Proses Framing Perangkat Framing

digerakkan oleh media. Framing memungkinkan media mengemas dan mengelola informasi sesuai dengan ideologi, kecenderungan atau keberpihakan politik mereka demi penyiaran yang efisien kepada khalayaknya Siahaan, 2001 : 77. Media massa pada dasarnya adalah wahana diskusi tentang suatu masalah yang melibatkan dan mempertemukan tiga pihak : wartawan, sumber berita dan khalayak. Media massa menjadi tempat berbagai kelompok sosial, institusi dan ideologi berdebat atas dasar definisi dan kontribusi realitas sosial masing-masing. Analisis framing memandang wacana berita sebagai arena perang simbolik antara pihak-pihak yang berkompeten dalam suatu persoalan Sudibyo, 199 : 34 Proses framing berkaitan dengan strategi pengelolaan dan penyajian informasi dalam hubungan dengan rutinitas dan konversi profesional jurnalistik. Dominasi sebuah Frame dalam suatu wacana berita bagaimanapun di pengaruhi oleh proses produksi berita dimana terlibat unsur-unsur redaksional. Dengan kata lain proses framing merupakan bagian yang integral dari proses redaksional media massa dan menempatkan awak pada proses strategis. Sudibyo, 2001 : 87.

2.1.6 Proses Framing

Proses framing berkaitan erat dengan rutinitas dan konvensi profesional jurnalistik dan penyajian informasi dalam presentasi media, dengan kata lain proses framing merupakan bagian yang integral dari proses redaksional media massa. Sudibyo, 2001 : 224. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, konsepsi psikologi. Dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagian seorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seorang mengelola sejumlah informasi dan kognitif bagaimana dalam suatu konteks yang unik dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seorang. Elemen-elemen yang diseleksi dari peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat sebagai proses bagaimana seorang mengklarifikasikan, mengorganisasikan dalam menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Frame disini berfungsi membuat suatu realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu. Disini tampak ada dua konsepsi yang agak berlainan mengenai framing. Di sati sisi framing di pahami sebagai struktur internal dalam alam pikiran seseorang, di sisi lain framing di pahami sebagai perangkat yang melekat dalam wacana sosial. Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologi yang melihat frame semata sebagai persoalan internal pikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan sosial dikonstruksi seorang. Bagi pan dan Kosicki, framing pada dasarnya melibatkan kedua konsepsi tersebut. Eriyanto, 2002 : 252 – 254

