1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fenomena ketimpangan kesejahteraan telah mengurung masyarakat Indonesia selama puluhan tahun. Keadaan ini mendapat tanggapan reaktif dari
masyarakat, sehingga menimbulkan tuntutan dari berbagai daerah. Mulai dari keinginan untuk melepaskan diri dari ikatan administrasi wilayah diatasnya,
hingga memerdekakan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketidakmerataan pembangunan menjadi puncak dari protes masyarakat. Apabila
dibandingkan antara laju percepatan pertumbuhan ekonomi dipusat dan didaerah,
terlihat bahwa ketidakseimbangan dan kesenjangan yang cukup tinggi.
Percepatan pembangunan dengan pendekatan top-down, yang selama ini dipakai pemerintah pusat, dinilai sebagian besar kalangan telah menimbulkan
kegagalan yang sangat kompleks. Mulai dari kegagalan memanfaatkan secara penuh potensi produktif yang ada di daerah, rendahnya kinerja ekonomi hingga
terjadinya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Menyikapi inisiatif dan aspirasi masyarakat tersebut, pemerintah pusat
memberikan perhatian khusus untuk mengatasi gejolak dan tuntutan masyarakat. Hingga pada akhirnya, pemerintah mengambil sebuah kebijakan dengan
mengeluarkan Undang-Undang yang sangat akomodatif, yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemekaran Wilayah dan Undang-Undang No. 25
Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Dimana Undang- Undang ini menekankan pada aspek kemandirian daerah dalam mengelola sumber
Universitas Sumatera Utara
2
daya alam daerah secara otonom, aspek pemberdayaan ekonomi serta aspek pendayagunaan fungsi-fungsi legislatif.
Disamping itu, pemerintah juga mengatur atau menetapkan kriteria yang harus dipenuhi dalam rencana dan usul pemekaran yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 yakni: 1. Syarat administratif
Yaitu persetujuan dari DPRD, BupatiWalikota, Gubernur serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri.
2. Syarat teknis Yaitu kemampuan ekonomi, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas
daerah, pertahanan dan keamanan. 3. Syarat kewilayahan
a Minimal 4 kecamatan untuk pembentukan kabupatenkota.
b Minimal 5 kabupatenkota untuk pembentukan propinsi.
c Didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan.
Melalui kebijakan tersebut, pemekaran wilayah dianggap suatu terobosan pemerintah pusat, dengan memberikan kewenangan pada pemerintah daerah untuk
mengelola dan memanfaatkan seluruh potensi kekayaan sumber daya yang tersedia guna peningkatan dan percepatan pembangunan dan percepatan
pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan kemandirian daerah menurunkan tingkat kesenjangan didaerah. Hal ini pun didukung dengan faktapemikiran bahwa,
pemerintah daerah memiliki data dan informasi yang lengkap tentang daerahnya yang lebih intensif dan bersentuhan dengan masyarakatnya, untuk membentuk
Universitas Sumatera Utara
3
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta guna menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi diwilayah tersebut. Terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan
Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara melalui usul pembentukan kabupaten
Humbang Hasundutan. Harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta percepatan
pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat Humbang Hasundutan, ditandai dengan terbentuknya Panitia Pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD
Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Hingga pada puncaknya,
DPR RI melalui Sidang Paripurna melahirkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat
dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Keberhasilan membentuk kabupaten baru, semakin memacu peningkatan
kinerja abdi Negara dan peranan masyarakat dalam mewujudkan percepatan pembangunan dan peningkatan pelayanan publik untuk menciptakan kestabilan
kehidupan sosial masyarakat yang lebih sejahtera.
Universitas Sumatera Utara
4
Menurut UNDP 1999, disebutkan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat melalui Indeks Pembangunan Masyarakat IPM yaitu,
1. Tingkat harapan hidup. 2. Tingkat melek huruf masyarakat.
3. Tingkat pengeluaran riil per kapita masyarakat berdasarkan daya beli masing-masing Negara.
Rentang nilai IPM yaitu 0 – 100. Artinya semakin mendekat 100, maka kinerja pembangunan
manusia didaerah tersebut sudah baikoptimal. www.bappeda.sumutprov.go.id
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menganalisis dampak dari pemekaran wilayah kabupaten Humbang Hasundutan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakatnya. Untuk itu penulis mengambil judul “Analisis Pengaruh Pemekaran Wilayah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di
Kabupaten Humbang Hasundutan” 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang diatas, maka ada rumusan yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah penulisan skripsi ini. Selain itu rumusan masalah ini diperlukan sebagai cara untuk mengambil keputusan di
akhir penulisan skripsi. Adapun rumusan masalah yang diangkat yaitu :
1. Bagaimana pengaruh pemekaran wilayah terhadap terhadap kesejahteraan
masyarakat di kabupaten Humbang Hasundutan?
Universitas Sumatera Utara
5
2. Apakah ada perbedaan kesejahteraan masyarakat antara sebelum dan
sesudah pemekaran wilayah di kabupaten Humbang Hasundutan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian masalah ini adalah : 1.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemekaran wilayah di kabupaten Humbang Hasundutan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
khususnya tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan pengeluaran perkapita di kabupaten Humbang Hasundutan.
2. Untuk mengetahui perbedaan kesejahteraan masyarakat di kabupaten
Humbang Hasundutan khususnya tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf dan pengeluaran perkapita sebelum dan sesudah pemekaran wilayah
di kabupaten Humbang Hasundutan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1.
Sebagai bahan masukan atau kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan bagi pengambil keputusan oleh pihak yang
berwenang. 2.
Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswai
Departemen Ekonomi Pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA