Analisis Data dan Pembahasan
Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 hasil pelayanan jasa menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,11 pada tahun 2011 dan Rp0,03 pada tahun 2012
sedangkan pada tahun 2013 Rp 1,00 hasil penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,087.
NPM pada tahun 2011 bernilai positif sebesar 11. Hal ini disebabkan RS Palang Biru memiliki laba bersih sebesar Rp1.685.314.186 dari
pendapatan sebesar Rp15.198.293.882. Akan tetapi NPM pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya menjadi sebesar
3,15. Hal ini disebabkan penurunan laba bersih menjadi sebesar Rp531.920.322 dari pendapatan sebesar Rp16.863.096.356. Laba bersih
tahun 2012 mengalami penurunan disebabkan peningkatan biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan, pelatihan
peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain- lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS tersebut.
Sedangkan pada tahun 2013 NPM mengalami peningkatan 8,87 dikarenakan kenaikan laba bersih sebesar Rp1.639.701.636 dari pendapatan
Rp18.495.936.158. Kenaikan NPM tahun 2013 ini dikarenakan peningkatan pendapatan
yang memicu kenaikan laba bersih. Akan tetapi peningkatan NPM pada tahun 2013 masih berada dibawah NPM pada tahun 2011.
Berdasarkan analisis tren NPM RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa profit margin cenderung mengalami penurunan. Hal
ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan Rumah Sakit dalam menghasilkan laba bersih yang dihasilkan pendapatan dinilai kurang baik.
b. Return On Assets ROA ROA digunakan untuk melihat kemampuan pengembalian investasi dalam
total aktiva untuk mendapatkan laba bersih, dengan rumus: ROA =
x 100 Return On Assets
Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 12. Perhitungan ROA RS Palang Biru Tahun 2012-2013 Tahun
Laba Bersih Setelah Pajak dalam rupiah
Total Aktiva dalam rupiah
ROA 2011
1.685.314.186 9.226.237.420
18,05 2012
531.920.322 9.314.347.803
6,89 2013
1.639.701.636 14.610.389.885
11,22 Sumber: bagian keuangan RSPB
Berdasarkan nilai ROA RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil
sebagai berikut: Tabel 13. Perhitungan Trend ROA RSPB tahun 2011-2013
Tahun Kode waktu X
Nilai Rasio Y XY
X
2
Yt 2011
-1 18,05
-18,05 1
14,33 2012
6,89 12,05
2013 1
11,22 11,22
1 9,77
Jumlah 36,16
-6,83 2
36,15
a = Ʃ Yn
= 36,163 = 12,05
b = XYn = - 6,833
= - 2,28
Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 12,05 – 2,28 X
Berikut adalah grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 berdasarkan hasil perhitungan tersebut:
Gambar IV. Grafik ROA Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROA Rumah Sakit Palang
Biru pada tahun 2011-2013 secara berurutan adalah sebesar 18,05, 6,89 dan sebesar 11,22. Hal ini menyimpulkan bahwa tingkat
pengembalian yang diperoleh Rumah Sakit atas setiap investasi yang dilakukan pada tahun 2011 sebesar Rp0,18 dan mengalami penurunan pada
tahun 2012 menjadi sebesar Rp0,0689 yang dibulatkan menjadi Rp0,07. Penurunan ROA pada tahun 2012 disebabkan peningkatan total
pengeluaran biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
2011 2012
2013 ROA
TREND
penyusutan, pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada
RS tersebut. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan pengembalian menjadi sebesar Rp0,1122 atau dibulatkan menjadi Rp0,1.
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Akan tetapi peningkatan ROA pada tahun 2013 masih berada dibawah ROA pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan aktiva yang
dipergunakan untuk beroperasi mampu untuk memberikan laba bagi rumah sakit tersebut belum stabil.
Berdasarkan analisis tren ROA RSPB pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa return on asset cenderung mengalami penurunan. Hal
ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan aktiva yang dipergunakan rumah sakit untuk beroperasi dalam menghasilkan laba bersih dinilai
kurang baik. c. Return On Equity ROE
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana dalam perusahaan, dengan membandingkan
antara laba dengan modal yang digunakan dalam rumah sakit ROE =
x 100
Return On Equity Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012-2013 dapat
dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Perhitungan ROE RS Palang Biru tahun 2012-2013
Tahun Laba Bersih Sebelum Pajak
dalam rupiah Total Ekuitas
dalam rupiah ROE
2011 1.685.314.186
6.802.808.140 24,8
2012 531.920.322
7.334.728.462 7,25
2013 1.639.701.636
8.974.430.098 18,3
Sumber: bagian keuangan RSPB Berdasarkan nilai ROE RS Palang Biru tahun 2011 -2013, trend atau
kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel 15. Perhitungan Trend ROE RSPB tahun 2011-2013 Tahun
Kode waktu X Nilai Rasio Y
XY X
2
Yt 2011
-1 24,8
-24,8 1
18,97 2012
7,25 16,8
2013 1
18,3 18,3
1 14,63
Jumlah 50,35
-6,5 2
50,4 a =
Ʃ Yn = 50,353
= 16,8 b = XYn
= - 6,53 = - 2,17
Jadi persamaan trend untuk NPM adalah Y = 16,8 – 2,17 X
Berikut adalah grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 berdasarkan hasil perhitungan tersebut:
Gambar V. Grafik ROE Rumah Sakit Palang Biru Tahun 2011-2013 Dapat diketahui dari tabel di atas bahwa ROE Rumah Sakit Palang
Biru pada tahun 2011- 2013 secara berturutan adalah 24,8, 7,25 dan 18,3. ROE pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas
dana Rumah Sakit Palang Biru mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,24. Akan tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi
sebesar 7,25. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1,00 ekuitas dana Rumah Sakit Palang Biru pada tahun 2012 mampu menghasilkan laba
bersih sebesar Rp0,072 atau dibulatkan menjadi Rp0,07. Tahun 2012 terjadi penurunan laba bersih dari sebesar Rp1.685.314.186 di tahun 2011
menjadi sebesar Rp531.920.322 yang disebabkan peningkatan pengeluaran biaya diantaranya biaya transportasi dan akomodasi, biaya penyusutan,
pelatihan peningkatan SDM, dan penyediaan makan staf dan pasien dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan perbaikan sistem pada RS
5 10
15 20
25 30
2011 2012
2013 ROE
TREND
tersebut. Pada tahun 2013 ROE mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp0,18. ROE pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena kenaikan
laba bersih menjadi sebesar Rp1.639.701.636 dari ekuitas sebesar Rp8.974.430.098.
Akan tetapi peningkatan ROE pada tahun 2013 masih berada di bawah ROE pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa kemampuan rumah sakit
dalam mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana masih belum stabil. Berdasarkan analisis tren ROE RSPB pada tahun 2011-2013
menunjukkan bahwa return on equity cenderung mengalami penurunan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan rumah sakit dalam
mengatur efisiensi penggunaan ekuitas dana dinilai kurang baik. 2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang mereka. Indikator
yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana pelanggan memandang organisasi adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui
survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan Mahsun, 2006;168. Teknik
pengukuran perspektif ini menggunakan hasil kuesioner dan data jumlah pasien
a. Hasil olah Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui apakah pasien sudah merasa
puas dalam menjalani pengobatan rawat inap di Rumah Sakit Palang Biru. Tujuan stratejik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi
peningkatan pelayanan jasa, fasilitas yang memadai, dan peningkatan keterampilankecekatan dari dokter dan perawat.
1 Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 11 = 55
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 11 = 11 Rentang Nilai = 55
– 11 = 44 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A1. Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut: Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien
Kelas Interval Kelompok Pasien
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
47 – 55
56 0,65
Sangat Puas 38
– 46 30
0,35 Puas
29 – 37
Netral 20
– 28 Kurang Puas
11 – 19
Tidak Puas Jumlah
86 1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 66 pasien merasa sangat puas, dan 35 merasa puas. Rata-rata skornya sebesar
47,6 yang artinya pasien merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan pasien selama menjalani masa pengobatan di Rumah
Sakit Palang Biru adalah sangat baik. 2 Kepuasan pasien terhadap pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit.
