24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi
Formula sabun batang transparan pada penelitian ini mengacu dari formula sabun batang transparan menurut Hambali et al. 2006. Formula acuan
tersebut dimodifikasi menjadi formula 2F2 dan kemudian ditentukan F1, F3, dan F4 dari F2 tersebut. Adapun komposisi bahan dalam formula modifikasi yang
digunakan untuk membuat sabun batang transparan pada penelitian ini meliputi asam stearat, minyak jarak, natrium hidroksida NaOH, etanol, asam sitrat,
betaine, gliserin, gula, butil hidroksi toluen BHT, aquadest, dan minyak jahe. Asam stearat dan minyak jarak merupakan fase minyak dan asam lemak
dan NaOH merupakan basa yang berperan membentuk molekul sabun melalui proses saponifikasi. Campuran asam stearat, minyak jarak, dan NaOH akan
membentuk garam karboksilat yang merupakan surfaktan anionik Rowe, Sheskey, Owen, 2006. Asam stearat juga berperan sebagai agen pembentuk
massa sabun yang padat. Digunakan minyak jarak sebagai fase minyak karena merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam pembuatan sabun dan
mudah didapat serta ekonomis. Minyak jarak, yang juga berfungsi sebagai emollient
, mengandung asam lemak tak jenuh meliputi asam palmitoleat, oleat, linoleat dan linolenat Gubitz, G.M., Mittelbach, M., Trabi, M., 1999. Asam
lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada struktur molekulnya. Adanya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan minyak
jarak mudah teroksidasi selama pembuatan dan penyimpanan. Oksidasi mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna pada sabun. Oleh karena itu
digunakan butil hidroksi toluen BHT sebagai antioksidan untuk mengurangi bahkan mencegah terjadinya oksidasi Kasture dan Wadodkar, 2008. Pada
penelitian ini digunakan etanol 96 sebagai pelarut. Sabun yang terbentuk akibat pencampuran fase asam lemak dan basa NaOH akan memadat sehingga perlu
dilarutkan agar kembali homogen dan membentuk larutan sabun yang jernih. Selain itu, etanol 96 juga berfungsi untuk menghasilkan sabun yang transparan.
Penambahan asam sitrat bertujuan untuk menurunkan pH pH adjuster agar sabun yang dihasilkan dari formulasi ini memiliki pH dengan tingkat
kebasaan yang tidak terlalu tinggi dan sesuai dengan rentang pH sabun merek dagang, yaitu 9-10 dan rentang pH sabun menurut Annual Book of ASTM
Standards Vol. 15 tahun 2002, yaitu 9-11. Selain sebagai penurun pH, asam sitrat
juga berfungsi sebagai agen pengkelat. Sebagai agen pengkelat, asam sitrat bekerja dengan cara mengikat ion-ion logam pemicu oksidasi. Bila minyak
teroksidasi maka akan berbau tengik dan menurunkan kualitas sabun secara estetika Belitz, H.-D.,Grosch, W., Schieberle, P., 2009.
Betaine merupakan surfaktan amfoterik yang digunakan pada formulasi sabun batang transparan untuk meningkatkan kemamuan pembusaan dari sabun
yang dihasilkan pada penelitian ini. Kombinasi antara surfaktan amfoterik dengan surfaktan anionik akan menghasilkan sifat pembusa, pembasah, dan pengemulsi
yang baik serta dapat memperbaiki potensi sifat iritatif yang dimiliki surfaktan anionik Barel, Paye, Maibach, 2001, Ertel, 2006.
Gliserin dan sukrosa memiliki fungsi yang sama dalam formulasi ini, yaitu sebagai penjernih sehingga dapat menghasilkan sabun batang yang
transparan. Selain itu juga keduanya memiliki sifat sebagai humectant yang dapat melembabkan kulit saat sabun digunakan Mitsui, 1997.
B. Penentuan Penyusutan Bobot