16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kepemimpinan Transformasional
a. Defenisi Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional
merupakan jenis
kepemimpinan baru new leadership paradigm yang dipandang efektif untuk mendinaminasikan perubahan, terutama pada situasi
lingkungan yang bersifat transisional Machali Kurniadin, 2014 : 316. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformatif
sebagai kemauan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan Machali Kurniadin,2014 : 317.
Sumber daya yang dimaksud dapat berupa SDM, fasilitas, dana, dan faktor-faktor eksternal keorganisasian.
Sedangkan Sadler Machali Kurniadin,2014 : 317 mendefenisikan transformasional sebagai
“the proces of engaging the commitment of employees in the context of shared values and shared
vision kepemimpinan di mana pemimpin mengembangkan
komitmen pengikutnya dengan berbagi nilai-nilai dan visi organisasi”. Dari pengertian tersebut, ada tiga hal yang merupakan
inti kepemimpinan transformasional, yaitu komitmen, berbagi nilai- nilai organisasi, dan berbagi visi organisasi.
Hay Kushariyanti, 2007 juga mengatakan bahwa pemimpin
transformasional akan
berusaha memotivasi,
membangkitkan semangat dan minat para bawahan, disamping itu tetap berusaha menyakinkan akan tujuan dan misi organisasi.
Pemimpin transformasional
juga akan
berusaha melihat,
memperhatikan, mengenali kemampuan individu yang berguna untuk organisasi. Pemimpin transformasional berusaha menyakinkan
bawahan bahwa untuk bersama-sama menciptakan produktivitas kerja tinggi, usaha, komitmen, dan kapasitas kerja yang tinggi.
Menurut Yammarino dan Bass Daryanto, 2005 pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan
mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga mempunyai
kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta meningkatkan kebutuhan bawahan pada tingkat
yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya
melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Pemimpin
transformasional juga akan berusaha mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara
yang intelektual, dan menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya.
Wutun 2001: 379 menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional yang dikemukakan oleh Bass mempunyai kesamaan
dengan konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu seorang pemimpin harus mampu berada didepan menjadi tauladan Ing
ngarso sung
tulodo ,
berada ditengah-tengah
pengikutnya menghimpun kekuatan bersama Ing madya mangun karsa, dan
berada dibelakang untuk selalu memotivasi pengikutnya dan mengarahkan ketujuan yang tepat tut wuri handayani. Pemimpin
transformasional cenderung berusaha untuk memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan memberdayakan fungsi
dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata Wutun, 2001:
351. Kepemimpinan transformasional harus dapat megartikan dengan jelas mengenai sebuah visi untuk organisasi, sehingga para
pengikutnya akan menerima kredibilitas pemimpin tersebut Su-Yung Fu dalam Izzati Prabandini, 2013: 4. Fungsi utama dari seorang
pemimpin transformasional adalah memberikan pelayanan sebagai katalisator dari perubahan a controller of change Avolio Case
Izzati Prabandini, 2013: 4. Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam mendefenisikan kepemimpinan transformasional,
akan tetapi secara umum mereka mengartikannya sebagai agen
perubahan an agent of change Case dalam Izzati Prabandini, 2013: 4.
Asumsi yang mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap orang akan mengikuti seseorang yang dapat
memberikan mereka inspirasi, mempunyai visi yang jelas, serta cara dan energi yang baik untuk mencapai suatu tujuan. Bekerja sama
dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga karena pemimpin transformasional akan
selalu memberikan
semangat dan
energi positif
terhadap bawahannya. Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang
baik, retoris, memiliki keterampilan manajemen dan menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut untuk mengembangkan ikatan
emosional dengan pengikut.
b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional
Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan
transformasional yang bersinergi satu dengan lain secara utuh menurut Erik Rees, Machali Kurniadin,2014: 318, dapat
digambarkan pada skema berikut:
Gambar II.1 Skema Prinsip Kepemimpinan Transformasional
Sumber : Machali Kurniadin, 2014: 318
Penjelasan tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis yang disajikan pada Gambar adalah
sebagai berikut :
1 Simplifikasi
Keberhasilan dari kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan
serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis, dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab, “Ke mana
kita akan melangkah?” menjadi hal pertama yang penting untuk kita implementasikan.
Simplifikasi
Motivasi
Fasilitasi
Inovasi mobilitas
siap siaga
Tekad
Kepemimpinan Transformasional
2 Motivasi
Kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal
kedua yang
perlu kita
lakukan. Pada
saat pemimpin
transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula mengoptimalkan,
memotivasi, dan memberi energi kepada setiap pengikutnya. Praktisnya, dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul
menantang serta memberikan peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif, baik dalam hal memberikan
usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka.