Strategi ini diukur dengan menggunakan empat ukuran, yaitu pengobatan yang memuaskan selama menjalani perawatan di RS,
keramahan semua karyawan rumah sakit, kenyamanan saat berada di dalam rumah sakit, serta sistem layanan administrasi dan keuangan
yang mudah. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Jasa yang
Diberikan Rumah Sakit Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Kategori Kelompok Pasien
Kumulatif 17
– 20 52
0,65 Sangat Puas
14 – 16
33 0,38
Puas 11
– 13 1
0,01 Netral
8 – 10
Kurang Puas 4
– 7 Tidak Puas
Jumlah 86
1
Tabel di atas didapat berdasarkan perhitungan di bawah ini: Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4 Rentang Nilai = 20
– 4 = 16
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A2.
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 60 pasien merasa sangat puas, 38 merasa puas, dan 1 bersikap netral. Dari
data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap jasa yang diberikan Rumah Sakit.
Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai
intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya KMKRI. NO.1087MENKESSKVII2010.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.07 yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang
diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pelayanan di Rumah Sakit Palang Biru sangat baik.
3 Kepuasan pasien terhadap kecepatan dan tepat waktu pelayanan. Strategi ini diukur dengan menggunakan tiga ukuran, yaitu
pemeriksaan yang rutin oleh dokter, kecepatan pelayanan yang diberikan perawat, serta pemberian obat dan makanan yang selalu tepat
waktu. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4 Rentang Nilai = 20
– 4 = 16 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A3. Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut: Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Kecepatan
dan Tepat Waktu Pelayanan Kelas Interval
Kelompok Pasien Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Kategori
17 – 20
61 0,71
Sangat Puas 14
– 16 25
0,29 Puas
11 – 13
Netral 8
– 10 Kurang Puas
4 – 7
Tidak Puas Jumlah
86 1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 71 pasien merasa sangat puas dan 29 pasien merasa puas. Dari data tersebut
kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien merasa sangat puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit. Kecepatan dan ketepatan waktu sangatlah penting dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Hal ini dapat mencerminkan
tingkat profesionalisme para pekerja rumah sakit. Semakin tinggi tingkat kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan, maka akan
semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas para pekerja rumah sakit tersebut.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 17.8 yang artinya pasien merasa sangat puas dengan pelayanan jasa yang
diberikan Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kepada pasien adalah sangat baik. 4 Kepuasan pasien terhadap fasilitas yang memadai.
Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran yaitu fasilitas yang bagus dan memadai.
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 1 = 5 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 1 = 1
Rentang Nilai = 5 – 1 = 4
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A4.
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Fasilitas yang Memadai
Kelas Interval Kelompok Pasien
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
5 32
0,37 Sangat Puas
4 51
0,59 Puas
3 2
0,02 Netral
2 1
0,01 Kurang Puas
1 Tidak Puas
Jumlah 86
1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 37 pasien merasa sangat puas, 59 merasa puas, 2 pasien bersikap netral, dan
1 merasa kurang puas terhadap fasilitas yang diberikan rumah sakit. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata pasien
merasa puas terhadap kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan yang diberikan Rumah Sakit.
Fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar dalam rumah sakit merupakan instrumen pentingwajib yang harus diberikan rumah
sakit untuk pasiennya. Pemberian fasilitas yang bagus dan sesuai dengan kelas ruangan akan memberikan kepuasan pada pasien yang
menggunakannya.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 4,3 yang artinya pasien merasa puas terhadap fasilitas yang diberikan
Rumah Sakit. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian fasilitas yang diberikan rumah sakit adalah baik.
