Pengukuran penyusutan bobot Uji sifat fisik sabun

stabil dan menunjukkan kondisi sifat fisik sebenarnya dari sabun tersebut sehingga siap untuk dilakukan uji sifat fisik.

3. Pengukuran penyusutan bobot

Pengukuran penyusutan bobot bertujuan untuk mengukur tingkat kekonstanan bobot dari sabun batang transparan agar nantinya dapat digunakan untuk pengujian sifat fisik. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan bobot sabun batang transparan minggu 1 dengan minggu 2, minggu 2 dengan minggu 3, dan minggu 3 dengan minggu 4. Sabun hasil pencetakan yang telah didiamkan pada suhu ruang selama 1 minggu dipotong untuk pengujian sifat fisik kemudian ditimbang untuk data bobot sabun minggu 1. Pada minggu berikutnya sabun ditimbang terlebih dahulu sebelum dipotong untuk uji sifat fisik sebesar 7 x 1 cm. Bobot sabun yang tercatat digunakan sebagai data bobot sabun minggu 2 yang akan dibandingkan dengan bobot sabun minggu 1. Kemudian sabun dipotong untuk pengujian sifat fisik dan sisanya ditimbang untuk data bobot sabun minggu 2 yang akan dibandingkan dengan bobot sabun minggu 3. Minggu berikutnya sabun yang belum dipotong ditimbang terlebih dahulu untuk data bobot sabun minggu 3. Demikian selanjutnya hingga didapat data bobot sabun minggu 4.

4. Uji sifat fisik sabun

a. Uji kekerasan sabun Pengamatan kekerasan dilakukan pada minggu ke-4 setelah pembuatan sabun. Sabun dipotong dengan ukuran 1x1x1 cm dan diletakkan pada hardness tester. Hardness tester ditekan secara vertikal sampai menembus bagian bawah sabun, skala kekerasan yang tertera dicatat. Pengukuran dilakukan pada tiap formula, masing- masing 3 kali replikasi. Semua hasil dicatat dan ditentukan rata-rata kekerasan sabun dari tiap formula. Hasil pengukuran dibandingkan dengan sabun “MF”. Sabun dikatakan memenuhi kriteria kekerasan bila tingkat kekerasannya memenuhi kriteria kekerasan sabun “MF” sebagai batas bawahnya, yaitu lebih keras sama dengan 2 Kg. b. Uji kemampuan membentuk dan mempertahankan busa Pengamatan kemampuan membentuk busa dilakukan pada minggu ke-4 setelah pembuatan sabun. Sabun ditimbang sebanyak 3 g dan dilarutkan dalam 30 mL aquadest. Campuran dipanaskan untuk membantu kelarutan. Sebanyak 25 mL larutan campuran dimasukkan ke dalam gelas beker dan dilakukan pengocokan dengan bantuan homogenizer dengan kecepatan skala 4 selama 1 menit. Pengukuran dilakukan menggunakan millimeter block pada tiap replikasi, semua hasilnya dicatat dan ditentukan rata-rata ketinggian busa yang terbentuk untuk mengetahui kemampuan membentuk busa. Dilakukan pendiaman selama 20 menit dan dicatat penurunan busanya untuk mengetahui kemampuan sabun mempertahankan busa. Hasil pengukuran kemampuan membentuk busa dibandingkan dengan sabun “MF”, yang memiliki ketinggian busa yang terbentuk sebesar 44 mm, sedangkan hasil pengukuran kemampuan mempertahankan busa dibandingkan dengan penurunan busa sabun “LB”, yaitu 29. Sabun batang transparan yang dihasilkan memenuhi kriteria dalam pembusaan apabila ketinggian busa lebih tinggi sama dengan 44 mm dan penurunan busa lebih kecil dari 29. Kriteria kemampuan membentuk busa ditentukan dari ketinggian busa sa bun “MF” sebagai batas terendah, yaitu 44 mm. Kriteria kemampuan mempertahankan busa ditentuk an dari penurunan busa sabun “LB” sebagai batas tertinggi, yaitu 29. c. Uji derajat keasaman Pengamatan derajat keasaman dilakukan pada minggu ke-4 setelah pembuatan sabun. Sabun ditimbang sebanyak 1 g dan dilarutkan dalam 10 mL aquadest. Campuran dipanaskan untuk membantu kelarutan. Kemudian indikator pH universal dicelupkan ke dalam larutan. Indikator pH universal tersebut kemudian diamati dan dibandingkan dengan skala yang tertera untuk menentukan derajat keasaman pH sabun. Pengukuran dilakukan pada tiap formula, masing-masing 3 kali replikasi. Semua hasil dicatat dan ditentukan rata-rata derajat keasamannya pH dari tiap formula. pH sabun batang transparan kemudian diban dingkan dengan pH sabun “LB” dan “MF”, yang memiliki pH sebesar 9-10. Rentang pH standar ditentukan dari pH sabun “MF” sebagai batas pH terendah dan pH sabun “LB” sebagai batas pH tertinggi. pH sabun batang transparan yang dihasilkan memenuhi kriteria pH apabila sesuai dengan rentang pH yang telah ditentukan dari pH sabun “LB” dan “MF” serta ketentuan pH sabun dalam Annual Book of ASTM Standards Vol. 15 tahun 2002, yaitu 9- 11. d. Transparansi sabun Transparansi sabun dapat diuji dengan membaca tulisan dengan font tipe 14 melalui sabun dengan ketebalan 0,25 inci0,635 cm. Kemudian dilakukan pengukuran pada tiap formula, masing- masing 3 kali replikasi. Sabun memenuhi kriteria transparansi apabila tulisan berukuran font 14 dapat terlihat melalui sabun dengan ketebalan 0,25 inci 0,635 cm.

F. Subjective Assessment