C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sekolah merupakan suatu organisasi formal yang bergerak dalam bidang pendidikan, yang memiliki anggota dan pemimpin.
Anggota sebuah sekolah terdiri dari guru, tenaga administrasi, siswa, dan warga sekolah lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah
yang diharuskan memiliki kemampuan-kemampuan tertentu dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Kepala sekolah bertugas sebagai
pemimpin, pendidik, pencipta iklim kerja, mengembangkan kurikulum dan memiliki kompetensi.
Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya dituntut untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat. Menurut
Wutun 2001: 345 konsep kepemimpinan transformasonal dari Bass merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang lebih dapat
menjelaskan secara tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan
lain. Kepala
sekolah dengan
gaya kepemimpinan
transformasional cenderung membangun kesadaran para gurunya mengenai pentingnya nilai kerja dan tugas guru, memperluas minat
pribadi serta mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk kepentingan sekolah sebagai suatu organisasi.
Avolio, Bass, And Jung Izzati Prabandini, 2013: 4 menyatakan bahwa seorang pemimpin transformasional akan selalu
memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kuat, hadir disaat yang sulit, dikagumi dan dipuji oleh pengikut, memegang teguh nilai-nilai moral,
menumbuhkan kebanggaan pada pengikutnya, yang bervisi yang jelas disebut idealiced influence, dan langkah-langkah selanjutnya
pemimpin transformasional
akan berusaha
menginspirasi dan
memotivasi bawahan terhadap tantangan tugas sehingga dapat meningkatkan semangat kelompok disebut inpiration motivation.
Pemimpin transformasional mendorong bawahan untuk memikirkan inovasi,
kreativitas, metode
atau cara-cara
baru. pemimpin
transformasional menciptakan rangsangan dan berpikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi
– asumsi pertanyaan, merangsang kembali masalah, menggunkan pendekatan pada situasi lampau melalui cara
yang baru disebut Intelected stimulation. Pemimpin transformasional memberikan perhatian terhadap pengembangan dan kebutuhan
berprestasi bawahan. Melalui pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor, memeriksa kebutuhan individu
untuk perkembangan
dan meningkatkan
keberhasilan disebut
individualized consideration .
Berdasarkan beberapa dimensi tersebut diharapkan kepala sekolah dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional yang
tepat dalam memotivasi dan menginspirasi bawahan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan guru dalam perubahan kurikulum 2013. Dengan perubahan Kurikulum 2013, kepala
sekolah sangat diperlukan untuk membawa perubahan terhadap sikap guru untuk siap dan memiliki komitmen dalam mengimplementasi
dalam proses belajar mengajar. Setiap sekolah menuntut adanya perilaku kerja yang
berkualitas dan memuaskan, salah satunya adalah komitmen terhadap sekolah dari tiap gurunya. Namun komitmen terhadap sekolah dalam
melakukan perubahan tidak dapat muncul dengan sendirinya, dan dalam proses terbentuknya terdapat beberapa dimensi-dimensi terbentuknya
komitmen guru untuk melakukan perubahan yaitu tujuan pribadi personal goals
merupakan sumber penting dari komitmen guru yang harus dirasakan oleh para guru untuk memiliki kualitas tertentu dalam
rangka untuk memberi energi tindakan yang aktual. Guru memiliki keinginan untuk memberikan tindakan untuk masa depan berupa
aspirasi, kebutuhan, keinginan yang diinternalisasi oleh individu misalnya, keinginan guru untuk dapat mengelolah kelas.
Keyakinan terhadap kemampuan diri confidence capacity, merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seorang guru seperti rasa
percaya diri dalam melihat kemampuan dirinya sendiri dalam menjalankan tugas untuk mencapai perubahan. Dalam proses KBM,
Guru harus benar-benar mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Sesuai dengan proses pembelajaran
pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMA menggunakan pendekatan saintific
atau pendekatan Ilmiah. Keyakinan
konteks confidence
context dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 seorang guru membutuhkan keyakinan yang bisa berasal dari kepercayaan para siswa atas apa yang
diajarkan, motivasi rekan-rekan kerja guru, dan dukungan dari pihak sekolah berupa pengadaan buku dan adanya pelatihan-pelatihan.
