2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran
a. Defini Pelatihan Guru Mata Pelajaran
Secara umum pelatihan training mengacu pada upaya yang direncanakan oleh suatu perusahaan untuk mempermudah pembelajaran
pada karyawan tentang kompentensi-kompetensi yang berkaitan dengan pekerjaan Noe et al. 2010: 351. Kompentensi-kompetensi tersebut
meliputi pengetahuan, keterampilan, atau perilaku yang sangat penting untuk keberhasilan kinerja pekerjaan. Sedangkan, secara tradisional
sebagian besar penekanan pelatihan pada tingkat-tingkat keterampilan dasar dan lanjutan. Sasaran pelatihan bagi para karyawan adalah
menguasai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang ditekankan pada program-program pelatihan serta menerapkannya kedalam aktivitas-
aktivitas sehari-hari. Sedangkan menurut Dessler, 2015: 284 pelatihan merupakan
proses untuk mengajarkan kepada karyawan baru atau karyawan sekarang tentang keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk melakukan
pekerjaan mereka. Senada dengan itu, menurut Siti Al Fajar Tri Heru, 2013: 100 pelatihan adalah proses pembelajaran keterampilan dasar
yang dibutuhkan oleh karyawan baru untuk melaksanakan pekerjaannya. Secara prinsip, kedua pengertian tersebut adalah sama yaitu pelatihan
merupakan proses pembelajaran yang ditujukan karyawan agar pelaksaaan pekerjaannya memuaskan.
Suatu organisasi sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan anggota organisasi itu sendiri salah satunya yaitu dengan
mengadakan program pelatihan terhadap pegawai. Menurut Siagian 2006: 145 megatakan bahwa pelatihan adalah keseluruhan proses, teknis dan
metode belajar dalam rangka mengahlikan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Program pelatihan untuk pengembangan dalam mengahlikan suatu
pengetahuan dapat dilakukan dalam dunia pendidikan dengan melakukan pendampingan terhadap guru-guru. Pendampingan adalah penguatan dan
penyempurnaan terhadap hal-hal yang masih kurang sempurna dalam pelatihan. Pendampingan yang dilakukan berupa proses pemberian
bantuan penguatan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan guru inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah kepada guru sasaran atau
guru mata pelajaran satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 Kemendikbud, 2013:8. Guru kelasmata pelajaran adalah guru dari
sekolah terpilih yang akan mengajar pada tahun ajaran 2013 Kemendikbud, 2013.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa pelatihan guru sasaran atau guru mata pelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 melalui
pendampingan merupakan kegiatan yang berkenaan dengan peningkatan keterampilan melalui berbagai latihan, baik keterampilan teknik maupun
manajerial yang berorientasi pada praktek, dilakukan dilapangan dan
berlangsung singkat. Agar pelatihan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pelatihan.
b. Dasar Hukum
Program pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi yang dikembangkan dengan memperhatikan beberapa
peraturan sebagai berikut. a
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.
b Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan
Nasional Tahun 2005-2025 c
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
d Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
f Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
g Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
h Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
i Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. j
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah. k
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku
Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. l
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
m Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No 59 Tahun 2014 Kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah
c. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Pelatihan dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yakni Tujuan umum pelatihan implemetasi
kurikulum 2013 agar terjadi perubahan pola fikir mindset guru dalam mempersiapkan
pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan
mengevaluasi hasil pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan evaluasi
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan baik dan benar. Sedangkan, tujuan khusus dari pelatihan bagi instruktur nasional, guru inti dan guru
sasaran adalah agar peserta mampu memahami materi pelatihan yang terdiri atas rasional Kurikulum 2013, elemen perubahan kurikulum,
standar kompetensi lulusan SKL, kompetensi inti KI, dan kompetensi dasar KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, isi buku guru, isi buku
siswa, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Sedangkan tujuan khususnya bagi instruktur nasonal dan guru inti harus memiliki
kemampuan sebagai pelatih dalam pelatihan implementasi Kurikulum 2013 dan memahami mekanisme pendampingan Kurikulum 2013.