5 Kepuasan pasien terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat. Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran yaitu ketrampilan
perawat dalam mengurus pasien, serta tanggapan memuaskan dari dokterperawat atas keluhan pasien
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2
Rentang Nilai = 10 – 2 = 8
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A5.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensinya: Tabel 20. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Terhadap Ketrampilan
Dari Dokter dan Perawat Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Kategori Kelompok Pasien
Kumulatif 9
– 10 38
0,44 Sangat Puas
7 – 8
48 0,56
Puas 5
– 6 Netral
3 – 4
Kurang Puas 2
Tidak Puas Jumlah
86 1
Berdasarkan tabel frekuensi tersebut diketahui bahwa 44 pasien merasa sangat puas dan 56 merasa puas terhadap ketrampilan dokter
dan perawat. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata- rata pasien merasa puas terhadap ketrampilan dari dokter dan perawat
dalam memberikan pengobatan kepada pasien di Rumah Sakit. Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan pengobatan bagi
yang membutuhkan demi meningkatnya derajat kesehatan dalam masyarakat. Dalam hal ini ketrampilan dari dokter dan perawat
tentunya sangat dibutuhkan. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 8,4
yang artinya pasien merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa ketrampilan dari dokter dan perawat dalam mengobati pasien di rumah
sakit tersebut adalah baik. b. Hasil Data Jumlah Pasien
Berdasarkan data jumlah pasien yang diperoleh digunakan untuk mengetahui tingkat retensi pasien dan akuisisi pasien
1 Retensi Pelanggan Retensi pelanggan digunakan untuk melihat apakah rumah sakit mampu
mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada. Retensi pelanggan dapat dilihat dari perbandingan antara jumlah pasien yang tetap setia
kunjungan ulang dengan total kunjungan. Adapun retensi pelanggan pasien dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21. Retensi Pasien Rumah Sakit Palang Biru tahun 2011-2013
KETERANGAN 2011
2012 2013
Kunjungan Ulang 19.486
21.270 23.001
Total Kunjungan 28.527
30.904 34.429
Retensi Pasien 68,3
68,8 66,8
Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013 Retensi pasien Rumah Sakit palang Biru pada tabel di atas, tahun 2011
sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan dan sedikit menurun pada tahun 2013. Retensi pasien ini menunjukkan bahwa rumah sakit
mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada ada dengan melihat dari jumlah kunjungan pasien lama yang terus meningkat. Maka
dapat disimpulkan bahwa retensi pasientingkat rumah sakit dalam mempertahankan pasien adalah baik.
2 Akuisisi Pelanggan Akuisisi pelanggan diukur dengan melihat tingkat dimana rumah sakit
mampu menarik pasien baru, yaitu dengan mengurangi antara jumlah pasien tahun berjalan dengan jumlah pasien tahun lalu kemudian dibagi
dengan jumlah anggota tahun lalu. Adapun akuisisi pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 22. Akuisisi Pasien Rumah Sakit Palang Biru
KETERANGAN 2011
2012 2013
Jumlah Pasien 28.527
30.904 34.429
Tambahan Pasien 2.377
3.525 Akuisisi Pasien
8,33 11,4
Sumber: Data Kepegawaian RSPB tahun 2011-2013
Akuisisi pasien pada Rumah Sakit Palang Biru pada tabel di atas, pada tahun 2012 sampai dengan 2013 cenderung mengalami peningkatan. Hal
ini menunjukan bahwa tingkat dimana rumah sakit mampu menarik pasien baru dapat terus mengalami peningkatan. Maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemampuan rumah sakit dalam menarik pasien baru adalah sangat baik.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas, waktu penyerahan,
waktu tunggu, dan sebagainya. Indikator ini memungkinkan kita untuk menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar dengan
benchmarks , dan atau mencapai target dan sasaran. Teknik pengukuran
perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan kuesioner Mahsun, 2006: 171.
Tujuan yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi peningkatan penggunaan teknologi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan mutu
pengobatan, serta kualitas sarana prasarana yang memadai. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.
1 Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 15 = 75
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 15 = 15 Rentang Nilai = 75
– 15 = 60
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A6.
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Kelas Interval
Frekuensi Frekuensi
Kategori Kelompok Responden
Kumulatif 64
– 75 2
0,1 Sangat Puas
52 – 63
13 0,65
Puas 40
– 51 5
0,25 Netral
28 – 39
Kurang Puas 15
– 27 Tidak Puas
Jumlah 20
1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10 manajer merasa sangat puas, 65 merasa puas dan 25 bersikap netral. Rata-rata
skornya sebesar 54,3 yang artinya manajer merasa sangat puas. Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan manajer selama bekerja di Rumah
Sakit Palang Biru adalah baik. 2 Kepuasan ManajerKepala Bidang terhadap penggunaan teknologi
Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu pelayanan administrasi dan keuangan yang didukung informasi keuangan berbasis
komputer, serta penyediaan layanan dan informasi melalui internet. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2
Rentang Nilai = 10 – 2 = 8
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A7.
Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Penggunaan Teknologi
Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi Kategori
Kelompok Responden Kumulatif
9 – 10
Sangat Puas 7
– 8 16
0,8 Puas
5 – 6
4 0,2
Netral 3
– 4 Kurang Puas
2 Tidak Puas
Jumlah 20
1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 80 manajer merasa puas 20 bersikap netral. Rata-rata skornya sebesar 7,1 yang
artinya manaer sudah merasa puas dengan penggunaan teknologi dalam rumah sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan
tenologi di Rumah Sakit Palang Biru dinilai baik. 3 Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas SDM
Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu dokter yang aktif mengikuti forum kesehatan, serta peningkatan kualifikasi
penerimaan tenaga kerja. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 7 = 35
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 7 = 7 Rentang Nilai = 35
– 7 = 28 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A8. Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut: Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Peningkatan
Kualitas SDM Kelas Interval
Kelompok Responden Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Kategori
30 – 35
1 0,05
Sangat Puas 24
– 29 11
0,55 Puas
19 – 23
6 0,30
Netral 13
– 18 2
0,10 Kurang Puas
7 – 12
Tidak Puas Jumlah
20 1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 5 manajer merasa sangat puas, 55 manajer merasa puas, 30 bersikap netral dan
10 merasa kurang puas. Peningkatan kualitas SDM merupakan hal yang sangat penting. Hal
ini dapat dilakukan dengan dokter yang aktif mengikuti forum kesehatan, proses recruitment pegawai yang sangat selektif, dll. Semakin tinggi
kualitas SDM yang dimiliki Rumah Sakit tentunya akan mnciptakan kualitas kerja karyawan yang lebih baik.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 24,25 yang artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas SDM di
Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kualitas SDM dalam RS tersebut dapat dikatakan baik.
4 Kepuasan manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pengobatan
yang selalu diperbaharuiupdate sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 1 = 5 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 1 = 1
Rentang Nilai = 5 – 1 = 4
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer terhadap peningkatan kualitas pengobatan
Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi Kategori
Kelompok Responden Kumulatif
5 2
0,1 Sangat Puas
4 7
0,35 Puas
3 11
0,55 Netral
2 Kurang Puas
1 Tidak Puas
Jumlah 20
1
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A9.
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 10 manajer merasa sangat puas, 35 manajer merasa puas, 55 bersikap netral.
Tujuan utama Rumah Sakit adalah memberikan jasa pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai
intuisi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan
yang setinggi
tingginya KMKRI.
NO.1087MENKESSKVII2010. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 3,55 yang
artinya manajer merasa puas dengan peningkatan kualitas pengobatan di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan
kualitas pengobatan dalam RS tersebut dapat dikatakan baik 5 Kepuasan manajer terhadap kualitas sarana prasarana yang memadai
Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu fasilitas yang sudah memadai serta memenuhi aspek keselamatan dan keamanan yang
sesuai dengan standar pelayaanan rumah sakit. Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 5 = 25
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 5 = 5 Rentang Nilai = 25
– 5 = 20
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A10.
Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kepuasan Manajer Terhadap Kualitas Sarana Prasarana yang Memadai
Kelas Interval Kelompok Responden
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
22 – 25
3 0,15
Sangat Puas 18
– 21 12
0,60 Puas
14 – 17
5 0,25
Netral 10
– 13 Kurang Puas
5 – 9
Tidak Puas Jumlah
20 1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 15 manajer merasa sangat puas, 60 manajer merasa puas, 25 bersikap
netral. Seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa “Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, SDM, kefarmasian,
dan peralatan”, yang mana persyaratan-persyaratan tersebut salah satunya harus memenuhi unsur K3 didalamnya. Pada pasal 9 disebutkan yakni
bangunan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk persyaratan teknis bangunan
Rumah Sakit, harus sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 19,45 yang artinya manajer merasa puas dengan kualitas sarana prasarana yang
memadai di Rumah Sakit tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas sarana prasarana dalam RS tersebut dapat dinilai baik.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa jauh manfaat
dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan di masa depan. Mengukur hasil dari tindakan dan aktivitas
dalam perspektif ini mungkin tidak dapat dilakukan karena hasilnya tidak sesegera dapat diketahui dan bersifat jangka panjang. Dalam banyak kejadian,
mungkin diperlukan ukuran pengganti sebagai indikator kinerja Mahsun, 2006:173. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan data primer
berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada karyawan. Tujuan stratejik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi
peningkatan kepuasan kerja karyawan, pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi, serta kapabilitas sistem informasi.
Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing- masing responden.
a. Kepuasan Umum Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 10 = 50
Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 10 = 10 Rentang Nilai = 50
– 10 = 40 Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A11. Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut: Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan
Kelas Interval Kelompok Responden
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
43 – 50
7 0,07
Sangat Puas 35
– 42 45
0,45 Puas
27 – 34
37 0,37
Netral 19
– 26 11
0,11 Kurang Puas
10 – 18
Tidak Puas Jumlah
100 1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 7 karyawan merasa sangat puas, 45 merasa puas, 37 bersikap netral dan 11
merasa kurang puas. Rata-rata skornya sebesar 34,2 yang artinya karyawan bersikap netral dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit tersebut.
Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan karyawan selama bekerja di RS tersebut dapat dikatakan cukup.
b. Kepuasan karyawan terhadap peningkatan kepuasan kerja. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu kepuasan
karyawan bekerja di rumah sakit Palang Biru. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2
Rentang Nilai = 10 – 2 = 8
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A12.
Berikut adalah penyusunan tabel distribusi frekuensi kuesioner tersebut: Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap
Peningkatan Kepuasan Kerja Kelas Interval
Kelompok Responden Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Kategori
9 – 10
8 0,08
Sangat Puas 7
– 8 77
0,77 Puas
5 – 6
14 0,14
Netral 3
– 4 1
0,01 Kurang Puas
2 Tidak Puas
Jumlah 100
1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 8 karyawan merasa sangat puas, 77 merasa puas, 14 bersikap netral, dan 1
merasa kurang puas terhadap peningkatan kepuasan kerja. Peningkatan kepuasan kerja karyawan sangatlah penting. Semakin
meningkatnya kepuasan kerja karyawan yang bekerja di Rumah Sakit tersebut, maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan yang
selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 7,5 yang
artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit tersebut adalah baik.
c. Kepuasan karyawan terhadap pengembangan karyawan. Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pelatihan
untuk meningkatkan ketrampilan karyawan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2
Rentang Nilai = 10 – 2 = 8
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A13.
Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Pengembangan Karyawan
Kelas Interval Kelompok Responden
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
9 – 10
7 0,07
Sangat Puas 7
– 8 48
0,48 Puas
5 – 6
28 0,28
Netral 3
– 4 16
0,16 Kurang Puas
2 1
0,01 Tidak Puas
Jumlah 100
1
Berdasarkan tabel frekuensi di atas diketahui bahwa 7 karyawan merasa sangat puas, 48 merasa puas, 28 bersikap netral, 16 merasa
kurang puas dan 1 merasa tidak puas terhadap pengembangan karyawan.
Pengembangan karyawan tentunya perlu dilakukan guna menambah kualitas kerja karyawan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan trainingpelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kepada karyawan. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan
menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien.
Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya sebesar 7 yang artinya karyawan merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa
pengembangan karyawan di Rumah Sakit tersebut adalah baik. d. Kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong
timbulnya motivasi Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu keterlibatan
karyawan dalam
proses pengambilan
keputusan, peningkatan
ketanggapan terhadap kebutuhan pegawai, pemberian motivasi kepada karyawan, serta pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi.
Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing- masing responden.
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 4 = 20 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 4 = 4
Rentang Nilai = 20 – 4 = 16
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan Terhadap Penciptaan Iklim Yang Mendorong Timbulnya Motivasi
Kelas Interval Frekuensi
Frekuensi Kategori
Kelompok Responden Kumulatif
17 – 20
12 0,12
Sangat Puas 14
– 16 34
0,34 Puas
11 – 13
31 0,31
Netral 8
– 10 21
0,21 Kurang Puas
4 – 7
2 0,02
Tidak Puas Jumlah
100 1
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A14. Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui bahwa 12 karyawan
merasa sangat puas, 34 merasa puas, 31 bersikap netral, 21 merasa kurang puas dan 2 merasa tidak puas.