3 Fasilitasi
Dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi “pembelajaran” yang terjadi di dalam organisasi
secara kelembagaan, kelompok, ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari
setiap orang yang terlibat didalamnya. 4
Inovasi Kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab
melakukan suatu perubahan bila mana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu
organisasi yang efektif dan efisien, setiap orang yng terlibat perlu
mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus tertentu, pemimpin
transformasional harus
siap merespon
perubahan tanpa
mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun. 5
Mobilitas Pengerahan semua sumber daya yang ada untuk
melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan
selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab.
6 Siap Siaga
Kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang
positif. 7
Tekad Tekad bulat untuk selalu sampai pada akir, tekad bulat
untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk ini, tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas,
emosi, dan fisik serta komitmen. c.
Dimensi-Dimensi Kepemimpinan Transformasional Avolio, Bass Jung Izzati Prabandini, 2013: 4-5
mengusulkan empat
dimensi dalam
kadar kepemimpinan
transformasional dengan konsep 4I yang artinya ;
a Idealiced influence kharisma, menekankan tipe pemimpin yang
memperlihatkan kepercayaan,
keyakinan, dan
dikagumi dipujipengikut. Melalui model-model aturan bagi pengikut, yang
mana pengikut mengidentifikasi dan ingin melakukan melebihi model tersebut. Pemimpin-pemimpin menunjukan standar tinggi
dari tingkah laku moral dan etika, serta menggunakan kemampuan untuk menggerakan individu maupun kelompok
terhadap pencapaian misi mereka dan buhkan untuk nilai peroragan.
b Intelected stimulation stimulasi intelektual, menekankan tipe
pemimpin yang berupaya mendorong bawahan untuk memikirkan inovasi, kreativitas, metode atau cara-cara baru. Dalam
memperkuat Intelectual stimulation, pemimpin transformasional menciptakan rangsangan dan berpikir inovatif bagi pengikut
melalui asumsi-asumsi pertanyaan, merangsang kembali masalah, menggunakan pendekatan pada situasi lampau melalui cara yang
baru. c
Individualized consideration perhatian individual, menekankan tipe
pemimpin yang
memberikan perhatian
terhadap pengembangan dan kebutuhan berprestasi bawahan. Melalui
pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor, memeriksa kebutuhan individu untuk
perkembangan dan meningkatkan keberhasilan.
d. Karakteristik pemimpin transformasional
Ada beberapa karakteristik pemimpin transformasional Tichy dan Devanna Machali Kurniadin, 2014: 321. Pertama,
Pemimpin menempatkan diri sebagai agent of changer; Kedua, mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan, pemimpin
tersebut berani menghadapi resistensi, menanggung resiko, dan berani menghadapi kenyataan; Ketiga, Pemimpin percaya kepada pengikut,
dengan cara mengembangkan kepercayaan melalui motivasi, kejujuran dan pemberdayaan, serta peduli terhadap aspek-aspek
humanistik; Keempat, Pemimpin transformasional menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti megembangkan rasa empati dan
simpati, saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat sesama, saling memedulikan, ramah, bertindak secara santun, peduli
terhadap aspek-aspek pribadi, dan sosio-emosional; Kelima, Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat; Keenam, Pemimpin mampu
mengatasi permasalahan yang kompleks, tidak menentu dan membingungkan; Ketujuh, Pemimpin memiliki pandangan jauh
kedepan visioner.
Berikut adalah skema model kepemimpinan transformasional Machali Kurniadin,2014: 322 :
Pemimpin membangun rasa kepercayaan pada bawahan
Pemimpin mengangkat nuansan kebutuhan hirarki motivasi
Pemimpin mentransformasikan
perhatian kebutuhan bawahan
Pemimpin mempertinggi nilai kebenaran bawahan
Pemimpin memperluas
kebutuhan bawahan
Pemimpin mempertinggi probabilitas keberhasilan
yang subyektif
Makin meningginya motivasi bahwa untuk mencapai hasil
dengan upaya tambahan
Bawahan mempersembahkan kinerja melebihi apa yang
diharapkan Kondisi sekarang dan upaya
yang diharapkan bawahan
Bawahan menghasilkan kinerja sebagaimana yang di
harapkan
Gambar II.2. Model Kepemimpinan Transformasional
Machali Kurniadin, 2014, kepemimpinan transformasional relevan untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena hal-
hal sebagai berikut: 1
Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang meliputi kerja keras, menghargai waktu, semangat dan motivasi tinggi untuk
berprestasi, disiplin, dan sadar akan tanggung jawab.
2 Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan
tanggung jawab sense of belonging and sense responsibility. 3
Pemimpin dalam proses pengambilan keputusan selalu menggunakan kemampuan intelektualnya secara cerdas.
4 Pemimpin selalu memperjuangkan nasip staf dan anggotanya dalam
peduli akan kebutuhan-kebutuhannya. 5
Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
6 Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota
untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi. 7
Pemimpin mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.
2. Pelatihan Guru Mata Pelajaran