Analisis Data dan Pembahasan

Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 hasil pelayanan jasa menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,11 pada tahun 2011 dan Rp0,03 pada tahun 2012 sedangkan pada tahun 2013 Rp 1,00 hasil penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,087. NPM pada tahun 2011 bernilai positif sebesar 11. Hal ini disebabkan RS Palang Biru memiliki laba bersih sebesar Rp1.685.314.186 dari pendapatan sebesar Rp15.198.293.882. Akan tetapi NPM pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar 3,15. Hal ini disebabkan penurunan laba bersih menjadi sebesar Rp531.920.322 dari pendapatan sebesar Rp16.863.096.356. Laba bersih tahun 2012 mengalami penurunan disebabkan peningkatan biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan, pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain- lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS tersebut. Sedangkan pada tahun 2013 NPM mengalami peningkatan 8,87 dikarenakan kenaikan laba bersih sebesar Rp1.639.701.636 dari pendapatan Rp18.495.936.158. Kenaikan NPM tahun 2013 ini dikarenakan peningkatan pendapatan yang memicu kenaikan laba bersih. Akan tetapi peningkatan NPM pada tahun 2013 masih berada dibawah NPM pada tahun 2011. Berdasarkan analisis tren NPM RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa profit margin cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan Rumah Sakit dalam menghasilkan laba bersih yang dihasilkan pendapatan dinilai kurang baik. b. Return On Assets ROA ROA digunakan untuk melihat kemampuan pengembalian investasi dalam total aktiva untuk mendapatkan laba bersih, dengan rumus: ROA = x 100 Return On Assets Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Perhitungan ROA RS Palang Biru Tahun 2012-2013 Tahun Laba Bersih Setelah Pajak dalam rupiah Total Aktiva dalam rupiah ROA 2011 1.685.314.186 9.226.237.420 18,05 2012 531.920.322 9.314.347.803 6,89 2013 1.639.701.636 14.610.389.885 11,22 Sumber: bagian keuangan RSPB Berdasarkan nilai ROA RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel 13. Perhitungan Trend ROA RSPB tahun 2011-2013 Tahun Kode waktu X Nilai Rasio Y XY X 2 Yt 2011 -1 18,05 -18,05 1 14,33 2012 6,89 12,05 2013 1 11,22 11,22 1 9,77 Jumlah 36,16 -6,83 2 36,15 a = Ʃ Yn = 36,163 = 12,05 b = XYn = - 6,833 = - 2,28 Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 12,05 – 2,28 X Berikut adalah grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 berdasarkan hasil perhitungan tersebut: Gambar IV. Grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROA Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2011-2013 secara berurutan adalah sebesar 18,05, 6,89 dan sebesar 11,22. Hal ini menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian yang diperoleh Rumah Sakit atas setiap investasi yang dilakukan pada tahun 2011 sebesar Rp0,18 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp0,0689 yang dibulatkan menjadi Rp0,07. Penurunan ROA pada tahun 2012 disebabkan peningkatan total pengeluaran biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2011 2012 2013 ROA TREND penyusutan, pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS tersebut. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan pengembalian menjadi sebesar Rp0,1122 atau dibulatkan menjadi Rp0,1. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba bagi perusahaan. Akan tetapi peningkatan ROA pada tahun 2013 masih berada dibawah ROA pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi mampu untuk memberikan laba bagi rumah sakit tersebut belum stabil. Berdasarkan analisis tren ROA RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa return on asset cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan aktiva yang dipergunakan rumah sakit untuk beroperasi dalam menghasilkan laba bersih dinilai kurang baik. c. Return On Equity ROE ROE digunakan untuk mengukur kemampuan mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana dalam perusahaan, dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam rumah sakit ROE = x 100 Return On Equity Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Perhitungan ROE RS Palang Biru tahun 2012-2013 Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak dalam rupiah Total Ekuitas dalam rupiah ROE 2011 1.685.314.186 6.802.808.140 24,8 2012 531.920.322 7.334.728.462 7,25 2013 1.639.701.636 8.974.430.098 18,3 Sumber: bagian keuangan RSPB Berdasarkan nilai ROE RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel 15. Perhitungan Trend ROE RSPB tahun 2011-2013 Tahun Kode waktu X Nilai Rasio Y XY X 2 Yt 2011 -1 24,8 -24,8 1 18,97 2012 7,25 16,8 2013 1 18,3 18,3 1 14,63 Jumlah 50,35 -6,5 2 50,4 a = Ʃ Yn = 50,353 = 16,8 b = XYn = - 6,53 = - 2,17 Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 16,8 – 2,17 X Berikut adalah grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 berdasarkan hasil perhitungan tersebut: Gambar V. Grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROE Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2011- 2013 secara berturutan adalah 24,8, 7,25 dan 18,3. ROE pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas dana Rumah Sakit Palang Biru mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,24. Akan tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 7,25. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas dana Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012 mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,072 atau dibulatkan menjadi Rp0,07. Tahun 2012 terjadi penurunan laba bersih dari sebesar Rp1.685.314.186 di tahun 2011 menjadi sebesar Rp531.920.322 yang disebabkan peningkatan pengeluaran biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan, pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS 5 10 15 20 25 30 2011 2012 2013 ROE TREND tersebut. Pada tahun 2013 ROE mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp0,18. ROE pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena kenaikan laba bersih menjadi sebesar Rp1.639.701.636 dari ekuitas sebesar Rp8.974.430.098. Akan tetapi peningkatan ROE pada tahun 2013 masih berada di bawah ROE pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan rumah sakit dalam mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana masih belum stabil. Berdasarkan analisis tren ROE RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa return on equity cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan rumah sakit dalam mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana dinilai kurang baik. 2. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang mereka. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana pelanggan memandang organisasi adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan Mahsun, 2006;168. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan hasil kuesioner dan data jumlah pasien a. Hasil olah Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui apakah pasien sudah merasa puas dalam menjalani pengobatan rawat inap di Rumah Sakit Palang Biru. Tujuan stratejik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan pelayanan jasa, fasilitas yang memadai, dan peningkatan keterampilankecekatan dari dokter dan perawat. 1 Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 11 = 55 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 11 = 11 Rentang Nilai = 55 – 11 = 44 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A1. Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 47 – 55 56 0,65 Sangat Puas 38 – 46 30 0,35 Puas 29 – 37 Netral 20 – 28 Kurang Puas 11 – 19 Tidak Puas Jumlah 86 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 66 pasien merasa sangat puas, dan 35 merasa puas. Rata-rata skornya sebesar 47,6 yang artinya pasien merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan pasien selama menjalani masa pengobatan di Rumah Sakit Palang Biru adalah sangat baik. 2 Kepuasan pasien terhadap pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit. Strategi ini diukur dengan menggunakan empat ukuran, yaitu pengobatan yang memuaskan selama menjalani perawatan di RS, keramahan semua karyawan rumah sakit, kenyamanan saat berada di dalam rumah sakit, serta sistem layanan administrasi dan keuangan yang mudah. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Jasa yang Diberikan Rumah Sakit Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Pasien Kumulatif 17 – 20 52 0,65 Sangat Puas 14 – 16 33 0,38 Puas 11 – 13 1 0,01 Netral 8 – 10 Kurang Puas 4 – 7 Tidak Puas Jumlah 86 1 Tabel di atas didapat berdasarkan perhitungan di bawah ini: Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4 Rentang Nilai = 20 – 4 = 16 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A2. Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 60 pasien merasa sangat puas, 38 merasa puas, dan 1 bersikap netral. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap jasa yang diberikan Rumah Sakit. Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya KMKRI. NO.1087MENKESSKVII2010. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.07 yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pelayanan di Rumah Sakit Palang Biru sangat baik. 3 Kepuasan pasien terhadap kecepatan dan tepat waktu pelayanan. Strategi ini diukur dengan menggunakan tiga ukuran, yaitu pemeriksaan yang rutin oleh dokter, kecepatan pelayanan yang diberikan perawat, serta pemberian obat dan makanan yang selalu tepat waktu. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4 Rentang Nilai = 20 – 4 = 16 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A3. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan dan Tepat Waktu Pelayanan Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 17 – 20 61 0,71 Sangat Puas 14 – 16 25 0,29 Puas 11 – 13 Netral 8 – 10 Kurang Puas 4 – 7 Tidak Puas Jumlah 86 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 71 pasien merasa sangat puas dan 29 pasien merasa puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. Kecepatan dan ketepatan waktu sangatlah penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Hal ini dapat mencerminkan tingkat profesionalisme para pekerja rumah sakit. Semakin tinggi tingkat kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas para pekerja rumah sakit tersebut. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.8 yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien adalah sangat baik. 4 Kepuasan pasien terhadap fasilitas yang memadai. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran yaitu fasilitas yang bagus dan memadai. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 1 = 5 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 1 = 1 Rentang Nilai = 5 – 1 = 4 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A4. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Fasilitas yang Memadai Kelas Interval Kelompok Pasien Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 5 32 0,37 Sangat Puas 4 51 0,59 Puas 3 2 0,02 Netral 2 1 0,01 Kurang Puas 1 Tidak Puas Jumlah 86 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 37 pasien merasa sangat puas, 59 merasa puas, 2 pasien bersikap netral, dan 1 merasa kurang puas terhadap fasilitas yang diberikan rumah sakit. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit. Fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar dalam rumah sakit merupakan instrumen pentingwajib yang harus diberikan rumah sakit untuk pasiennya. Pemberian fasilitas yang bagus dan sesuai dengan kelas ruangan akan memberikan kepuasan pada pasien yang menggunakannya. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 4,3 yang artinya pasien merasa puas terhadap fasilitas yang diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian fasilitas yang diberikan rumah sakit adalah baik. 5 Kepuasan pasien terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat. Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran yaitu ketrampilan perawat dalam mengurus pasien, serta tanggapan memuaskan dari dokterperawat atas keluhan pasien Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2 Rentang Nilai = 10 – 2 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A5. Berikut adalah tabel distribusi frekuensinya: Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Ketrampilan Dari Dokter dan Perawat Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Pasien Kumulatif 9 – 10 38 0,44 Sangat Puas 7 – 8 48 0,56 Puas 5 – 6 Netral 3 – 4 Kurang Puas 2 Tidak Puas Jumlah 86 1 Berdasarkan tabel frekuensi tersebut diketahui bahwa 44 pasien merasa sangat puas dan 56 merasa puas terhadap ketrampilan dokter dan perawat. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata- rata pasien merasa puas terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat dalam memberikan pengobatan kepada pasien di Rumah Sakit. Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan demi meningkatnya derajat kesehatan dalam masyarakat. Dalam hal ini ketrampilan dari dokter dan perawat tentunya sangat dibutuhkan. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 8,4 yang artinya pasien merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa ketrampilan dari dokter dan perawat dalam mengobati pasien di rumah sakit tersebut adalah baik. b. Hasil Data Jumlah Pasien Berdasarkan data jumlah pasien yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat retensi pasien dan akuisisi pasien 1 Retensi Pelanggan Retensi pelanggan digunakan untuk melihat apakah rumah sakit mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada. Retensi pelanggan dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah pasien yang tetap setia kunjungan ulang dengan total kunjungan. Adapun retensi pelanggan pasien dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 21. Retensi Pasien Rumah Sakit Palang Biru tahun 2011-2013 KETERANGAN 2011 2012 2013 Kunjungan Ulang 19.486 21.270 23.001 Total Kunjungan 28.527 30.904 34.429 Retensi Pasien 68,3 68,8 66,8 Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013 Retensi pasien Rumah Sakit palang Biru pada tabel di atas, tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dan sedikit menurun pada tahun 2013. Retensi pasien ini menunjukkan bahwa rumah sakit mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada ada dengan melihat dari jumlah kunjungan pasien lama yang terus meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa retensi pasientingkat rumah sakit dalam mempertahankan pasien adalah baik. 2 Akuisisi Pelanggan Akuisisi pelanggan diukur dengan melihat tingkat dimana rumah sakit mampu menarik pasien baru, yaitu dengan mengurangi antara jumlah pasien tahun berjalan dengan jumlah pasien tahun lalu kemudian dibagi dengan jumlah anggota tahun lalu. Adapun akuisisi pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut Tabel 22. Akuisisi Pasien Rumah Sakit Palang Biru KETERANGAN 2011 2012 2013 Jumlah Pasien 28.527 30.904 34.429 Tambahan Pasien 2.377 3.525 Akuisisi Pasien 8,33 11,4 Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013 Akuisisi pasien pada Rumah Sakit Palang Biru pada tabel di atas, pada tahun 2012 sampai dengan 2013 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat dimana rumah sakit mampu menarik pasien baru dapat terus mengalami peningkatan. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan rumah sakit dalam menarik pasien baru adalah sangat baik. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas, waktu penyerahan, waktu tunggu, dan sebagainya. Indikator ini memungkinkan kita untuk menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar dengan benchmarks , dan atau mencapai target dan sasaran. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan kuesioner Mahsun, 2006: 171. Tujuan yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan penggunaan teknologi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan mutu pengobatan, serta kualitas sarana prasarana yang memadai. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. 1 Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 15 = 75 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 15 = 15 Rentang Nilai = 75 – 15 = 60 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A6. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif 64 – 75 2 0,1 Sangat Puas 52 – 63 13 0,65 Puas 40 – 51 5 0,25 Netral 28 – 39 Kurang Puas 15 – 27 Tidak Puas Jumlah 20 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10 manajer merasa sangat puas, 65 merasa puas dan 25 bersikap netral. Rata-rata skornya sebesar 54,3 yang artinya manajer merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan manajer selama bekerja di Rumah Sakit Palang Biru adalah baik. 2 Kepuasan ManajerKepala Bidang terhadap penggunaan teknologi Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu pelayanan administrasi dan keuangan yang didukung informasi keuangan berbasis komputer, serta penyediaan layanan dan informasi melalui internet. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2 Rentang Nilai = 10 – 2 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A7. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Penggunaan Teknologi Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif 9 – 10 Sangat Puas 7 – 8 16 0,8 Puas 5 – 6 4 0,2 Netral 3 – 4 Kurang Puas 2 Tidak Puas Jumlah 20 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 80 manajer merasa puas 20 bersikap netral. Rata-rata skornya sebesar 7,1 yang artinya manaer sudah merasa puas dengan penggunaan teknologi dalam rumah sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan tenologi di Rumah Sakit Palang Biru dinilai baik. 3 Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas SDM Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu dokter yang aktif mengikuti forum kesehatan, serta peningkatan kualifikasi penerimaan tenaga kerja. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 7 = 35 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 7 = 7 Rentang Nilai = 35 – 7 = 28 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A8. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Peningkatan Kualitas SDM Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 30 – 35 1 0,05 Sangat Puas 24 – 29 11 0,55 Puas 19 – 23 6 0,30 Netral 13 – 18 2 0,10 Kurang Puas 7 – 12 Tidak Puas Jumlah 20 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 5 manajer merasa sangat puas, 55 manajer merasa puas, 30 bersikap netral dan 10 merasa kurang puas. Peningkatan kualitas SDM merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dapat dilakukan dengan dokter yang aktif mengikuti forum kesehatan, proses recruitment pegawai yang sangat selektif, dll. Semakin tinggi kualitas SDM yang dimiliki Rumah Sakit tentunya akan mnciptakan kualitas kerja karyawan yang lebih baik. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 24,25 yang artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas SDM di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kualitas SDM dalam RS tersebut dapat dikatakan baik. 4 Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pengobatan yang selalu diperbaharuiupdate sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 1 = 5 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 1 = 1 Rentang Nilai = 5 – 1 = 4 Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif 5 2 0,1 Sangat Puas 4 7 0,35 Puas 3 11 0,55 Netral 2 Kurang Puas 1 Tidak Puas Jumlah 20 1 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A9. Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10 manajer merasa sangat puas, 35 manajer merasa puas, 55 bersikap netral. Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya KMKRI. NO.1087MENKESSKVII2010. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 3,55 yang artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas pengobatan di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kualitas pengobatan dalam RS tersebut dapat dikatakan baik 5 Kepuasan manajer terhadap kualitas sarana prasarana yang memadai Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu fasilitas yang sudah memadai serta memenuhi aspek keselamatan dan keamanan yang sesuai dengan standar pelayaanan rumah sakit. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 5 = 25 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 5 = 5 Rentang Nilai = 25 – 5 = 20 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A10. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Kualitas Sarana Prasarana yang Memadai Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 22 – 25 3 0,15 Sangat Puas 18 – 21 12 0,60 Puas 14 – 17 5 0,25 Netral 10 – 13 Kurang Puas 5 – 9 Tidak Puas Jumlah 20 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 15 manajer merasa sangat puas, 60 manajer merasa puas, 25 bersikap netral. Seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa “Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, SDM, kefarmasian, dan peralatan”, yang mana persyaratan-persyaratan tersebut salah satunya harus memenuhi unsur K3 didalamnya. Pada pasal 9 disebutkan yakni bangunan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, harus sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 19,45 yang artinya manajer merasa puas dengan kualitas sarana prasarana yang memadai di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas sarana prasarana dalam RS tersebut dapat dinilai baik. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan di masa depan. Mengukur hasil dari tindakan dan aktivitas dalam perspektif ini mungkin tidak dapat dilakukan karena hasilnya tidak sesegera dapat diketahui dan bersifat jangka panjang. Dalam banyak kejadian, mungkin diperlukan ukuran pengganti sebagai indikator kinerja Mahsun, 2006:173. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada karyawan. Tujuan stratejik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan kepuasan kerja karyawan, pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi, serta kapabilitas sistem informasi. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing- masing responden. a. Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 10 = 50 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 10 = 10 Rentang Nilai = 50 – 10 = 40 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A11. Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 43 – 50 7 0,07 Sangat Puas 35 – 42 45 0,45 Puas 27 – 34 37 0,37 Netral 19 – 26 11 0,11 Kurang Puas 10 – 18 Tidak Puas Jumlah 100 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 7 karyawan merasa sangat puas, 45 merasa puas, 37 bersikap netral dan 11 merasa kurang puas. Rata-rata skornya sebesar 34,2 yang artinya karyawan bersikap netral dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan karyawan selama bekerja di RS tersebut dapat dikatakan cukup. b. Kepuasan karyawan terhadap peningkatan kepuasan kerja. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu kepuasan karyawan bekerja di rumah sakit Palang Biru. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2 Rentang Nilai = 10 – 2 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A12. Berikut adalah penyusunan tabel distribusi frekuensi kuesioner tersebut: Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 9 – 10 8 0,08 Sangat Puas 7 – 8 77 0,77 Puas 5 – 6 14 0,14 Netral 3 – 4 1 0,01 Kurang Puas 2 Tidak Puas Jumlah 100 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 8 karyawan merasa sangat puas, 77 merasa puas, 14 bersikap netral, dan 1 merasa kurang puas terhadap peningkatan kepuasan kerja. Peningkatan kepuasan kerja karyawan sangatlah penting. Semakin meningkatnya kepuasan kerja karyawan yang bekerja di Rumah Sakit tersebut, maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan yang selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 7,5 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit tersebut adalah baik. c. Kepuasan karyawan terhadap pengembangan karyawan. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan karyawan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2 Rentang Nilai = 10 – 2 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A13. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Pengembangan Karyawan Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 9 – 10 7 0,07 Sangat Puas 7 – 8 48 0,48 Puas 5 – 6 28 0,28 Netral 3 – 4 16 0,16 Kurang Puas 2 1 0,01 Tidak Puas Jumlah 100 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 7 karyawan merasa sangat puas, 48 merasa puas, 28 bersikap netral, 16 merasa kurang puas dan 1 merasa tidak puas terhadap pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan tentunya perlu dilakukan guna menambah kualitas kerja karyawan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan trainingpelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kepada karyawan. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 7 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan karyawan di Rumah Sakit tersebut adalah baik. d. Kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, peningkatan ketanggapan terhadap kebutuhan pegawai, pemberian motivasi kepada karyawan, serta pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing- masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4 Rentang Nilai = 20 – 4 = 16 Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Penciptaan Iklim Yang Mendorong Timbulnya Motivasi Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kategori Kelompok Responden Kumulatif 17 – 20 12 0,12 Sangat Puas 14 – 16 34 0,34 Puas 11 – 13 31 0,31 Netral 8 – 10 21 0,21 Kurang Puas 4 – 7 2 0,02 Tidak Puas Jumlah 100 1 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A14. Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 12 karyawan merasa sangat puas, 34 merasa puas, 31 bersikap netral, 21 merasa kurang puas dan 2 merasa tidak puas. Ukuran stratejik yang dipakai dalam kuesioner untuk menguji frekuensi kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi diantaranya ketanggapan terhadap keinginan dan kebutuhan pegawai, pelibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, pemberian motivasi kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif, pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi. Penghargaan tersebut tidak selalu berwujud uang tetapi dapat berbentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang dicapai. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya 12,85 yang artinya karyawan bersikap netral. Hal ini mengindikasikan bahwa penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi di RS tersebut dapat dikatakan cukup. e. Kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran stratejik, yaitu karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2 Rentang Nilai = 10 – 2 = 8 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A15. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 32. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan terhadap Kapabilitas Sistem Informasi Kelas Interval Kelompok Responden Frekuensi Frekuensi Kumulatif Kategori 9 – 10 19 0,19 Sangat Puas 7 – 8 46 0,46 Puas 5 – 6 29 0,29 Netral 3 – 4 6 0,06 Kurang Puas 2 Tidak Puas Jumlah 100 1 Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa 19 karyawan merasa sangat puas, 46 merasa puas, 29 bersikap netral, dan 6 merasa kurang puas. Kapabilitas Sistem informasi yang dimaksudkan dalam ukuran stratejik tersebut adalah karyawan dapat mengakses semua informasi yang dimaksudkan, dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan diberikan dengan jelas. Rata-rata skornya 7,23 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kapabilitas sistem informasi di RS tersebut dapat dikatakan baik. C. Penilaian Kinerja Rumah Sakit Berdasarkan Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard 1. Perspektif Keuangan Data yang digunakan untuk menilai kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif keuangan adalah data primer yang bersumber pada laporan keuangan periode 2011- 2013 yang dinilai kurang baik berdasarkan rasio NPM, ROA, dan ROE dari laporan keuangan rumah sakit tersebut yang dinilai masih belum stabil karena laba bersih keuangan rumah sakit yang fluktuatif yang dengan adanya tren rasio yang terus menurun. 2. Perspektif Pelanggan Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif pelanggan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada pasien. Ukuran strategik yang digunakan adalah pelayanan jasa yang diberikan, kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan, fasilitas yang memadai, ketrampilan dari dokter dan perawat, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan. Penilaian kinerja ini ditentukan berdasarkan kriteria berikut: Tabel 33. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan Kategori Skor Kriteria Penilaian Kinerja Sangat Puas 5 Sangat Baik Puas 4 Baik Netral 3 Sedang Kurang Puas 2 Kurang Baik Tidak Puas 1 Tidak Baik Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut perspektif pelanggan, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas. Tabel 34. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Pelanggan No Ukuran Strategik Kategori Sikap Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1 Pelayanan Jasa yang diberikan Sangat Puas 5 Sangat Baik 2 Kecepatan dan ketepatan Waktu Pelayanan Sangat Puas 5 Sangat Baik 3 Fasilitas yang memadai Puas 4 Baik 4 Ketrampilan Dokter dan Perawat Puas 4 Baik 5 Retensi Pelanggan Baik 4 Baik 6 Akuisisi Pelanggan Sangat Baik 5 Sangat Baik Rata-Rata Skor 4,5 = 5 Sangat Baik Berdasarkan tabel penilaian kinerja RS di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif pelanggan adalah sangat baik karena rumah sakit memberikan kenyamanan bagi pasien yang menjalani pengobatan dalam rumah sakit, sistem administrasi dan keuangan yang mudah, dan karyawan yang ramah sehingga member nilai tambah bagi kepuasan pasien pada pelayanan jasa yang diberikan rumah sakit. Selain itu, pemeriksaan rutin oleh dokter, kecepatan pelayanan yang dilakukan perawat, fasilitas yang bagus, dan keterampilankecekatan perawat dalam menangani pasien juga menambah kepuasan pasien selama menjalani masa pengobatan di rumah sakit Palang Biru. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif proses bisnis internal adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada manajer. Ukuran strategik yang digunakan adalah kepuasan manajer terhadap penggunaan teknologi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas pengobatan, sarana prasarana yang memadai. Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut perspektif proses bisnis internal, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas. Tabel 35. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal No. Ukuran Strategik Kategori Sikap Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1 Penggunaan teknologi Puas 4 Baik 2 Peningkatan Kualitas SDM Puas 4 Baik 3 Peningkatan Kualitas Pengobatan Puas 4 Baik 4 Sarana Prasarana yang memadai Puas 4 Baik Rata-rata skor 4 Baik Berdasarkan tabel penilaian kinerja rumah sakit di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif proses binis internal adalah baik. Rumah Sakit Palang Biru sudah menyediakan pelayanan administrasi dan keuangan yang telah didukung informasi keuangan berbasis komputer serta penyediaan layanan dan informasi melalui internet, hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan teknologi di rumah sakit tersebut tergolong baik. Fasilitas yang terdapat pada RS Palang Biru sudah memadai dan telah memenuhi aspek keselamatan dan keamanan yang sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit yang tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: MENKESPER2009 Tentang Perizinan Rumah Sakit. Selain itu pihak rumah sakit juga menjelaskan bahwa peningkatan kualitas pengobatan telah dilakukan dengan upaya pengobatan yang selalu diperbaharuidiupdate sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada karyawan. Ukuran strategik yang digunakan adalah peningkatan kepuasan kerja, pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong motivasi, kapabilitas sistim informasi Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut perspektif proses bisnis internal pertumbuhan dan pembelajaran, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas. Tabel 36. Penilaian Kinerja Rumah Sakit berdasarkan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran No. Ukuran Strategik Kategori Sikap Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1 Peningkatan kepuasan kerja Puas 4 Baik 2 Pengembangan Karyawan Puas 4 Baik 3 Penciptaan Iklim yang mendorong motivasi Netral 3 Cukup 4 Kapabilitas Sistim Informasi Puas 4 Baik Rata-rata skor 3,75 = 4 Baik Berdasarkan tabel penilaian kinerja rumah sakit di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. RS Palang Biru melakukan pengembangan karyawan dengan cara memberikan trainingpelatihan kepada karyawan dan juga rutin memberikan rekoleksiretret kepada karyawannya. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien. Dalam hal penciptaan iklim yang mendorong motivasi dalam rumah sakit ini dinilai cukup karena RS tersebut kurang tanggap terhadap kebutuhan pegawai dan dalam hal pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi. Diharapkan pihak rumah sakit dapat meningkatkan pemberian motivasi kepada karyawannya agar dapat memberikan dorongan untuk bekerja dengan lebih baik yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dalam strategi kapabilitas sistem informasi pada RS Palang biru sudah dapat dikatakan baik karena karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan sudah diberikan dengan jelas.

D. Penilaian Kinerja secara Keseluruhan

Agar dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari empat perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian kinerja masing-masing perspektif antara 1 buruk sampai 5 Sangat Baik dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik, dan sangat baik. Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja yang ditetapkan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 37. Kriteria Penilaian Kinerja Rumah Sakit secara Keseluruhan Kategori Skor Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 1 Buruk 1,9 – 2,6 2 Kurang 2,7 – 3,4 3 Sedang 3,5 – 4,2 4 Baik 4,3 – 5,0 5 Sangat Baik Sumber: Sugiyono 2001 Berikut adalah penilaian kinerja rumah sakit secara keseluruhan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas: Tabel 38. Penilaian Kinerja Rumah Sakit Palang Biru secara Keseluruhan dan menurut Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard No. Perspektif Skor Akhir Penilaian Kinerja 1 Pelanggan 4,5 Baik 2 Keuangan 2 Kurang baik 3 Proses Bisnis Internal 4 Baik 4 Pembelajaran dan Pertumbuhan 3,75 Baik Rata-rata skor akhir 3,6 Baik Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata skor akhir yang diperoleh adalah 3,6. Berdasarkan kriteria dalam tabel 39 rata-rata skor ini termasuk dalam rentang nilai 3,5 – 4,2, dengan penilaian kinerja adalah baik. Berarti kinerja Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo adalah baik 90

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja Rumah Sakit Palang Biru apabila diukur dengan menggunakan metode Balanced Scorecard adalah sebagai berikut: Kinerja Rumah Sakit menurut perspektif pelanggan adalah sangat baik, dengan skor akhir adalah 4,5. Sedangkan perspektif keuangan adalah kurang baik, dengan skor akhir 2, perspektif proses bisnis internal adalah baik, dengan skor 4, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah baik, dengan skor akhir 3,75. Akan tetapi pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran masih perlu ditingkatkan peciptaan iklim yang mendorong motivasi kepada karyawan karena masih dinilai cukup. Dari hasil analisis dan penilaian kerja diketahui bahwa rata-rata skor akhir yang diperoleh adalah 3,6. Berdasarkan kriteria penilaian kinerja rumah sakit secara keseluruhan, rata-rata skor ini termasuk dalam rentang nilai 3,4 – 4,2, dengan penilaian kinerja adalah baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Rumah Sakit Palang Biru adalah baik.