Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

dihasilkan dari pendapatan, sebaliknya jika tren rasio menurun maka akan dinilai kurang baik 2 Return on Asset ROA Return On Assets digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang diperoleh rumah sakit atas setiap investasi yang dilakukan. Rasio ini mengukur efektifitas rumah sakit dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang sering disebut sebagai tingkat pengembalian atas investasi. ROA = Laba Bersih Setelah Pajak x 100 Total Asset Apabila rasio ROA meningkat maka semakin baik kinerja rumah sakit dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, sebaliknya jika tren rasionya menurun maka dikatakan kurang baik. 3 Return On equity ROE Return On Equity digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan ekuitas dana dalam rumah sakit, dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam rumah sakit. ROE = Laba bersih setelah pajak x 100 Equity Capital Semakin tinggi nilai persentase ROE menunjukkan bahwa kinerja rumah sakit semakin baik, karena berarti jasa itu memberikan pengembalian hasil yang menguntungkan bagi pemilik modal yang menginvestasikan modal mereka ke dalam rumah sakit. b. Perspektif Pelanggan Data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada pasien rawat inap, sedangkan data sekunder diperoleh dari data arsip rumah sakit bagian rekam medis. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. Data pengisian kuesioner diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor masing-masing pilihan jawaban dengan skala likert seperti yang dikemukkakan oleh Sugiyono 2002 sebagai berikut: Tabel 1. Skala likert positif 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Raguragu 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 2. Skala likert Negatif 1 Sangat Setuju 1 2 Setuju 2 3 Raguragu 3 4 Tidak Setuju 4 5 Sangat Tidak Setuju 5 c. Perspektif proses bisnis internal Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner, yang ditujukan manajer RS palang Biru. Skala yang digunakan untuk kuesioner adalah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden. 3. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik a. Data primer Penilaian data primer yang bersumber dari responden dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer kuesioner Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat puas 5 Sangat baik Puas 4 Baik Netral 3 Sedang Kurang puas 2 Kurang baik Tidak puas 1 Tidak baik Sumber: Sugiyono 2001 b. Data sekunder Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan periode tahun 2011-2013. Penilaian ukuran strategik perspektif keuangan ditentukan berdasarkan peningkatan atau penurunan tren rasio keuangan. Kinerja keuangan dapat dikatakan baik bila terdapat peningkatan rasio dan dikatakan buruk bila rasio yang didapatkan dari laporan keuangan tersebut mengalami penurunan. 4. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja RS secara Keseluruhan Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari empat perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian kinerja yang disebut sebagai Teknik Skoring untuk masing- masing perspektif antara 1 buruk sampai 5 sangat baik dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik, dan sangat baik. Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilai pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas. Penentuan rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi dari 0,8. Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja yang ditetapkan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Kriteria Penilaian Kinerja RS secara Keseluruhan Rentang nilai Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 Buruk 1,9 – 2,6 Kurang baik 2,7 – 3,4 Sedang 3,5 – 4,2 Baik 4,3 – 5,0 Sangat baik Sumber: Sugiyono 2001 5. Melakukan Penarikan Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisa atas data penelitian yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya, peneliti dapat menarik kesimpulan atas kinerja RS dengan menggunakan empat perspektif dalam metode balanced scorecard. Kesimpulan ini diungkapkan secara deskriptif. Dalam bagian ini juga diungkapkan keterbatasan serta saran bagi RS, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. 38

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Palang Biru

Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo adalah salah satu upaya pelayanan di bidang kesehatan milik Tarekat Suster-Suster Amal kasih Darah Mulia yang dikelola oleh Yayasan Swana Santa. Pelayanan dimulai pada tahun 1952 oleh Sr. Yulita ADM dengan berkeliling dari desa ke desa untuk memberikan pertolongan pada orang-orang sakit yang membutuhkan bantuan. Kegiatan perawatan dilakukan di komplek Susteran yang menyediakan satu kamar untuk persalinan, satu kamar untuk perawatan bayi dan satu kamar lagi untuk Poli Umum merangkap kamar tamu. Pada tahun 1963 atas usaha Bapak Budiman, RBBP Palang Biru mendapat bantuan dari Yayasan Dana Bantuan Indonesia untuk menambah bangunan gedung di komplek Susteran. Gedung ini kemudian dipergunakan untuk pelayanan Poliklinik Umum dan BKIA, asrama puteri perawat dan guru karyawan Yayasan serta untuk perawatan bayi dan titipan anak yatim piatu, premature. Pada tahun 1972 Pimpinan Kongregasi Suster-Suster ADM mengusahakan dana untuk membeli tanah dan membangun gedung baru guna memindahkan tempat persalinan dan perawatannya yang sudah tidak memadai lagi. Pada tahun 1973 bangunan selesai, RBBP dipindahkan ke tempat yang baru sampai sekarang di jalan Marditomo No. 17 Kutoarjo. Perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan terasa dari semula RB hanya melayani ibu bersalin dan merawat bayi serta penitipan bayi-bayi premature dan sakit. Tetapi sejak tahun 1980 RB harus menerima penitipan bayi sakit dengan penyakit ringan, misalnya diare. Lama kelamaan terus meningkat dengan banyak orang sakit yang datang mendesak meminta opname baik pasien perempuan maupun pria. Keadaan ini membuat Yayasan Swana Santa memilih untuk meningkatkan status Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Umum. Setelah Yayasan Swana Santa memilih untuk mendukung peningkatan status maka diadakan studi kelayakan yang dilaksanakan dengan bantuan ahli dari PERDHAKI dan diproseslah permohonan perubahan status kepada Kanwil Departemen Kesehatan Jawa Tengah di Semarang. Akhirnya tepat pada tanggal tanggal 30 Oktober 1998, keluarlah izin tetap Rumah Sakit yang harus diperbaharui dan dipertanggung jawabkan keberadaannya 5 tahun kemudian, dimana pada tanggal tersebutlah ditetapkan sebagai hari jadi Palang Biru.

B. Profil Rumah Sakit Palang Biru

1. Nama : Rumah Sakit Palang Biru 2. Alamat : Jl. Marditomo 17 Kutoarjo, Kabupaten Purworejo Telp. 0275 641425, 641650 Fax. 0275 642560 Email: rspb_ktayahoo.co.id 3. Berdiri : 30 Oktober 1998 4. Kapasitas : 113 TT 5. Pemilik : Kongregasi Suster Amalkasih Darah Mulia ADM 6. Yayasan : Swana Santa Palang Biru 7. Luas Tanah : 4.217 m 2 8. Luas Bangunan : 6.586 m 2 9. Direktur : dr. Iwan Santoso, MPH 10. Klasifikasi RS : Tipe C 10 Februari 2012 11. Status Akreditasi : Akreditasi 5 Bidang Pelayanan 31 Desember 2010

C. Visi, Misi, Falsafah Rumah Sakit

Rumah Sakit Palang Biru melaksanakan kegiatan pelayanannya berdasarkan Visi, Misi, dan Falsafah sebagai berikut: 1. Visi Terwujudnya pelayanan pembelaan hidup sampai tuntas dari awal sampai akhir, memberi harapan hidup kepada mereka yang sakit dan keluarganya, dengan semangat kebhinekaan, komunio, profesional, holistic, hospitality dan kejujuran, berbela rasa, bertanggung jawab untuk seluruh lapisan masyarakat yang kita layani, sehingga mereka mengalami keselamatan 2. Misi a. Mewujudnya pelayanan membela hidup sampai tuntas dari awal sampai akhir b. Memberi harapan hidup kepada mereka yang sakit dan keluarganya