Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan Sebelum dan Sesudah Pemekaran Daerah

66 Hasundutan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah yang lainnya. Selain itu jalan juga berfungsi untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian.

4.2 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan Sebelum dan Sesudah Pemekaran Daerah

Indeks Pembangunan Manusia IPM yang merupakan indeks komposit, mencakup pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran perkapita masyarakat. Kabupaten Humbang Hasundutan, yang awalnya masih bergabung di kabupaten induk Kabupaten Tapanuli Utara yang ibukotanya Tarutung. Setelah lahirnya UU Nomor 32 tahun 2004, revisi dari UU Nomor 22 tahun 1999, dan berlakunya UU Nomor 9 Tahun 2003, yang isinya tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Perbedaan komponen IPM sebelum dan sesudah pemekaran wilayah dalam mengukur kesejahteraan masyarakat pada Kabupaten Humbang Hasundutan dapat kita lihat pada tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pengeluaran perkapita masyarakat. Pada tingkat pendidikan, dapat kita lihat dari indikator angka melek huruf yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis baik huruf latin dan huruf lainnya, dimana pada sebelum pemekaran, tahun 1999 sekitar 96,84, menjadi 97,09 pada tahun 2001. Sesudah pemekaran, angka melek huruf tahun 2004 sekitar 97,7, rentang tahun 2005 sampai tahun 2008 sekitar 98,2, dan pada tahun 2011, menjadi 98,22. Universitas Sumatera Utara 67 Indikator tingkat pendidikan, sebelum dan sesudah pemekaran daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dapat kita lihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.12 Angka Melek Huruf dan Angka Harapan Hidup Sebelum Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan No. Tahun Angka Melek Huruf Angka Harapan Hidup Tahun 1. 1999 96,84 61,6 2. 2000 97,47 64,5 3. 2001 97,09 65,8 4. 2002 97,1 65,4 5. 2003 97,44 66,1 Sumber : Indeks Kesejahteraan Masyarakat Tapanuli Utara 2004 Kemudian pada tingkat kesehatan, dapat kita lihat melalui indikator angka harapan hidup masyarakat, dimana pada sebelum pemekaran, tahun 1999 berkisar 61,6 tahun dan tahun 2000 adalah 64,5 tahun, dan tahun 2001 menjadi 65,8 tahun. Sesudah pemekaran, angka harapan hidup pada tahun 2007 sekitar 67,64 tahun, tahun 2008 sekitar 67,79 tahun, pada tahun 2010 adalah 67,87 tahun, dan pada tahun 2011 naik menjadi 67,96 tahun. Artinya indikator baik kesehatan dan pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan menunjukkan keadaan masyarakat yang lebih sehat dan berpendidikan. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.13 Angka Melek Huruf dan Angka Harapan Hidup Sesudah Pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan No. Tahun Angka Melek Huruf Angka Harapan Hidup Tahun 1. 2007 98,2 67,64 2. 2008 98,2 67,79 3. 2009 98,21 67,78 4. 2010 98,21 67,87 5. 2011 98,22 67,96 Sumber : Indeks Kesejahteraan Masyarakat Humbang Hasundutan 2012 Selanjutnya, pada tingkat pengeluaran perkapita, dapat dilihat dari indikator rata-rata pengeluaran perkapita perbulan. Dimana meliputi pengeluaran masyarakat untuk makanan dan bukan makanan, sehingga akan terlihat perkembangan tingkat pengeluaran masyarakat baik sebelum atau sesudah pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan. Tabel 4.14 Rata-rata Pengeluaran Perkapita Sebelum dan Sesudah Pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan Indikator Sebelum Sesudah 1997 1999 2002 2005 2008 2011 Pengeluaran Perkapita ribu rupiah 559,56 566,9 593,7 598,5 609,62 617,64 Sumber : Indeks Kesejahteraan Rakyat Tapanuli Utara 2003 Indeks Kesejahteraan Rakyat Humbang Hasundutan 2012 Universitas Sumatera Utara 69 Perkembangan pengeluaran perkapita masyarakat terus mengalami peningkatan signifikan, dapat terlihat pada sebelum pemekaran ke sesudah pemekaran. Tahun 1997, jumlah pengeluaran perkapita adalah Rp 559.560, kemudian tahun 1999 naik menjadi Rp 566.900, tahun 2002, Rp 593.700. Tahun 2008 sesudah pemekaran, jumlah pengeluaran perkapita masyarakat adalah Rp 598.500, dan pada tahun 2011 naik menjadi Rp 617.640. Artinya kesejahteraan masyarakat dari jumlah pengeluaran perkapita yang terus meningkat, sangat baik. Dari ketiga indikator, komponen Indeks Pembangunan Manusia tersebut, terlihat tingkat kesejahteraan masyarakat yang baik dan terus mengalami peningkatan sesudah dilaksanakannya pemekaran daerah. Indeks Pembangunan Manusia pada sebelum pemekaran daerah yaitu sekitar 67,30 pada tahun 1996 dan pada tahun 2003 naik menjadi 69,7. Kemudian mengalami peningkatan yang signifikan sesudah pemekaran, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2007 adalah 70,79, tahun 2009 71,64, dan pada tahun 2011 naik menjadi 72,43. Meningkatnya IPM ini sejalan dengan meningkatnya komponen pembentuk IPM yaitu tingkat harapan hidup, angka melek huruf, dan pengeluaran riil perkapita, yang didukung dengan program kerja pemerintah dan peran aktif masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan.

4.3 Hasil Analisa Data