2.1.7 Perangkat Framing

Frame ini adalah suatu ide yang menghubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang munculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar. 1. Struktur Sintaksis Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita headline, Lead, Latar informasi, sumber, penutup dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian ini tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Bentuk sintaksis yang paling populer adalah struktur piramida terbalik yang dimulai dengan judul Headline, Lead, episode, latar dan penutup. Eriyanto, 2002 : 257. -Headline : merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat ke menonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan berita. Pembaca cenderung lebih mengingat Headline yang di pakai di bandingkan bagian berita. Headline mempunyai fungsi Framing yang kuat. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian di gunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Eriyanto, 2002 : 257 - Lead : adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead yang baik umumnya sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang di beritakan. Berfungsi sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap. Eriyanto, 2002 : 258 -Latar : merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin di tampilkan wartawan. Seseorang wartawan ketika menulis berita biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak di bawa. Latar umumnya di tampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Eriyanto, 2002 : 258. - Pengutipan Sumber Berita : Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun obyektifitas – prinsip keseimbangan tidak memihak. Ia juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas terntentu. Eriyanto, 2002 : 259 2. Struktur Skrip. Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkontruksi berita : bagaimana suatu peristiwa dipahami melalui cara tertentu. Skrip memberikan tekanan mana yang di dahulukan dan bagaimana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. Eriyanto, 2002 : 261 Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H, Who, what, when, where, why, dan how. - Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa ? - What : Apa yang terjadi ? - When : Kapan peristiwa itu terjadi ? - Where : Dimana peristiwa itu terjadi ? - Why : Mengapa Apa yang menyebabkan peristiwa itu terjadi ? - How : Bagaimana peristiwa itu terjadi ? Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita yang di tampilkan, kategori informasi ini yang di harapkan di ambil oleh wartawan untuk dilaporkan. Unsur kelengkapan berita ini dapat menjadi penanda Framing yang penting. Eriyanto, 2002 : 260 3. Struktur Tematik Tema yang dihadiri atau dinyatakan secara tidak langsung atau kutipan sumber di hadirkan untuk mendukung hipotesis. Pengujian hipotesisi ini kita gunakan untuk menyebut struktur tematik dari berita. Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu di ungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Bagaimana kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan Eriyanto, 2002 : 262 Ada beberapa elemen yang dapat di amati dari alat tematik ini. Diantaranya adalah : - Koherensi : pertalian atau jalinan antara kata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat di amati dari perangkat tematik ini. Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu di pandang akibat atau sebab kalimat satu dari proposal lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas atau proposisi atau kalimat satu di pandang kebalikan atau ,awan dari proposisi atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. Eriyanto, 2002 : 263 - Detail : Elemen detail merupakan strategi bagaimana media mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana di kembangkan oleh media kadangkala tidak perlu disampaikan dan mana yang diberitakan dengan details yang besar, akan menggambarkan bagaimana wacana yang di kembangkan oleh media Eriyantio, 2001 : 238 - Maksud : Dalam konteks media, elemen maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi media menggunakan praktek bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan praktek bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan implusit pula menyingkirkan versi kebenarannya yang lain. Eriyanto, 2001 : 241 - Bentuk Kalimat : bentuk kalimat ini berhubungan dengan cara berfikir yang logis yaitu kausalitas, logika kausalitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya personalia teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang di bentuk oleh susunan kalimat. Sobur, 2001 : 81 - Kata Ganti : merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunikasi imajinatif. Kata ganti ini timbul untuk menghindari pengulangan kata yang di sebut antecedent dalam kalimat selanjutnya untuk menunjukkan di mana posisi seorang dalam suatu wacana. Sabor, 2001 : 81 – 82. - Nominalization : dapat memberi sugesti khalayak adanya generalisasi. Cara pandang memandang suatu obyek sebagai suatu yang tunggal atau sebagai suatu kelompok. Sabor, 2001 : 81 4. Struktur Roteris Struktur Roteris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan arti yang ingin di tonjolkan oleh wartawan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan ke menonjolkan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang di inginkan dari suatu berita. Struktur retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran. Eriyanto, 2002 : 264. Ada beberapa elemen struktur retoris yang di pakai oleh wartawan, yaitu ; - Leksikon : pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk menggambarkan peristiwa. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata yang di pakai tidak semata-mata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta realitas. Eriyanto, 2002 : 264-265 - Gravis Visual Image : dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang di buat lain di bandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibaut dengan ukuran besar. Termasuk didalamnya adalah pemakaian Caption, raster, grafik, gambar, tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian-bagian yang di tonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya bagian tersebut. Elemen grafis juga muncul dalam bentuk foto, gambar dan label untuk membentuk gagasan atau untuk bagian lain yang tidak di tonjolkan. Eriyanto, 2002 : 266. - Metafora : yang dimaksud sebagai ornamen atau bambu dari suatu teks, tetapi pada pemakaian tertentu boleh jadi menjadi petunjuk di pakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan. Sobur, 2001 : 84. Metafora bukan sekedar perangkat discursive, persuasif, dan cara mengekspresikan piranti mental, melainkan asosiasi dari asumsi dan penilaian. Siahaan, 2001 : 85 - Gaya Bahasa : Cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dan menggunakan bahasa sebagai sarana. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, maja dan citraan, pola rima, matra yang di gunakan sastra yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Aobur, 2001 : 82 Ke empat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa dapat di amati dari keempat struktur tersebut. Eriyanto, 2002 : 257-266. Pendekatan itu dapat di gambarkan ke dalam bentuk skema sebagai berikut : STRUKTUR UNIT YANG DIAMATI PERANGKAT FRAMING SINTAKSIS Headline, lead, latar Cara wartawan informasi, kutipan, Menyusun Fakta sumber, pernyataan, penutup

1. Skema Berita

SKRIP Cara wartawan 5W + 1H

2. Kelengkapan Berita

Mengisahkan fakta TEMATIK Cara wartawan Paragraf, Proposisi Menulis fakta Kalimat. hubungan Antar kalimat

3. Detail 4. Koherensi

5. Bentuk Kalimat 6. Kata Ganti RETORIS Cara wartawan kata, ldiom, gambar Menekankan fakta Foto, grafik

7. Leksikon 8. Grafis

9. Metafora Tabel I : Skema Perangkat Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Eriyanto, 2002 : 256

Dokumen yang terkait

INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010 INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010.

0 0 12

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 ).

0 0 119

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

1 2 100

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

PILKADA SERENTAK DALAM BERITA (Analisis Isi Berita Pilkada Serentak pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surat Kabar Kompas Periode Oktober - Desember 2015).

0 0 10

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 )

0 0 20