Ukuran stratejik yang dipakai dalam kuesioner untuk menguji frekuensi kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong
timbulnya motivasi diantaranya ketanggapan terhadap keinginan dan kebutuhan pegawai, pelibatan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan, pemberian motivasi kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif, pemberian penghargaan bagi karyawan
berprestasi. Penghargaan tersebut tidak selalu berwujud uang tetapi dapat berbentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan pengakuan dan
penghargaan atas prestasi yang dicapai. Dari tabel di atas dapat diketahui rata-rata skornya 12,85 yang artinya
karyawan bersikap netral. Hal ini mengindikasikan bahwa penciptaan iklim yang mendorong timbulnya motivasi di RS tersebut dapat dikatakan
cukup. e. Kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi.
Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran stratejik, yaitu karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Hasil
kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = 5 x 2 = 10 Skor minimum yang mungkin diperoleh = 1 x 2 = 2
Rentang Nilai = 10 – 2 = 8
Tabulasi data dan rentang nilai masing-masing responden setelah diurutkan dapat dilihat di lampiran_A15.
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Kepuasan Karyawan terhadap Kapabilitas Sistem Informasi
Kelas Interval Kelompok Responden
Frekuensi Frekuensi
Kumulatif Kategori
9 – 10
19 0,19
Sangat Puas 7
– 8 46
0,46 Puas
5 – 6
29 0,29
Netral 3
– 4 6
0,06 Kurang Puas
2 Tidak Puas
Jumlah 100
1
Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat diketahui bahwa 19 karyawan merasa sangat puas, 46 merasa puas, 29 bersikap netral,
dan 6 merasa kurang puas.
Kapabilitas Sistem informasi yang dimaksudkan dalam ukuran stratejik tersebut adalah karyawan dapat mengakses semua informasi yang
dimaksudkan, dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan diberikan dengan jelas. Rata-rata skornya 7,23 yang artinya karyawan
merasa puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kapabilitas sistem informasi di RS tersebut dapat dikatakan baik.
C. Penilaian Kinerja Rumah Sakit Berdasarkan Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard
1. Perspektif Keuangan Data yang digunakan untuk menilai kinerja rumah sakit berdasarkan
perspektif keuangan adalah data primer yang bersumber pada laporan keuangan periode 2011- 2013 yang dinilai kurang baik berdasarkan rasio
NPM, ROA, dan ROE dari laporan keuangan rumah sakit tersebut yang dinilai masih belum stabil karena laba bersih keuangan rumah sakit yang fluktuatif
yang dengan adanya tren rasio yang terus menurun. 2. Perspektif Pelanggan
Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif pelanggan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner
yang ditujukan kepada pasien. Ukuran strategik yang digunakan adalah pelayanan jasa yang diberikan, kecepatan dan ketepatan waktu pelayanan,
fasilitas yang memadai, ketrampilan dari dokter dan perawat, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan.
Penilaian kinerja ini ditentukan berdasarkan kriteria berikut: Tabel 33. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan
Kategori Skor
Kriteria Penilaian Kinerja
Sangat Puas 5
Sangat Baik Puas
4 Baik
Netral 3
Sedang Kurang Puas
2 Kurang Baik
Tidak Puas 1
Tidak Baik
Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut perspektif pelanggan, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas.
