp 1,00 hasil penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,087.
NPM pada tahun 2011 bernilai positif sebesar 11. Hal ini disebabkan RS Palang Biru memiliki laba bersih sebesar Rp1.685.314.186 dari
pendapatan sebesar Rp15.198.293.882. Akan tetapi NPM pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar
3,15. Hal ini disebabkan penurunan laba bersih menjadi sebesar Rp531.920.322 dari pendapatan sebesar Rp16.863.096.356. Laba bersih
tahun 2012 mengalami penurunan disebabkan peningkatan biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan, pelatihan
peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain- lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS tersebut.
Sedangkan pada tahun 2013 NPM mengalami peningkatan 8,87 dikarenakan kenaikan laba bersih sebesar Rp1.639.701.636 dari pendapatan
Rp18.495.936.158. Kenaikan NPM tahun 2013 ini dikarenakan peningkatan pendapatan
yang memicu kenaikan laba bersih. Akan tetapi peningkatan NPM pada tahun 2013 masih berada dibawah NPM pada tahun 2011.
Berdasarkan analisis tren NPM RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa profit margin cenderung mengalami penurunan. Hal