Selain tujuan yang dikemukakan diatas, pelatihan juga memiliki manfaaat tertentu yang dikemukakan oleh M.J. Tessin Sirait, 2006: 101
dapat dirasakan oleh organisasi, individu, dan bagian kepegawaian, yakni: a
Bagi Organisasi Organisasi dapat memperbaiki pengetahuan tentang
jabatan dan keterampilan, memperbaiki moral kerja, mengenali tujuan organisasi sehingga citra terhadap organisasi lebih baik
lagi, memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan, membantu pegawai untuk bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan, membantu menangani konflik sehingga mencegah stress dan tensi yang tinggi dan membantu
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
b Bagi individu
Individu dapat membantu membuat keputusan dan pemecahan masalah secara lebih baik lagi, internalisasi dan
operasionalisasi motivasi kerja, mendapat prestasi, tumbuh, bertanggung jawab dan adanya kemajuan, dapat mempertinggi
rasa percaya diri dan pengembangan diri, membantu untuk mngurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru.
Menurut “Peter Principle”, makin tinggi rasa ketidakmampuan pada diri seseorang, orang tersebut cenderung menjadi takut.
Oleh karena itu perlu diadakan latihan dan pengembangan. c
Bagi bagian kepegawaian Memperbaiki komunikasi antar kelompok dengan individu,
dapat memahami kebijakan dari organisasi berupa aturan-aturan, membangun
rasa kedekatan
dalam kelompok
group cohesiveness dan menciptakan organisasi sebagai tempat yang
baik untuk bekerja dan hidup didalamnya. d.
Pelaksana Pelatihan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pelaksanaan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 melibatkan
seluruh unit kerja di Lingkungan Badan Penjamin Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan PSDMPK dan Penjaminan Mutu Pendidikan PMP
sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Unit kerja tersebut yaitu: Sekretariat
Badan, Pusat
Pengembangan Profesi
Pendidik Pusbangprodik,
Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan
Pusbangtendik, Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat PMP, Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan Pusbang SDM Kebudayaan, Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPPPTK berjumlah 12 unit kerja, Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah LPPKS, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan LPMP berjumlah 30 unit kerja.
Gambar II.3 SkemaBadan Organisasi Penyelegara Pelatihan
Sumber : Kemendikbud, 2013 Badan penyelengara pelatihan memiliki tugas diantaranya yakni;
a Badan PSDMPKdan PMP
Badan PSDMPK dan PMP adalah unit utama penyelenggara pelatihan implementasi Kurikulum 2013 secara nasional dengan tugas
sebagai berikut, mengembangkan kebijakan pelaksanaan pelatihan implementasi kurikulum 2013, menetapkan persyaratan narasumber
nasional, instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran, menetapkan
Arah Kebijakan a.
Perencanaan b.
Penyusunan Perangkat
Kerja c.
Penganggaran d.
Pelatihan IN Badan PSDMPK dan PMP
Pusbangtendik Pusbangprodik
Sekretariat Badan Pusat PMP
Pusbang Kebud
Pelatihan guru inti dan guru sasaran
LPMP P4TK
Dinas Pendidikan KabKota
Sekret
Dinas Pendidikan KabKota
Sekret
Dinas Pendidikan KabKota
Sekreta
nama-nama narasumber nasional dan instruktur nasional, menetapkan mekanisme pelaksanaan pelatihan implementasi kurikulum 2013 dan
menetapkan dan menyetujui perangkat kerja pelatihan implementasi kurikulum 2013.
b Sekretariat Badan
Sekretariat Badan adalah unit kerja di lingkungan Badan PSDMPK dan PMP dengan tugas yaitu merencanakan dan
mengalokasikan biaya pelaksanaan pelatihan, mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan dengan P4TK dan LPMP, mensosialisasikan
rancangan pelaksanaan pelatihan, melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan, dan membangun sistem pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan pelatihan. c
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Pusat Pengembangan Profesi Pendidik adalah unit kerja
yang mengkoordinasikan pengembangan bahan dan materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas
sebagai berikut; mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, menyusun bahan dan
materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, bekerjasama dengan unit terkait mengembangkan contoh video
pembelajaran sebagai bahan pelatihan, melaksanakan pelatihan Instruktur Nasional untuk pelatihan guru, dan melaksanakan
pemantauan dan evaluasi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013.
d Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan pengembangan bahan dan materi
pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum
2013 dengan
tugas-tugas sebagai
berikut; mengembangkan pedoman pelaksanaan pelatihan Kepala Sekolah
dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013, menyusun bahan dan materi pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam
implementasi Kurikulum 2013, dan melaksanakan pelatihan Instruktur Nasional untuk pelatihan Kepala Sekolah dan Guru Inti.
e Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan
Pusat Penjaminan Mutu pendidikan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan guru,
kepala sekolah, dan Pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut mengembangkan pedoman
penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan dan melaksanakan penjaminan mutu pelaksanaan pelatihan.
f Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan
Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan adalah unit kerja yang mengkoordinasikan pelaksanaan pelatihan guru Seni Budaya
dengan tugas-tugas sebagai berikut; merencanakan pelaksanaan
pelatihan guru seni budaya dan bekerja sama dengan unit terkait mengembangkan bahan pelatihan guru Seni Budaya dalam
implementasi Kurikulum 2013. g
PPPPTK PPPPTK adalah unit kerja yang melaksanakan pengembangan
bahan dan materi pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; Bekerjasama dengan unit
terkait mengembangkan bahan pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, dan elaksanakan pelatihan Guru Inti.
h LPPKS
LPPKS adalah unit kerja yang melaksanakan pengembangan bahan dan materi pelatihan Kepala Sekolah dan Pengawas dalam
implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut; melaksanakan pelatihan kepala sekolah dan pengawas dalam
implementasi Kurikulum 2013 dan mengembangkan materi pelatihan kepala sekolah dan pengawas dalam implementasi Kurikulum 2013.
i LPMP
LPMP adalah unit pelaksana teknis pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan tugas-tugas sebagai berikut;
melaksanakan pelatihan Guru Inti dalam implementasi Kurikulum 2013, mengkoordinasikan pelaksanakan pelatihan guru sasaran
dalam implementasi
Kurikulum 2013,
mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan guru dalam melaksanakan Kurikulum
2013 di sekolah dan melaksanakan penjaminan mutu proses pelatihan guru dan pendampingan guru.
e. Prinsip-prinsip Pelatihan
Sebelum melaksanakan pelatihan, maka terlebih dahulu perlu diketahui prinsip-prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran
pelaksanaan pelatihan menjadi lebih jelas dan lebih mudah. Menurut Werther Davis Sofyandi, 2008: 115 mengemukakan 5 prinsip
pelatihan yakni participation, repetition, relevance, transference dan feed back.
a Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta
harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan.
b Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang-ulang
karena dengan ulangan-ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan.
c Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para
peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal
khusus dari pekerjaan tersebut. d
Transference, artinya setiap program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam
pekerjaan yang sebenarnya.
e Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan
selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan
adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini akan
meningakatkan motivasi dalam bekerja serta dapat mengetahui hasil kerja mereka.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelatihan
Menurut Hasibuan, 2005: 80 faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan antara lain: Peserta, instruktur, fasilitas pelatihan, kurikulum dan
dana pelatihan. Peserta pelatihan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau heterogen seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya,
usianya dan lain sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran pelaksanaan pelatihan karena daya tangkap, persepsi dan daya
nalar mereka terhadap pelajaran yang diberikan berbeda. Dalam pelatihan juga dibutuhkan pelatih atau instr uktur yang ahli dan cakap mentransfer
pengetahuannya kepada para peserta latihan yang sulit didapat. Akibatnya sasaran yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya, ada pelatih yang ahli dan
pintar tetapi tidak dapat mengajar dan berkomunikasi secara efektif atau teaching skill
tidak efektif hanya pintar serta ahli untuk dirinya sendiri. Pelatih juga harus menguasai materi yang akan diajarkan dan
menggunakan metode yang tepat kepada peserta.
Fasilitas sarana dan prasarana juga dibutuhkan untuk pelatihan. Apabila sarana dan prasarana kurang mendukung hal ini akan menyulitkan
dan menghambat lancarnya pelatihan. Misalnya buku-buku, alat-alat, mesin-mesin yang dipergunakan untuk praktek kurang atau tidak ada. Hal
ini akan menyulitkan dan menghambat lancarnya pelatihan. Selain fasilitas juga kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau
menyimpang serta tidak sistematis untuk mendukung sasaran yang diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta yang bersangkutan. Untuk
menetapkan kurikulum dan waktu mengajar yang tepat sangat sulit bahkan pelatih maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan. Sedangkan, dana pelatihan yang tersedia untuk pelatihan sangat terbatas, sehingga sering dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih
maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Oleh karena semua faktor tersebut diatas sangat penting untuk mendukung
kelangsungan proses pelatihan.
3. Komitmen guru