Tabel 34. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Pelanggan No
Ukuran Strategik Kategori Sikap
Skor Kriteria
Penilaian Kinerja
1 Pelayanan Jasa yang
diberikan Sangat Puas
5 Sangat Baik
2 Kecepatan dan ketepatan
Waktu Pelayanan Sangat Puas
5 Sangat Baik
3 Fasilitas yang memadai
Puas 4
Baik 4
Ketrampilan Dokter dan Perawat
Puas 4
Baik 5
Retensi Pelanggan Baik
4 Baik
6 Akuisisi Pelanggan
Sangat Baik 5
Sangat Baik Rata-Rata Skor
4,5 = 5 Sangat Baik
Berdasarkan tabel penilaian kinerja RS di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif pelanggan adalah sangat baik karena rumah
sakit memberikan kenyamanan bagi pasien yang menjalani pengobatan dalam rumah sakit, sistem administrasi dan keuangan yang mudah, dan karyawan
yang ramah sehingga member nilai tambah bagi kepuasan pasien pada pelayanan jasa yang diberikan rumah sakit. Selain itu, pemeriksaan rutin oleh
dokter, kecepatan pelayanan yang dilakukan perawat, fasilitas yang bagus, dan keterampilankecekatan perawat dalam menangani pasien juga menambah
kepuasan pasien selama menjalani masa pengobatan di rumah sakit Palang Biru.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan
perspektif proses bisnis internal adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada manajer. Ukuran strategik yang
digunakan adalah kepuasan manajer terhadap penggunaan teknologi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas pengobatan, sarana
prasarana yang memadai. Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut
perspektif proses bisnis internal, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas.
Tabel 35. Penilaian Kinerja RS berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal
No. Ukuran Strategik
Kategori Sikap
Skor Kriteria
Penilaian Kinerja
1 Penggunaan teknologi
Puas 4
Baik 2
Peningkatan Kualitas SDM
Puas 4
Baik 3
Peningkatan Kualitas Pengobatan
Puas 4
Baik 4
Sarana Prasarana yang memadai
Puas 4
Baik Rata-rata skor
4 Baik
Berdasarkan tabel penilaian kinerja rumah sakit di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif proses binis internal adalah
baik. Rumah Sakit Palang Biru sudah menyediakan pelayanan administrasi
dan keuangan yang telah didukung informasi keuangan berbasis komputer serta penyediaan layanan dan informasi melalui internet, hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan teknologi di rumah sakit tersebut tergolong baik. Fasilitas yang terdapat pada RS Palang Biru sudah
memadai dan telah memenuhi aspek keselamatan dan keamanan yang sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit yang tertera pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: MENKESPER2009 Tentang Perizinan Rumah Sakit. Selain itu pihak rumah sakit juga
menjelaskan bahwa peningkatan kualitas pengobatan telah dilakukan dengan upaya pengobatan yang selalu diperbaharuidiupdate sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Data yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah data primer yang
diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada karyawan. Ukuran strategik
yang digunakan
adalah peningkatan
kepuasan kerja,
pengembangan karyawan, penciptaan iklim yang mendorong motivasi, kapabilitas sistim informasi
Berikut ini adalah penilaian kinerja Rumah Sakit Palang Biru menurut perspektif proses bisnis internal pertumbuhan dan pembelajaran,
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan di atas. Tabel 36. Penilaian Kinerja Rumah Sakit berdasarkan Perspektif
Pertumbuhan dan Pembelajaran No.
Ukuran Strategik Kategori
Sikap Skor
Kriteria Penilaian
Kinerja 1
Peningkatan kepuasan kerja
Puas 4
Baik 2
Pengembangan Karyawan Puas 4
Baik 3
Penciptaan Iklim yang mendorong motivasi
Netral 3
Cukup 4
Kapabilitas Sistim Informasi
Puas 4
Baik Rata-rata skor
3,75 = 4 Baik
Berdasarkan tabel penilaian kinerja rumah sakit di atas dapat diketahui bahwa kinerja Rumah Sakit menurut perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran adalah baik. RS Palang Biru melakukan pengembangan karyawan dengan cara memberikan trainingpelatihan kepada karyawan
dan juga rutin memberikan rekoleksiretret kepada karyawannya. Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan menambah ketrampilan
karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan pasien. Dalam hal penciptaan iklim yang mendorong motivasi dalam rumah sakit ini dinilai
cukup karena RS tersebut kurang tanggap terhadap kebutuhan pegawai dan dalam hal pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi.
Diharapkan pihak rumah sakit dapat meningkatkan pemberian motivasi
kepada karyawannya agar dapat memberikan dorongan untuk bekerja dengan lebih baik yang dapat meningkatkan kepuasan pasien. Dalam
strategi kapabilitas sistem informasi pada RS Palang biru sudah dapat dikatakan baik karena karyawan dapat mengakses semua informasi yang
dibutuhkan dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan sudah diberikan dengan jelas.