Sedangkan, proses timbulnya emosi the process of emotional arousal adalah perasaan yang relatif kuat yang sering disertai oleh beberapa
reaksi fisik seperti denyut nadi cepat; kepuasan, kebahagiaan, cinta, dan takut. Perasaan ini memiliki motivasi nilai ketika dihubungkan
dengan tujuan pribadi seseorang yang mempengaruhi aksi saat ini. Emosi positif dicapai ketika apa yang diperjanjikan bertemu dengan
tujuan pribadi sedangkan emosi negatif muncul ketika kesempatan mendapatkan sesuatu ancaman atau kerugian.
Pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh guru menjadi faktor penting dalam upaya peningkatan komitmen guru. Menurut Goldstein
Kamil, 2010: 6 pelatihan merupakan suatu usaha sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep atau cara berperilaku yang
akan berdampak pada peningkatan kinerja. Tujuan utama dari pelaksanaan pelatihan adalah untuk peningkatan kinerja pelaku-pelaku
kegiatan dalam suatu organisasi. Tentunya di dalam sekolah, pelatihan perlu diberikan kepada para guru guna meningkatkan efektivitas proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersangkutan. Adanya perubahan kurikulum yang diiringi dengan perubahan sistem pengajaran
yang dilakukan di kelas menuntut guru harus selalu mengembangkan inovasi-inovasi dalam proses pengajarannya di kelas sehingga pelatihan
sangat mutlak diperlukan. Guru adalah sebuah profesi yang harus selalu dibekali melalui pelatihan yang diikuti sehingga mampu meningkatkan
pengetahuan serta
keterampilannya, khususnya
dalam bidang
pengajaran. Tujuan dari pelatihan adalah untuk memperoleh tingkat
kemampuan yang diperlukan guru dalam pekerjaan dengan cepat dan ekonomis guna mengembangkan kemampuan-kemampuan dari rekan-
rekan kerja yang ada sehingga prestasi guru pada jabatan-jabatan yang sekarang dapat ditingkatkan dan dipersiapkan untuk meningkatkan
komitmen dalam hal tanggung jawab yang lebih besar untuk melakukan perubahan.
Berdasarkan tinjauan teoritis dan konsep-konsep dasar terdahulu, maka disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis yang
merupakan kombinasi dari teori dan hasil penelitian yang berkaitan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini:
Gambar II.4. Kerangka Berpikir D.
Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang, perumusan masalah dan juga landasan teori yang telah dikemukakan oleh penulis, maka hipotesis dari
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut; a.
Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Guru dalam
Pelaksanaan Kurikulum 2013 b.
Pelatihan Guru Mata Pelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
c. Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah dan Pelatihan
Guru Mata pelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013.
Komitmen Guru
Kepemimpinan Transformasional
Pelatihan Guru Mata Pelajaran
57
BAB III METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatori yaitu penilaian dengan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
atau subjek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku
umum Sugiono, 2001:11. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi atau data
diwujudkan dengan angka dan analisis statistik. Data-data ini diperoleh dari hasil bertanya kepada responden dalam bentuk kuesioner.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian dilakukan di SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4
Kota Kupang - Provinsi Nusa Tenggara Timur karena sudah menerapkan Kurikulum 2013. Selain itu, sebagian besar guru-guru di
SMA Katolik Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 dan sebagiannya tengah dalam
proses mengikuti pelatihan dalam implementasi Kurikulum 2013. Maka akan sangat cocok untuk dilakukan penelitian di SMA Katolik
Giovanni dan SMA Negeri 4 Kota Kupang. 2.
Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei - Juni 2015